Anda di halaman 1dari 2

Nama : Fiina Muflikhatul Itsnain

NIM : P1337434117031
Kelas : Tingkat 2 Reguler A
Review jurnal mikologi “Hitung Jumlah Koloni Jamur dan Identifikasi Jamur pada Sputum
Penderita Tuberkulosis Paru dari Rumah Sakit X dan Y di Jakarta “ dan “Aspergillus fumigatus
pada Sputum Penderita Batuk Kronik Menggunakan Metode PCR dan Kultur”.
A. Pendahuluan
Batuk merupakan mekanisme untuk menjaga jalan napas agar tetap terbuka dengan
cara menyingkirkan hasil sekresi lendir yang menumpuk, gumpalan darah, atau iritasi pada
saluran pernapasan. Iritasi dapat disebabkan oleh bakteri, virus, maupun jamur. Ketika
batuk, biasanya tubuh mengeluarkan dahak atau sputum.
Diketahui terdapat beberapa jamur yang dapat menyebabkan iritasi pada paru-paru,
namun penyebab 90% iritasi pada paru-paru adalah Aspegillus fumigatus. Adanya
Aspegillus fumigatus dapat dideteksi dengan beberapa metode, diantaranya yaitu
menggunakan PCR (Polymerase Chain Reaction), kultur, dan pengecatan Ziehl Neilson.

B. Metode
Pada jurnal yang berjudul “Aspergillus fumigatus pada Sputum Penderita Batuk
Kronik Menggunakan Metode PCR dan Kultur”, identifikasi jamur Aspergillus fumigatus
menggunakan metode PCR dan kultur. PCR digunakan untuk mendeteksi asam nukleat
Aspergillus. Metode PCR dilakukan menggunakan 2 tahap, tahap pertama yaitu
memperbanyak fraksi DNA menggunakan primer AFU7S dan AFU7AS. Tahap kedua
menggunakan primer AFU 5S dan AFU5AS. Proses PCR yang pertama meliputi denaturasi
selama 2 menit pada suhu 940C kemudian diulangi sebanyak 35 kali selama 40 detik.
selanjutnya melakukan tahap annealing selama 1 menit pada suhu 600C dan tahap ekstensi
pada suhu 720C selama 1 menit. selanjutnya melakukan ekstensi final selama 5 menit pada
suhu 720C. Hasil PCR dipisahkan menggunakan 2% agarose gel electrophoresis dan
diwarnai dengan editium bromide. Gel dimasak dan didinginkan pada suhu 500C – 600C.
Setelah penambahan editium bromide dengan konsentrasi 0,5 µg/mL. gel dibiarkan
mengeras selama 15 menit. Kemudian gel diletakkan pada tank electrophoresis dengan 1x
TAE buffer. Ektroforesis dijalankan pada tegangan 70V selama 1 jam. DNA hasil
amplifikasi divisualisasi menggunakan gel documentation. Pita DNA akan terlihat dan
diketahui ukurannya berdasarkan penanda base pair. Hasil dinyatakan positif apabila pita
berukuran 236 bp.
Metode kultur dilakukan dengan melakukan penanaman 10 µl sputum pada media
Sabouraud Dextrose Agar (SDA). Kemudian diinkubasi pada suhu 280C selama 10 hari.
Koloni diinterpretasikan sebagai Aspergillus fumigatus apabila pada permukaan media
ditemukan pertumbuhan filamen putih yang memproduksi spora seperti beludru dengan
warna putih keabu-abuan. Selanjutnya, inokulum diletakkan pada object glass, ditetesi
lactophenol blue dan ditutup menggunakan dect glass. Kemudian diamati di bawah
mikroskop dengan perbesaran lensa objektif 10x. Hasil dinyatakan positif apabila terdapat
hifa bersepta dan membentuk konidia.
Pada jurnal yang berjudul “Hitung Jumlah Koloni Jamur dan Identifikasi Jamur
pada Sputum Penderita Tuberkulosis Paru dari Rumah Sakit X dan Y di Jakarta“,
identifikasi jamur dan hitung jumlah koloni dilakukan dengan pemeriksaan langsung dan
kultur menggunakan media SDA. Pemeriksaan langsung dilakukan dengan mengambil
sputum dan diletakkan di atas object glass. Kemudian ditetesi KOH 10% dan ditutup
menggunakan dect glass.
Metode biakan dilakuakan dengan memasukkan 2ml sputum ke dalam NaCl 0,9%.
Kemudian memipet sputum yang telah diencerkan sebanyak 0,1 ml ke dalam media SDA
dan diratakan. Selanjutnya, media diinkubasi pada suhu ruang selama 7 hari. Pertumbuhan
jamur pada media diamati secara langsung. Koloni juga diamati secara mikroskopis
mengunakan larutan lactophenol blue.

C. Hasil Pengamatan
Di bawah ini adalah hasil penelitian pada jurnal “Aspergillus fumigatus pada
Sputum Penderita Batuk Kronik Menggunakan Metode PCR dan Kultur”, dari 51 sampel
yang diperiksa menggunakan PCR, didapat positif jamur Aspergillus fumigatus sebanyak
35 sampel (69%). Sedangkan secara kultur didapat 29 sampel (57%) positif jamur
Aspergillus fumigatus.
Hasil penelitian pada jurnal “Hitung Jumlah Koloni Jamur dan Identifikasi Jamur
pada Sputum Penderita Tuberkulosis Paru dari Rumah Sakit X dan Y di Jakarta “, dari 84
sampel yang diperiksa secara langsung didapatkan 73 sampel (86,9%) positif ditemukan
jamur secara umum (tidak dicantumkan spesifik jamurnya). Secara biakan media SDA
didapatkan 79 sampel (94%) positif ditemukan jamur, dengan 19 sample (15,2%) positif
Aspergillus fumigatus.

D. Pembahasan
Berdasarkan 2 penelitian yang telah dilakukan, metode paling sensitif untuk
mendeteksi Aspergillus fumigatus adalah metode PCR. Hal ini dikarenakan pemeriksaan
PCR sangat akurat dan langsung menjurus ke DNA jamur. Namun, metode ini masih jarang
dilakukan karena membutuhkan biaya yang mahal.

E. Simpulan
Metode yang paling sensitive untuk mendeteksi jamur adalah metode PCR.

F. Daftar Pustaka
1. Thristy, Isra dan Yahwardiah Siregar 2016. Aspergillus fumigatus pada Sputum
Penderita Batuk Kronik Menggunakan Metode PCR dan Kultur dalam Jurnal MKB,
Vol 48 No. 2, Juni 2016. Medan: USU
2. Geni, Lenggo, Zuraida, Vivi Violita. 2016. Hitung Jumlah Koloni Jamur dan
Identifikasi Jamur pada Sputum Penderita Tuberkulosis pada Rumah Sakit di Kajarta
dalam Artikel Ilmu Kesehatan, 8 (1): Januari 2016. Jakarta Timur: Universitas MH
Thamrin

Anda mungkin juga menyukai