Oleh NAJWA
(Poltekkes Kemenkes Banjarmasin Jurusan Analis Kesehatan)
PENDAHULUAN
Pewarnaan Gram atau pewarnaan Gram, juga disebut metode Gram,
adalah metode pewarnaan yang digunakan untuk membedakan spesies bakteri
menjadi dua kelompok besar (gram-positif dan gram-negatif). Nama berasal
dari bakteriologi Denmark Hans Christian Gram, yang mengembangkan
teknik ini (John G. Holt., et al., 1994).
1
2
1. Digunakan untuk extraksi DNA dari darah mamalia, karena seperti yang
kita ketahui bahwa sel darah merah (eritrosit) merupakan sel yang tidak
memiliki inti, sehingga tidak ditemukan DNA.
2. Quantitative Buffy Coat (QBC) merupakan suatu uji laboratorium untuk
mengetahui infeksi malaria atau infeksi-infeksi lain yang disebabkan oleh
parasit seperti lesmania donovani, trypanosoma, mikrofilaria, dan jamur
patogen seperti Histoplasma kapsulatum. Parasit dan jamur ini ditemukan
dalam sel mononuklear besar pada lapisan buffy coat (Husna AA., 2015).
1. Sentrifuge darah EDTA yang akan diperiksa dengan kecepatan 3000 rpm
selama 5-10 menit.
2. Dengan menggunakan pipet, buanglah supernatan (plasma) sehingga yang
tersisa hanya buffy coat dan sel darah merah.
3. Kemudian ambil lapisan buffy coat dan sel darah merah (kedalaman 1cm)
dan teteskan pada kaca objek.
4. Buatlah sediaan, dan lakukan seperti langkah kerja dalam pembuatan
sediaan.
5. Lakukan pewarnaan.
6. Setelah semuanya selesai, priksa dibawah mikroskop perbesaran 100x
(Husna AA., 2015).
HASIL-HASIL PENELITIAN
Hasil mikroskopis pewarnaan Gram dari buffy coat dan hasil kultur agar
darah bifasik pasien tersangka demam ditemukan Gram (-) dengan
pertumbuhan bakteri sebanyak 4 dan tidak ada pertumbuhan sebanyak 3,
tidak ditemukan bakteri Gram (-) dengan pertumbuhan bakteri sebanyak 2
dan tidak terdapat pertumbuhan sebanyak 18 didapatkan keseluruhan
totalnya sebanyak 27. Uji diagnostik dari data tersebut dihasilkan nilai
sensitifitas sebesar 67%, spesifistas 86%, nilai duga positif 57%, dan nilai
duga negatif 90%.
kuman Gram positif 26 dan kuman Gram negatif 14, dengan bentuk
bakteri kokus Gram positif dan batang Gram negatif.
Kesepakatan antara 2 pemeriksaan gambaran bakteri pada buffy coat
menunjukkan nilai kappa = 0,75, kesepakatan yang cukup baik.
Nilai diagnostik menunjukkan pemeriksaan apusan buffy coat dengan
pewarnaan Gram unuk sepsis neonatorum.
Dari 200 kasus dugaan septikemia, terdapat 95 kasus darah kultur positif.
Jadi prevalensi septicemia neonatal dipenelitian ini adalah 47,5%.
organisme gram negatif yang dominan dengan 67 isolat (70,53%),
Enterobacter cloacae 19, Klebsiella pneumoniae 16, Citrobacter freundii
11, Escherichia coli 9, Citrobacter koseri 5, Pseudomonas aeruginosa 5
dan Acinetobacter 2. 28 Gram positif organisme diisolasi dalam penelitian
ini. Staphylococcus aureus 11, dan Listeria monocytogenes 1.
Kultur darah positif pada 95 dari 200 yang diduga kasus dan buffy coat
smear positif dalam 63 kasus. darah dan buffy coat smear positif di 47
kasus. 38 kasus yang positif dan BTA buffy negatif, 16 kasus yang negatif
dan smear buffy positif, 99 kasus buffy coat BTA negatif.
sensitivitas keseluruhan dari BCS adalah 31,5%. Sensitivitas dari BCS di
kultur darah kasus terbukti adalah 55,3% dan spesifisitas adalah 86,1%.
Positif nilai prediksi 74,6% dan negatif prediksi nilai 72,3%.
Dari positif 95 darah, 67 Gram isolat negatif. Dari 67 isolat tersebut, tes
CRP positif di 60 kasus dan buffy coat smear positif dalam 34 kasus.
Dari 95 positif kultur darah, 28 Gram isolat positif. Dari 28 isolat tersebut
tes CRP adalah positif dalam 23 kasus dan buffy coat BTA positif dalam
13kasus.
Perbandingan buffy coat PCR dengan kultur darah, buffy coat PCR
menunjukkan bahwa 47 dari 114 spesimen yang positif dibandingkan
dengan 48 positif yang diperoleh dengan kultur darah secara keseluruhan.
PEMBAHASAN
Buffy coat smear (BCS) studi dianggap sebagai salah satu tes cepat
yang tersedia untuk diagnosis septikemia neonatal, meskipun ada hasil
variabel. Chandna A et al melaporkan sensitivitas 50% positif untuk smear
kultur buffy dalam studi mereka. Sedangkan Parikh M dan Singh N
melaporkan akridin oranye buffy berwarna coat smear sensitivitas 68,5% dan
spesifisitas 91,9%.
atau Gram-negatif. Namun, buffy coat PCR tidak bisa, pada saat ini, semata-
mata diminta karena tidak bisa paralel nilai kultur darah rutin dalam hal
isolasi spesies, identifikasi dan uji kerentanan antimikroba, terutama dalam
kasus-kasus bakteri resisten multi-obat, dimana terapi antibiotok empiris tidak
layak.
DAFTAR PUSTAKA
Christina, K.N., Achmad Surjono, Tony Sadjimin, (2015), Uji diagnostik apusan
buffy coat dengan pewarnaan gram pada sepsis neonatorium, Berkala
Ilmu Kedokteran, Vol.37, No.1. Yogyakarta.
El-Garnal, A.H., Al-Otaibi, S.R., Alshamali, A., Abdulrazzaq, A., Najem, N., and
Fouzan, A.A. (2009); Polymerase chain reaction is no better than
Gram stain for diagnosis of gonococcal urethritis. Indian Journal of
Dermatology, Venereology, and Leprology, 75, 101.
John G. Holt; Noel R. Krieg; Peter H.A. Sneath; James T. Staley; Stanley T.
Williams (1994). Bergey's Manual of Determinative Bacteriology (9th
ed.). Lippincott Williams & Wilkins. p. 11. ISBN 0-683-00603-7.
Leka Lutpiatina,. (2005). Pewarnaan Gram Buffy coat untuk deteksi awal pasien
Bakterimia. Medical Laboratory Technology Journal., Vol 1 (1) 38-46,
ISSN 2461-0878. Banjarbaru.
Rajendra Prasad, B.P.M, Basavaraj, K.N., Becna Antony, (2012), Rapid diagnosis
of neonatal septicemia by buffy coat smear examination and C-reactive
protein test in correlation with blood culture, International Journal of
Biological & Medical Research, Vol 3, No.2, pp.1658-1661. Karnataka,
India.
Richmond, C., Reyes., M.D., Emmanuel Edwin, R., Dy, M.D., and Shirley
Cresswell, HCLD. (2002). ‘The utility of buffy coat Gram stain for the
detection of bacteremia in patients with sepsis’, Phil J Microbiol Infect
Dis, Vol. 31, No. 2, pp. 70-73.