Anda di halaman 1dari 19

PEDOMAN

PENYELENGGARAAN LABORATORIUM
PUSKESMAS BANJARAN DTP
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur bagi Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmatNya,
sehingga kami dapat menyusun Pedoman Penyelenggaraan Laboratorium Puskesmas
Banjaran DTP. Buku ini diharapkan menjadi acuan bagi setiap pihak terutama Petugas di
Puskesmas Banjaran DTP yang akan melaksanakan kegiatan di Laboratorium Puskesmas
Banjaran DTP.

Dengan pedoman ini semoga dapat memberikan kemudahan bagi semua, baik pegawai
Puskesmas Banjaran DTP ataupun pihak lain yang memerlukan.

Akhir Kata, jika ada kekeliruan atau hal lainnya, maka kritik dan saran demi perbaikan
pedoman ini kami sangat harapkan.

Trimakasih.

Arjasari, 19 Januari 2017


Mengetahui
Kepala Puskesmas Banjaran DTP

Bid. Hj. Ineu Maemunah, Am.Keb


Nip. 19700910 199203 2 007
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .....................................................................................


DAFTAR ISI..................................................................................................
PENDAHULUAN ..........................................................................................
LATAR BELAKANG ......................................................................................
TUJUAN .......................................................................................................
SASARAN ....................................................................................................
DASAR HUKUM ...........................................................................................
KETENAGAAN .............................................................................................
POLA KETENAGAAN ..................................................................................
KOMPETENSI PELAKSANA LABORATORIUM ...........................................
URAIAN TUGAS...........................................................................................
STANDAR FASILITAS..................................................................................
SASARAN ....................................................................................................
PRASARANA ...............................................................................................
PERLENGKAPAN ........................................................................................
PERALATAN ................................................................................................
TATALAKSANA PELAYANAN......................................................................
JAM BUKA PELAYANAN .............................................................................
KEGIATAN PEMERIKSAAN .........................................................................
RUJUKAN ....................................................................................................
PENCATATAN DAN PELAPORAN ..............................................................
LOGISTIK .....................................................................................................
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) ........................................
KEGIATAN DILABORATORIUM......................................................................
LINGKUNGAN KERJA.....................................................................................
SANITASI LINGKUNGAN.................................................................................
PROSES KERJA...............................................................................................
BAHAN DAN PERALATAN..............................................................................
LIMBAH LABORATORIUM DAN B3................................................................
ALAT PELINDUNG DIRI (APD).......................................................................
PELAPORAN KEGIATAN................................................................................
MUTU LABORATORIUM.................................................................................
PENGENDALIAN MUTU..................................................................................
PEMANTAPAN MUTU INTERNAL (PMI).........................................................
PEMANTAPAN MUTU EKSTERNAL (PME)....................................................
MANAGEMEN RESIKO...................................................................................
PENUTUP.........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

Puskesmas merupakan ujung tombak terdepan dalam pembangunan kesehatan


dan mempunyai peran besar dalam upaya mencapai tujuan pembangunan kesehatan.

Upaya kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas terdiri dari pelayanan


kesehatan perseorangan dan pelayanan kesehatan masyarakat.Laboratorium Puskesmas
merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari pelaksanaan upaya kesehatan di
Puskesmas, maka Puskesmas wajib menyelenggarakan laboratorium.

Laboratorium Puskesmas melaksanakan pengukuran, penetapan, dan pengujian


terhadap bahan yang berasal dari manusia untuk penentuan jenis penyakit, penyebaran
penyakit, kondisi kesehatan, atau faktor yang dapat berpengaruh yang dapat berpengaruh
pada kesehatan perseorangan dan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas.

Ketentuan mengenai keharusan memenuhi kriteria dalam penyelenggaraan


Laboratorium Puskesmas Banjaran DTP diatur dalam Keputusan Kepala Puskesmas
Banjaran DTP merupakan persyaratan minimal yang harus dimiliki, namun persyaratan
minimal ini dapat dilengkapi sesuai kebutuhan.

BAB II
KETENAGAAN

I. POLA KETENAGAAN

Untuk dapat melaksanakan fungsinya dan menyelenggarakan upaya kesehatan wajib


Puskesmas, Laboratorium Puskesmas Banjaran DTP membutuhkan sumberdaya
manusia yang mencukupi baik jumlah maupun mutunya.Berikut ini adalah pola
ketenagaan yang diperlukan Laboratorium Puskesmas Banjaran DTP.

No Jenis Tenaga Kualifikasi Jumlah


1 Penanggungjawab Dokter Puskesmas/Kepala 1 org
Puskesmas
2 Tenaga Teknis Analis Kesehatan/Ahli 2 org
Teknologi Laboratorium
Kesehatan (D III)
3 Tenaga Non Teknis Minimal SMA/sederajat 1 org

Dalam keadaan keterbatasan sumberdaya, beberapa kriteria dapat tidak terpenuhi


oleh Laboratorium Puskesmas Banjaran DTP sepanjang diketahui oleh Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten Bandung.

II. KOMPETENSI PELAKSANA LABORATORIUM

A. Penanggungjawab
Seorang penanggungjawab laboratorium setidaknya harus memenuhi persyaratan:

1. Pendidikan minimal Sarjana (S1);


2. Seorang dokter Puskesmas atau Kepala Puskesmas;
3. Memiliki kemampuan manajemen umum;
4. Memiliki pengetahuan Laboratorium Puskesmas.

