Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN PRAKTIKUM

MIKROBIOLOGI PERTANIAN

ACARA VII
MORFOLOGI KOLONI DAN SEL MIKROBA ISOLAT DARI
RHIZOSFER

Oleh:
Imam Rajuna
A1D022027
Rombongan 1

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN


TEKNOLOGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2023
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Golongan dan spesies mikroorganisme memengaruhi dan menentukan


ukurannya yang beragam. Mikroorganisme merupakan makhluk hidup
mikroskopis atau berukuran kecil yang terdiri dari jamur, bakteri, dan virus.
Bakteri biasanya berukuran antara 0,5–5,0 μm, sedangkan jamur mikroskopis
biasanya berukuran antara 2,5–3,6 μm. Sementara itu, virus biasanya hanya
berukuran 0,5 nm–1 mm (Soekarto, 2021). Bakteri adalah mikroorganisme
uniseluler atau mempunyai sel tunggal yang berukuran sangat kecil atau
panjangnya hanya beberapa mikrometer saja.
Bakteri merupakan mikroorganisme yang mudah dijumpai dan dapat
ditemukan pada air, tanah, udara, dan lingkungan alami lainnya. Bakteri dapat
bersifat merugikan, menguntungkan, atau netral. Dalam bidang pertanian, bakteri
dapat bersifat menyebabkan penyakit atau patogen terhadap tanaman karena dapat
menyebabkan kerusakan fisiologis tanaman atau bersifat menguntungkan karena
dapat memacu pertumbuhan tanaman dan meningkatkan kesuburan tanah. Selain
itu, beberapa bakteri dapat dimanfaatkan sebagai agen pengendali hayati karena
dapat menghambat pertumbuhan patogen penyebab penyakit dengan mekanisme
tertentu. Bakteri umumnya memiliki morfologi yang sangat beragam berdasarkan
klasifikasinya.
Morfologi bakteri secara langsung akan menentukan fungsi fisiologis,
seperti cara memperoleh nutrisi, motilitas atau cara pergerakannya, penyebaran,
serta ketahanan dan interaksi dengan organisme lainnya. Sel-sel bakteri yang
membentuk koloni juga akan membentuk morfologi yang beragam. Morfologi
koloni bakteri merupakan cara yang digunakan peneliti atau ilmuwan dalam
menggambarkan karakteristik koloni individu bakteri yang tumbuh pada suatu
media agar di dalam cawan petri. Kegiatan pengamatan morfologi koloni bakteri

1
adalah tahap penting untuk mempelajari dan memahami suatu jenis bakteri serta
untuk mengidentifikasi bakteri yang ditumbuhkan.

B. Tujuan

Praktikum ini bertujuan untuk:


1. Mengetahui morfologi sel dan koloni bakteri.
2. Mengetahui metode pewarnaan gram bakteri.

2
II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Bakteri

Bakteri merupakan organisme sederhana yang umumnya uniseluler atau


bersel tunggal. Sel bakteri biasanya memiliki beberapa bentuk. Bakteri biasanya
berkembang biak secara aseksual dengan membelah diri menjadi dua sel yang
berukuran sama. Identifikasi jenis bakteri memerlukan keterampilan dan informasi
tertentu untuk menentukan spesies bakteri yang akan diidentifikasi. Beberapa hal
yang harus diperhatikan dalam identifikasi bakteri meliputi reaksi pewarnaan
gram, gerakan bakteri, tipe flagel, ukuran, bentuk dan susunan bakteri, warna
koloni, dan konsistensi koloni bakteri serta ukuran dan bentuk koloni bakteri
(Putra et al., 2021).
Bakteri merupakan mikroorganisme prokariotik yang tidak mempunyai
membran inti. Bakteri berkembang biak dengan membelah diri hanya dalam
hitungan jam. Bakteri berkembang biak secara aseksual melalui pembelahan biner
yang menghasilkan dua sel anak identik. Dalam kondisi yang optimum, bakteri
dapat tumbuh dan membelah dengan sangat cepat dan populasi bakteri mampu
berlipat ganda setiap 9,8 menit (Patabang et al., 2016).
Putri (2021) menyatakan bahwa bakteri umumnya bersifat saprofit atau
parasit karena tidak memiliki klorofil sehingga tidak dapat membuat makanan
sendiri. Sel bakteri berukuran sekitar sepersepuluh sel eukariotik dan umumnya
berukuran 0,5–5,0 μm. Bakteri umumnya memiliki diameter sekitar 0,2-1,5 μm
dan panjang antara 3-5 μm. Bakteri dapat diklasifikasikan berdasarkan ekspresi
fenotipenya, yaitu morfologi sel, morfologi koloni, dan sifat terhadap pewarnaan.
Muthiah et al. (2017) menyatakan bahwa struktur sel bakteri tersusun atas tiga
kategori, yaitu struktur internal, struktur eksternal, dan cell envelope. Struktur
internal terdiri dari membran sitoplasma, mesosom, sitoplasma, nukleosida,
ribosom, dan cytoplasmic inclusions, sedangkan cell envelope terdiri dari

