Anda di halaman 1dari 14

Diagnosa Mikrobiologi Daignosis yang akurat dari infeksi adalah penting jika akan dilakukan perawatan yang tepat.

Tujuan utama dari diagnosa mikrobiologi adalah untuk mengidentifikasi organisme penyebab dan memberikan petunjuk mengenai terapinya. Biasanya laboratorium menggunakan kultur, namun menggunakan tes serologi, pada organisme yang tidak dapat dikultur seperti virus hepatitis B atau dengan organisme yang jika dikultur dapat membahayakan staff laboratorium (Bagg, 200 !. Prinsip Umum 1. Spesimen Mikrobiologikal "enting bagi seorang praktisi untuk mengetahui dan memilih kualitas spesimen yang baik agar mendapat akurasi yang tepat dari mikrobiologinya. #endapatkan spesimen yang baik adalah tanggung jawab praktisi. $ika dapat, spesimen harus ada sebelum menentukan terapi antimikroba (Bagg, 200 !. %da tiga jenis spesimen yaitu& 'ntuk kultur Tipe Spesimen "enting untuk mempertahankan kelangsungan hidup mikroorganisme. (airan (pus, urine, darah dsb.! atau jaringan )dealnya ambil *airan yang sesungguhnya, bukan dari hasil usapan. +impan di tempat steril dan segera bawa ke 'ntuk laboratorium. mendeteksi Tidak perlu mempertahankan kelangsungan hidup mikroorganisme. ,asil *epat di dapat (ontoh& mendeteksi dinding sel antigen dan 'ntuk antibodi toksin mendeteksi (ontoh& dari serum, serebrospinal fluid- saliva.

produk mikrobial

2. Pelebelan Spesien dan Formulir Permintaan .etelitian seorang praktisi dibutuhkan agar mendapat hasil diagnosa yang akurat dari pasien yang benar. "emeriksaan identitas, serta surat permintaan penting sebelum dilakukan identifikasi spesimen, sehingga tidak tertukar dan seorang laboratoris dapat melaporkan hasilnya dengan baik (Bagg, 200 !. 3. Transportasi +emua spesimen harus dikirim sesegera mungkin, karena dalam beberapa spesimen (urine, bakteri dan jamur!, dapat mengalami kesalahan penghitungan, karena pertumbuhannya yang *epat, atau ada juga organisme yang tidak dapt bertahan lama sehingga hasilnya negatif. "ada spesimen *airan atau jaringan, tampatkan di tempat steril tanpa tambahan bahan pengawet, jangan tambahkan formal salin jika dapat membunuh organismenya, untuk hasil swab yang paling sring digunakan adalah stuart atau amies yang mengandung agar basah (Bagg, 200 !. 4. Sampling dan flora normal "ada rongga mulut, terdapt flora normal yang dapat mengkontaminasikan spesimen, seorang klinisi harus mengambil tindakan pen*egahan untuk mengambil spesimen yang tak terkontaminsi (Bagg, 200 !. 5. Prosessing spesimen %da beberapa metode dalam pemrosesan spesimen, yaitu mikroskopik langsung, biakan - kultur, tes serologi dan diagnosis molekuler, berikut kami jabarkan (Bagg, 200 !. . Pemeriksaan mikroskopik langsung /alaupun diagnosis kemajuan0kemajuan dini penyakit infeksi. terakhir dalam imunodiagnostik, dengan mikroskop pemeriksaan dengan miksroskop *ahaya masih berperan sentral dalam "emeriksaan memberiksan bukti langsung ter*epat adanya infkesi dan mempengeruhi pengambilan keputusan oleh dokter selama tahap0tahap awal penanganan pasien (1onald. 2002!.

"emeriksaan dengan langsung dapat dilakukan dengan beberapa metode diantaranya adalah dengan pewarnaan, atau penge*atan, diantaranya adalah&
1. "ewarnaan gram

"emeriksaan apusan yang diwarnai oleh gram masih merupakan pemeriksaan mikroskopik yang paling banyak diminta dilaboratorium mikrobiologi klinik. %lasan keberhsailan metode ini adalah bahwa mikroorganisme yang tidak diwarnai lebih mudah di kenali dari pada mikroorganisme yang tidak diwarnai, dan bakteri terwarnai berbeda0 beda berdasarkan perbedan struktural dinding selnya. !akteri gram" positif memiliki dinding sel yang tebal terwarnai ungu, sedangkan bakteri gram" negatif yang memiliki dingin sel yang relatif tipis, dilapisi oleh membran luar yang mengandung lipopolisakarida, terwarnai merah (1onald. 2002!.
2. "ewarnaan oranye akridin

