ABSTRAK
Indonesia merupakan negara dengan beban TB tertinggi ketiga di dunia. Jumlah penderita akan
terus meningkat jika penemuan kasus tidak maksimal. Langkah awal penemuan kasus yaitu
dengan pemeriksaan diagnosis TB. Diagnosis pasien TB terkonfirmasi bakteriologis merupakan
penjaringan yang paling terstandar. Karena dengan ditemukannya bakteri MTB, seseorang
langsung bisa diterapi pengobatan OAT. Tujuan Penelitian ini adalah membandingkan dan
menilai metode diagnosis TB yang paling efektif untuk digunakan di Indonesia dalam waktu
dekat. Pencarian artikel dilakukan menggunakan aplikasi Google Schoolar dengan kata kunci
diagnosis TB. Terdapat 5 jenis penelitian yang diidentifikasi dengan rincian semua artikel
merupakan penelitian kuantitatif. Diketahui metode diagnosis TB yang diharapkan adalah
metode yang mempunyai waktu singkat, sensitifitas tinggi, dan mudah untuk dijangkau.
Mengingat TB merupakan penyakit yang penularan utamanya adalah aerogen, sehingga mudah
sekali menular. Pencegahan utama agar seseorang tidak terpapar dengan M. tuberculosis adalah
dengan menemukan pasien TB secara dini serta mengobati dengan tuntas. Metode pemeriksaan
yang direkomendasikan dari WHO dan pemerintah antara lain, Pemeriksaan mikroskopis,
biakan/kultur, dan Tes Cepat Molekuler (TCM).
WHO atau Permenkes 67 tahun 2016 tinggi. Dapat dilihat pada pemeriksaan
sama-sama menyatakan untuk pemeriksaan mikroskopis BTA banyak yang negatif
bakteriologi diagnosis TB ada 3 metode, tetapi dengan pemeriksaan TCM hasilnya
yaitu mikroskopis, Tes Cepat Molekuler positif.
(TCM) dengan PCR, dan kultur/biakan.
Sehingga metode MPT 64 Rapid Test dan
Tb Ag Rapid Test jarang digunakan di
fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP)
maupun di fasilitas kesehatan rujukan. Tabel
1 menunjukkan hasil pemeriksaan bakteri
M. tuberculosis menggunakan berbagai
macam metode. Dari hasil tersebut dapat
dilihat terdapat beberapa perbedaan hasil,
dimana pemeriksaan TCM GenXpert yang
diketahui paling sensitif dan spesifisitas
Metode pemeriksaan yang tepat sangat dengan metode deteksi molekuler berbasis
diperlukan untuk mendiagnosa TB supaya nested real-time PCR mampu mendeteksi
pasien segera mendapatkan pengobatan yang DNA MTB kompleks secara kualitatif
sesuai sehingga bisa menurunkan angka (Kemenkes RI, 2015), sehingga
penularan dan kematian akibat penyakit TB. memungkinkan pada pemeriksaan
Berdasarkan skala IUATLD (International mikroskopis BTA tidak ditemukan tetapi
Union Against Tuberculosis and Lung dapat terdeteksi pada pemeriksaan
Disease) hasil negatif pada pemeriksaan GeneXpert, karena GeneXpert mampu
mikroskopis jika tidak ditemukan BTA mendeteksi MTB dalam bentuk hancur
dalam 100 lapang pandang. Perbedaan hasil sekalipun.
secara mikroskopis dan GeneXpert terjadi
karena pada pemeriksaan mikroskopis dalam Tabel 2 menunjukkan perbedaan
sputum harus terkandung minimal 5000 antara ketiga metode diagnosis TB. Dapat
kuman/ml sputum untuk mendapatkan hasil dilihat bahwa ketiga pemeriksaan
positif, banyaknya jaringan lendir akan direkomendasikan untuk pemeriksaan
memperbesar volume sampel sehingga diagnosis TB. Metode TCM mempunyai
memperkecil kemungkinan untuk dapat waktu yang singkat dan sampel yang cukup
mengambil sampel yang mengandung sedikit untuk dilakukan pemeriksaan.
kuman M.Tuberculosis, kekurangan lainnya Pemeriksaan ini juga dapat digunakan untuk
dalam hal interpretasi hasil laboratorium, mendeteksi TB MDR atau TB resisten
dimana para klinisi sering mengalami rifampisin. Kelemahannya, metode TCM
kesulitan untuk menentukan diagnosis tidak dapat digunakan untuk menilai
tuberculosis pada pasien yang memiliki hasil keberhasilan pengobatan. Selanjutnya untuk
pemeriksaan mikroskopis scanty. metode mikroskopis, membutuhkan sampel
Sedangkan pada pemeriksaan GeneXpert yang cukup banyak untuk dapat digunakan
sebagai diagnosis TB. Begitu juga dengan dalam penulisan jurnal review, ibu
kultur, metode ini digunakan untuk Susilowati,S.KM.,M.Kes selaku dosen
mengidentifikasi kuman M. tuberculosis. pengampu mata kuliah ilmiah yang telah
Kultur membutuhkan waktu yang relatif membimbing, dan seluruh civitas akademika
lama untuk diagnosis, yaitu sekitar 4-8 Stikes Jenderal Achmad Yani Cimahi.