3
membran sel, peptidoglikan atau membran lipid luar yang hanya ditemukan pada
bakteri gram negatif. Sementara itu, struktur eksternal sel bakteri terdiri dari
flagela, fimbriae atau pili, dan glycocalyx atau kapsul.

B. Morfologi Koloni Bakteri

Morfologi koloni bakteri atau morfologi makroskopis merupakan bentuk


bakteri dengan pengamatan karakteristik koloni bakteri yang terdapat pada media
agar. Karakteristik koloni bakteri diklasifikasikan berdasarkan bentuk koloni,
ukuran koloni, pinggiran koloni atau margin, ketinggian atau elevasi, warna
koloni, permukaan koloni, konsistensi, serta pigmen yang diproduksi koloni.
Populasi bakteri dapat tumbuh dan berkembang biak sangat cepat apabila kondisi
lingkungan optimal sehingga berbagai macam bakteri kadang memiliki
penampilan yang khas (Putri, 2021).
Effendi (2020) menyatakan bahwa masing-masing koloni bakteri yang
berbeda mewakili sel atau kelompok bakteri individu yang sudah membelah
berulang-ulang. Sel-sel yang terakumulasi atau terkumpul tersebut akan
membentuk bidang yang relatif mudah diamati. Pada umumnya, sebagian besar
koloni bakteri tampak berwarna putih atau kuning krem dan memiliki bentuk yang
cukup melingkar. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilaporkan Kristianti et al.
(2023) yang menyatakan koloni bakteri rhizosfer dari akar tanaman putri malu
didominasi oleh bentuk bulat melingkar dan berwarna putih tulang.

C. Sifat Terhadap Pewarnaan

Bakteri dapat diklasifikasikan menjadi dua berdasarkan komposisi penyusun


dinding selnya, yaitu bakteri gram positif dan bakteri gram negatif. Bakteri gram
positif mempunyai dinding sel yang tersusun dari peptidoglikan yang tebal dan
asam teichoic. Asam teichoic mengandung fosfat dan alkohol berupa gliserol atau
ribitol. Sementara itu, bakteri gram negatif mempunyai dinding sel yang tersusun

4
dari membran luar dan peptidoglikan yang tipis. Membran luar tersusun dari
lipopolisakarida, lipoprotein, serta fosfolipid (Oktavia & Pujiyanto, 2018).
Bakteri gram positif dan gram negatif adalah dua jenis bakteri yang dapat
dibedakan melalui pewarnaan gram. Bakteri gram positif tetap berwarna ungu
setelah ditetesi reagen kristal violet, sedangkan bakteri gram negatif berwarna
merah karena efek pencucian dengan alkohol 95%, yang mampu meningkatkan
porositas dinding sel dengan melarutkan lipid bagian luar sehingga dinding sel
lebih mudah dikeluarkan dari lapisan peptidoglikan yang tidak terkait atau tertaut
dengan kuat (Bambang et al., 2014).

