Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI FARMASI

PERCOBAAN III
“PEWARNAAN GRAM”

Disusun Oleh:
Nama : Muhammad Naufal Humam
Nim : 220106168
Kelompok : 02

Asisten Praktikum : Nita Tri Andiani


Dosen Praktikum : apt. Mutiara Imansari, M.Si.

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI


PROGRAM STUDI FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANDUNG
2023
I. Tujuan
1.1 Praktikan mengidentifikasi mikroba dengan cara inokulasi pada media tertentu (media
selektif)
1.2 Praktikan melakukan pewarnaan terhadap bakteri
1.3 Praktikan menentukan morfologi, struktur dan sifat-sifat bakteri
1.4 Praktikan melakukan identifikasi bakteri

II. Prinsip Percobaan

Pewarnaan Gram merupakan pewarnaan yang sangat umum dalam bidang bakteriologi. Dengan
pewarnaan ini, kelompok bakteri dapat dibedakan menjadi dua, yaitu kelompok bakteri Gram
positif dan bakteri Gram negative (Apriyanti R.V, 2022).
Prinsip pewarnaan gram didasarkan untuk memberi pewarnaan pada pada bakteri dengan tujuan
menambah kontras dan tampak lebih jelas, digunakan untuk mengetahui morfologi sel bakteri
serta untuk membedakan bakteri gram positif dan gram negative, yang artinya ada perbedaan
struktur dinding sel antara kedua jenis bakteri tersebut (Fitrah R. 2017).
Berdasarkan tekniknya, prinsip dari isolasi dalam kegiatan mikrobiologi, pembuatan isolat
dilakukan dengan cara mengambil sampel mikrobiologi dari lingkungan yang ingin diteliti. Dari
sampel tersebut kemudian dibiakkan dengan menggunakan media universal atau media
pemilihan, tergantung tujuan yang ingin dicapai. Jika menggunakan media universal maka akan
diperoleh biakkan mikroba campuran. Untuk proses identifikasi maupun isolasi jenis tertentu
saja, dilakukan proses pembuatan isolat tunggal dari isolat campuran tersebut. Isolat tunggal atau
pembiakkan murni merupakan pembiakkan yang asalnyadari pembelahan satu sel tunggal.
(Aldwin, 2014).
Prinsip tes TSIA (Triple Sugar Iron) didasarkan pada pola metabolisme yang berbeda dari
generasi bakteri yang berbeda untuk memetabolisme glukosa, laktosa, sukrosa, dan natrium
trisulfat (senyawa belerang). Fermentasi gula ini akan menghasillkan asam yang menurunkan ph
medium dan mengubahnya menjadi warna merah. Demikian pula, metabolisme natrium sulfat
ditunjukkan dengan mengubah medium menjadi hitam (Leber, 2016).
Prinsip dari pengujian metil merah didasarkan pada perubahan warna, isolat bakteri diinokulasi
kedalam media metil merah dan diinokulasi selama 48 jam pada suhu 37oc. Pertumbuhan bakteri
yang menyebar pada media menunjukkan hasil uji positif (sukriani, 2019).
Berdasarkan pada prinsip uji sitrat dilakukan dengan menginokulasi isolat pada media. Pengujian
ini bertujuan untuk melihat kemampuan bakteri dalam menggunakan sitrat sebagai satu-satunya
sumber karbon dan energi. Hasil positif akan ditunjukkan dengan adanya perubahan warna media
dari hujau menjadi biru. Hal ini disebabkan karena penggunaan sitrat oleh bakteri menyebabkan
asam hilang dari biakkan sehingga terjadi peningkatan ph, dan mengubah warna media dari hijau
menjadi biru (Atiqa, 2017)
III. Alat Dan Bahan
3.1 Alat

no Nama Alat Gambar Fungsi

1 microskop alat untuk melihat hasil


pewarnaan gram pada kaca
objec

2 kaca objec sedagai tempat di biatnya isolat


bak teri yang akan di gunakan

3 pinset memprilakukan kaca objektif

4 jarum ose bundar memindahkan bakteri dari


inokula ke atas kaca objec
5 kertas lensa membersihkan lensa mikroskop

6 busen sumber panas saat melakukan


prosedur aseptik

7 gunting alat untuk memotong plastik


warp , alumunium foil, dll

8 rak tabung reaksi sebagai sandaran pada saat


pembutan media agar tegak dan
miring pada 1 tabung
3.2 Bahan

no Nama Bahan Precaution Fungsi

1 biakan agar miring bakteri E. gunakan APD lengkap bakteri yang akan di inokulasi pada
coli kaca objec