B. Tenaga Teknis

Sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 370/MENKES/SK/III/2007 tentang


Standar Profesi Ahli Teknologi Laboratorium Kesehatan, maka untuk dapat
melaksanakan pekerjaan di Laboratorium Puskesmas Banjaran DTP, setiap
Tenaga Teknis Laboratorium setidaknya memenuhi persyaratan:

1. Kualifikasi pendidikan: Lulusan SMAK, AAK, PAM-AK, atau lulusan Perguruan


Tinggi di bidang Laboratorium Kesesehatan;
2. Kompetensi:
a. Menguasai ilmu pengetahuan berkaitan dengan tugas dan fungsi di
Laboratorium Kesehatan;
b. Mampu merancang proses yang berkaitan dengan tupoksi di laboratorium
kesehatan;
c. Memiliki ketrampilan teknis operasional pelayanan laboratorium kesehatan;
d. Mampu memberikan penilaian analitis terhadap hasil uji laboratorium;
e. Memiliki pengetahuan untuk melaksanakan kebijakan pengendalian mutu
dan prosedur laboratorium;
f. MemilIki kewaspadaan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi hasil uji
laboratorium.

C. Tenaga Non Teknis

Tenaga non teknis Laboratorium Puskesmas Banjaran DTP, setidaknya harus


memenuhi persyaratan:

1. Pendidikan minimal SMA/sederajat;


2. Mampu mengoperasikan komputer;
3. Memiliki pengetahuan penyelenggaraan laboratorium puskesmas.

III. URAIAN TUGAS

Untuk dapat terselenggara dengan baik, maka perlu adanya uraian tugas bagi setiap
sumberdaya manusia di Laboratorium Puskesmas Banjaran DTP, berikut uraian tugas
yang dimaksud:

A. Penanggungjawab

1. Menyusun rencana kerja dan kebijakan teknis laboratorium;


2. Bertanggung jawab terhadap mutu laboratorium, validasi hasil
pemeriksaan laboratorium, mengatasi masalah yang timbul dalam pelayanan
laboratorium;
3. Melaksanakan pengawasan, pengendalian dan evaluasi kegiatan
laboratorium;
4. Merencanakan dan mengawasi kegiatan pemantapan mutu.

B. Tenaga Teknis

1. Melaksanakan kegiatan teknis operasional laboratorium;


2. Melaksanakan kegiatan mutu laboratorium;
3. Melaksanakan kegiatan pencatatan dan pelaporan;
4. Melaksanakan kegiatan K3 laboratorium;
5. Melaksanakan konsultasi dengan penanggung jawab laboratorium atau
tenaga kesehatan lain;
6. Menyiapkan bahan rujukan spesimen;
7. Melaksanakaninterprestasi hasil pemeriksaan jika diperlukan.

C. Tenaga Non Teknis

1. Membantu tenaga teknis dalam menyiapkan alat dan bahan;


2. Membantu tenaga teknis dalam menyiapkan pasien;
3. Membantu administrasi.

BAB III
SARANA, PRASARANA, PERLENGKAPAN,
DAN PERALATAN

I. SARANA

Sarana laboratorium merupakan segala sesuatu yang berkaitan dengan fisik/ruangan


laboratorium, adapun ruangan yang disyaratkan adalah:

1. Ruangan berukuran 3x4 m2 atau disesuaikan dengan kebutuhan pemeriksaan


yang diselenggarakan;
2. Langit-langit dan dinding berwarna terang dan mudah dibersihkan;
3. Pintu memiliki lebar bukaan 80-100 cm;
4. Kamar mandi/WC pasien Laboratorium Puskesmas dapat bergabung dengan
kamar mandi/WC Puskesmas.

II. PRASARANA

Prasarana laboratorium merupakan jaringan/instalasi yang membuat sarana yang ada


dapat berfungsi sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Sarana yang disyaratkan
adalah:

1. Pencahayaan yang cukup diperoleh dari jendela dengan ukuran lebar 80 cm x


tinggi 100 cm;
2. Suhu ruangan memakai AC;
3. Pengambilan dahak diruangan terbuka yang telah disiapkan;
4. Memiliki fasilitas air bersih yang mengalir.

III. PERLENGKAPAN

1. Meja pengambilan sampel darah dan POCT, setidaknya meja ½ biro yang
mempunyai laci;
2. Kursi petugas dan kursi pasien terbuat dari besi, kayu dan lainnya;
3. Meja pemeriksaan sesuai dengan kebutuhan dan ruangan, terbuat dari bahan
tahan panas, mudah dibersihkan, tidak berpori, dan berwarna terang;
4. Bak cuci yang dilengkapi kran air bersih;
5. Lemari terbuat dari rangka kayu, alumunium, kaca atau bahan lain;
6. Rak reagen dengan ukuran sesuai dengan kebutuhan.
IV. PERALATAN

A. Daftar Peralatan Laboratorium

Ketentuan peralatan yang ada di Puskesmas Banjaran DTP berdasarkan


Permenkes no 75 tahun 2014.Namun peralatan yang diperlukan pada dasarnya
adalah menyesuaikan dengan kemampuan pemeriksaan dari laboratorium yang
bersangkutan.
Berikut adalah daftar peralatan laboratorium berdasarkan Permenkes no 75 tahun
2014 dan peralatan yang ada di Laboratorium Puskesmas Banjaran DTP yang
menyesuaikan dengan kemampuan pemeriksaan yang dimiliki.