5
III. METODE PRAKTIKUM

A. Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam praktikum acara enam adalah isolat bakteri
Pseudomonas sp. dan Bacillus sp., akuades, ethanol 96%, alkohol 70%, crystal
violet, logos’s iodine, serta safranin. Sementara itu, alat yang digunakan meliputi
botol semprot, gelas objek, tisu, tabung reaksi, bunsen, jarum ose, pipet tetes,
mikroskop, media NA, Media PDA, dan sprayer.

B. Prosedur Kerja

Praktikum acara enam ini dilakukan dengan prosedur, sebagai berikut:


1. Pengamatan morfologi koloni bakteri
a. Bahan dan alat yang dibutuhkan disiapkan terlebih dahulu.
b. Biakan bakteri rhizosfer yang telah ditumbuhkan dalam media NA dan
PDA diamati dan didata morfologi koloninya.
2. Pewarnaan gram
a. Bahan dan alat yang dibutuhkan disiapkan terlebih dahulu.
b. Dilakukan pewarnaan gram melalui aplikasi zat crystal violet, logos’s
iodine, dan safranin.
c. Bakteri Pseudomonas sp. digunakan untuk pewarnaan bakteri gram negatif
dan bakteri Bacillus sp. digunakan untuk pewarnaan bakteri gram positif.
d. Bakteri diamati dengan menggunakan mikroskop.

6
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Tabel 7.1 Pewarnaan Gram


No Langkah Kerja Foto/Dokumentasi
.
Gram Negatif
1. Bahan dan alat disiapkan. Bahan yang
digunakan meliputi akuades, alkohol 70%,
Pseudomonas, crystal violet, iodine, ethanol,
dan safranin. Sementara itu, alat yang
digunakan meliputi botol semprot, gelas
objek, tisu, tabung reaksi, bunsen, jarum ose,
pipet tetes, mikroskop, dan sprayer.
2. Tangan disterilkan terlebih dahulu dengan
alkohol 70% untuk menghindari kontaminasi.

3. Botol semprot berisi akuades diteteskan


sebanyak satu tetes pada bagian tengah gelas
objek yang telah dikeringkan.

7
4. Gelas objek disterilkan dengan menggunakan
alkohol 70%, kemudian dikeringkan dengan
tisu. Jarum ose kemudian dimasukkan ke
dalam larutan alkohol.

5. Jarum ose disterilkan di atas api bunsen,


kemudian didinginkan selama beberapa detik.
Tabung reaksi disterilkan dengan
mendekatkan mulut tabung, kemudian
dipanaskan selama beberapa detik.

6. Bakteri Pseudomonas diambil dengan


menggunakan jarum ose, kemudian bakteri
diletakkan di atas gelas objek dan dipanaskan
di atas api bunsen. Crystal violet kemudian
diambil dengan menggunakan pipet.

7. Crystal violet diteteskan sebanyak 1 tetes di


atas gelas objek, kemudian didiamkan selama
1 menit. Gelas objek kemudian dicuci dengan
akuades yang mengalir. Setelah itu, bagian
pinggir preparat dibersihkan dengan tisu.

8. Logos’s iodine diambil dengan menggunakan


pipet tetes sebanyak 1 tetes pada gelas objek,
kemudian didiamkan selama 1 menit.

8
9. Gelas objek dicuci dengan akuades yang
mengalir, kemudian bagian pinggir preparat
dibersihkan dengan tisu.

10. Ethanol 96% diambil dengan menggunakan


pipet tetes sampai ethanol yang jatuh
berwarna jernih, kemudian gelas objek dicuci
dengan akuades yang mengalir dan bagian
pinggir preparat atau gelas objek dibersihkan
dengan tisu.
11. Safranin diambil dengan menggunakan pipet
tetes sebanyak 1 tetes, kemudian didiamkan
selama 45 detik.

12. Gelas objek dicuci dengan akuades yang


mengalir, kemudian bagian pinggir gelas
objek dibersihkan dengan tisu.

9
13. Gelas objek dikeringkan dengan angin,
kemudian diberi label dan diamati dengan
menggunakan mikroskop.

