Anda di halaman 1dari 10

BAB 1.

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Bakteri adalah salah satu golongan organisme prokariotik (tidak memiliki


selubung inti). Bakteri sebagai makhluk hidup tentu memiliki informasi genetik
berupa DNA, tapi tidak terlokalisasi dalam tempat khusus ( nukleus ) dan tidak
ada membraninti. Bentuk DNA bakteri adalah sirkuler, panjang dan biasa disebut
nukleoi. Pada DNA bakteri tidak mempunyai intron dan hanya tersusun atas akson
saja. Bakteri juga memiliki DNA ekstrakromosomal yang tergabung menjadi

plasmid yang berbentuk kecil dan sirkuler.


Terdapat beberapa cara untuk identifikasi bakteri antara lain :
a. Pemeriksaan Mikroskopis Pemeriksaan langsung digunakan untuk mengamati
pergerakan, danpembelahan secara biner, mengamati bentuk dan ukuran sel yang
alami, yang padasaat mengalami fiksasi panas serta selama proses pewarnaan
mengakibatkan beberapa perubahan (Koes Irianto, 2006).
b. Pembiakan Bakteri Pembenihan atau media yaitu campuran bahan-bahan
tertentu yang dapat menumbuhkan bakteri, jamur ataupun parasit, pada derajat
keasaman dan inkubasi tertentu. Pembiakan diperlukan untuk mempelajari sifat
bakteri untuk dapat mengadakan identifikasi, determinasi, atau differensiasi jenis-
jenis yang ditemukan.
Bakteri dapat ditumbuhkan dalam suatu medium agar dan akan
membentuk penampakan berupa koloni. Koloni sel bakteri merupakan
sekelompok masa sel yang dapat dilihat dengan mata langsung. Semua sel dalam
koloni itu sama dan dianggap semua sel itu merupakan keturunan (progeny) satu
mikroorganisme dan karena itu mewakili sebagai biakan murni.
Identifikasi bakteri dilakukan dengan cara mengamati morfologi koloni
meliputi bentuk koloni bakteri, warna koloni, tepi koloni, dan elevasi koloni
bakteri (Nurhari 2009). Kemudian dilanjutkan dengan pewarnaan Gram yang
bertujuan untuk mengetahui golongan bakteri jika bakteri Gram positif akan
berwarna ungu dan jika bateri Gram negatif akan berwarna agak merah (Willey et
al., 2008).
Pewarna asam dapat terjadi bila senyawa pewarna bermuatan negatif.
Dalam kondisi pH yang mendekati netral dinding sel bakteri cenderung negatif
akan ditolak oleh dinding sel sehingga sel tidak berwarna. Pewarna asam misalnya
: tinta cina, larutan nigrosin, asam pikrat, eosin dan lain-lain. Pewarna basa bisa
terjadi bila senyawa pewarna bemuatan negatif, misalnya : pewarna asalm dengan
pewarna basa bisa terjadi bila senyawa pewarna bermuatan positif sehingga akan
diikat oleh dinding sel bakteri jadi berwarna dan terlihat seperti contohnya dari
pewarna basah misalnya : metilan blue, kristal violet dan lain-lain.
Inokulasi merupakan kegiatan pemindahan mikroorganisme baik berupa
bakteri maupun jamur dari tempat atau sumber asalnya ke medium baru yang
telah dibuat dengan tingkat ketelitian yang sangat tinggi dan aseptis.
1.2.Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum kali ini adalah :
1. Untuk mengetahui morfologi/karakterisitik kultur bakteri dan terampil
dalam teknik pewarnaan gram bakteri.
2. Mengetahui cara inokulasi bakteri pada agar miring
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Bakteri merupakan sel prokariotik dengan genom berbentuk sirkuler dan