"ewarnaa ini memiliki warna yang kontras, 2at wana oranye akridin diserap oleh mikroorganisme dan sel utuh dan molekul0molekul 2at warna terselip di dalam untai ganda D3%, 2at ini mengeluarkan fluoresensi oranye terang yang mudah dilihat dibawah mikroskop *ahaya. Tekhnik ini lebih sensitif darai pewarnaan gram. )a dapat mendeteksi organisme yang 4 sampai sepuluh kali lebih sedikit dari gram, apusan positifnya masih dapat diwarnai dengan pewarnaan gram. Dengan *ara ini dokter dapat tahu reaksi gram bakteri apabila diperlukan (1onald. 2002!.
3. "ewarnaan tahan asam

Beberapa mikroorganisme tahan asam seperti Mycobacterium spp., Nacordia spp., Isopora dll dapat di deteksi dengan pewarnaan tahan asam, beberapa metode pewarnaan tahan asam adalah pewarnaan 2iehl0neelsen, pewarnaan kinyoun, pewarnaan fluorokrom, tahan asam modifikasi. +e*ara umum, pewarnaan ini memiliki konsep atau metode yang sama, yaitu& pembuatan apusan yang tipis, pengeringan udara,

dan fiksasi dengan panas, apusan dialiri 2at pewarna primer penetratif, didekolorsasi dengan suatu reagen yang mengandung asam mineral kuat, dan diberi warna tandingan dengan 2at warna ke0dua (1onald. 2002!.
4. "reprat .alium ,idroksida

"enggunaannya jika terdpat spesimen yang jumlahnya sedikit seperti kerokan kuku dari pasien dengan infeksi jamur dermatofit tidak*o*ok diwarnai dengan gram, rambut, kulit dsb. +pesimen0spesimen ini dapat dijernihkan dengan menggunakan (.5,! 60 7 atau 20 7, tanpa mempengarhui morfologi jamur. +pesimen diletakkan dalam setetes .5, di atas ka*a objek, ditutup dengan ka*a penutup, dan setelah 4 menit, diperiksa dengan menggunakan mikroskop di bawah pen*ahayaan yang rendah. "emanasan rinfan preparat arau pendiaman yang lebih lama dalam .5, akan menjernihkan spesimen0spesimen yang tebal. "emeriksaan kerokan kulit yang diberi .5, harus dilakukan dengan hati0hati untuk menghindari kesalah pahaman membedakan elemen jamur denganbidang batas sel. Beberapa ahli mikologi menambahkan 2at warna seperti putih kalkofluor atau tinta ke .5, untuk mempertajam kontras antara elemen jamur dan latar belakang (1onald. 2002!. B. "embiakan atau .ultur .arakteristik mikroorganisme dapat dipelajari dengan baik jika kita memiliki biakan murni (kultur murni!. Biakan murni merupakan suatu kultur yang terdiri dari satu ma*am mikroorganisme. 'ntuk memperoleh kultur murni, kita harus dapat menumbuhkan mikroorganisme di laboratorium. 'ntuk kebutuhan tersebut harus tersedia nutrisi dan keadaan lingkungan yang mendukung pertumbuhannya. ,al ini juga penting untuk men*egah masuknya organisme lain ke dalam kultur, seperti organisme yang tidak diinginkan yang disebut kontaminan, yang terdapat dimana0 mana. Teknik mikrobiologi yang tepat diperlukan untuk menghindari

