Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI ORAL

IDENTIFIKASI BAKTERI S.MUTANS DENGAN RAPID STR

Penyusun:

No. Nama NIM


1. Andry Sentosa 021511133014
2. Lutfi Malia R. 021511133016
3. Giftania Nuri S. 021511133017
4. Dini Parasila 021511133018
5. Fauzan 021511133019
6. Salsabila Maghfirani 021511133020
7. Destri Imania 021511133021
8. Bella Primordio C. 021511133022
9. Nadia Mutiara H. 021511133023
10. Karina Octaviani 021511133024
11. Junneva Frisky S. 021511133025
12. Chanita Elonianty 021511133026
13. Mitha Jati Wirasti 021511133027

DEPARTEMEN MATERIAL KEDOKTERAN GIGI

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS AIRLANGGA

2016

1
1. TUJUAN
 Untuk melakukan uji biokimiawi dan enzimatik suatu spesies bakteri dari genus
Streptococcus secara akurat.
 Untuk membantu menegakkan diagnosa suatu spesies bakteri.
 RapID STR : untuk identifikasi Streptococcus Mutans dan sejenisnya (Enterococcus,
Gemella, Leuconostoc, Pediococcus, Aerococcus, and L. Monocytogenes)

2. ALAT & BAHAN

2.1 Alat :

a) Brander + Spirtus
b) Korek Api
c) Ose Lab
d) Media Blood Agar
e) Alkohol
f) Handscoon
g) Tempat Sampah
h) Tissue
i) Pipet Pistol
j) Perangkat API Strep

a. b. c. d. e.

f. f. f. g.

h. h. h. i. j.

2
Gambar 2.1 Alat : a. handscoon, b. alcohol, c. jarum ose, d. media BA, e.
Brander, f. pipet pistol, g. tempat sampah, h. perangkat API strep, i. tisu, j.
korek api

3. CARA KERJA
a) Bakteri Steptococcus mutans ditanam pada blood agar dan diinkubasi selama 24
jam

Gambar 3.1 Bakteri ditanam di BA

b) Bakteri yang menunjukkan hemolisa α, β, atau ә dipanen dan dimasukkan dalam


tabung reaksi yang berisi distilled water dengan volume 2 ml
c) Dilakukan homogenisasi padaa suspensi bakteri tersebut dan disetarakan dengan
standart Mc Farland 4

Gambar 3.2 Homogenisasi pada suspensi bakteri

d) Kotak inkubasi diisi dengan distilled water pada sumurannya sebanyak 5 ml


(untuk menjaga kelembapan)
e) Strip test yang berisi enzim dan gula - gula diletakkan diatas kotak inkubasi
f) Kemudian pada strip test tersebut dimasukkan masing – masing 10 µl suspense
bakteri yang telah disesuaikan dengan standar Mc Farland 4 pada 10 sumuran tes
enzimatik yang mengandung enzim – enzim VP ; HP ; ESC ; PYRA ; α GAL ; β
GUR ; β GAL ; PAL LAP ; dan ADH dari tepi tabung (jangan sampai terbentuk
gelembung).

3
g) Ampul API BP yang berisi 2 ml ditambah dengan 0,5 ml suspense bakteri dan
dilakukan homogenisasi
h) Campuran API GP dan suspense bakteri tersebut dimasukkan dalam 10 buah
susunan tes fermentasi yaitu berisi gula – gula : RIB ; ARA ; MAN ; SOR ; LAC ;
TRE ; INU ; RAF ; AMD ; GLYG ; masing – masing sebanyak 100 µl
i) Mineral oil diteteskan diatas sumuran enzimatik ADH dan 10 sumuran tes
fermentasi. Kemudian diinkubasi pada suhu 27OC selama 4 jam
j) Setelah diambil dari incubator ditambahkan :
 Tetes reagen VP 1 dan 1 tetes VP 2 pada masing – masing sumuran VP dan
NIN
 2 tetes reagen VP 1 dan 1 tetes VP 2 pada sumuran HIP
 1 tetes zym A dan 1 tetes zym B masing – masing pada sumuran PYRA ; α
Gal ; β GAL ; β GUR ; PAL dan LAP
k) Ditunggu hingga warna berubah (untuk waktu perubahan tes enzimatik sekitar 10
menit, sedangkan perubahan warna untuk tes fermentasi sektar 24 jam)
l) Dicocokkan dengan software API-web dan diberi skor sesuai dengan perubahan
warna
m) Jumlah skor dibaca dengan Analitical Profile Index Software (consult Bio
Merieux)
n) Untuk kontrol positif digunakan S.mutans ATTC 25175 dari stok

4. ANALISA HASIL PRAKTIKUM

4
Gambar 4.1 Hasil praktikum identifikasi bakteri

Dari data hasil praktikum yang didapat menunjukkan bahwa bakteri pada
blood agar positif mengandung streptococcus mutans. Hal ini ditunjukkan dengan
adanya prubahan warna (positif) pada bahan enzimatik : esculin (ESC) sebesar 94%, α
GAL sebesar 94% sedangkan pada bahan gula-gula yaitu inulin (INU) bernilai
negatif.