JUMLAH MINIMAL
NO JENIS PERALATAN PERALATAN
Puskesmas
Permenkes Banjaran
No 75 thn 2014 DTP
I. Set Laboratorium
1. Batang Pengaduk 3 buah 1 buah
2. Beker, Gelas 3 buah 1 buah
3. Botol Pencuci 1 buah 1 buah
4. Corong Kaca (5 cm) 3 buah buah
5. Erlenmeyer, Gelas 2 buah buah
6. Fotometer 1 buah 1 buah
3. Botol Pencuci 1 buah 1 buah
7. Gelas Pengukur (100 cc) 1 buah buah
Gelas Pengukur (16 Oz / 500
8. ml) 1 buah buah
9. Hematology Analizer (HA) 1 set 1 set
Hemositometer Set /Alat
10. Hitung Manual 1 set 1 set
11. Lemari Es 1 buah 1 set
12. Mikroskop Binokuler 1 buah 1 buah
Pipet Mikro 5-50, 100-200,
1 buah 1 buah
13. 500-1000 ul
14. Pipet Berskala (Vol 1 cc) 3 buah 3 buah
15. Pipet Berskala (Vol 10 cc) 3 buah 3 buah
16. Pipet Tetes (Pipet Pasteur) 12 buah 12 buah
17. Pot Spesimen Dahak Mulut Sesuai Sesuai
Lebar Kebutuhan Kebutuhan
18. Pot Spesimen Urine (Mulut Sesuai Sesuai
Lebar) Kebutuhan Kebutuhan
19. Rotator Plate 1 buah 1 buah
20. Sentrifuse Listrik 1 buah 1 buah
21. Sentrifuse Mikrohematokrit 1 buah 0
Sesuai Sesuai
22.
Tip Pipet (Kuning dan Biru) Kebutuhan Kebutuhan
Tabung Kapiler Sesuai
23. 2
Mikrohematokrit Kebutuhan
Sesuai Sesuai
24.
Tabung Reaksi (12 mm) Kebutuhan Kebutuhan
Tabung Reaksi dengan tutup
25.
karet gabus 12 buah 12 buah
Tabung Sentrifus Tanpa
26. 6 buah 6 buah
Skala
27. Telly Counter 1 buah 1 buah
28. Termometer 0 – 50° Celcius 1 buah buah
29. Urinometer 1 buah buah
30. Wadah Aquades 1 buah 1 buah
Westergren Set (Tabung Laju
3 buah 3 buah
31. Endap Darah)
II. Bahan Habis Pakai
Sesuai Sesuai
1.
Blood Lancet dengan Autoklik Kebutuhan Kebutuhan
2. Kawat Asbes 1
Sesuai Sesuai
3. Kertas Lakmus
Kebutuhan Kebuthan
4. Kertas Saring Sesuai Sesuai
5. Kaca Objek Sesuai Sesuai
6. Kaca Penutup (Dek Glass) Sesuai Sesuai
7. Penghisap Karet 3 buah buah
III. Perlengkapan
1. Kaki Tiga 1 buah 1 buah
2. Lampu Spiritus 1 buah 1 buah
3. Pembendung 1 buah 1 buah
4. Penjepit Tabung 2 buah 2 buah
5. Pensil Kaca 1 buah 1 buah
6. Pemanas dengan Air 1 buah 0
7. Rak Pengering 1 buah 0
8. Rak Pewarna 1 buah 1 buah
9. Rak Tabung Reaksi 1 buah 1 buah
10. Stopwatch 1 buah 1 buah
11. Sengkelit / Ose 3 buah 3 buah
12. Sikat Tabung Reaksi 1 buah 1 buah
IV. Meubelair
1. Kursi Kerja 2 buah 2 buah
2. Lemari Peralatan 1 buah 1 buah
3. Meja Tulis ½ biro 1 buah 1 buah
V. Pencatatan dan Pelaporan
Sesuai Sesuai
1. Buku register pelayanan
Kebutuhan Kebutuhan
Sesuai Sesuai
2. Formulir Informed Consent
Kebutuhan Kebutuhan
Formulir dan Surat Sesuai Sesuai
3.
Keterangan lain sesuai Kebuthan Kebutuhan

B. Pemeliharaan Peralatan
Pada setiap peralatan dilakukan pemeliharaan sesuai dengan petunjuk penggunaan,
yaitu semua kegiatan yang dilakukan agar diperoleh kondisi yang optimal, dapat
beroperasi dengan baik dan tidak terjadi kerusakan.
Kegiatan tersebut dilakukan untuk semua jenis alat, sehingga diperoleh peningkatan
kualitas produksi, peningkatan keamanan kerja, pencegahan produksi yang tiba-tiba
berhenti, penekanan waktu luang/pengangguran bagi tenaga pelaksana serta
penurunan biaya perbaikan.