kontaminan. +ekali kultur murni diperoleh, selanjutnya kita dapat menggunakannya untuk meneliti sifat biokimia, fisiologi, genetika, dan karakteristiknya (.usnadi, 2066!. 6. #edium Biakan #ikroorganisme dapat dibiakan dalam air yang sudah ditambah dengan nutrien yang sesuai. #edium biakan adalah larutan en*er yang mengandung nutrien penting, yang menyediakan kebutuhan bagi sel mikroba supaya dapat tumbuh dan menghasilkan banyak sel yang serupa. Di samping sumber energi berupa senyawa organik dan anorganik atau *ahaya, medium biakan harus memiliki sumber karbon, nitrogen dan nutrien penting lainnya. #edium biakan dapat disiapkan dalam keadaan *air maupun gel (semi padat!. Dari *air dapat diubah menjadi padat dengan penambahan agar. #edium biakan yang mengandung agar dapat disimpan dalam bentuk lempeng pada *awan "etri tertutup, dimana sel mikroba dapat tumbuh dan membentuk massa yang terlihat sebagai koloni sel. Disamping itu medium biakan yang mengandung agar dapat pula disimpan dalam tabung reaksi dengan kemiringan tertentu, dimana sel mikroba dapat tumbuh dengan memberikan karakteristik pertumbuhan yang khas (.usnadi, 2066!. 2. .onsep Biakan #urni #edium agar merupakan substrat yang baik untuk memisahkan *ampuran mikroba sehingga masing0masing jenis dapat terpisah. Teknik yang sering digunakan untuk menumbuhkan mikroba pada medium agar diharapkan mikroba tersebut dapat tumbuh agak berjauhan dari sesamanya, juga setiap selnya berhimpun membentuk koloni. .oloni merupakan sekelompok masa sel yang dapat dilihat dengan mata langsung. (gambar 2.6!. +emua sel dalam koloni itu sama8 dianggap semua sel itu merupakan keturunan (progeny! satu

mikroorganisme dan karena itu mewakili sebagai biakan murni (.usnadi, 2066!. 9. "ostulat .o*h "er*obaan 1obert .o*h dan para peneliti mikrobiologi lainnya di laboratorium membuktikan bahwa mikroba tertentu menyebabkan timbulnya penyakit tertentu pula dan hal ini telah menuntun pada kriteria yang mendasari ditariknya kesimpulan sema*am itu. .riteria ini dikenal dengan postulat .o*h, dan menjadi pedoman tetap yang dipakai dalam mengungkap suatu agen penyebab penyakit sampai kini. "ostulat .o*h tersebut adalah (.usnadi, 2066!& #ikroorganisme tertentu selalu dapat dijumpai berasosiasi dengan penyakit tertentu #ikroorganisme itu dapat diisolasi dan ditumbuhkan menjadi biakan murni di laboratorium Biakan murni dari mikroorganisme tersebut akan menimbulkan penyakit yang sama dengan jenis penyakit yang disebabkan sebelumnya, bila disuntikan pada hewan yang rentan (suseptibel! "enggunaan prosedur laboratorium memungkinkan diperolehnya kembali mikroorganisme penyebab penyakit yang disuntikan itu dari hewan yang sengaja diinfeksi dalam per*obaan. +ejak ditemukkanya bahwa jasad renik merupakan penyebab penyakit tertentu, maka banyak perhatian ditunjukkan kepada pengembangan *ara0*ara untuk pen*egahan dan pengobatan penyakit tersebut. "enyebab etiologis (agen kausatif! untuk sebagian besar infeksi bakteri patogen yang dikenal dewasa kini, seperti antraks, :onorhoe, demam tifoid , infeksi luka, TB(, difteri dan kolera, tetanus, meningitis dan sebagianya telah diketahui penyebabnya dan telah dikembangkan upaya pen*egahanya dengan berbagai *ara, misalnya dengan vaksinasi.

(. Tes serologis dan immunesare Test serologis digunakan untuk menghitung partikel virus dalam hal mempelajari replikasi virus, penggunaan mikroskop medan terang dan mikroskop elektron yang memiliki keterbatasan, menghitung virus berdasarkan pada pengaruh terhadap inang yang diinfeksikan dan untuk menentukan unit virus infe*tious maupun unit terke*il yang menyebabkan suatu efek terdeteksi ketika ditempatkan pada inang yang rentan. "endekatan perhitungan partikel virus dilakukan dengan metode (+uryati, 200;!& a. "la<ue assay, yaitu menunjukan 2 2ona lisis-penghambat pertumbuhan, untuk mengisolasi virus yang murni (se*ara genetis identik!. b. =fisiensi (virion plating, yaitu sistem efisiensi pen*awanan menginfeksi sel inang > 600 7! tetapi bukan jumlah

virion, misalnya untuk mengekspresikan konsentrasi suspensi virus (titer! yang akurat "?' ("la<ue ?orming 'nit!. *. )nfektivitas sel inang, yaitu infeksi yang dapat mematikan pada seluruh sel inang dengan serial (60 hewan yang *ara8 melekukan pengen*eran @!, menginjeksikan sampel setiap pengen*eran mati dan hidup pada setiap pengen*eran hasil pengen*eran

terhadap sejumlah hewan yang sensitif, perbandingan-fraksi dibuat dalam bentuk tabulasi dan

