PEWARNAAN BAKTERI
DOSEN PENGAMPU :
KELOMPOK 3
2
satu cara yang paling utama dalam penelitian-penelitian mikrobiologi. Teknik
pewarnaan sel bakteri dikembangkan untuk mengatasi masalah tersebut
sehingga sel dapat terlihat jelas dan mudah diamati, sehingga teknik
pewarnaan sel bakteri merupakan salah satu cara yang paling utama dalam
penelitian-penelitian mikrobiologi. Berdasarkan uraian diatas,maka perlu
dilakukan praktikum pewarnaan bakteri,dimana praktikum ini bertujuan untuk
mengetahui bentuk morfologi dari mikroba dan mengidentifikasi bakteri
berdasrkan pewarnaan gram.
3
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Bakteri
Bakteri merupakan salah satu jenis mikroorganisme yang tidak bisa dilihat
oleh mata langsung. Bakteri merupakan organisme yang jumlahnya paling
banyak dibandingkan maklhluk hidup lain dan tersebar luas didunia. Bakteri
memiliki ratusan ribu spesies yang hidup di darat, laut, udara dan tempat-
tempat ekstrem. Bakteri memiliki ciri-ciri yang berbeda dengan makhluk lain
antara lain (Rini & Rohmah, 2020: 23).
4
Bakteri ada yang bergerak dengan flagella dan ada juga yang bergerak
dengan berguling (tanpa flagella).
5
2.2 Pewarnaan Gram
6
(warna safranin atau karbol fuhsin). Kelompok bakteri yang demikian
disebut dengan bakteri Gram negatif (Vidika Apriyanthi, Laksmita &
Widayanti, 2022: 26).
7
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat :
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Kamis, 9 Maret 2023 pukul 07.30-09.00
WIB. Praktikum dilaksanakan di ruang Laboratorium PBio Universitas Jambi.
Kaca objek
Hasil
8
BAB IV
HASIL & PEMBAHASAN
4.1 Hasil
No. Hasil Deskripsi
1. Bakteri gram negatif merupakan
bakteri yang memiliki latar
belakang berwarna merah. Hal
tersebut dikarenakan dinding
peptidoglikan yang tipis sehingga
tidak dapat mempertahankan zat
warna kristal violet saat dilakukan
proses pewarnaan diferensial.
4.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini dilaksanakan praktikum pewarnaan bakteri.
Pewarnaan bakteri berfungsi untuk memudahkan melihat bakteri dengan
mikroskop, memperjelas ukuran dan bentuk bakteri, mengetahui sifat fisik dan
kimia yang khas dari bakteri dengan zat warna serta meningkatkan kontras
mikroorganisme terhadap sekitarnya. Teknik pewarnaan warna pada bakteri
dibedakan menjadi 3 macam yaitu pewarnaan sederhana, pewarnaan
diferensial dan pewarnaaan struktural. Prosedur pewarnaan yang menunjukkan
perbedaan di antara sel-sel mikroba atau bagian-bagian sel mikroba disebut
teknik pewarnaan diferensial. Menurut (Rahayu, S. A & Gumilar, M. H, 2017,
hal. 51) pewarnaan gram merupakan pewarnaan diferensial yang sangat
berguna dan paling banyak digunakan dalam laboratorium mikrobiologi.
Pewarnaan differensial adalah pewarnan yang mampu
mengidentifikasi atau membedakan bakteri sehingga digolongkan menjadi dua
macam, yaitu bakteri gram positif dan gram negatif. Bakteri gram negatif ialah
bakteri yang tidak mempertahankan zat warna kristal violet setelah dicuci
dengan alkohol, sementara bakteri gram negatif tidak. Pewarnaan gram ialah
metode empiris untuk membedakan spesies bakteri mejadi dua kelompok
besar yakni gram positif dan negative (Yusmaniar, Wardiyah & Khairun, N,
9
2017, hal. 205). Bakteri gram ini ditemukan oleh Hans Christian Gram yang
mengembangkan teknik ini pada tahun 1844 untuk membedakan antara
pneummokokus dan bakteri klesiella.