Untuk itu setiap alat harus mempunyai kartu pemeliharaan yang diletakkan pada atau di
dekat alat tersebut yang mencatat setiap tindakan pemeliharaan yang dilakukan dan
kelainan-kelainan yang ditemukan. Bila ditemukan kelainan, maka hal tersebut harus
segera dilaporkan kepada penanggung jawab alat untuk dilakukan perbaikan
.
C. Perbaikan Peralatan

1. Pastikan masalahnya. Jangan membuat asumsi tentang kemungkinan


permasalahan.
2. Jika penanganan sederhana gagal, minta bantuan atasan atau hubungi agen untuk
menanyakan masalah tersebut.
3. Tempelkan label bahwa alat rusak.
4. Catatlah semua tindakan/upaya perbaikan pada catatan khusus

BAB IV
KEGIATAN PEMERIKSAAN

I. JAM BUKA PELAYANAN

Waktu pelayanan Laboratorium Puskesmas Banjaran DTPmengikuti ketentuan Perbup


no.17 tahun 2015 adalah:

No Hari Jam Pelayanan Keterangan


1 Setiap Hari Kerja 08.00-13.00

II. KEGIATAN PEMERIKSAAN

A. Alur Pemeriksaan Laboratorium

Dalam pelaksanaan kegiatan pemeriksaan laboratorium, maka langkah-langkah


yang dilaksanakan adalah:

1. Pasien atau pasien rujukan dokter datang mendaftarkan diri di loket


pendaftaran;
2. Pasien menuju ruang pemeriksaan dokter untuk diperiksa, bila diperlukan
diberi formulir pemeriksaan laboratorium;
3. Pasien rujukan dokter setelah mendaftar, langsung menuju ke laboratorium
untuk menyerahkan rujukan pemeriksaan laboratorium dari dokter;
4. Menyerahkan formulir permintaan pemeriksaan laboratorium kepada
petugas laboratorium;
5. Setelah menyerahkan formulir permintaan pemeriksaan laboratorium,
pasien diambil spesimennya;
6. Spesimen yang telah diambil diperiksa oleh petugas laboratorium;
7. Hasil pemeriksaan dicatat di formulir hasil dan diserahkan kepada pasien.
8. Formulir hasil pemeriksaan laboratorium dibawa oleh pasien ke ruang
pemeriksaan dokter untuk mendapat penjelasan dari dokter tentang hasil
pemeriksaan laboratorium tersebut;
9. Untuk pasien rujukan, formulir hasil pemeriksaan laboratorium langsung
dibawa pasien ke dokter yang merujuk;
10. Adapun bagan alur pemeriksaan laboratorium Puskesmas Banjaran DTP
adalah sebagai berikut:
B. Permintaan Pemeriksaan Laboratorium

Proses permintaan pemeriksaan laboratorium merupakan proses awal dari


tahapan pemeriksaan laboratorium, berikut adalah tahapan prosedurnya:

1. Pasien atau pasien rujukan dokter datang mendaftarkan diri di loket


pendaftaran;
2. Pasien menuju ruang pemeriksaan dokter untuk diperiksa, bila diperlukan
pemeriksaan laboratorium maka dokter akan mengisi formulir pemeriksaan
laboratorium;
3. Pasien rujukan dokter setelah mendaftar, langsung menuju ke laboratorium
untuk menyerahkan rujukan pemeriksaan laboratorium dari dokter ke petugas
laboratorium;
4. Setelah menyerahkan formulir permintaan pemeriksaan laboratorium,
pasien diambil spesimennya;

C. Pengambilan dan Penerimaan Spesimen

Spesimen yang akan diperiksa berasal dari pasien yang dapat diambil sendiri oleh
pasien atau diambil oleh petugas, berikut adalah tahapannya:

1. Pengambilan spesimen/sampel diperuntukkan spesimen darah, cara


pengambilan dapat melalui pengambilan darah vena atau pengambilan darah
kapiler;
2. Penerimaan spesimen/sampel diperuntukkan spesimen dahak dan urine,
langkahnya sebagai berikut:
a. Pasien diberi wadah penampung spesimen kemudian menuliskan identitas
pada wadah tersebut, dan dijelaskan cara pengambilan spesimen;
b. Pasien mengambil spesimen yang telah ditentukan;
c. Petugas menerima spesimen;
d. Petugas memberikan identitas spesimen, kemudian siap untuk dilakukan
pemeriksaan.
D. Penyimpanan Spesimen

Spesimen yang telah diambil harus segera diperiksa, dalam hal yang
mengharuskan pemeriksaan spesimen ditunda, maka spesimen disimpan dengan
beberapa cara:

1. Spesimen dahak disimpan dalam wadah tertutup rapat dan dilemari pendingin;
2. Spesimen darah sebaiknya disimpan dalam bentuk serum dalam lemari
pendingin.

E. Kemampuan Pemeriksaan, Metode Dan Reagen

1. Kemampuan Pemeriksaan/Jenis Pemeriksaan

Sesuai dengan kondisi dan sumber daya Laboratorium PuskesmasBanjaran DTP,


maka pemeriksaan laboratorium yang dilaksanakan bersama motode, alat dan
bahan adalah sebagai berikut:
BIAYA
JENIS-JENIS WAKTU (PERDA no.15 Thn
NO METODE 2011)
PELAYANAN PENGERJAAN
UMUM BPJS
HEMATOLOGI
1 Hematokrit 15 menit 9.000 Gratis
2 Hemoglobin (Hb) 15 menit 9.000 Gratis
3 Lekosit 1.MANUAL 15 menit 9.000 Gratis
4 Diff Count 2.HAEMATOLOGI 30 menit 10.000 Gratis
5 LED ANALYZER 1 jam 11.000 Gratis
6 Trombosit 15 menit 11.000 Gratis
7 Hematokrit 5 menit 9.000 Gratis
8 Golongan darah 5 menit 5.000 Gratis
SEROLOGI
1 Widal AGLUTINASI 20 menit 20.000 20.000
URINALISA
1 Urine Rutin 15 menit 10.000 Gratis
2 Protein Urine CARIK CELUP 5 menit 6.000 Gratis
3 Reduksi Urine 5 menit 6.000 Gratis
4 Test Kehamilan AGLUTINASI 5 menit 15.000 Gratis
KIMIA DARAH
1 Gula puasa 30 Menit 11.000 Gratis
2 Gla darah 2 jam PP 1.POCT 2 jam 11.000 Gratis
3 Trigliserida 2.SPEKTRO 30 Menit 13.000 13.000
4 Asam Urat FOTOMETR 30 Menit 12.000 12.000
5 Cholesterol 30 Menit 12.000 12.000
PARASITOLOGI
1 Faeses Rutin MIKROSKOPIK 15 menit 10.000 Gratis
MIKROBIOLOGI
1 BTA 1 jam Gratis Gratis
MIKROSKOPIK
2. Metode