dihitung 40 7 dari seluruh hewan mati (end poin!. D. #etode #olekular 6. )munofluoresens Dalam laoratorium mikrobiologi ada dua kategori pemeriksaan deteksi antigen yang di dasarkan imunofluoresens. "emeriksaan imunofluoresensi langsung (D?%!, yang antigen antibodinya telah dikonjugasikan dengan 2at warna fluoresens bereaksi, digunakan se*ara ekslusif untuk mendeteksi antigen. "emeriksaan imuno

fluoresensi tidak langsung ()?%!. "ada pemeriksaan ini antigen dan antibodi bereaksi, diikuti oleh reaksi dengan konjugat antibodi yang ditujukan kepada antibodi pertama. Tersedia berma*am D?% untuk deteksi antigen0antigen mikroba. Diantara D?% yang paling populer adalah pemeriksaan untuk Chlamydia trachomatis, Legionella spp herpes simplek virus, varisela zoster virus dll. "rosedur pemeriksan berupa pembuatan apusan spesimen yang difiksaasi dengan aseton atau metanol, perendaman apusan dengan konjugat antibodi, pembilasan spesimen se*ara *ermat untuk menghilangkan konjugat antibodiyang tidak terikat dan pemeriksaan dibawah mikroskop dengan *ahaya ultra violet. 2. %ntibodi monoklonal Bila antigen tertentu dimasukkan ke dalam system imun, semua sel B yang mengenal banyak epitop pada antigen akan dirangsang dan memproduksi antibodi. Darah yang diambil, tersebut akan mengandung antibodi yang multiple yang akan bereaksi dengan setiap epitop. +erum tersebut disebut poliklonal oleh karena mengandung produk yang berasal dari banyak klon sel B. #emurnikan antibodi yang diperlukan dari serum tersebut sangatlah sulit. .lon adalah segolongan sel yang brasal dari satu sel dan karenaya identik se*ara genetik. %ntibodi monoklonal adalah antibodi yang diproduksi oleh sel0sel yang berasal satu klon sel. .loning dapat dilakukan dengan mengen*erkan larutan sel sedemikian rupa sehingga dalam biakan sel diperoleh sumur yang hanya mengandung satu sel (+uryati, 200;!. "rotein mieloma adalah protein -imunoglobin yang dproduksi neoplasma sel plasma. Tumor ini tumbuh tanpa kontrol dan immunoglobulin tersebut ditemukan dalam jumlah besar pada pasien dengan mieloma. Bila sel B tunggal menjadi ganas, semua antibodi adalah identik (+uryati, 200;!.

+el plasma yang diambil dari darah tidak akan tumbuh dalam biakan jaringan dan akan mati dalam beberapa hari. +ebalkinya sel meiloma akan tumbuh terus menerus dalam biakan jaringan. +atu sel plasma dan satu sel meiloma dapat difusikan menjedi satu sel yang disebut hibridoma yang mempunyai sifat dari kedua sel asalnya dan akan membentuk antibodi mono*lonal. Dalam antibodi monoklonal semua molekulnya adalah identik (+uryati, 200;!. %ntibodi monoklonal merupakan bahan standar yang dapat digunakan dalam laboratorium untuk identifikasi berbagai jenis sel, typing darah dan menegakkan diagnosis berbagai penyakit. .emajuan sekarang telah memungkinkan untuk memproduksi antibody mono*lonal manusia melalui rekayasa genetika dalam jumlah yang besar untuk digunakan dalam terapi berbagai penyakit (+uryati, 200;!. *. =lisa =n2yme Ainket )mmuno +porbent %ssay (=A)+%! adalah teknik dasar antibodi dalam menentukan langsung sampel lingkungan. .euntungan bersama dalam pengumpulan data menggunakan teknik =A)+% adalah sampel lingkungan langsung dapat menggunakan peralatan yang sesuai ukuran (melewati ukuran yang ke*il dapat menghasilkan sesuai standar yang ditentukan! dan juga dapat memanipulasi dari sampel utama yang tidak menguntungkan dari teknik kepekaan (+uryati, 200;!. Deteksi antigen #irus dengan $lisa Deteksi virus pada jaringan hewan biasanya dilakukan dengan mengisolasi agens penyebabnya dengan menggunakan hewan per*obaan, telur berembrio dan atau system biakan sel. B(ara klasikC ini masih penting dan sentral karena biasanya diperlukan sebagai tambahan pengujian untuk menilai sifat biologis penting virus seperti penentuan patotipe, untuk memastikan seberapa pentingnya isolat virus yang didapat. 3amun, system kultivasi mempunyai kelemahan yaitu

