Jekti T. Rochani
Bagian Mikrobiologi
FK Universitas YARSI
Jakarta
Pendahuluan
• Infeksi saluran cerna yang disebabkan jamur dapat terjadi akibat jamur
penyebab tertelan masuk saluran cerna atau penyebaran hematogen dari
organ dalam lain
• Infeksi jamur pada saluran cerna termasuk dalam mikosis sistemik
• Beberapa infeksi saluran cerna yang disebabkan oleh jamur antara lain
adalah :
1. zigomikosis viseralis
2. aktinomikosis abdominalis
3. kandidiasis/kandidosis intestinal
• Akan dibicarakan juga tentang toksin yang dihasilkan jamur (mikotoksin)
yang dapat mengganggu saluran cerna
ZIGOMIKOSIS/FIKOMIKOSIS VISERALIS :
Morfologi :
• Mucor, Rhizopus dan Absidia cepat tumbuh pada agar Sabouraud,
membentuk koloni filamen seperti kapas.
• Dengan mikroskop tampak hifa yang lebar, tidak bersekat (senositik),
bercabang dan sporangium dalam berbagai stadium, muda sampai tua,
berisi cairan, granula atau spora sesuai umur sporangiumnya
Patologi dan klinik :
• Infeksi zigomikosis viseralis terjadi bila spora jamur penyebab terhirup
dengan inhalasi masuk ke paru atau tertelan masuk alat cerna
• Penyakit tersebut berhubungan dengan faktor predisposisi pada penderita,
antara lain yang terpenting adalah : diabetes mellitus yang tidak terkontrol,
• Jamur dapat menyebar ke alat dalam lainnya secara hematogen, misalnya
ke otak, mata dll
• Gejala klinik tergantung pada lokasi infeksi
• Proses penyakit berlangsung cepat dan penderita dapat meninggal karena
adanya perdarahan di dalam organ yang terkena
Diagnosis :
• Spesimen dapat berupa sputum, jaringan biopsi, enukleasi mata atau
bahan otopsi
• Kadang-kadang dalam spesimen jamur ditemukan secara kebetulan
• Pd pemeriksaan histopatologi, jamur tampak dalam jaringan sebagai hifa
lebar, senositik dan bercabang, kadang-2 jamur terdpt dalam pembuluh
darah
• Pada pemeriksaan histopatologi tidak ada reaksi jaringan yang khas, sekitar
jamur tampak tenang
• Bila spesimen dibiak pada media agar Sabouraud, tumbuh koloni filamen
sesuai dengan spesies jamur penyebabnya
Terapi :
1. menghilangkan faktor predisposisi lebih dahulu
2. tindakan bedah bila perlu
3. memberikan amfoterisin-B
Prognosis :
• Pada umumnya kurang baik
Epidemiologi :
• Merupakan penyakit kosmopolit, termasuk di Indonesia
• Bila dilakukan pengobatan dini, mungkin penderita dapat tertolong
AKTINOMIKOSIS ABDOMINALIS
Diagnosis :
• Pemeriksaan spesimen berupa pus, biopsi jaringan dari tempat kelainan
sediaan langsung dgn larutan KOH 10% (mikroskopik), jamur tampak
sebagai granula aktinomikotik berwarna kuning (granula sulfur).
• Dengan pewarnaan Gram, jamur berwarna ungu (Gram positif)
• Pd pemeriksaan histopatologik, jamur tampak dlm jaringan sbg granula
aktinomikotik di sarang radang atau abses
• Isolasi pd media agar Sabouraud dlm suasana anaerob
Terapi :
• Drug of choice : penisilin
• Bila perlu eksisi jaringan atau pembukaan fistel
Prognosis :
• Lebih baik dengan adanya berbagai antibiotika
Epidemiologi :
• Karena A. israelii hidup dalam lubang gigi dan kripta tonsil sebagai flora
mulut tetapi berpotensi menjadi patogen, maka penting untuk menjaga
kesehatan gigi dan mulut.
KANDIDIASIS/KANDIDOSIS INTESTINAL :
Prognosis :
• Bila faktor predisposisi dapat diatasi dan dgn obat-2 tsb, prognosis baik
kecuali bila penyakit sudah lanjut.
Epidemiologi :
• Karena Candida merupakan saprofit di saluran cerna dan saluran nafas
maka mudah menimbulkan pencemaran lingkungan sumber infeksi
• Mudah menyebabkan infeksi nosokomial dan infeksi sekunder
MIKOTOKSIKOSIS
• Adalah penyakit yang timbul sbg akibat mikotoksin yang ikut termakan
bersama makanan
• Misetismus adalah keracunan akibat makan jamur (mushroom)
• Mikotoksin adalah toksin yang dibentuk sebagai hasil metabolisme jamur
dan diekskresikan ke dalam substrat (makanan) misalnya aflatoksin,
ochratoxin-A, zearlenon, patulin.
• Mikotoksikosis banyak ditemukan terutama di negara tropik dan di makanan
yang mengandung/tercemar jamur
• Aflatoksin sering ditemukan dalam kacang, kedelai, jagung dsb.
• Okratoksin-A dibentuk oleh jamur Penicillium viridicatum
• Zearlenon dibentuk oleh Fusarium sp.
• Patulin dibentuk oleh Aspergillus clavatus, Penillium concentricum, dll.
• Gejala dapat akut atau kronik tergantung dari jenis dan dosis mikotoksin yg
termakan
• Pd misetismus, gejala dpt akut dan menyebabkan kematian
• Mikotoksikosis biasanya menahun (aflatoksin) tetapi dapat juga akut (pada
“alimentary toxic aleukia”) akibat makan makanan dari gandum yang
tercemar Fusarium sporotrichoides
• Mikotoksin yg dihubungkan dengan timbulnya hepatoma adalah aflatoksin
terutama aflatoksin-B1, mula-mula mirip dengan kelainan pada “Turkey X
disease” dgn gejala berat badan menurun, disusul ataksia, konvulsi dan
kematian pada ayam kalkun, sering timbul ikterus.
• Aflatoksin-M1 penting karena sering ditemukan dalam air susu
• Pada pemeriksaan histopatologi/PA ditemukan nekrosis hepar, fibrosis dan
kelainan neoplastik