Metode pemeriksaan di Laboratorium Puskesmas sesuai dengan Permenkes


No. 37 Tahun 2012, adalah metode manual, semi otomatis, dan otomatis.

3. Reagen

Reagen merupakan zat kimia yang digunakan dalam suatu reaksi untuk
mendeteksi, mengukur, memeriksa, dan menghasilkan zat lain.

a. Pengelolaan Reagen

Pengelolaan reagen dimulai dari penentuan jenis reagen yang harus


tersedia, kemudian pengadaan reagen, pelabelan reagen, penyimpanan dan
distribusi reagen serta evaluasi reagen.

b. Jenis reagen yang tersedia

Untuk melaksanakan pemeriksaan di Laboratorium Puskesmas Banjaran


DTP, diperlukan reagen sebagai berikut:

No Reagen Keterangan
1 Haematologi Analyzer Kit
2 Cell clean Sysmex
3 Reagen Enzym Asam Urat
4 Reagen Enzym Cholesterol
5 Reagen Enzym Trigliserida
6 Reagen Enzym Glukosa
7 Aquades
8 Larutan Turk
9 Strip Glukosa
10 Strip Asam Urat
11 Strip Kolesterol
12 Strip Trigliserida
13 Multistick Strip Urin
14 Ziehl Nielson
15 Giemsa (MDT)
16 Strip Hb
17 Rapid Test HCG
18 Golongan Darah Kit
19 Carik celup Urine test
20 Alkohol 70%
21 Widal Kit Test
22 Amonium oxalat
23 HCl 0,1 N
24 Natrium citrat 3,8 %
25 Eosyn 1 %

c. Pengadaan Reagen

Dalam pengadaan reagen, hal yang perlu diperhatikan adalah ketersediaan


reagen di pasaran, kontuinitas distribusi dari pemasok. Faktor lain yang
perlu diperhatikan adalah:

1. Tingkat persediaan yang disyaratkan adalah jumlah pemakaian minimum


ditambah dengan safety stock/buffer stock;
2. Perkiraan kebutuhan/jumlah pemakaian minimum didapatkan dari jumlah
pemakaian 6-12 bulan yang lalu;
3. Waktu mendapatkan bahan/delivery time dimulai dari waktu pemesanan
hingga pesanan diantarkan;

d. Pelabelan Reagen

1. Untuk reagen yang dibuat sendiri, wadah perlu diberi label yang berisi
nama reagen, tanggal pembuatan, dan paraf pembuat;
2. Untuk reagen yang sudah jadi, wadah dipastikan tercantum nama
bahan/reagen, tanggalproduksi,batas kadaluarsa dan no batch reagen,
wadah reagen dituliskan tanggal pertama kali dibuka.

e. Peyimpanan Reagen

1. Perhatikan tanggal kadaluarsa;


2. Perhatikan reagen dengan metode first in first out (FIFO);
3. Sisa pemakaian reagen tidak boleh dikembalikan ke sediaan induk;
4. Perhatikan perubahan warna, adanya endapan, dan kerusakan yang
terjadi padasediaan reagen;
5. Segera tutup kembali botol sediaan reagen setelah digunakan;
6. Lindungi label dari kerusakan;
7. Tempatkan reagen dalam botol berwarna gelap dan lemari supaya tidak
terkena sinar matahari langsung;

III. RUJUKAN

JikaLaboratorium Puskesmas Banjaran DTP tidak mampu melakukan pemeriksaan,


maka spesimen atau pasien dikirim/dirujuk ke Laboratorium/Fasilitas Kesehatan lain.

Spesimen yang sudah siap untuk diperiksa dikirimkan ke bagian pemeriksaan


sesuai dengan jenis pemeriksaan yang diminta.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada rujukan laboratorium:


1. Spesimen yang akan dirujuk, sebaiknya dikirim dalam bentuk yang relatif
stabil;
2. Tidak terkena sinar matahari langsung;
3. Kemasan harus memenuhi syarat keamanan kerja laboratorium termasuk
pemberian label yang bertuliskan ”Bahan Pemeriksaan Infeksius” atau ”Bahan
Pemeriksaan Berbahaya”;
4. Suhu pengiriman harus memenuhi syarat;
5. Penggunaan media transpor untuk pemeriksaan mikrobiologi;
6. Spesimen yang dirujuk harus diberi label berisi nomor spesimen, nama pasien,
umur, jenis kelamin, alamat, tanggal pengambilan spesimen pada badan wadah;
7. Spesimen yang dirujuk harus disertai formulir pengiriman yang berisi: Nomor
spesimen, nama penderita/pasien, umur, jenis kelamin, alamat penderita/pasien,
tanggal dan jam pengambilan spesimen, jenis spesimen, gejala penyakit, dan
pengobatan yang diberikan sebelumnya, permintaan pemeriksaan, tanggal
pengiriman, nama serta alamat pengirim(Dokter, Puskesmas) kemudian dikirim
melalui petugas atau melalui pos.