mempunyai plasmid. Bakteri di samping dikenal sebagai agen penyebab penyakit,
bakteri juga mempunyai manfaat yang besar bagi kehidupan manusia seperti
pemanfaatan bakteri dalam pembuatan yogurt dan antibiotik. Di dalam tubuh
manusia pun bakteri memberikan manfaat yang banyak pertahanan melawan
infeksi, berperan dalam sistem imun, sumber nutrient dan menstimulasi
pergantian epitel. Bakteri yang menghuni tubuh manusia disebut mikroba flora
normal. Menghuni kulit dan selaput mukosa individu sehat dan normal,
Kebanyakan bakteri anaerob dan fakultatif anaerob (Yasir Yadi, 2015)
Bakteri gram-negatif adalah bakteri yang tidak mempertahankan zat
warna metil ungu pada metode pewarnaan Gram. Bakteri gram-positif akan
mempertahankan warna ungu gelap setelah dicuci dengan alkohol, sementara
bakteri gram-negatif tidak. Pada uji pewarnaan Gram, suatu pewarna penimbal
(counterstain) ditambahkan setelah metil ungu, yang membuat semua bakteri
gram-negatif menjadi berwarna merah atau merah muda. Pengujian ini berguna
untuk mengklasifikasikan kedua tipe bakteri ini berdasarkan pada perbedaan
struktur dinding sel mereka. Banyak spesies bakteri gram-negatif yang bersifat
patogen, yang berarti mereka berbahaya bagi organisme inang. Sifat patogen ini
umumnya berkaitan dengan komponen tertentu pada dinding sel gram-negatif,
terutama lapisan lipopolisakarida (dikenal juga dengan LPS atau endotoksin)
(Elvan Eghbert A. dkk, 2015)
Karakterisasi dilakukan dengan pengamatan struktur makroskopis,
mikroskopis, dan uji biokimia. Struktur makroskopis dengan mengamati bentuk
koloni, warna koloni serta bentuk tepi koloni. Bakteri ditumbuhkan pada medium
agar TSA dan pengamatan morfologi koloni dilakukan setelah kultur diinkubasi
pada suhu 37oC selama 18 – 24 jam. Struktur mikroskopis yang diamati meliputi
bentuk sel dan formasi koloni sel, serta reaksi-reaksi pengecatan (Apriliyanti Ruth
N. dkk, 2015)
Proses identifikasi dilakukan dengan mengetahui karakteristik bakteri
yang tumbuh. Isolat yang digunakan dalam identifikasi ini adalah biakan murni.
Pengamatan morfologi koloni dilakukan secara makroskopis dan mikroskopis.
Secara makroskopis meliputi bentuk koloni bakteri, warna koloni, tepi koloni, dan
elevasi koloni. Secara mikroskopis diamati bentuk sel, susunan sel dengan
mikroskop pada perbesaran 1000x (Lolita Octavia AP. dan Kusditanti Endang,
2018).
Pengecatan gram adalah pewarnaan diferensial yang sangat penting. Pada
umumnya bakteri bersifat tembus cahaya, ini akan mempersulit untuk dilihat atau
diteliti sekalipun di bawah mikroskop. Hal tersebut disebabkan karena banyak
mikroba yang tidak mempunyai zat warna, seperti umumnya yang didapatkan
pada bakteri. Berbeda dengan mikroalga yang jelas mempunyai butir-butir atau
serta warna dalam selnya. Bakteri yang masih hidup tidak tampak jelas bentuk
maupun sifat-sifat morfologi lainnya. Bakteri tunggal yaitu yang berupa satu sel
saja, walaupun bakteri itu diambilkan dari suatu koloni tertentu. Oleh karena itu
untuk memperlihatkan bagian-bagian sel diperlukan pewarnaan (Waluyo 2004,
150 dalam Riskawati, 2010).
BAB 3. METODE PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat

Praktikum Dasar – dasar Mikrobiologi Akuatik tentang Identifikasi


Bakteri dilaksanakan pada Minggu, 13 Oktober 2019 pukul 14.00 – 17.00 WITA,
bertempat di Laboratorium Nutrisi Ikan, Fakultas Perikanan dan Kelautan
Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru.

3.2. Alat dan Bahan

3.2.1. Alat
Alat – alat yang digunakan pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
No. Nama Alat Kegunaan
1. Mikroskop Untuk mengamati benda – benda yang
berukuran sangat kecil (mikroskopis)
2. Mikropipet Untuk memindahkan cairan dalam jumlah
kecil secara akurat
3. Kacaobjek Untuk tempat pengamatan sampel objek
yang diamati
4. Labu Erlenmeyer Untukmeletakkandanmeracik media agar
5. Pisaubedah Untukmemotongbahan
6. Raktabungreaksi Untukmeletakkantabungreaksi
7. TabungReaksi Untuk tempat kultur mikroorganisme dan
pencampur bahan
8. Sprayer Untuk sterilisasi alat dan bahan, meja,
tangan serta udara
9. JarumOse Untuk mengambil sampel mikroorganisme
(inokulasi)
10. Bunsen Untuk membakar dan fiksasi alat
11. Rakpewarnaan gram Untuk menyangga sampel pewarnaan
12. Cover glass Untuk menutup sampel objek pada kaca
preparat