5. TINJAUAN PUSTAKA

5.1 Rapid STR

Metode Rapid Test dibuat untuk memantau kontaminasi pada permukaan baik
itu pada botol atau pada air. Dapat menghitung beribu-ribu bakteri dalam beberapa
detik. Kerjanya tergantung pada berkas cahaya elektronik yang melintasi suatu ruang
antar dua elektron yang berdekatan letaknya. Tiap partikel yang melintasi ruang
mengakibatkan gangguan pada berkas cahaya elektron, karena perbedaan sel dan
cairan. Memberikan hasil real time yang memungkinkan tindakan perbaikan segera
(re-clean) (Irianto, 2007).

Rapid STR dievaluasi dalam identifikasi 266 Streptococcus. Organisme


termasuk 60 beta-hemolitik Streptococcus, 71 kelompok D strain (48 enterococci dan
23 nonenterococci), 26 Streptococcus pneumoniae, dan 109 strain kelompok Viridans.
Dengan pengujian optochin bersamaan, seperti yang saat ini direkomendasikan oleh
produsen untuk semua jenis alpha-hemolytic, sistem rapid STR benar-benar
mengidentifikasi 100% dari strain beta-hemolitik, 87,3% dari kelompok D strain
(93,7% dari enterococci, 73,9% dari nonenterococci) , 88,5% dari S. pneumoniae, dan
72,5% dari strain viridans. Tanpa menggunakan optochin, identifikasi yang benar dari
S. pneumoniae dan kelompok viridans adalah 26,9 dan 52,3%, masing-masing.
Kesalahan sistem yang rapid STR diidentifikasi 3.0% dari strain, termasuk empat
kelompok D streptococci, tiga pneumokokus, dan satu viridans mengisolasi.
Reproduktifitas sangat baik, dengan 95% dari strain yang diuji dalam rangkap tiga
menghasilkan hasil identik pada masing-masing dari tiga kesempatan. Sistem rapid

5
STR merupakan kemajuan berharga dalam identifikasi spesies streptococcus, terutama
untuk kelompok D dan viridans strain.

Gambar 5.1 Alat pengujian Rapid STR

5.2 Streptococcus Mutans

Streptococcus mutans merupakan bakteri Gram positif berbentuk bulat


yang secara khas membentuk pasangan atau rantai selama masa pertumbuhannya.
Bakteri ini tersebar luas di alam. Beberapa diantaranya merupakan anggota flora
normal pada manusia, yang lain dihubungkan dengan penyakit-penyakit penting
pada manusia yang sebagian disebabkan oleh infeksiStreptococcus, dan sebagian
lagi oleh sensitisasi terhadap bakteri ini. Bakteri ini menghasilkan berbagai zat
ekstraseluler dan enzim.

Bakteri ini bersifat nonmotil (tidak bergerak), bakteri ini tumbuh secara
optimal pada suhu 18 ̊-40 ̊ C. Streptococcus adalah golongan bakteri yang
heterogen. Tidak ada satu sistem pun yang cukup baik untuk
mengklasifikasikannya. Streptococcus mutans merupakan kuman yang kariogenik
karena mampu segera membentuk asam dari karbohidrat yang dapat diragikan.
Kuman tersebut dapat tumbuh subur dalam suasana asam dan dapat menempel
pada permukaan gigi karena kemampuannya membuat polisakarida ekstra sel.
Polisakarida ekstra sel ini terutama terdiri dari polimer glukosa yang
menyebabkan matriks plak mempunyai konsistensi seperti gelatin, akibatnya
bakteri tersebut melekat pada gigi serta saling melekat satu sama lain. Plak makin
lama makin tebal, sehingga akan menghambat fungsi saliva untuk melakukan
aktivitas antibakterinya.

6
Morfologi dan identifikasi Streptococcus mutans:

a. Ciri-ciri khas organism


Kokus tunggal berbentuk bulat atau bulat telur dan tersusun dalam rantai.
Kokus membelah pada bidang yang tegak lurus sumbu panjang rantai.
Anggota-anggota rantai sering tampak sebagai diplokokus, dan bentuknya
kadang-kadang menyerupai batang.
b. Biakan
Kebanyakan Streptococcus tumbuh dalam pembenihan padat. Sebagai koloni
discoid dengan diameter 1-2 mm..
c. Sifat-sifat khas pertumbuhan
Energi utama diperoleh dari penggunaan gula. Pertumbuhan Streptococcus
cenderung menjadi kurang subur pada pembenihan padat atau kaldu kecuali
yang diperkaya dengan darah atau cairan jaringan. Kebutuhan makanan
bervariasi untuk setiap spesies. Kuman yang patogen bagi manusia paling
banyak memerlukan faktor-faktor pertumbuhan. Pertumbuhan dan hemolisis
dibantu oleh pengeraman dalam CO2 10%.
d. Variasi
Varian strain Streptococcus yang sama dapat menunjukkan bentuk koloni
yang berbeda. Hal ini sangat nyata di antara strain golongan A, yang
membentuk koloni suram atau mengkilat. Koloni yang suram terdiri atas
organism yang menghasilkan banyak protein M. Organisme ini cenderung
virulen dan relatife kebal terhadap fagositosis oleh keukosit manusia. Koloni
yang mengkilat cenderung menghasilkan sedikit protein M dan sering tidak
virulen.