IV. PENCATATAN DAN PELAPORAN

A. Pencatatan
Pencatatan selain untuk pemantauan data juga untuk evaluasi.Macam-macam
pencatatan antara lain:
a. Buku Register laboratorium
b. Buku Permintaan Pemeriksaan dan Hasil Pemeriksaan;
c. Buku Rujukan;
B. Pelaporan
Pelaporan yang harus disampaikan secara berkala ke Dinas Kesehatan Kabupaten
Bandung berupa laporan bulanan yang merupakan hasil rekapitulasi pencatatan
harian.

BAB V
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
(K3)

Beberapa kegiatan yang dilakukan di Laboratorium Puskesmas Banjaran DTPdapat


menimbulkan bahaya/resiko terhadap petugas yang berada di dalam laboratorium maupun
lingkungan sekitarnya. Untuk mengurangi/mencegah bahaya yang terjadi, setiap petugas
Laboratorium Puskesmas Banjaran DTP harus melaksanakan tugas sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.Kegiatan tersebut merupakan upaya kesehatan dan keselamatan
kerja laboratorium.

I. KEGIATAN K3 DI LABORATORIUM
Adapun kegiatan dalam Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) di laboratorium antara
lain:
1. Memastikan tempat kerja yang menunjang K3;
2. Memastikan sanitasi lingkungan kerja yang menunjang K3;
3. Memastikan proses kerja yang menunjang K3;
4. Mengelola dan menggunakan bahan dan perlatan kerja yang menjamin K3;
5. Mengelola limbah laboratorium hasil pemeriksaan yang menunjang K3.

II. LINGKUNGAN KERJA


Desain tempat kerja yang menunjang K3 adalah sebagai berikut:
1. Ruang kerja dirancang khusus untuk memudahkan proses kerja di laboratorium;
2. Tempat kerja disesuaikan dengan posisi atau cara kerja;
3. Pencahayaan cukup dan nyaman;
4. Ventilasi cukup dan sesuai;
5. Prosedur kerja tersedia di setiap ruangan dan mudah dijangkau jika diperlukan;
6. Dipasang tanda peringatan untuk daerah berbahaya.

III. SANITASI LINGKUNGAN


Sanitasi di lingkungan kerja yang perlu diperhatikan sehingga dapat menunjang K3
adalah:
1. Semua ruangan harus bersih, kering dan higienis;
2. Sediakan tempat sampah yang sebelah dalamnya dilapisi dengan kantong plastik
dan diberi tanda khusus;
3. Tata ruang laboratorium harus baik sehingga tidak dapat dimasuki/ menjadi sarang
serangga atau binatang pengerat;
4. Sediakan tempat cuci tangan dengan air yang mengalir dan dibersihkan secara
teratur;
5. Petugas laboratorium dilarang makan dan minum dalam laboratorium;
6. Dilarang meletakkan hiasan dalam bentuk apapun di dalam laboratorium.

IV. PROSES KERJA


Agar setiap kegiatan dapat menunjang K3, maka ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan, antara lain:
1. Melaksanakan praktek laboratorium yang benar setiap petugas laboratorium harus
mengerti dan melaksanakan upaya pencegahan terhadap bahaya yang mungkin
terjadi, dapat menggunakan setiap peralatan laboratorium dan peralatan kesehatan
dan keselamatan kerja dengan benar, serta mengetahui cara mengatasi apabila
terjadi kecelakaan di laboratorium;
2. Tersedia fasilitas laboratorium untuk kesehatan dan keselamatan kerja, seperti
tempat cuci tangan dengan air yang mengalir dan alat pemadam kebakaran;
3. Dilarang makan, minum (termasuk minum dari botol air) dan merokok di tempat
kerja;
4. Tempat kerja harus selalu dalam keadaan bersih. Kaca pecah, jarum atau benda
tajam dan barang sisa laboratorium harus ditempatkan di bak/peti dalam
laboratorium dan diberi keterangan;
5. Sarung tangan bekas pakai harus ditempatkan dalam bak/ peti kuning (menjadi
limbah medis/ infeksius) yang diberi tanda khusus;
6. Semua tumpahan harus segera dibersihkan;
7. Dilarang menggunakan mulut pada waktu memipet, gunakan karet penghisap.

V. BAHAN DAN PERALATAN

Sedangkan dalam mengelola bahan dan peralatan laboratorium agar dapat menunjang
K3, maka perlu diperhatikan:

1. Semua petugas harus mengetahui cara pengelolaan bahan kimia yang benar
(antara lain penggolongan bahan kimia, bahan kimia yang tidak boleh tercampur,
efek toksik dan persyaratan penyimpanannya);
2. Setiap petugas harus mengenal bahaya bahan kimia dan mempunyai
pengetahuan serta keterampilan untuk menangani kecelakaan;
3. Semua bahan kimia yang ada harus diberi label/etiket dan tanda peringatan yang
sesuai;
4. Peralatan yang rusak atau pecah harus dilaporkan kepada penanggung jawab
Laboratorium;
5. Tas/kantong/tempat sampah harus ditempatkan di tempat yang ditentukan.