minggu. Pemeriksaan tersebut diatas
dilakukan di saran laboratorium yang Daftar Pustaka
terpantau mutunya. Dalam menjamin hasil
pemeriksaan laboratorium, diperlukan Agrawal, M., Bajaj, A., Bhatia, V., & Dutt,
contoh uji dahak yang berkualitas. Pada S. (2016). Comparative study of
faskes yang tidak memiliki akses langsung GeneXpert with ZN stain and culture in
samples of suspected pulmonary
terhadap pemeriksaan TCM dan kultur
tuberculosis. Journal of Clinical and
diperlukan sistem transportasi contoh uji. Diagnostic Research, 10(5), DC09-
Hal ini yang menjadi hambatan untuk DC12.
dilakukan pemeriksaan TCM. Alat https://doi.org/10.7860/JCDR/2016/188
GenXpert dan catrige yang terbatas 37.7755
membuat pemeriksaan mikroskopis lebih Kurniawan, E., & Arsyad, Z. (2016). Artikel
efektif dilakukan untuk diagnosis TB paru. Penelitian Nilai Diagnostik Metode “
Real Time ” PCR GeneXpert pada TB
Paru BTA Negatif. Jurnal Kesehatan
Kesimpulan Andalas, 5(3), 730–738.
Semua metode pemeriksaan diagnosis TB Naim, N., & Dewi, N. U. (2018). Performa
dapat direkomendasikan. Tetapi dengan Tes Cepat Molekuler Dalam Diagnosa
mempertimbangkan ketersediaan sarana alat Tuberkulosis Di Balai Besar Kesehatan
dan keterjangkauan tempat pemeriksaan Paru Masyarakat Makassar. Jurnal
serta waktu yang diperlukan untuk Media Analis Kesehatan, 9(2), 113–
122.
mendapatkan hasil, pemeriksaan
https://doi.org/10.32382/mak.v9i2.678
mikroskopis BTA dinilai lebih efektif. Nazarudin1, M., Nugraha2, J., & Aryati3.
Pemeriksaan mikroskopis juga mempunyai (2015). NILAI DIAGNOSTIK Rapid
spesifitas yang baik apabila sampel yang Test TbAg DAN MPT64 DENGAN
dibutuhkan terpenuhi, yaitu 2-4 ml. KULTUR SEBAGAI GOLD
Sehingga untuk kedepannya bisa STANDARD. 17(3). Retrieved from
dimaksimalkan untuk pemenuhan alat Tes https://e-
journal.unair.ac.id/BIOPASCA/article/
Cepat Molekuler (TCM) agar diagnosis TB
viewFile/10790/6082
bisa lebih baik lagi. Karena tidak bisa Ramadhan, R., & Fitria, E. (n.d.). Deteksi
dipungkiri bahwa pemeriksaan TCM Mycobacterium Tuberculosis Dengan
memiliki tingkat keefektifan yang baik baik Pemeriksaan Paru Di Puskesmas
dari segi sampel, waktu, maupun fungsi. Darul Imarah Detection of
Mycobacterium Tuberculosis With
Microscopic and Pcr Techniques on
Ucapan Terima Kasih
Tuberculosis Patients in Puskesmas
Terima kasih saya ucapkan kepada Penulis Pendahuluan. 74–81.
jurnal yang saya gunakan sebagai literatur
World Health Organization. 2019. 2016: Penanggulangan Tuberculosis.
Tuberculosis. Global Tuberculosis Jakarta: Kementerian Kesehatan
Report. Republik Indonesia, 2016.
https://www.who.int/tb/publications/gl Dinkes Kabupaten Bandung. Petunjuk
obal_report/en/ Teknis Manajemen Terpadu
Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit Pengendalian Tuberkulosis Resistan
dan Penyehatan Lingkungan. 2014. Obat. Sub Direktorat Tuberkulosis,
Pedoman Nasional Pengendalian Ditjen P2PL. 2014
Tuberkulosis. Jakarta. Kemenkes RI
Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan (Agrawal, Bajaj, Bhatia, & Dutt, 2016)
Republik Indonesia Nomor 67 tahun