Gram Positif
1. Bahan dan alat disiapkan. Bahan yang
digunakan meliputi akuades, alkohol 70%,
Bacillus sp, crystal violet, iodine, ethanol, dan
safranin. Sementara itu, alat yang digunakan
meliputi botol semprot, bunsen, jarum ose,
mikroskop, pipet tetes, sprayer, gelas objek,
tisu, dan tabung reaksi.
2. Tangan disterilkan terlebih dahulu dengan
alkohol 70% untuk menghindari kontaminasi.

10
3. Botol semprot berisi akuades diteteskan
sebanyak satu tetes pada bagian tengah gelas
objek yang telah dikeringkan.

4. Gelas objek disterilkan dengan menggunakan


alkohol, kemudian dikeringkan dengan tisu.
Jarum ose kemudian dimasukkan ke dalam
larutan alkohol

5. Jarum ose disterilkan di atas api bunsen,


kemudian didinginkan selama beberapa detik.
Tabung reaksi disterilkan dengan
mendekatkan mulut tabung, yang kemudian
dipanaskan selama beberapa detik.

6. Bakteri Bacillus sp. diambil dengan


menggunakan jarum ose, kemudian bakteri
diletakkan di atas gelas objek dan dipanaskan
di dekat api bunsen. Crystal violet kemudian
diambil dengan menggunakan pipet

7. Crystal violet diteteskan sebanyak 1 tetes di


atas gelas objek, kemudian didiamkan selama
1 menit. Gelas objek kemudian dicuci dengan
akuades yang mengalir dan bagian pinggir
gelas objek dibersihkan dengan tisu.

11
8. Logos’s iodine diambil dengan menggunakan
pipet tetes sebanyak 1 tetes di atas gelas
objek, kemudian didiamkan selama 1 menit.

9. Gelas objek dicuci dengan akuades yang


mengalir dan bagian pinggir gelas objek
dikeringkan dengan tisu.

10 Ethanol 96% diambil dengan menggunakan


pipet tetes sampai ethanol yang jatuh
berwarna jernih. Gelas objek kemudian dicuci
dengan dialiri akuades dan bagian pinggir
gelas objek dikeringkan dengan tisu.

11. Safranin diambil dengan menggunakan pipet


tetes sebanyak 1 tetes, kemudian didiamkan
selama 45 detik.

12. Gelas objek dicuci dengan akuades yang


mengalir, kemudian bagian pinggir gelas
objek dikeringkan dengan tisu.

12
13. Gelas objek dikeringkan dengan angin,
kemudian diberi label bakteri gram positif dan
diamati dengan menggunakan mikroskop.

Tabel 7.2 Pengamatan Morfologi


No Gambar Keterangan
.
1. Streak NA 10-8
- Ukuran: titik
- Pigmentasi: putih kuning
- Karakteristik optik: transculent
- Bentuk: circular
- Elevasi: flat
- Permukaan: halus
- Margin: entore

13
2. Streak NA 10-9
- Ukuran: titik
- Pigmentasi: putih kuning
- Karakteristik optik: transculent
- Bentuk: circular
- Elevasi: flat
- Permukaan: halus
- Margin: entore

3. Pour NA 10-8
- Ukuran: titik
- Pigmentasi: putih kuning
- Karakteristik optik: transculent
- Bentuk: circular
- Elevasi: flat
- Permukaan: halus
- Margin: entore

4. Pour NA 10-9
- Ukuran: moderate
- Pigmentasi: putih
- Karakteristik optik: transculent
- Bentuk: circular
- Elevasi: raised
- Permukaan: halus
- Margin: felamentose

14
5. Spread NA 10-8
- Ukuran: titik
- Pigmentasi: kuning
- Karakteristik optik: transculent
- Bentuk: circular
- Elevasi: flat
- Permukaan: halus
- Margin: entore

6. Spread NA 10-9
- Ukuran: titik
- Pigmentasi: putih
- Karakteristik optik: transculent
- Bentuk: circular
- Elevasi: flat
- Permukaan: halus
- Margin: entore