VI. LIMBAH LABORATORIUM DAN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3)

A. Pengelolaan Limbah Hasil Pemeriksaan

Pengelolaan limbah hasil pemeriksaan adalah sebagai berikut:


1. Limbah/sampah dikumpulkan sesuai dengan jenisnya (cair, padat,
medis/infeksius, non medis/infeksius);
2. Pot urine bekas pemeriksaan urine dipisahkan dari urine dan dikumpulkan
sesuai jenisnya;
3. Pot dahak bekas pemeriksaan BTA di dekontaminasi menggunakan lisol dan
dibungkus kantong plastik, kemudian dikumpulkan sesuai jenisnya;
4. Alat pengambilan spesimen (spuit dan blood lancet) ditutup, kemudian
dikumpulkan di kotak sampah medis;
5. Limbah cair umum dialirkan ke pembuangan, limbah cair medis dibuang ke
SPAL (Saluran Pembuangan Air Limbah), limbah padat umum dibuang
melalui petugas kebersihan dan limbah padat medis dikelola petugas
sanitarian untuk dibuang sesuai ketentuan.

B. Pengelolaan B3 dan Limbah

Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) termasuk limbah terdapat 2 jenis, yaitu
bahan/limbah padat dan bahan/limbah cair, dimana pengelolaan keduanya adalah
sebagai berikut:
1. Melakukan pengurangan jumlah limbah B3;
2. Sedapat mungkin menggunakan bahan non B3;
3. Melakukan pemisahan limbah B3 dan non B3;
4. Memberikan tanda bahan B3 dan non B3;
5. Dalam penyimpanan, jika ada bahan berbahaya diletakkan bagian bawah;
6. Memisahkan pembuangan sampah/limbah B3 dan non B3.
C. Penanganan, dan pembuangan B3/Limbah di Laboratorium

Untuk penanganan dan pembuangan B3 di Laboratorium Puskesmas Banjaran


DTP dilaksanakan sebagai berikut:
1. Pengelolaan bahan/limbahB3 dimulai dengan mengumpulkan bahan/limbah di
tempat yang memenuhi syarat (berbahan kuat, ringan, tahan karat, dan kedap
air);
2. Setiap hari atau setelah 2/3 wadah bahan/limbahB3 terisi di tempatkan di
tempat penampungan sampah sementara;
3. Dari penampungan sampah sementara, sampah umum dibuang ke tempat
pembuangan sampah akhir sesuai ketentuan berlaku;
4. Bahan/limbah B3 dikelola petugas sanitarian untuk dibuang sesuai ketentuan;
5. Untuk bahan/limbah cair dibuang belum dikelola sesuai ketentuan berlaku.

VII. ALAT PELINDUNG DIRI

Dalam rangka menunjang pelaksanaan K3 di laboratorium Puskesmas Banjaran DTP,


maka perlu adanya tertib penggunaan alat pelindung diri (APD) dalam bekerja, antara
lain:
1. Petugas wajib memakai alat pelindung diri (APD) (jas laboratorium, masker, sarung
tangan, alas kaki tertutup) yang sesuai selama bekerja;
2. Jas laboratorium yang bersih harus dipakai terus menerus selama bekerja dalam
laboratorium dan harus dilepaskan serta ditinggalkan di laboratorium;
3. Rambut panjang harus diikat ke belakang dengan rapi;
4. Petugas harus mencuci tangan secara higienis dan menyeluruh sebelum dan
setelah selesai melakukan aktifitas laboratorium.

Oleh karenanya perlu dilakukan pemantauan terhadap penggunaan alat pelindung diri,
seperti:
1. Penggunaan jas laboratorium di laboratorium
2. Penggunaan masker;
3. Penggunaan sarung tangan;
4. Penggunaan alas kaki tertutup
5. Kerapihan rambut yang menunjang K3
6. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan aktifitas laboratorium.

BAB VI
MUTU LABORATORIUM

I. PENGENDALIAN MUTU

Upaya pengendalian mutu merupakan upaya menjamin tercapai dan terpeliharanya


mutu dri waktu ke waktu, berikut merupakan kegiatan yang dilakukan dalam
pengendaliam mutu:

1. Tiap pelaksana yang ditunjuk memiliki pegangan yang jelas tentang apa dan
bagaimana prosedur melakukan suatu aktifitas;
2. Standar yang tertulis memudahkan proses pelatihan bagi tenaga pelaksana
baru yang akan dipercayakan untuk mengerjakan suatu aktifitas;
3. Kegiatan yang dilaksanakan dengan mengikuti prosedur baku yang tertulis
akan menjamin konsistensinya mutu hasil yang dicapai;

II. PEMANTAPAN MUTU INTERNAL (PMI)


Pemantapan mutu laboratorium merupakan keseluruhan proses atau semua tindakan
yang dilakukan untuk menjamin ketelitia dan ketepatan hasil pemeriksaan. Sedangkan
Pemantapan Mutu Internal (PMI) adalah kegiatan pencegahan dan pengawasan yang
dilaksanakan oleh setiap laboratorium secara terus menerus sehingga tidak terjadi
kejadian kesalahan atau penyimpangan, sehingga diperoleh hasil pemeriksaan yang
tepat.Objek Pemantapan Mutu Internal meliputi aktivitas: tahap praanalitik, tahap
analitik dan tahap pasca-analitik.

A. Tahap Pra-Analitik

PMI tahap pra analitik merupakan tahap mulai mempersiapkan pasien, mengambil
spesimen, menerima spesimen, memberi identitas spesimen, mengirim
spesimen rujukan sampai dengan menyimpan spesimen.

