Anda di halaman 1dari 7

Keefektifan Pemeriksaan Bakteriologi dari Berbagai Jenis Metode

Diagnosis Tuberkulosis Paru: Literature Review


Estiadah Tri Nurmastuti
estinurmastuti@gmail.com
Stikes Jenderal Achmad Yani Cimahi

ABSTRAK

Indonesia merupakan negara dengan beban TB tertinggi ketiga di dunia. Jumlah penderita akan
terus meningkat jika penemuan kasus tidak maksimal. Langkah awal penemuan kasus yaitu
dengan pemeriksaan diagnosis TB. Diagnosis pasien TB terkonfirmasi bakteriologis merupakan
penjaringan yang paling terstandar. Karena dengan ditemukannya bakteri MTB, seseorang
langsung bisa diterapi pengobatan OAT. Tujuan Penelitian ini adalah membandingkan dan
menilai metode diagnosis TB yang paling efektif untuk digunakan di Indonesia dalam waktu
dekat. Pencarian artikel dilakukan menggunakan aplikasi Google Schoolar dengan kata kunci
diagnosis TB. Terdapat 5 jenis penelitian yang diidentifikasi dengan rincian semua artikel
merupakan penelitian kuantitatif. Diketahui metode diagnosis TB yang diharapkan adalah
metode yang mempunyai waktu singkat, sensitifitas tinggi, dan mudah untuk dijangkau.
Mengingat TB merupakan penyakit yang penularan utamanya adalah aerogen, sehingga mudah
sekali menular. Pencegahan utama agar seseorang tidak terpapar dengan M. tuberculosis adalah
dengan menemukan pasien TB secara dini serta mengobati dengan tuntas. Metode pemeriksaan
yang direkomendasikan dari WHO dan pemerintah antara lain, Pemeriksaan mikroskopis,
biakan/kultur, dan Tes Cepat Molekuler (TCM).

Keyword: Diagnosa, efektifitas, TB paru

Latar Belakang sekitar 3,2% dari total seluruh penduduk


Penyakit menular tuberkulosis atau Indonesia (WHO, 2019).
biasa disebut TB paru masih menjadi Tuberkulosis disebabkan oleh kuman
masalah global yang cukup serius. World dari kelompok Mycobacterium yaitu
Health Organization (WHO) menyatakan Mycobacterium tuberculosis atau sering
dalam Global Tuberculosis Report 2019, disebut dengan Bakteri Tahan Asam (BTA).
yaitu pada tahun 2018 terdapat 1,5 juta Kuman TB sangat mudah menular karena
orang meninggal karena TB dari jumlah ukurannya yang sangat kecil dengan panjang
total penderita sebanyak 10 juta jiwa di 1-10 mikron dan lebar 0,2-0,6 mikron. Saat
seluruh dunia. Indonesia merupakan negara batuk atau bersin, penderita TB dapat
terbanyak ketiga setelah India dan China, menularkan kuman melalui percikan dahak
yaitu dengan jumlah 845 ribu kasus atau (droplet nuclei). Jumlah percikan bisa
mencapai 3000 dalam sekali batuk. Kuman kemudian dilihat menggunakan mikroskop
TB tanpa paparan sinar matahari atau sinar perbesaran lensa obyektif 100 kali. Kedua,
ultraviolet di suhu 30-37°C dapat bertahan pemeriksaan dengan metode TCM, yaitu
sampai kurang lebih dari 1 minggu, metode Xpert MTB/RIF menggunakan Real
sedangkan di suhu antara 4°C sampai minus Time Polymerase Chain Reaction Assay
70°C dapat bertahan dalam jangka waktu (RT-PCR) semi kuantitatif. Metode ketiga
yang lama (Kementerian Kesehatan, 2014). yaitu pemeriksaan metode biakan atau
Penegakan diagnosa TB merupakan kultur, yang dilakukan dengan media padat
bagian yang sangat penting untuk (Lowenstein-Jensen) dan media cair
pengendalian penyakit ini. Pemeriksaan (Mycobacteria Growth Indicator Tube).
bakteriologis yang mampu secara cepat dan (Kementerian Kesehatan, 2016).
efektif mengidentifikasi kuman Metode yang paling banyak
Mycobacterium tuberculosis sangat digunakan dan terdapat hampir diseluruh
diperlukan. Berdasarkan Permenkes No 67 Fasyankes Tingkat Pertama (FKTP) sampai
tahun 2017 tentang penanggulangan TB, sekarang adalah pemeriksaan mikroskopis
perjalanan alamiah penyakit TB terdapat 4 BTA. Hal ini dikarenakan baik metode Tes
tahapan, yaitu paparan, infeksi, menderita Cepat Molekuler (TCM) hanya terdapat di
sakit, dan meninggal dunia. Pernyataan Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat
tersebut kemudian menjelaskan bahwa (BBKPM) dan RSUD. Sedangkan untuk
keterlambatan diagnosis merupakan faktor pemeriksaan kultur hanya terdapat di Rumah
resiko kematian karena TB. Salah satu Sakit Provinsi dan BBKPM.
strategi penanggulangan TB dalam
pencapaian eliminasi nasional TB adalah Metode
inovasi diagnosis TB sesuai dengan Metode penulisan review artikel ini
alat/sarana diagnostik yang baru. menggunakan deskriptif literatur atau studi
Diagnosis TB ditetapkan salah literatur dengan penelusuran jurnal ilmiah
satunya berdasarkan pemeriksaan dan buku terkait dengan berbagai jenis
laboratorium bakteriologi. Metode yang metode diagnosis TB paru. Adapun jurnal
digunakan antara lain pemeriksaan dahak ilmiah sebagai literatur yang digunakan
mikroskopis langsung, pemeriksaan Tes adalah jurnal yang dipublikasikan secara
Cepat Molekuler (TCM) TB, dan nasional berjumlah 4 jurnal dan
pemeriksaan biakan (kultur). Pemeriksaan internasional dengan jumlah 1 jurnal.
dahak untuk penegakan diagnosis dilakukan Kriteria jurnal pada penelitian ini
dengan mengumpulkan 2 contoh uji dahak adalah artikel penelitian yang mempunyai
yang dikumpulkan berupa dahak Sewaktu- tema perbandingan diagnosis pemeriksaan
Pagi (SP): a. S (Sewaktu) yaitu dahak yang bakteriologi TB. Bahasa yang digunakan
dikumpulkan di fasyankes, b. P (Pagi) yaitu adalah Bahasa Indonesia dan Bahasa
dahak ditampung pada pagi segera setelah Inggris.
bangun tidur. Metode yang pertama adalah (penelusuran jurnal= identitas,
pemeriksaan dahak mikrokopis, dilakukan volume, ISSN), 4 jurnal nasional, 1 jurnal
dengan cara pewarnaan zeihl-nelseen internasional; buku literatur
dan dipakai berjumlah 5 jurnal dengan jenis
Hasil dan Pembahasan penelitian kuantitatif dengan desain cross
Pencarian jurnal penelitian dilakukan sectional.
menggunakan aplikasi Google Shcoolar
dengan kata kunci metode diagnosis
tuberkulosis. Adapun jurnal yang didapat

Tabel 1. Hasil Pemeriksaan Mycobacterium tuberculosis dengan Berbagai Metode

No Penulis Jenis Sampel Hasil Pemeriksaan


Penelitian
1. Raisuli Cross 29 pasien TB aktif Pemeriksaan PCR ditemukan 19
Ramadhan, sectional di Puskesmas Darul orang positif (65,5%) dan 10 orang
Eka Fitria, Imarah Kabupaten negatif (34,5%), sedangkan
Rosdiana Aceh Besar pemeriksaan BTA mikroskopis
ditemukan 1 orang positif (3,4%) dan
28 orang dengan hasil negatif.
(Ramadhan & Fitria, n.d.)
2. Muhammad Cross 50 responden Tb Ag Rapid Test dinilai labih
Nazarudin, sectional dengan 34 sensitif dengan nilai senitifitas
Jusak mengidap TB paru sebesar 97,05% dibandingkan
Nugraha, di RSU Ulin dengan hasil pemeriksaan BTA
Aryati Banjarmasin dengan sensitifitas 91,17% dan MPT
64 Rapid Test hanya 11,76%.
(Nazarudin1, Nugraha2, & Aryati3,
2015)
3. Nurlia Cross 111 sampel dari Hasil pemeriksaan BTA
Naim, Novi sectional Balai Besar menunjukkan hasil negatif sebanyak
Utami Dewi Kesehatan Paru 91 sampel, positif 1 sebanyak 6
Masyarakat sampel, positif 2 dan 3 masing-
Makassar masing 7 sampel. Hasil tes cepat
molekuler menunjukkan hasil negatif
sebanyak 81 sampel, positif rendah
15 sampel, positif sedang 3 sampel,
dan positif tinggi sebanyak 12
sampel. Hasil kultur menunjukkan
hasil negatif sebanyak 81 sampe,
positif 1 sebanyak 17 sampel, positif
2 sebanyak 6 sampel, dan positif 3
sebanyak 7 sampel. (Naim & Dewi,
2018)
4. Eka Cross 40 orang pasien TB Hasil kultur Loweinstein Jensen
Kurniawan, sectional paru BTA negatif yang positif sebanyak 18 orang
Raveinal, di Puskesmas (45%) dan kultur yang negatif
Fauzar, sekitar kota Padang sebanyak 22 orang (55%).
Zulkarnain dan pasien yang Sedangkan untuk metode RT-PCR
Arsyad dirawat di Bagian GeneXpert didapatkan hasil yang
Penyakit Dalam RS positif sebanyak 16 orang (40%) dan
dr. M. Djamil hasil negatif sebanyak 24 orang
Padang. (60%). (Kurniawan & Arsyad, 2016)
5. Monika Cross 170 pasien suspek Dari 170 spesimen, 14 sampel positif
Agrawal, sectional TB paru dan 123 spesimen negatif dari ketiga
Ashish metode tersebut. Hasil GenExpert
Bajaj, dari 170 sampel, 42 sampel (24,7%)
Vinay positif TB. Pemeriksaan GenExpert
Bhatia, dan Mikroskopis mempunyai
Sarjana spesifisitas yang hampir sama tetapi
Dutt sensitivitasnya lebih tinggi
GenXpert. Sedangkan metode kultur
membutuhkan waktu yang lama
meskipun disebut gold standard.

WHO atau Permenkes 67 tahun 2016 tinggi. Dapat dilihat pada pemeriksaan
sama-sama menyatakan untuk pemeriksaan mikroskopis BTA banyak yang negatif
bakteriologi diagnosis TB ada 3 metode, tetapi dengan pemeriksaan TCM hasilnya
yaitu mikroskopis, Tes Cepat Molekuler positif.
(TCM) dengan PCR, dan kultur/biakan.
Sehingga metode MPT 64 Rapid Test dan
Tb Ag Rapid Test jarang digunakan di
fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP)
maupun di fasilitas kesehatan rujukan. Tabel
1 menunjukkan hasil pemeriksaan bakteri
M. tuberculosis menggunakan berbagai
macam metode. Dari hasil tersebut dapat
dilihat terdapat beberapa perbedaan hasil,
dimana pemeriksaan TCM GenXpert yang
diketahui paling sensitif dan spesifisitas

Tabel 2. Indikator Efektifitas Pemeriksaan Bakteriologi Diagnosis TB

Metode Indikator Efektifitas


Waktu Fungsi Jumlah Spesifisitas
Sampel
Mikroskopi 30 menit Penegakan 2-4 ml Non-
s BTA diagnosis dan Rifampicin
menilai Resistent
keberhasilan detection
pengobatan
Tes Cepat 2 jam Penegakan 1 ml Rifampicin
Molekuler diagnosis Resistent
(TCM)/PCR Detection
Genexpert
Kultur/ 4-8 minggu Identifikasi 3 ml Non-
Biakan bakteri Rifampicin
Resistent
detection

Metode pemeriksaan yang tepat sangat dengan metode deteksi molekuler berbasis
diperlukan untuk mendiagnosa TB supaya nested real-time PCR mampu mendeteksi
pasien segera mendapatkan pengobatan yang DNA MTB kompleks secara kualitatif
sesuai sehingga bisa menurunkan angka (Kemenkes RI, 2015), sehingga
penularan dan kematian akibat penyakit TB. memungkinkan pada pemeriksaan
Berdasarkan skala IUATLD (International mikroskopis BTA tidak ditemukan tetapi
Union Against Tuberculosis and Lung dapat terdeteksi pada pemeriksaan
Disease) hasil negatif pada pemeriksaan GeneXpert, karena GeneXpert mampu
mikroskopis jika tidak ditemukan BTA mendeteksi MTB dalam bentuk hancur
dalam 100 lapang pandang. Perbedaan hasil sekalipun.
secara mikroskopis dan GeneXpert terjadi
karena pada pemeriksaan mikroskopis dalam Tabel 2 menunjukkan perbedaan
sputum harus terkandung minimal 5000 antara ketiga metode diagnosis TB. Dapat
kuman/ml sputum untuk mendapatkan hasil dilihat bahwa ketiga pemeriksaan
positif, banyaknya jaringan lendir akan direkomendasikan untuk pemeriksaan
memperbesar volume sampel sehingga diagnosis TB. Metode TCM mempunyai
memperkecil kemungkinan untuk dapat waktu yang singkat dan sampel yang cukup
mengambil sampel yang mengandung sedikit untuk dilakukan pemeriksaan.
kuman M.Tuberculosis, kekurangan lainnya Pemeriksaan ini juga dapat digunakan untuk
dalam hal interpretasi hasil laboratorium, mendeteksi TB MDR atau TB resisten
dimana para klinisi sering mengalami rifampisin. Kelemahannya, metode TCM
kesulitan untuk menentukan diagnosis tidak dapat digunakan untuk menilai
tuberculosis pada pasien yang memiliki hasil keberhasilan pengobatan. Selanjutnya untuk
pemeriksaan mikroskopis scanty. metode mikroskopis, membutuhkan sampel
Sedangkan pada pemeriksaan GeneXpert yang cukup banyak untuk dapat digunakan
sebagai diagnosis TB. Begitu juga dengan dalam penulisan jurnal review, ibu
kultur, metode ini digunakan untuk Susilowati,S.KM.,M.Kes selaku dosen
mengidentifikasi kuman M. tuberculosis. pengampu mata kuliah ilmiah yang telah
Kultur membutuhkan waktu yang relatif membimbing, dan seluruh civitas akademika
lama untuk diagnosis, yaitu sekitar 4-8 Stikes Jenderal Achmad Yani Cimahi.
minggu. Pemeriksaan tersebut diatas
dilakukan di saran laboratorium yang Daftar Pustaka
terpantau mutunya. Dalam menjamin hasil
pemeriksaan laboratorium, diperlukan Agrawal, M., Bajaj, A., Bhatia, V., & Dutt,
contoh uji dahak yang berkualitas. Pada S. (2016). Comparative study of
faskes yang tidak memiliki akses langsung GeneXpert with ZN stain and culture in
samples of suspected pulmonary
terhadap pemeriksaan TCM dan kultur
tuberculosis. Journal of Clinical and
diperlukan sistem transportasi contoh uji. Diagnostic Research, 10(5), DC09-
Hal ini yang menjadi hambatan untuk DC12.
dilakukan pemeriksaan TCM. Alat https://doi.org/10.7860/JCDR/2016/188
GenXpert dan catrige yang terbatas 37.7755
membuat pemeriksaan mikroskopis lebih Kurniawan, E., & Arsyad, Z. (2016). Artikel
efektif dilakukan untuk diagnosis TB paru. Penelitian Nilai Diagnostik Metode “
Real Time ” PCR GeneXpert pada TB
Paru BTA Negatif. Jurnal Kesehatan
Kesimpulan Andalas, 5(3), 730–738.
Semua metode pemeriksaan diagnosis TB Naim, N., & Dewi, N. U. (2018). Performa
dapat direkomendasikan. Tetapi dengan Tes Cepat Molekuler Dalam Diagnosa
mempertimbangkan ketersediaan sarana alat Tuberkulosis Di Balai Besar Kesehatan
dan keterjangkauan tempat pemeriksaan Paru Masyarakat Makassar. Jurnal
serta waktu yang diperlukan untuk Media Analis Kesehatan, 9(2), 113–
122.
mendapatkan hasil, pemeriksaan
https://doi.org/10.32382/mak.v9i2.678
mikroskopis BTA dinilai lebih efektif. Nazarudin1, M., Nugraha2, J., & Aryati3.
Pemeriksaan mikroskopis juga mempunyai (2015). NILAI DIAGNOSTIK Rapid
spesifitas yang baik apabila sampel yang Test TbAg DAN MPT64 DENGAN
dibutuhkan terpenuhi, yaitu 2-4 ml. KULTUR SEBAGAI GOLD
Sehingga untuk kedepannya bisa STANDARD. 17(3). Retrieved from
dimaksimalkan untuk pemenuhan alat Tes https://e-
journal.unair.ac.id/BIOPASCA/article/
Cepat Molekuler (TCM) agar diagnosis TB
viewFile/10790/6082
bisa lebih baik lagi. Karena tidak bisa Ramadhan, R., & Fitria, E. (n.d.). Deteksi
dipungkiri bahwa pemeriksaan TCM Mycobacterium Tuberculosis Dengan
memiliki tingkat keefektifan yang baik baik Pemeriksaan Paru Di Puskesmas
dari segi sampel, waktu, maupun fungsi. Darul Imarah Detection of
Mycobacterium Tuberculosis With
Microscopic and Pcr Techniques on
Ucapan Terima Kasih
Tuberculosis Patients in Puskesmas
Terima kasih saya ucapkan kepada Penulis Pendahuluan. 74–81.
jurnal yang saya gunakan sebagai literatur
World Health Organization. 2019. 2016: Penanggulangan Tuberculosis.
Tuberculosis. Global Tuberculosis Jakarta: Kementerian Kesehatan
Report. Republik Indonesia, 2016.
https://www.who.int/tb/publications/gl Dinkes Kabupaten Bandung. Petunjuk
obal_report/en/ Teknis Manajemen Terpadu
Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit Pengendalian Tuberkulosis Resistan
dan Penyehatan Lingkungan. 2014. Obat. Sub Direktorat Tuberkulosis,
Pedoman Nasional Pengendalian Ditjen P2PL. 2014
Tuberkulosis. Jakarta. Kemenkes RI
Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan (Agrawal, Bajaj, Bhatia, & Dutt, 2016)
Republik Indonesia Nomor 67 tahun

Anda mungkin juga menyukai