6. PEMBAHASAN
RapID system yaitu salah satu cara mengidentifikasi bakteri yang hasilnya
dapat diketahui dalam 4 jam terdiri dari beberapa panel-panel yang terdiri dari satu
seri test biokimia. RapID tidak bergantung pada tumbuhnya mikroorganisme tetapi
dari deteksi spesifik enzim. Sebagai hasilnya, setiap panel dapat di inkubasi secara
anaerob. Sistem RapID dilengkapi oleh software ERIC (Electronic RapID

7
Compendium) yang berupa database yang telah mencapai lebih dari 400
mikroorganisme yang berbeda.
Identifikasi bakteri Streptococcus dan bakteri serupa lainnya (Enterococcus,
Gemella, Pediococcus dan Aerococcus) menggunakkan RapID STR yang panelnya
terdiri dari 14 substrat untuk mengidentifikasi lebih dari 30 mikroorganisme. Bahan
reaktifnya berupa Esculin, Mannitol, Sorbitol yang nantinya akan memberikan hasil
berupa perubahan warna menjadi positif atau negatif sesuai dengan indikatornya.
Pada praktikum ini, didapatkan hasil berupa persentase bakteri Streptococcus
mutans sebesar 99,9%. Hasil itu menunjukkan perubahan warna positif pada uji
enzimatis dan uji gula antara lain yaitu: ARG (L-arginine) 2% berubah menjadi warna
merah hingga oranye , ESC (Esculin) 94% berubah menjadi warna coklat keunguan,
GAL (p-Nitrophenyl-α,D-galactoside) 94% berubah menjadi oranye terang, LYS
(Lysine β-naphathylamide) 92% berubah menjadi warna ungu, adapun RAF
(Raffinose) 86%, MNL (Manitol) 94%, SBL (Sorbitol) 92% dan GLU (p-
Nitrophenyl-α,D-glucoside) 92% dan PO4 (p-Nitrophenyl phosphate) keseluruhannya
berubah warna menjadi kuning. Sedangkan pada uji INU, NAG, TYR, HPR, PYR dan
HEM menunjukkan perubahan warna negatif.
Perubahan warna pada tes biokimia tersebut terjadi karena Group A
streptococci (GAS) bereaksi dengan GAS-spesific antigen. Semakin banyak jumlah
GAS maka perubahan warna akan menjadi pekat atau positif. Perubahan warna yang
terjadi dalam 4 jam sangat menguntungkan bagi seorang dokter dalam menentukan
apakah pasien yang menderita penyakit pharingitis harus diberikan obat antibiotik
atau tidak. Salah satu penyebab penyakit pharingitis sendiri pada dasarnya disebabkan
oleh bakteri streptococcus.
Kontra indikasi pada hasil didapatkan PO4 0% seharusnya PO4 1%. Hal
tersebut dapat terjadi akibat kelalaian operator dalam menambah reagen yang kurang
merata atau dapat diakibatkan oleh proses inkubasi yang terlalu lama.

8
7. KESIMPULAN
Streptococcus mutans merupakan bakteri gram positf (+), habitat
Streptococcus mutans adalah di rongga gigi manusia yang luka. Hal ini menyebabkan
produksi asam meningkat, reaksi pada kavitas oral juga menjadi asam dan kondisi ini
akan menyebabkan proses demineralisasi gigi terus berlanjut. Perlekatan bakteri
karena adanya reseptor dextran pada permukaan dinding sel, sehingga mempermudah
interaksi intersel selama formasi plak. Dextran berhubungan dengan kariogenik alami
bakteri. Streptococcus mutans merupakan bakteri yang berkembang dalam suatu plak,
yang virulensinya tergantung koloni dan produk-produk yang dihasilkan bakteri.
Metabolisme pada bakteri ini bersifat anaerob dengan cara mengubah gula menjadi
asam laktat sebagai produk akhir. Bakteri Streptococcus mutans menguntungkan
kerena dapat mengubah gula menjadi asam laktat, disamping itu juga merugikan
karena dapat menimbulkan penyakit karies gigi.

8. DAFTAR PUSTAKA
Appelbaum PC, Jacob MRs, Palko WM, Frauenhoffer EE and Duffett A.
1986. Accuracy and reproducibility of the IDS rapID STR system for species
identification of streptococci. J. Clin. Microbiology. Vol. 23 (5). Pp.843-846.

Anonim. 2015. Streptococcus Mutans. Repository Universitas Sumatera Utara


available from http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/10896/BA
B%20II.pdf?sequence=3 accessed December 5th 2016

Irianto, K. 2007. Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme. Bandung:


Yrama Widya. Pp. 145.

Anda mungkin juga menyukai