1. Persiapan pasien
Sebelum spesimen diambil harus diberikan penjelasan kepada pasien mengenai
persiapan dan tindakan yang hendak dilakukan.

2. Penerimaan spesimen
Petugas penerimaan spesimen harus memeriksa kesesuaian antara
spesimen yang diterima dengan formulir permintaan pemeriksaan dan
mencatat kondisi fisik spesimen.

3. Penanganan spesimen
Pengelolaan spesimen dilakukan sesuai persyaratan, kondisi penyimpanan
spesimen sudah tepat, penanganan spesimen sudah benar untuk
pemeriksaan-pemeriksaan khusus, kondisi pengiriman spesimen sudah benar.

4. Pengiriman spesimen
Spesimen yang sudah siap untuk diperiksa dikirimkan ke bagian pemeriksaan
sesuai dengan jenis pemeriksaan yang diminta. Jika Laboratorium
Puskesmas tidak mampu melakukan pemeriksaan, maka spesimen dikirim
ke laboratorium lain dan sebaiknya dikirim dalam bentuk yang relatif stabil.

5. Penyimpanan spesimen
Beberapa spesimen yang tidak langsung diperiksa dapat disimpan dengan
memperhatikan jenis pemeriksaan yang akan diperiksa.Beberapa cara
menyimpan spesimen antara lain: disimpan pada suhu kamar, disimpan dalam
lemari es dengan suhu 0oC-8oC, dapat diberikan bahan pengawet, penyimpanan
spesimen darah sebaiknya dalam bentuk serum.

B. Tahap Analitik

Tahap analitik adalah tahap mulai dari persiapan reagen, mengkalibrasi dan
memelihara alat laboratorium, uji ketepatan dan ketelitian dengan menggunakan
bahan kontrol dan pemeriksaan spesimen.

1. Persiapan reagen
Reagen memenuhi syarat sesuai standar yang berlaku, masa kadaluarsa tidak
terlampaui, cara pelarutan atau pencampuran sudah benar, cara pengenceran
sudah benar

2. Pemeliharaan peralatan
Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan
laboratorium adalah peralatan laboratorium, wadah spesimen. Kegiatan
yang dilakukan antara lain:
1. Kalibrasi dan validasi instrumen
2. Pemeliharaan peralatan laboratorium secara teratur dan terjadwal.
3. Wadah spesimen harus bersih dan tidak terkontaminasi.
3. Pelaksanaan Prosedur
Pemeriksaan spesimen menurut metoda dan prosedur sesuai protap masing-
masing parameter. Ditahap ini, kegiatan pemantapan mutu yang dilaksanakan
adalah:
a. Pemantauan pelaksanaan prosedur pemeriksaan laboratorium;
b. Melaksanakan tindak lanjut pemantauan pelaksanaan prosedur
pemeriksaan laboratorium.

C. Tahap Pasca Analitik

Tahap Pasca Analitik adalah tahap mulai dari mencatat hasil pemeriksaan dan
melakukan validasi hasil serta memberikan interpretasi hasil sampai dengan
pelaporan.

Kegiatan Pemantapan Mutu Internal (PMI) lainnya yang perlu dilakukan di


Puskesmas antara lain:
1. Pembuatan alur pasien, alur pemeriksaan, cara pengambilan spesimen;
2. Pembuatan prosedur/instruksi kerja untuk pengambilan spesimen dan setiap
jenis pemeriksaan;
3. Penilaian ketepatan waktu penyerahan hasil, evaluasi dan tindak lanjut evaluasi;
4. Monitoring pelaksanaan pelayanan laboratorium dan hasil;
5. Tindak lanjut monitoring pelaksanaan pelayanan laboratorium dan hasil.

III. PEMANTAPAN MUTU EXTERNAL (PME)

Pemantapan mutu eksternal adalah kegiatan yang diselenggarakan secara periodik


oleh pihak lain di luar laboratorium yang bersangkutan untuk memantau dan menilai
penampilan suatu laboratorium dalam bidang pemeriksaan tertentu. Penyelenggaraan
kegiatan pemantapan mutu eksternal dilaksanakan oleh pihak pemerintah, swasta atau
internasional.
Di puskesmas Banjaran DTP, PME Laboratorium di koordinasikan oleh Dinas
Kesehatan Kabupaten Bandung. Adapun rangkaian kegiatannya adalah: Petugas
laboratorium menerima instrumen PME, petugas melakukan pemeriksaan sesuai
prosedur PME, petugas mengirim kembali hasil PME

BAB VII
MANAJEMEN RESIKO

1. Manajemen resiko laboratorium (SOP)


2. Pelayanan di luar jam kerja (SOP)
3. Pemeriksaan beresiko tinggi (SOP)
4. Waktu penyampaian laporan hasil pemeriksaan lab (SK)
5. Waktu penyampaian laporan hasil pemeriksaan lab cito (SK)
6. Pemantauan waktu penyampaian laporan hasil pemeriksaan lab cito (SOP)
7. Pelaporan pemeriksaan laboratorium yang kritis (SOP)

BAB VIII
PENUTUP

BUTIR-BUTIR LAMPIRAN
1. Penetapan nilai ambang kritis untuk tiap tes (daftar)
2. Nilai rentang rujukan hasil pemeriksaan laboratorium (SK)
3. Evaluasi nilai rentang rujukan (SOP)
4. Orientasi prosedur dan K3 (SOP)
5. Pelatihan dan pendidikan untuk prosedur baru, B3, alat bantu (SOP)

Anda mungkin juga menyukai