Pewarnaan gram merupakan suatu metode pewarnaan yang digunakan
dalam mengelompokkan bakteri gram positif dan bakteri gram negatif.
Pewarnaan gram ini didasarkan pada tebal atau tipisnya lapisan peptidoglikan
pada dinding sel dan banyak atau sedikitnya lapisan lemak pada membran sel
bakteri. Bakteri yang termasuk ke dalam gram positif memiliki dinding sel
yang tebal dan membran sel selapis sehingga saat dilakukan pewarnaan gram
akan berwarna ungu. Bakteri yang termasuk ke dalam gram negatif memiliki
dinding sel tipis dan dua lapis membran sel sehingga saat dilakukan
pewarnaan gram akan berwarna ungu. Menurut (Rahmatullah, W., Novianti, E
& Sari, A. D. L, 2021, hal. 85) reagen yang digunakan dalam pewarnaan gram
adalah kristal violet, alkohol, safranin dan iodine. Penggunaan 4 reagen
tersebut memiliki fungsi yang berbeda-beda dimana kristal violet berfungsi
sebagai zat pewarna yang utama, iodine sebagai senyawa yang dipakai untuk
mengintensifkan warna utama, alkohol berfungsi untuk melunturkan zat warna
utama, dan safranin digunakan untuk mewarnai kembali sel-sel yang sudah
kehilangan warna utama setelah perlakuan dengan menggunakan alkohol.
Pada praktikum kali ini dilakukan pewarnaan gram pada bakteri
Acetobacter sp. Pewarnaan ini dilakukan dengan meneteskan akuades
kemudian disebarkan bakteri Acetobacter secara merata. Apusan tersebut
dilakukan pengeringan di atas nyala api bunsen. Setelah kering apusan
tersebut digenangi kristal violet selama satu menit kemudian difiksasi. Dibilas
menggunakan akuades kemudian difiksasi dan tambahkan larutan lugol pada
apusan tersebut selama satu menit setelah itu difiksasi lagi. Bilas apusan
tersebut menggunakan alkohol dan difiksasi lagi kemudian cuci dalam
akuades. Warnai apusan tersebut menggunakan larutan safranin dan bilas
dengan akuades kemudian fiksasi di atas nyala bunsen. Tujuan dilakukannya
fiksasi pada pewarnaan ini adalah untuk melekatkan bakteri di atas kaca objek
dan meningkatkan sifat afinitas pada pewarna yang digunakan.
10
Dari praktikum yang telah kelompok kami lakukan, dapat dikatakan
bahwa bakteri Acetobacter termasuk ke dalam golongan bakteri gram negatif
dikarenakan pada pengamatan di bawah mikroskop tampak bahwa apusan
pada bakteri memiliki latar berwarna merah. Bakteri gram negatif memiliki
peptidoglikan yang lebih sedikit dan secara struktural lebih konsep. Menurut
(Boleng, D. T, 2015, hal. 72-73) membran bagian luar pada dinding sel gram
negatif mengandung lipopolisakarida, yaitu karbohidrat yang berikatan dengan
lipid. Lipopolisakarida yang terdapat pada dinding sel bakteri gram negatid
sering bersifat racun dan membran tersebut membantu melindung bakteri
gram negatif patogen melawan sistem pertahanan inangnya. Bakteri gram
negatif ini umumnya lebih resisten terhadap antibiotik dibandingkan pada
bakteri gram positif karena adanya membran luar yang mengandung
lipopolisakarida.
11
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa untuk
mengetahui bentuk morfologi dari bakteri dapat dengan menggunakan
pewarnaan diferensial yaitu, pewarnaan yang menggunakan lebih dari satu zat
warna. Salah satu pewarnaan diferensial adalah pewarnaan gram, yaitu
pewarnaan yang digunakan untuk mengelompokan atau mengidentifikasi
bakteri Gram positif dan Gram negatif. Perbedaan sifat Gram dipengaruhi oleh
kandungan pada dinding sel, yaitu bakteri Gram positif kandungan
peptidoglikan lebih tebal jika dibanding dengan Gram negatif. bakteri
Acetobacter termasuk ke dalam golongan bakteri gram negatif dikarenakan
pada pengamatan di bawah mikroskop tampak bahwa apusan pada bakteri
memiliki latar berwarna merah dan Bakteri gram negatif memiliki
peptidoglikan yang lebih sedikit.