tidak dapat dipakai untuk diagnosis *epat karena memerlukan waktu untuk menumbuhkan dan mengidentifikasi virus, di samping mungkin juga adanya gangguan yang ditimbulkan oleh kontaminasi jamur dan atau bakteri, atau virus perolehan (+uryati, 200;!. +elain itu terdapat virus0virus yang tidak dapat dengan *epat ditumbuhkan seperti beberapa virus enteri*, dan virus demikian, harus menggunakan *ara lain untuk menunjukkannya. banyak timbul minat untuk .onsekwensinya, teknik yang mengembangkan

memungkinkan se*ara langsung menunjukkan adanya suatu virus atau antigennya dalam suatu spesimen klinis yang tidak hanya untuk alas an praktis seperti mengurangi waktu yang diperlukan untuk identifikasi, tetapi juga untuk penghematan biaya. Terdapat minat besar untuk mengembangkan metode *epat yang tidak bergantung kepada hewan untuk menguji sifat0sifat virus seperti patogenisitasnya. (ara pengujian demikian akan memper*epat karakterisasi virus seperti virus 3es*astle disease yang penting bagi usaha pen*egahannya nanti setelah informasi tentang patogenitas suatu isolat diketahui (+uryati, 200;!.

Diagnose %nfeksi &ral 'ntuk mendapatkan diiagnosis yang tepat dari infeksi oral akan mengalami beberapa kesulitan. Beberapa infeksi oral adalah endogen (disebabkan oleh normal flora!. Besar dan kompleksitas dari flora oral berarti bahwa ini dapat memperumit hasil interpretasi. Terutama jika spesimen didapatkan tidak se*ara tepat dan terkontaminasi dengan organisme dari flora normal. +pesimen untuk laboratorium mikrobiologi dapat dibagi menjadi tiga kategori, yaitu& dari infeksi purulen, spesimen dari oral muksa, dan dapat juga diambil dari periodontal dan karies gigi (Bagg, 200 !. Pemeriksaan Mikrobiologi

Dua jenis pemeriksan mikrobiologi yang sering dilakukan untuk lesi jaringan lunak mulut adalah& oral mycological smear dan oral bacteriological smear (#arwati, 200D!. Oral Mycological Smear Oral mycological smear dilakukan untuk membuktikan adanya infeksi jamur pada lesi yang ditemukan. "emeriksaan ini diawali dengan melakukan swab pada mukosa mulut yang di*urigai, dengan menggunakan cotton swab. .emudian dengan cotton swab dan spesimen yang didapat, dilakukan streaking pada permukaan media +abouraud De@trose %gar (+D%! dalam *awan petri. +etelah itu *awan petri tersebut dimasukkan ke dalam inkubator selama 2E F EG jam untuk membiakkan jamurnya. +eseudah EG jam akan tumbuh koloni jamur berwarna putih0 kekuningan (#arwati, 200D!.

:ambar 6. .oloni (andida yang tumbuh setelah diinkubasi selama EG jam

Aangkah selanjutnya adalah melakukan streaking lagi pada petri lain untuk mengekstraksi (andida albi*ans. +etelah tumbuh koloni, lakukan streaking lagi pada agar yang miskin nutrisi. Dalam agar ini (andida albi*ans akan membentuk klamidospora. ,asil akhirnya adalah (andida albi*ans murni (#arwati, 200D!.

:ambar 2. .lamidospora terbentuk bila (andida albi*ans dibiakkan dalam agar *orn0meal

%da beberapa spesies (andida yang dapat ditemukan pada manusia, yaitu Candida albicans, Candida stellatoidea, Candida tropicalis, Candida pseudotropicalis, Candida krusei, Candida parapsilosis, Candida guilliermondii (#arwati, 200D!. Oral acteriological !mear Bahan yang akan diperiksa diambil dari permukaan gigi, kemudian dioleskan di atas slide spesimen. .emudian difiksasi di atas nyala api spiritus. Berikutnya dituangi dengan pewarna *arbol fu*hsin, dibiarkan 60 menit. Aalu dituangi dengan pewarna methylene blue, biarkan 60 menit (#arwati, 200D!. Diagnosis infeksi mukosa mulut infeksi 'amur $amur dapat dibudidayakan dengan mudah dari rongga mulut. +pesimen dapat dikumpulkan dari tempat tertentu pada mukosa mulut dengan apusan. %tau, keberadaan jamur dapat ditentukan dengan mengumpulkan sebuah bilas oral, di mana pasien membilas mulut mereka dengan saline steril dan meludah. Bilasan kemudian dapat diinokulasi pada media selektif untuk jamur. .euntungan dari bilasan mulut adalah bahwa hal itu juga dapat diinokulasi pada media untuk isolasi patogen potensial lainnya, misalnya !taphylococcus aureus dan koli"orm (Bagg, 200 !.