3.2.2. Bahan
Bahan – bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah sebagai
berikut:
No. Nama Bahan Kegunaan
1. Sampel Air Sungai Sipai Untuk air sampelujipadapraktikum
2. Media agar NA Untuk media agar kultur bakteri
3. Spiritus Untuk bahan bakar bunsen
4. Kertasburam Untukpembungkusalatdalamsterilisasi
5. Aquades Untukmelarutkanberbagaimacampartikel
mineral, mikroorganismedanlogamberat
6. Kapasputih Untuk bahan dalam penyumbat
7. Kertas label Untuk penanda sampel pada alat yang
digunakan
8. Tissue Untuk membersihkan alat dan bahan

3.3. Prosedur Kerja


Prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum adalah sebagai berikut :
3.3.1. Pewarnaan Gram Bakteri
a. Secara aseptis, ambil kultur bakteri dalam cawan dengan jarum ose.
b. Mengoleskan bakteri pada sudut kaca objek, teteskan akuades.
c. Menyebarkan bakteri secara merata dengan cover glass dari ujung sudut kaca
objek.
d. Memfiksasi kaca objek di atas lampu bunsen hingga kering.
e. Meneteskan larutan 1 kristal ungu secara merata pada kaca objek, biarkan
selama 1 menit.
f. Mencuci tetesan larutan 1 dengan aquades mengalir secara perlahan.
g. Meneteskan larutan 2 lugol secara merata pada kaca objek, biarkan selama 30
detik, cuci dengan aquades.
h. Meneteskan larutan 3 etanol secara merata hingga warna ungu hampir tidak
nampak lagi, biarkan selama 1 menit.
i. Mencuci tetesan larutan dengan air keran, mengeringkan dengan kertas tissue
tanpa gesekan.
j. Meneteskan larutan 4 safranin secara merata, biarkan selama 30 – 45 detik.
k. Mencuci tetesan larutan dengan air keran dan kering udarakan.
l. Mengamati preparat dibawah mikroskop cahaya.
3.3.2. Kultur Peremajaan dengan Media Agar Miring
a. Menyiapkan bunsen, jarum ose, tabung media dan cawan petri NA yang
terdapat koloni bakteri.
b. Memfiksasi jarum ose hingga pijar, dan fiksasi cawan petri NA.
c. Mengambil koloni bakteri yang sama pada ujung jarum ose.
d. Memasukkan koloni bakteri ke dalam tabung media agar miring.
e. Meletakkan koloni pada ujung media agar, tarik secara zig – zag.
f. Menutup dan memfiksasi tabung reaksi.
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil
Hasil yang didapat dari praktikum kali ini adalah sebagai berikut :
Tabel 4.1 Identifikasi Koloni Bakteri
Kode Koloni Bakteri
Sampel Warna Bentuk Tepian Elevasi Gambar
Na (10-5) Putih Circular Entire Raised

Na (10-5) Putih Circular Entire Flat

Na (10-5) Putih Punctiform Undulate Flat


Buram

Tabel 4.2. Identifikasi Bakteri


Sampel Bentuk Sel Warna Gram Ket/Gambar
Bakteri
Air Indor Stalk Merah Negatif
Lab. Basah