5.2 Saran
Diharapkan praktikum kedepannya alat dan bahan lebih diperhatikan
agar tidak menganggu jalannya praktikum dan praktikum dapat dilaksanakan
secara maksimal
12
PERTANYAAN PASCA PRAKTIKUM
1. Jelaskan mengapa bakteri gram positif mampu mempertahankan warna kristal
violet ?
Jawaban:
dikarenakan dinding sel bakteri gram positif tersusun atas peptidoglikan yang
lebih tebal dibandingkan bakteri gram negatif. Peptidoglikan yang lebih tebal
mampu mempertahankan zat warna kristal violet meskipun telah diberi larutan
pemucat
2. Jelaskan mengapa bakteri gram negatif mampu mempertahankan warna
safranin?
Jawaban:
Pada bakteri Gram negatif, penambahan safranin menyebabkan sel bakteri
berwarna merah, karena persenyawaan kompleks kristal violet-yodium larut
dan dinding sel kemudian mengikat zat warna kedua. Fungsi zat warna
safranin hanyalah sebagai pembeda (kontras) terhadap zat warna kristal violet
3. Jelaskan mengapa langkah kerja pewarnaan bakteri harus menggunakan kristal
violet, lugol dan safranin secara berurutan?
Jawaban:
Karena dalam pewarnaan bakteri prinsip nya adalah membedakan jenis bakteri
berdasarkan dinding sel berupa peptidoglikan. Dinding sel bakteri Gram
positif mengandung ikatan lapisan peptidoglikan yang tebal sehingga kuat
mengikat Kristal Violet, setelah diikuti penambahan larutan lugols
Iodine.Kristal Violet dan Lugols Iodine akan membentuk ikatan komplek
dengan peptidoglikan. Ketika sudah terbentuk ikatan komplek antara Kristal
Violet dan Lugols Iodine, pewarna akan sulit diluruhkan dengan larutan
seperti alkohol asam. Peptidoglikan akan tetap mengikat warna kristal violet
dan meninggalkan warna biru tua atau ungu. Sedangkan pada Dinding sel
bakteri Gram negatif tidak mengandung ikatan lapisan peptidoglikan yang
tebal (tipis). Saat diaplikasikannya pewarna Crystal Violet dan Lugols Iodine
tidak dapat membentuk ikatan kuat dengan peptidoglikan. Ikatan yang
terbentuk antara pewarna dengan peptidoglikan secara mudah diluruhkan atau
terbilas oleh larutan Alkohol asam akan mendehidrasi dinding sel dan
13
membentuk sebuah pori-pori atau lubang pada membran sel, sehingga akan
menghilangkan pewarna primer. Pewarna pembanding berupa Safranin
mewarnai ulang peptidoglikan yang tidak mengikat lagi pewarna Kristal
Violet, sehingga bakteri akan tampak berwarna merah.
4. Tuliskan jenis-jenis bakteri yang termasuk bakteri gram positif dan bakteri
gram negatif?
Jawaban:
Contoh bakteri Gram negatif antara lain Enterobactericeae, Salmonella sp.,
Shigella sp., dan E. coli, Pseudomonas auruginosa dan Acetobakter
xilynum
Contoh bakteri Gram positif antara lain Staphylococci, Streptococci, dan
Clostridium, S albus, S aureus, S citreus, dan Basillus sp.
14
DAFTAR PUSTAKA
Boleng, D. T. (2015). Bakteriologi: Konsep-Konsep Dasar. Malang: UMM Press.
Rini, C. S., & Rohmah, J. (2020). Buku Ajar Mata Kuliah Bakteriologi Dasar.
Sidoarjo: UMSIDA Press.
Wardani, K. A., Sakati, S. N., Sulami, N., Syahrir, M., & Kanan, M. (2022). Teori
Mikrobiologi. Aceh: Yayasan Penerbit Muhammad Zaini.
15
LAMPIRAN
alat dan bahan yang digunakan Pemijaran jarum ose diatas bunsen
16
Laporan sementara
17