7. Streak PDA sinambung


- Ukuran: moderate
- Pigmentasi: ungu
- Karakteristik optik: opaque
- Bentuk: circular
- Elevasi: raised
- Permukaan: kasar
- Margin: felamentose

15
8. Streak PDA kuadran
- Ukuran: moderate
- Pigmentasi: ungu
- Karakteristik optik: opaque
- Bentuk: circular
- Elevasi: raised
- Permukaan: kasar
- Margin: felamentose

9. Spread PDA 10-3


- Ukuran: moderate
- Pigmentasi: kuning
- Karakteristik optik: opaque
- Bentuk: circular
- Elevasi: raised
- Permukaan: kasar
- Margin: felamentose

10. Spread PDA 10-4


- Ukuran: moderate
- Pigmentasi: ungu
- Karakteristik optik: opaque
- Bentuk: circular
- Elevasi: raised
- Permukaan: kasar
- Margin: felamentose

16
11. Pour PDA 10-3
- Ukuran: moderate
- Pigmentasi: kuning
- Karakteristik optik: opaque
- Bentuk: circular
- Elevasi: raised
- Permukaan: kasar
- Margin: felamentose

B. Pembahasan

Bakteri adalah mikroorganisme yang paling umum ditemukan dan dapat


hidup di berbagai tempat mulai dari tanah, air, tubuh manusia, hingga di tubuh
hewan lain. Bakteri dalam tubuh manusia umumnya bersifat komensal, tetapi
terdapat beberapa bakteri yang bersifat patogen. Bakteri dapat diklasifikasikan
menjadi tiga kelompok utama berdasarkan bentuk tubuhnya, yaitu coccus atau
bulat, basil atau batang, dan spirochaetes atau heliks (Muthiah, 2017).
Bakteri merupakan mikroorganisme prokariot dengan memiliki struktur
internal yang lebih sederhana dibandingkan dengan mikroorganisme eukariot.
Organel sel bakteri tidak mempunyai membran dan lapisan luar sel bakteri hanya
tersusun dari dua komponen, yaitu bagian luar dinding sel yang bersifat kaku dan
membran plasma bagian dalam. Selubung sel bakteri mengelilingi sitoplasma dan
inklusi lain, yaitu ribosom, mesosom, vakuola, serta badan inti.
Koloni bakteri adalah sekumpulan sel bakteri yang tumbuh dan berkembang
biak pada media agar dan membentuk massa sehingga dapat dilihat dengan mata
telanjang. Koloni bakteri dapat terbentuk dari satu sel bakteri yang membelah diri
secara aseksual secara terus menerus dalam lingkungan yang sesuai atau optimal.
Menurut Putri (2021), morfologi bakteri dapat digolongkan menjadi dua, yaitu
morfologi makroskopis atau morfologi koloni dan morfologi mikroskopis atau

