PALPEBRA
P E M B I M B I N G : D R . M E G A P R AY O G A , S P. M
OLEH :
C O N Y N U R B AY Y I N I ( 2 0 1 2 7 3 0 0 2 3 )
D O N A P U S P I TA S A R I ( 2 0 1 2 7 3 0 1 2 3 )
Hordeolum Hordeolum
Internum Eksternum
- Palpebra Posterior
- Palpebra Anterior
- Glandula Meibom mengalami inflamasi adalah kelenjar Zeis dan Moll
mengalami inflamasi adalah kelenjar Meibom yang -yang
Glandula Zeis, folikel rambut, moll
-terletak
Relatif di
lebih besar menunjukkan penonjolan terutama di daerah
dalam tarsus dan bengkaknya lebih besar.
kulit kelopak
- Lebih kecil, dan Bengkaknya lebih kecil dan lebih
superficial
-radang kelenjar
Arah kekulit Meibom memberikan penonjolan
/ konjunctiva superfisial. Pada hordeolum eksternum nanah dapat
terutama ke daerah konjuntiva tarsal. -keluar
Arah dari
kekulit pada tepi palpebra
pangkal rambut.
Diagnosis banding
Kalazion
Basal sel karsinoma palpebra
Ca Glandula sebasea
Squamous sel karsinoma palpebra
2. KALAZION
Peradangan granulomatosa kelenjar Meibom yang tersumbat dengan infeksi ringan yang
mengakibatkan peradangan kronis tersebut.
- Terjadi oleh karena sumbatan duktus kel meibom dan stagnasi sekresi sebaseus.
- Lebih banyak ditemukan pada dewasa, dan berhubungan dgn blefaritis kronis.
Gambaran klinik :
Bersifat multipel dan timbul bersamaan, Nodul yang tidak terasa sakit, Jarang regresi spontan,
Konjungtiva palp tampak kongesti & warna ungu, Nodul melekat erat ditarsus, Kdg mengalami
inf sekunder menjadi Hordeolum Internum
3. BLEFARITIS
Peradangan kronik tepi palpebra Gejala :
Bilateral, >> anak-anak - Iritasi
Predisposisi : - lingkungan. kotor - Fotofobia
- Palpebra lembab waktu
- debu, asap
bangun pagi
- konjungtivitis kronik
2 bentuk : - b. skuamos (seboroik, non ulseratif)
- b. ulseros (stafilokok)
2 type : - b. kronik anterior,
- b.kronik posterior
Blefaritis kronik anterior :
- blefaritis anterior stafilokok
- blefaritis anterior seboroik
Blefaritis posterior :
- seboroik meibomian
- meibomitis primer
- meibomitis dgn blefaritis sekunder
Blefaritis kronik anterior
1. Blefaritis anterior stafilokok
Disebabkan o/ inf kronik pada akar silia → abses
intrafolikel
Gejala klinik : tepi palpebra inf hiperemi,
telangiektasi, terkelupas (keras, rapuh, mengelilingi
akar silia berbentuk kolaret) → jika diangkat
berdarah
Komplikasi : trikiasis, madarosis, poliosis (silia
berwarna putih), hordeolum
2. Blefaritis anterior seboroik
>> dermatitis seboroik
2 tipe : tipe berminyak & tipe kering
Gbr klinik : tepi palp anterior mengkilat, eritema, telangiektasi.
Epitel mengalami deskuamasi seperti ketombe, tidak berdarah jika
diangkat
R/ Bersihkan dgn sodium bikarbonat
Air mata buatan
Blefaritis posterior
Disebabkan oleh disfungsi kelenjar. Meibom
Gbr klinik bervariasi
Ada 3 tipe :
1. Seboroik meibomian
2. Meibomitis primer
3. Meibomitis dgn blefaritis sekunder
1. Seboroik meibomian 2. Meibomitis primer
Gbr klinik : Inflamasi difus disekeliling orifium kel
Dilatasi kel. Meibom → tepi palp spt meibom
tetesan minyak a/ kumpulan material lilin Gbr klinik :
Air mata sgt berminyak & berbusa 1. Orifisium kel. Meibom tercabik &
disumbat o/ minyak (meibomana)
2. Obliterasi duktus meibom utama →
dilatasi → kista meibom
3. Perub sek yg srg terjd → konj papiler &
epiteliopati pungtat inf
4. ENTROPION
Berputarnya margo palpebra ke dalam → bulu mata bersentuhan dengan bola
mata (kornea atau konjungtiva)
Klasifikasi :
E. kongenital (primer dan sekunder)
E. dapatan ( spastik, senil, mekanik & sikatriks)
Gejala Klinik : Iritasi
• Lakrimasi
• Fotofobi
• Nyeri
• Ulkus kornea
• Kekeruhan kornea
• Vaskularisasi kornea
• ( DD : Trikiasis)
5. EKSTROPION
Palpebra berputar keluar permukaan konjungtiva tampak dari luar
Klasifikasi :
Ek. Kongenital (jarang)
Ek. Dapatan : Spastik, mekanik, sikatriks, paralitik, senil.
Gejala :
Subyektif
Mata merah, epifora, kekeruhan kornea
Obyektif
Inspeksi : margo terbalik kedepan
Mata tidak tertutup sempurna
Epifora ok pungtum eversi.
6. LAGOFTALMUS
Keadaan dimana kelopak mata tidak dapat menutup bola mata dengan sempurna.
Penyebab: akibat terbentuknya jaringan parut atau sikatrik yang menarik kelopak, ektropion,
paralisis orbicularis okuli, eksoftalmos goiter, dan terdapatnyaa tumor retrobulbar.
7. PTOSIS
PTOSIS: ADALAH JATUHNYA ATAU “INFERODISPLACEMENT” PALPEBRA SUPERIOR. MATA DLM KEADAAN
TERBUKA,PALPEBRA SUP TDK DPT TERANGKAT SEHINGGA FISSURA PALPEBRA MENJADI SEMPIT DAN LIPATAN
PALPEBRA SUPERIOR HILANG.
KLASIFIKASI:
. USIA: KONGENITAL DAN DAPATAN
. ETIOLOGI:
- MIOGENIK
- NEUROGENIK
- APONEUROTIK
- MEKANIK
- TRAUMATIK
SELULITIS ORBITA
Peradangan supuratif jaringan ikat jarang intraorbita di belakan septum orbita.
Gejala : Demam, Mata merah, Kelopak sangat edema dan kemotik, Mata proptosis, atau eksoftalmos
diplopia, Sakit terutama bila digerakkan, dan Tajam penglihatan menurun.