,al ini juga memberikan hasil semi0 kuantitatif. %gar +abouraud adalah media isolasi yang paling banyak digunakan untuk jamur , tetapi sebagian besar spesies memiliki morfologi kolonial yang sama ketika ditanam pada media ini. ,al ini sangat disayangkan, karena meskipun (andida albi*ans adalah jamur yang paling umum terisolasi dari mulut, spesies lain juga sering hadir 0 dan pasien sering membawa lebih dari satu spesies se*ara bersamaan. ,al ini penting, karena itu, untuk menggunakan agar tambahan pada spesies yang berbeda menghasilkan berbagai jenis koloni, misalnya (,15#agarH I (:ambar 62.60! (Bagg, 200 !. +etelah inkubasi, koloni jamur diambil dari piring utama. +emua yang dikenai uji tabung kuman (:ambar 62.66 !, yang mengidentifikasi isolat potensial (andida albi*ans dan (. dubliniensis dari spp (andida lainnya. Tabung kuman jamur negatif, diidentifikasi berdasarkan pemeriksaan lebih lanjut , untuk asimilasi misalnya gula atau tes fermentasi gula. peralatan komersial juga tersedia untuk identifikasi jamur. Tes sensitivitas antijamur dapat dilakukan. The repro0du*ibility tes ini telah sulit untuk membakukan , dan beberapa metode laboratorium yang dibutuhkan se*ara teknis. 3amun, surveilans dari resistensi antijamur , terutama untuk a2oles, menjadi semakin penting (Bagg, 200 !.

infeksi #irus Jirus ,erpes simpleks adalah penyebab paling umum dari infeksi virus dari mukosa mulut . Jirus ini dapat dibudidayakan dengan mudah dalam sel kultur jaringan dari usapan virus jaringan lesi dan hasilnya mungkin tersedia dalam waktu EG jam . 3amun, dengan mun*ulnya obat anti 0 virus tertentu, hasil yang lebih *epat yang diinginkan dan ini mungkin di*apai melalui penggunaan tes deteksi antigen *epat seperti immunofluores*en*e. Teknik serologi yang digunakan sedikit dalam pengaturan klinis, karena mereka terlalu lambat untuk diagnosis primer infeksi dan tidak ada tanda serologi penyakit reaktivasi (Bagg, 200 !.

Diagnosis herpes 2oster biasanya dilakukan se*ara klinis, tetapi dapat dikonfirmasi dengan tes laboratorium. Deteksi antigen dan serologi adalah metode yang paling bernilai. Diagnosa herpangina dan penyakit tangan , kaki dan mulut juga biasanya dilakukan se*ara klinis, tetapi isolasi virus *o@ 0 sa*kie relevan dapat di*oba dalam kultur jaringan, idealnya dari spesimen tinja (Bagg, 200 !. $umlah saliva laktobasilus dan +trepto*o**us mutans dapat dilakukan sebagai komponen tes aktivitas karies. "ap gingiva mendalam dengan demonstrasi kompleks fuso 0 spiro*haetal berguna untuk konfirmasi ulseratif ne*rotising akut gingivitis (Bagg, 200 !. Bagg. 200 . #ssential O" Microbiology $or %ental !tudent &th #dition. 5@ford 'niversity "ress. 1onald. 2002. 'in(auan )linis *asil +emeriksaan Laboratorium. $akarta& =g* +uryati. 200;. +rosedur %iagnostik %engan Metodeklasik %an Metode Molekuler. Bogor& )pb .usnadi. 2066. Diambil "ada 64 $anuari 206E "ukul 29.90. ,ttp&--?ile.'pi.=du-Direktori-?pmipa-$ur.K"end.KBiologi-6D G040D6DDE090 .usnadi-BukuK(ommonKTe@tK#ikrobiologi,K.usnadi,Dkk-BabK)iK#etode."df #arwati. 200D. "entingnya "emeriksaan "enunjang 'ntuk "enatalaksanaan "enyakit #ulut. $akarta& 'niversitas Trisakti

Anda mungkin juga menyukai