Air Indor Tetrad Merah Negatif


Lab. Basah

Tabel 4.3 Hasil Inokulasi Bakteri pada Agar Miring


Kode Sampel Warna Gambar
Na (10-5) Putih susu

4.2. Pembahasan
Pada praktikum identifikasi bakteri dengan menggunakan sampel air dari
indor Laboratorium Basah menggunakan media tumbuh yakni berupa Na 10-5 dan
pada saat mendentifikasi bakteri dengan Na 10-5 yang telah diinkubasi maka
terdapat 3 koloni bakteri yang ada dicawan petri, bakteri pertama memiliki bentuk
yang cirlcular (bulat beraturan) yakni berbentuk lingkaran dengan warna putih dan
memiliki margin atau tepian yang entire atau sedikit cembung tanpa ada berongga
serta bagian permukaan yang raised atau mendatar dan sedikit tebal. Sedangkan
untuk koloni bakteri yang kedua yakni berbentuk circular (bulat beraturan) dan
memiliki ciri-ciri yang berbeda dari koloni yang pertama, jika sebelumnya
memiliki bagian elevasi atau permukaan yang tebal tetapi koloni yang kedua ini
terlihat lebih flat atau mendatar tipis dibandingkan koloni yang pertama. Koloni
bakteri yang ketiga memiliki warna yang berbeda dari kedua koloni yang ada
yakni memiliki warna putih buram dengan bentuk punctiform (berupa titik)
dengan form atau bentuk yang undulate atau memiliki bentuk yang bergelombang
serta memiliki elevasi atau permukaan yang datar atau flat.
Pada pegamatan pewarnaan gram dengan sampel air dari indor
Laboratorium Basah dengan menggunakan media Na 10-5 dilakukan proses
pewarnaan bakteri dengan menggunakan objek glass dengan tahapan 4 kali proses
pewarnaan yakni proses yang pertama dilakukannya dengan meneteskan cairan
kristal ungu 2% pada bakteri yang telah ada diatas objek glass kemudian
dikeringkan selama 1 menit dan dicuci dengan menggunakan akuades.
Proses pewarnaan kedua menggunakan cairan pewarna gram lugol dan
dikeringkan selama 30 detik selanjutnya pewarnaan ketiga dilakukan cairan atau
larutan etanol dengan cara meneteskannya diatas objek glass pada bakteri yang
telah ada hingga warna ungu pada objek glass tersebut tidak tampak lagi dan
pewarnaan terakhir yakni pewarnaan ke 4 dengan menggunakan larutan safranin
dan keringkan selama 30-45 detik kemudian dicuci menggunakan cairan akuades
setelah itu amati objek glass dibawah mikroskop.
Bakteri yang akan digunakan untuk proses pewarnaan gram merupakan
bakteri yang telah dikultur kemudian diamati bentuk, permukaan dan pinggiran
yang ada ada pada bakteri tersebut kemudian bakteri yang telihat baik kemudian
letakan bakteri tersebut diatas objek glass dan tahap perwanaan gram dapat
dilakukan, jika proses pewarnaan gram telah dilakukan maka tahap selanjutnya
adalah dengan mengamati bakteri yang ada diobjek glass dibawah alat mikroskop
dan hasil yang didapatkan dari pengamatan tersebut adalah terdapatnya 2 bakteri
dengan jenis yang berbeda.
Bakteri yang pertama memiliki bentuk stalk yakni memiliki bentuk yang
sedikit panjang dan juga besar namun tidak terlihat flat sedangkan bakteri yang
kedua yakni berbentuk tetrad yakni berbentuk bola atau lingkaran yang
berkelompok empat pada satu bidang. Kedua bakteri dari hasil pengamatan
tersebut memiliki gram negatif karena memiliki warna merah.
Bakteri gram negatif adalah bakteri yang tidak mempertahankan zat
warna kristal violet sewaktu proses pewarnaan gram sehingga akan berwarna
merah bila diamati dengan mikroskop. Di sisi lain, bakteri gram-positif akan
berwarna ungu yakni bakteri yang dapat mempertahnkan zat warnanya.
Pada pengamatan agar miring yang berada didalam tabung reaksi
sebelumnya dilakukan pengkulturan dengan cara mengambil bakteri dari cawan
petri yang merupakan hasil dari pemurnian bakteri kemudian bakteri diambil
menggunakan alat ose lurus dan kemudian bakteri yang telah tertempel diletakan
didalam tabung reaksi dengan cara menggoreskannya agar bakteri dapat
menempel dari ose selanjutnya bakteri yang telah tumbuh diagar miring
selanjutnya diamati dan terdapat bahwa bakteri tumbuh sesuai dengan goresan
yang telah dilakukan dan memilik warna putih susu.
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan adalah praktikan
mengetahui morfologi/karakterisitik dari kultur bakteri yakni terdapat 3 jenis
koloni bakteri yang ada kemudian diamati bentuk/form, permukaan/elevation,
pinggiran/margin serta warna dan ukuran koloni yang ada. Kemudian pada
teknik pewarnaan gram bakteri mengetahui langkah-langkah yang ada sesuai
dengan urutan dari larutan yang dipergunakan dalam pewarnaan gram
diantaranya larutan kristal ungu, larutan lugol, larutan etanol dan larutan
safranim. Kemudian teknik inokulasi bakteri dilakukan dengan mengambil
bakteri dari hasil permunian yang ada dicawan petri kemudian bakteri tersebut
diletakan didalam tabung reaksi yang didalamnya terdapat agar kemudian
letakan dengan metode zigzag.

5.2. Saran
Pada saat praktikum sebaiknya praktikan lebih memperhatikan lagi cara
pelaksanaan terutama pada saat penyampaian materi dari asisten agar tidak terjadi
kesalahan-kesalahan pada saat bekerja dilaboraotorium dan dapat memperoleh
hasil yang maksimal.

Anda mungkin juga menyukai