17
morfologi seluler. Morfologi koloni meliputi ukuran, pigmentasi, karakteristik
optik, bentuk, elevasi, permukaan, dan margin. Sementara itu, morfologi seluler
terdiri dari bentuk bulat atau kokus, bentuk batang atau basil, dan bentuk spiral
atau spirilium. Karakteristik koloni bakteri dapat digunakan untuk
mengidentifikasi spesies bakteri tertentu, seperti koloni bakteri Staphylococcus
aureus yang umumnya berbentuk bulat, berwarna kuning, dan memiliki tepi
bergerigi.
Pewarnaan bakteri dilakukan untuk membedakan dua jenis bakteri
berdasarkan komposisi penyusun dinding selnya, yaitu bakteri gram positif dan
bakteri gram negatif. Tujuan pewarnaan gram adalah untuk memudahkan
pengamatan bakteri secara mikroskopis, memperjelas ukuran dan bentuk sel
bakteri, melihat struktur sel bakteri bagian dalam, serta menghasilkan sifat fisik
dan kimia khas bakteri dengan zat warna. Bakteri gram positif akan berwarna
ungu karena dapat mempertahankan zat pewarna kristal violet, sedangkan bakteri
gram negatif akan berwarna merah karena pemberian zat safranin setelah
kehilangan zat pewarna kristal violet akibat pencucian oleh alkohol (Bulele et al.,
2019).
Putri (2021) menyatakan bahwa karakteristik yang membedakan bakteri
gram negatif dengan bakteri gram positif adalah komponen penyusun dinding
selnya. Bakteri gram positif dinding selnya memiliki beberapa lapisan
peptidoglikan yang terakumulasi sehingga membentuk struktur dinding sel yang
tebal dan kaku. Pada bakteri gram positif, terdapat sekitar 40 lapisan
peptidoglikan atau dikenal sebagai lapisan Mukopeptida yang merupakan 50%
dari bahan penyusun dinding sel. Sementara itu, bakteri gram negatif hanya
memiliki satu atau dua lapisan peptidoglikan yang merupakan 5-10% dari
bahan penyusun dinding sel. Pernyataan ini sesuai dengan Jiwintarum et al.
(2016), yang menyatakan bahwa dinding sel bakteri gram positif tersusun dari
banyak lapisan peptidoglikan dan asam teikoat yang mengandung alkohol serta
fosfat. Sementara itu, bakteri gram negatif mengandung membran luar berupa
lipopolisakarida dan beberapa lapis peptidoglikan yang tertaut pada lipoprotein
membran luar.

18
Secara garis besar, pewarnaan bakteri gram positif dan bakteri gram neatif
memiliki prosedur kerja yang sama. Yang membedakan dalam pewarnaan bakteri
adalah jenis bakteri yang digunakan. Pewarnaan bakteri gram negatif
menggunakan bakteri Pseudomonas sp, sedangkan pewarnaan bakteri gram positif
menggunakan bakteri Bacillus sp. Tindakan pewarnaan gram pada praktikum ini
dimulai dengan menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan. Bahan yang
digunakan meliputi isolat bakteri Pseudomonas sp. dan Bacillus sp., akuades,
ethanol 96%, alkohol 70%, crystal violet, lugol, serta safranin. Sementara itu, alat
yang digunakan meliputi botol semprot, gelas objek, tisu, tabung reaksi, bunsen,
jarum ose, pipet tetes, mikroskop, media NA, Media PDA, dan sprayer. Tangan
disterilkan terlebih dahulu dengan alkohol 70% untuk menghindari kontaminasi.
Botol semprot berisi akuades kemudian diteteskan sebanyak satu tetes pada
bagian tengah gelas objek yang telah dikeringkan. Setelah itu, gelas objek
disterilkan dengan menggunakan alkohol 70%, kemudian dikeringkan dengan
tisu. Jarum ose kemudian dimasukkan ke dalam larutan alkohol. Jarum ose
selanjutnya disterilkan di atas api bunsen dan didinginkan selama beberapa detik.
Setelah itu, tabung reaksi disterilkan dengan mendekatkan mulut tabung,
kemudian dipanaskan selama beberapa detik.
Bakteri Pseudomonas untuk pewarnaan bakteri gram negatif dan bakteri
Bacillus untuk pewarnaan bakteri gram positif kemudian diambil dengan
menggunakan jarum ose. Setelah itu, kedua jenis bakteri diletakkan di atas gelas
objek dan dipanaskan di atas api bunsen. Crystal violet kemudian diambil dengan
menggunakan pipet. Crystal violet diteteskan sebanyak 1 tetes di atas gelas objek,
kemudian didiamkan selama 1 menit. Gelas objek kemudian dicuci dengan
akuades yang mengalir. Setelah itu, bagian pinggir preparat dibersihkan dengan
tisu. Logos’s iodine diambil dengan menggunakan pipet tetes sebanyak 1 tetes
pada gelas objek, kemudian didiamkan selama 1 menit. Gelas objek dicuci dengan
akuades yang mengalir, kemudian bagian pinggir preparat dibersihkan dengan
tisu. Ethanol 96% diambil dengan menggunakan pipet tetes sampai ethanol yang
jatuh berwarna jernih, kemudian gelas objek dicuci dengan akuades yang mengalir
dan bagian pinggir preparat atau gelas objek dibersihkan dengan tisu. Safranin

19
diambil dengan menggunakan pipet tetes sebanyak 1 tetes, kemudian didiamkan
selama 45 detik. Gelas objek dicuci dengan akuades yang mengalir, kemudian
bagian pinggir gelas objek dibersihkan dengan tisu. Gelas objek dikeringkan
dengan angin, kemudian diberi label dan diamati dengan menggunakan
mikroskop.
Berdasarkan pengamatan dengan menggunakan mikroskop, bakteri
Pseudomonas termasuk ke dalam jenis bakteri gram negatif karena berwarna
merah. Hal tersebut sesuai dengan Rahmadian et al. (2018) yang menyatakan
bahwa Pseudomonas sp. adalah bakteri gram negatif yang memperlihatkan warna
merah muda saat dilakukan pewarnaan gram dengan sel berbentuk batang atau
basil dan bulat atau kokus. Sementara itu, bakteri Bacillus termasuk ke dalam
jenis bakteri gram positif karena berwarna ungu. Hal tersebut sesuai dengan
Purwaningsih & Wulandari (2021) yang menyatakan bahwa bakteri Bacillus sp.
memiliki sifat gram positif karena sel bakteri berwarna ungu setelah dilakukan
pewarnaan gram dan sel Bacillus berbentuk batang atau basil dengan koloni
seperti rantai.
Berdasarkan hasil pengamatan morfologi koloni bakteri yang dibiakkan
pada media PDA, koloni bakteri didapati memiliki bentuk circular dan ukuran
moderate pada metode streak, spread, dan pour. Pada metode streak PDA
kuadran dan sinambung, serta spread PDA 10-4 koloni bakteri berwarna ungu.
Sementara itu, pada spread PDA 10-3 dan pour PDA 10-3 koloni bakteri berwarna
kuning. Koloni bakteri pada media PDA dengan metode streak, spread, dan pour
memiliki permukaan yang kasar, dengan margin felamentose dan elevasi berupa
raised, serta karakteristik optik berupa opaque.
Berdasarkan hasil pengamatan morfologi koloni bakteri yang dibiakkan
pada media NA, koloni bakteri didapati memiliki bentuk circular dan ukuran titik
pada metode streak, spread, dan pour. Namun, pada pour NA 10-9 koloni bakteri
memiliki ukuran moderate. Koloni bakteri pada media NA dengan metode streak,
spread, dan pour memiliki permukaan yang halus, dengan margin entore dan
elevasi berupa flat, serta karakteristik optik berupa transculent. Namun, pada pour
NA 10-9 koloni bakteri memiliki margin felamentose dengan elevasi raised.

20
Sementara itu, warna koloni bakteri pada media NA bervariasi. Pada media NA
dengan metode streak 10-8, streak 10-9, dan pour 10-8 koloni bakteri berwarna putih
kuning, sedangkan metode pour 10-9 dan spread 10-9 menghasilkan koloni bakteri
berwarna kuning. Sementara itu, pada spread 10-8 menghasilkan koloni bakteri
berwarna kuning.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

21
A. Kesimpulan

Kesimpulan yang diperoleh dari praktikum acara tujuh adalah sebagai


berikut:
1. Koloni bakteri adalah sekumpulan sel bakteri yang tumbuh dan berkembang
biak pada media agar dan membentuk massa sehingga dapat dilihat dengan
mata telanjang. Morfologi koloni bakteri meliputi ukuran, pigmentasi,
karakteristik optik, bentuk, elevasi, permukaan, dan margin. Sementara itu,
morfologi seluler bakteri merupakan bentuk sel bakteri yang umumnya
berbentuk bulat atau kokus, batang atau basil, dan spiral.
2. Pewarnaan bakteri dilakukan untuk membedakan dua jenis bakteri
berdasarkan komposisi penyusun dinding selnya, yaitu bakteri gram positif
dan bakteri gram negatif. Pewarnaan gram dilakukan melalui aplikasi zat
crystal violet, logos’s iodine, dan safranin. Bakteri Pseudomonas sp. termasuk
ke dalam jenis bakteri gram negatif karena berwarna merah saat dilakukan
pewarnaan gram dan bakteri Bacillus sp. termasuk ke dalam jenis bakteri gram
positif karena berwarna ungu saat dilakukan pewarnaan gram.

B. Saran

Saran untuk praktikum selanjutnya adalah sebaiknya praktikan bekerja


secara aseptis dan lebih memperhatikan kebersihan sehingga dapat mencegah
terjadinya kontaminasi.

DAFTAR PUSTAKA

22
Bambang, A. G., Fatimawali., Kojong, N. S. 2014. Analisis cemaran bakteri
Coliform dan identifikasi Escherichia coli pada air isi ulang dari depot di
Kota Manado. Pharmacon: Jurnal Ilmiah Farmasi, 3(3): 325-334.

Bulele, T., Rares, F. E. S., & Porotu’o, J. 2019. Identifikasi bakteri dengan
pewarnaan gram pada penderita infeksi mata luar di rumah sakit mata
Kota Manado. Jurnal e-Biomedik, 7(1): 30-36.

Effendi, I. 2020. Metode Identifikasi dan Klasifikasi Bakteri. Riau: Oceanum


Press.

Jiwintarum, Y., Rohmi., & Prayuda, I. D. P. M. 2016. Buah naga (Hylocereus


polyrhizus) sebagai pewarna alami untuk pewarnaan bakteri. Jurnal
Kesehatan Prima, 10(2): 1726-1734

Kristianti, D., Siahaan, P., & Tangapo, A. M. 2023. Karakterisasi dan uji produksi
IAA bakteri rhizosfer dari tanaman putri malu (Mimosa pudica L.).
Jurnal Ilmu Alam dan Lingkungan, 14(2): 29-37.

Muthiah, H., Dewi, W., & Sudjarwo, I. 2017. Pemanfaatan ekstrak etil asetat buah
merah sebagai zat warna primer pada teknik pengecatan negatif kapsul
bakteri. Jurnal Kedokteran Gigi Unpad, 29(1): 35-40.

Oktavia, N., & Pujiyanto, S. 2018. Isolasi dan uji antagonisme bakteri endofit
tapak dara (Catharanthus Roseus L.) terhadap bakteri Escherichia coli
dan Staphylococcus aureus. Berkala Bioteknologi, 1(1): 1-7.

Patabnag, W. A. 2016. Perbedaan jumlah pertumbuhan koloni bakteri rongga


mulut sebelum dan sesudah menggunakan obat kumur yang mengandung
chlorheksidine. Pharmacon: Jurnal Ilmiah Farmasi, 5(1): 26-31.

Purwaningsih, D., & Wulandari, D. 2021. Uji aktivitas antibakteri hasil fermentasi
bakteri endofit umbi talas (Colocasia esculenta L) terhadap bakteri
Pseudomonas aeruginosa. Jurnal Sains dan Kesehatan, 3(5): 750-759.

Putra, S. F., Fitri, R., & Fadilah, M. 2021. Pembuatan media tumbuh bakteri
berbasis lokal material. In Prosiding Seminar Nasional Biodiversitas. pp.
1043-1050.

Putri, M. H. 2021. Mikrobiologi Keperawatan Gigi. Pekalongan: Nasya


Expanding Management.

Rahmadian, C. A., Ismail., Abrar, M., Erina., Rastina., & Fahrimal, Y. 2018.
Isolasi dan identifikasi bakteri Pseudomonas sp pada ikan asin di tempat
pelelangan ikan Labuhanhaji Aceh Selatan. Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Veteriner, 2(4): 493-502.

23
LAMPIRAN

Lampiran 7.1 ACC Acara VII

24
25
26
27
28
29
30
31
32
Lampiran 7.2 Dokumentasi Praktikum Acara VII

Kegiatan Mengamati Morfologi Koloni Bakteri pada PDA


Koloni Bakteri Kuadran

33

Anda mungkin juga menyukai