2 biakan agar miring bakteri gunakan APD lengkap bakteri yang akan di inokulasi pada
stapylococcus aureus kaca objec

3 aquades - sebagai pelarut bakteri pada kaca


objec

4 oil imersi bila terkena segera bilas dngan air untuk memperjelas gambar
perbesaran mikroskop

5 tissu - sebagai pengering saat


penyemprotan elkohol 70% saat
prosedur steril

6 alkohol 70% mudah terbakar jauhkan dari api membuang lugol

7 kertas label - untuk menandai berbagai alat dan


bahan yang akan di gunakan

8 kristal violet memberikan warna ungu pada


dingding sel bakteri

9 logol memperkuat warna ungu kristal


violet

10 fukhsin memberi warna merah pada bakteri


gram negatif
IV. Prosedur Percobaan
4.1 Prosedur Pewarnaan Gram
Di bersihka kaca objec dengan alkohol sampai tidak ada lemak yang menempel lalu di flambir 3 kali
dan di beri label, selanjutnya di teteskan 1 tetes aquades di atas kaca objek dan suspensikan 1 ose bundar
bakteri dengan cara membentuk lingkaran dengan diameter kurang dari 1 cm dan preparat di keringkan di
atas busen hingga kering, selanjutnya di warnai preparat dengan kristal violet dselama 1 menit dengan
meneteskan kristal violet dengan pipet tetes kemudiann di teteskan lugol ke dalam preparat dan tunggu
selama 30 detik kemudian di teteskan alkohol pada preparat dengan pipet tetes hingga preparat jernih , lalu di
cuci preparat dengan aquades dan di tambahkan fukhsin dengan pipet tetes selama 30 detik setelah itu
preparat di bilas dengan aquades dan di amati pada microskop dengan perbesaran 100 X.

V. Hasil pengamatan
Staphylococcus aureus E.coli keterangan

- pada Staphylococcus aureus tidak


terdapat adanya pewarnaan ,
sedangkan pada E.coli terdapat bekas
pewarnaan yang menunjukan warna
merah
V. Pembahasan
Pewarnaan Gram adalah metode pewarnaan yang digunakan untuk membedakan spesies bakteri
menjadi dua kelompok besar, Gram positif dan Gram negatif. Hans Christian Gram dari
Denmark adalah nama yang mengembangkan teknik ini. Bakteri gram positif mempertahankan
pewarna kristal violet, sedangkan bakteri gram negatif tidak. Setelah dicuci, ditambahkan
pewarna (biasanya safranin atau fuchsin) yang akan memberi warna merah pada bakteri gram
negatif dan bakteri gram positif akan berubah warna menjadi ungu dari kristal violet (Yunus, R.,
Mongan, R. dan Rosnani. 2017).

Pewarnaan Gram terbagi menjadi dua hasil yaitu Gram positif dan Gram negatif berdasarkan
reaksi dinding sel dengan tinta safranin atau kristal violet.Contoh bakteri gram positif adalah
Clostridium perfringens, Staphylococcus aureas, sedangkan bakteri gram negatif adalah
Eschericia Coli. Beberapa bakteri tidak terwarnai dengan pewarnaan Gram, misalnya
Mycobacteria sp, karena dinding selnya banyak mengandung lipid, sehingga digunakan
pewarnaan tahan asam untuk mengidentifikasinya. Pada pewarnaan ini, sel bakteri akan
berwarna merah namun sel jaringan akan berwarna biru (James, 2013).

Berdasarkan hasil pewarnaan Gram dari beberapa penelitian yang dilakukan, E. E.coli
merupakan anggota kelompok bakteri gram negatif yang berwarna merah jambu atau merah
jambu dan berbentuk seperti batang pendek. Hal ini dikarenakan komposisi dinding sel E. coli
sebagian besar terdiri dari lapisan lipid yang mudah rusak bila dicuci dengan alkohol, sehingga
bila diwarnai pewarna kristal ungu tidak dapat tertahan, dan bila diwarnai dengan safranin akan
hilang. menjadi rusak. jadi. berwarna merah (Maharani, 2016).

Berdasarkan beberapa penelitian yang dilakukan, Staphylococcus yellow merupakan bakteri


gram positif dan kokus menghasilkan warna ungu pada noda gram. Namun pada saat
melakukan uji pewarnaan Gram pada bakteri ini terjadi kegagalan karena safronin hanya
diaplikasikan selama 15 detik, padahal idealnya diaplikasikan selama 2 menit. Warna ungu
disebabkan oleh bakteri yang mempertahankan warna aslinya, ungu kristal. Bakteri ini sering
membentuk kelompok mirip anggur. Pewarnaan gram untuk S.
6. Kesimpulan
1. p

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai