Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRATIKUM

ILMU DASAR KEPERAWATAN II

PEWARNAAN BAKTERI

ELSA ANNISA (I1031171039)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

REG A

FAKULTAS KEDPKTERAN

UNIVERSITAS TANJUNGPURA
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Bakteri (dari kata latin bacterium, jamak, bacteria) adalah kelompok
organisme yang tidak memiliki membran inti sel. Organisme ini termasuk ke dalam
domain prokariota dan berukuran sangat kecil (mikroskopik), serta memiliki peran
besar dalam kehidupan di bumi. Beberapa kelompok bakteri dikenal sebagai agen
penyebab infeksi dan penyakit, sedangkan kelompok lainnya dapat memberikan
manfaat dibidang pangan, pengobatan, dan industri. Bakteri yang hidup hampir tidak
berwarna dan kontras dengan air, dimana sel-sel bakteri yang ada di suspensikan.
Salah satu cara untuk menggamati bentuk sel bakteri sehingga mudah di idenfikasikan
adalah dengan cara metode pengeceran dan pewarnaan. Hal tersebut berungsi untuk
mengetahui sifat fisiologisnya yaitu mengetahui reaksi dinding sel bakteri melalu
serangkaian pengecatan atau pewarnaan titik.
Bakteri memiliki beberapa bentuk yaitu basil (tongkat), coccus, spirilum.
Bakteri yang berbentuk tongkat maupun kokus dibagi menjadi beberapa macam. Pada
bentuk basil pembagiannya yaitu basil tunggal, diplobasil, dan tripobasil.Sedangkan
pada coccus dibagi menjadi monococcus, diplococcus, sampai stophylococcus.
Khusus pada spirilum hanya dibagi dua yaitu setengah melengkung dan melengkung.
Melihat dan mengamati bakteri dalam keadaan hidup sangat sulit karena selain
bakteri itu tidak bewarna juga transparan dan sangat titik. Untuk mengatahi hal
tersebut maka dikembangkan suatu teknik pewarnaan sel bakteri sehingga sel dapat
terlihat jelas dan mudah di amati. Oleh karena itu, teknik pewarnaan bakteri ini
merupakan salah satu cara yang paling utama dalam penelitian-penelitian
mikrobiologi.
Bakteri juga dapat dibedakan melalui teknik pewarnaan gram. Teknik
pewarnaan gram tersebut dapat menghasilkan warana merah dan ungu. Bakteri gram
positif akan mempertahankan zat pewarnaan kristal violet dan karenanya akan tampak
bewarna ungu tua dibawah mikroskop. Adapun bakteri gram negatif akan kehilangan
zat pewarnaan kristal violet setelah dicuci dengan alkohol, dan sewaktu diberi zat
pewarnaan tandingannya yaitu dengan zat pewarnaan air fuchsin atau safranin akan
tampak berwarna merah. Perbedaan warna ini disebabkan oleh perbedaan dalam
struktur kimiawi dinding selnya.
Pewarnaan gram adalah suatu metode empiris untuk membedakan spesies
bakyeri menjadi dua kelompok besar yaitu gram psitif dan gram negatif, berdasarkan
sifat kimia dan fisik dinding sel mereka. Metode ini diberi nama berdasarkan
penemunya, ilmuan denmark hans christian gram (1853-1938) yang mengembangkan
teknik ini pada tahun 1884 untuk membedakan antara pneumokokus dan bakteri
klebisella pneumoniae.
Tujuan dari pewarnaan gram adalah untuk melakukan pengamatan morfologi
bakteri dengan pewarnaan diferensial. Prinsip pewarnaan gram termasuk pewarnaan
diferensial (untuk membedakan) karna dapat membedakan bakteri-bakteri yang
bersifat gram negatif dan positif. Pewarnaan ini ditemukan pertama kali pada tahun
1884 oleh Criestian Gram. Bakteri garam positif ialah bakteri yang mengikat warna
utama (crystal violet) dengan kuat sehingga tidak dapat di lunturkan oleh peluntur dan
tidak diwarnai lagi oleh zat warna lawan (safranin) pada mikroskop sel-sel bakteri
tampak berwarna ungu. Bakteri gram negatif ialah bakteri yang mempuyai daya
mengikat zat warna utama tidak kuat sehingga dapat dilunturkan oleh peluntur dan
dapat diwarnai oleh zat warna lawan (safranin) pada pengamatan mikroskop sel-sel
bakteri tampak berwarna merah. Fungsi zat warna:
Crystal violet yang berfungsi membentuk ikatan mg-Ribonucleid acid pada
membran/dinding sel bakteri sehingga membentuk kompleks mg-Ribonucleid acid-
crystal violet. Kompleks ini merupakan senyawa yang tidak luntur dengan alkohol.
Lugol’s ladin yang berfungsi sebagai penguat ikatan pada kompleks mg-Ribonuclead
acid. Alkohol 95% berfungsi mencuci lemak pada dinding sel bakteri. Safranin
berfungsi sebagai zar warna tandingan (lawan) luruh nya kompleks mg-Ribonucleid
acid- crystal violet dari dinding sel bakteri gram negatif.
Minyak imersi minyak merupakan teknik yang digunakan pada saat kita akan
mengamati preparat mikroskopik dengan perbesaran yang besar (10x100 misalnya).
Bahan yang digunakan saat melakukan teknik tersebut adalah minyak imersi. Teknik
tersebut dilakukan dengan cara mengoleskan minyak di lensa objektif dan preparat
yang akan kita amati. Minyak imersi memiliki indeks refraksi yang tinggi
dibandingkan dengan air atau udara sehingga objek yang kita amati dapat terlihat
lebih jelas dibandingkan dengan tanpa minyak imersi.
B. TUJUAN PRAKTIKUM
Adapun tujuan dari pratikum ini adalah:
1. Memepelajari cara membuat olesan bakteri yang dibutuhkan dalam pewarnaan
bakteri
2. Mempelajari prosedur pewarnaan gram serta mengetahui reaksi kimia yang
terjadi dalam proses pewarnaan bakteri.

BAB II

METODOLOGI PRATIKUM
A. Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat pelaksanaan pratikum adalah sebagai berikut :
Hari/Tanggal : Jum’at, 27 April 2018 pukul 07.30 WIB di laboratorium fakultas
kedokteran.
B. ALAT DAN BAHAN
Adapun alat yang digunakan adalah :
- Jarum ose
- Busen
- Botol semprot
- Kaca preparat

- Mikroskop
- Stopwatch
- Pipet tetes
- Masker
- Handscoon

Adapun bahan yang digunakan adalah :

- Violet kristal
- Alkohol
- Larutan lugol
- Aquades
- Tissue
- Safaranin
- Minyak imersi
C. Cara Kerja
- Kaca preparat dibersihkan dengan ditarus diatas api
- Jarum ose dibakar kemudiam ditunggu hingga dingin, lalu bakteri diambil dari
media lalu diratakakam diatas kaca preparat.
- Kaca preparat dibakar hingga kering
- Larutan warna kristal violet diteteskan sebanyak 2-3 tetes dan didiamkan satu
menit.
- Preparat diberikan akuades mengalir
- Larutan lugol diteteskan dan diberikan selama satu menit lalu dibilas dengan
air
- Dibilas dengan Larutan alkohol hingga warna memudar, lalu dicuci dengan air
.
- Larutan safranin diberikan selama satu menit
- Dicuci dengan air dan dikeringkan
- Kemudian kaca preparat ditetesi dengan minyak imersi
- Lalu Kaca preparat diamati menggunakan mikroskop.

BAB III

Hasil dan Pembahasan


A. Data Pengamatan
Data pengamatan dalam pratikum mikrobiologi tentang pewarnaan gram yaitu :
Gambar Jenis Bentuk Pembesaran Pada
Bakteri Bakteri Mikroskop
10 100
Bacillus Monobaillus Untuk Untuk
sp melihat melihat
warna bentuk pada
pada bakteri
bakteri dengan hasil
dengan bentuk
hasil monobasillus
pewarnaan
merah

B. Analisa Hasil
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan dibawah mikroskop dengan
perbesaran 10x untuk melihat warna pada bakteri menghasilkan warna merah yang
menujukan bahwa bakteri tersebut gram negatif, hasil jenis bakteri yang didapatkan
adalah bakteri Bacillus sp. Selanjutnya dengan perbesaran 100x untuk melihat bentuk
dari bakteri tersebut dan didapatkan hasil adalah bentuk monobacillus.
C. Pembahasan
Pengecatan Gram merupakan salah satu teknik pengecatan yang dikerjakan di
laboratorium mikrobiologi untuk kepentingan identifikasi mikroorganisme.
Morfologi mikroskopik mikroorganisme yang diperiksa dan sifatnya yang khas
terhadap pengecatan tertentu (pengecatan Gram) dapat digunakan untuk identifikasi
awal.
Pewarnaan gram dibagi menjadi dua hasil yaitu gram positif dan gram
negative, tergantung dari reaksi dinding sel terhadap tinta safranin atau Kristal violet.
Contoh dari bakteri gram positif ialah Clostridium perfringens, Staphylococcus
aureas, sedangkan bakteri gram negative misalnya adalah Eschericia Coli.
Proses sterilisasi sangat penting dibutuhkan sebelum memulai maupun
mengakhiri sebuah pekerjaan di laboratorium dengan menggunakan teknik aseptik.
Alkohol 70% yang disemprotkan pada tangan, kaca preparat dan meja, bahkan tangan
pun sebelumnya harus dicuci dengan sabun terlebih dahulu. Hal tersebut berfungsi
untuk membunuh mikroorganisme yang tak diinginkan agar mendapatkan pengukuran
yang akurat.
Pada proses pewarnaan gram, harus gelas obyek yang bersih. Pembersihan ini
dilakukan supaya gelas obyek bebas lemak dan debu. Pembersihan biasanya
menggunakan alkohol. Setelah di cuci kemudian di beri satu tetes aquades pada
permukaan gelas obyek. Kultur bakteri murni diambil dan diratakan diatas kaca
obyek. Pengambilan kultur bakteri tidak diambil terlalu banyak, karena jika terlalu
banyak akan sulit diratakan dan apabila kultur bakteri tidak dapat diratakan tipis-tipis
maka bakteri akan tertimbun hal ini akan mengakibatkan pemeriksaan bentuknya satu
per satu menjadi tidak jelas
Apabila sudah kering, dilakukan fiksasi dengan cara melewatkan diatas nyala
api. Proses fiksasi dilakukan supaya bakteri benar-benar melekat pada kaca obyek
sehingga olesan bakteri tidak akan terhapus apabila dilakukan pencucian. Yang perlu
diperhatikan dalam proses fiksasi adalah bidang yang mengandung bakteri dijaga agar
tidak terkena nyala api.
Setelah dilakukan fiksasi kemudian ditetesi dengan larutan kristal violet 1-2
tetes dan dibiarkan selama 1 menit. Kemudian dicuci dengan air mengalir dan
dibiarkan sampai kering dengan cara dianginkan dan menggunakan tissue untuk
mengeringkan bagian bawah ojek gelas. Pencucian dengan air bertujuan untuk
mengurangi kelebihan zat warna dari methylen blue.
Kemudian ditambahkan larutan lugol yang merupakan cat mordan, larutan ini
mengandung yodium dan kalium yodida, larutan lugol merupakan larutan yang
berfungsi untuk meningkatkan afinitas pengikatan zat warna oleh bakteri sehingga
pengikatan zat warna oleh bakteri lebih kuat, memperjelas warna dari zat warna
tersebut, mempersulit pelarutan zat warna. Pada pewarnaan gram, penambahan larutan
mordan menyebabkan terbentuknya persenyawaan kompleks. Tanpa penambahan
larutan mordan, zat warna methylene blueakan larut saat penambahan larutan alkohol.
Lalu dibiarkan selama 1 menit untuk dibilas kembali dengan aquades. Akibat
pemberian cat Gram B, maka pengikatan warna oleh bakteri akan lebih baik (lebih
kuat).
Alkohol 95% ditambahkan atau diteteskan pada biakan bakteri untuk
melakukan penetrasi ke dalam dinding sel dan melunturkan pewarnaan biru dari
komplek methylen blue dan KI pada gram negatif, karena mengandung lipid
sedangkan pada gram positif akan tetap mempertahankan warna biru karena
mengandung peptidoglikan. Larutan ini juga berfungsiuntuk melarutkan lipida pada
membrane bakteri gram negatif yang akan menyebabkan pori-pori sel membesar
sehingga meningkatkan daya larut persenyawaan methylene blue.Perlakuan ini
dilakukan tidak membutuhkan waktu yang lama atau secepat mungkin untuk
melakukan pembilasan dengan aquades. Kemudian dilakukan pengeringan.
Pewarnaan selanjutnya dengan menggunakan safranin sebanyak 2 tetes dan
diamkan selama 30 detik. Larutan safaranin merupakan cat yang terdiri dari campuran
safranin 0, 25 gram , etil alkohol 95% 10 ml, dan akuades 90 ml. Safranin pada gram
tidak akan menyebabkan perubahan warna pada bakteri positif karena persenyawaan
kompleksmethylene blue tetap terikat pada dinding sel. Pada bakteri gram negatif
penambahan safranin akan menyebabkan warna bakteri berubah menjadi merah
karena warna biru yang dihasilkan oleh methylene blue telah luntur dengan lisisnya
membran sel sehingga safranin dapat terikat. Oleh sebab itu, safaranin atau zat
pewarna kedua berfungsi sebagai pembeda terhadap zat warna kristal violet.
Kemudian cuci dengan air mengalir dan kering dianginkan, Cat ini berwarna merah.
Cat ini merupakan cat sekunder atau kontras. Cat ini berfungsi untuk memberikan
warna mikroorganisme non target. Cat sekunder mempunyai spektrum warna yang
berbeda dari cat primer. Kemudian preparat dikeringkan dengan cara diangin-
anginkan lalu dilakukan pengamatan di bawah mikroskop.
Pemberian kristal violet pada bakteri gram positif akan meninggalkan warna
biru. Perbedaan respon terhadap mekanis pewarnaan gram pada bakteri adalah
didasarkan pada struktur dan komposisi dinding sel bakteri. Bakteri gram positif
mengandung protein dan gram negative mengandung lemak dalam persentasi lebih
tinggi dan dinding selnya tipis. Pemberian alkohol (etanol) pada praktikum pewarnaan
bakteri, menyebabkan terekstraksi lipid sehingga memperbesar permeabilitas dinding
sel. Pewarnaan safranin masuk ke dalam sel dan menyebabkan sel menjadi berwarna
merah pada bakteri gram negatif sedangkan pada bakteri gram positif dinding selnya
terdehidrasi dengan perlakuan alkohol, pori – pori mengkerut, daya rembes dinding
sel dan membran menurun sehingga pewarna safranin tidak dapat masuk sehingga sel
berwarna biru.
Perbedaan dasar antara bakteri gram positif dan negatif adalah pada komponen
dinding selnya. Kompleks zat iodin terperangkap antara dinding sel dan membran
sitoplasma organisme gram positif, sedangkan penyingkiran zat lipida dari dinding sel
organisme gram negatif dengan pencucian alkohol memungkinkan hilang dari sel.
Bakteri gram positif memiliki membran tunggal yang dilapisi peptidohlikan yang
tebal (25-50nm) sedangkan bakteri negative lapisan peptidoglikogennya tipis (1-3
nm).
Berdasarkan hasil pengamatan di bawah mikroskop, diidentifikasi bakteri
E.coli (monobasil) yang mempunyai bentuk basil (batang) dan berwarna merah,
bakteri ini digolongkan ke dalam bakteri gram negatif, karena menunjukkan ciri-ciri
dari bakteri gram negatif. Hasil pengamatan tersebut dapat dinyatakan berhasil dan
benar, karena berdasarkan literatur yang ada bakteri E.coli merupakan golongan
bakteri gram negatif.
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut :
1. Pewarnaan gram merupakan pewarnaan difrensial karena dapat digunakan untuk
membedakan antara bakteri gram negatif dan gram positif. Pewarnaan ini sering
digunakan untuk identifikasi dan klasifikasi bakteri. Komposisi dinding sel bakteri
gram positif berbeda dengan bakteri gram negatif sehingga hasil pewarnaan gram
akan berbeda.
2. Bakteri gram positif adalah bakteri yang mempertahankan warna kristal vilet
sewaktu proses pewarnaan gram. Bakteri ini mempunyai lapisan peptidoglikan yang
tebal.
3. Bakteri gram negatif adalah bakteri yang tidak mempertahankan warna kristal
violet sewaktu prose pewarnaan gram. Bakteri ini mempunyai lapisan peptidoglikan
yang tipis.
4. Berdasarkan hasil pengamatan dapat diidentifikasi bahwa bakteri E.coli
(monobacillus) merupakan golongan bakteri gram negatif.
DAFTAR PUSTAK

Atlas, R.M. 1986. Basic and practical biology. MacMillan Publishing Company, New York:
xi + 741 hlm.
Cappuccino, J., G., & Natalie., S. 1983. Microbiology A Laboratory Manual. Addison
Wesley Publishing Company : New York.

Dwidjoseputro, D. 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Djambatan.

Gozali, Amir. 2009. Pewarnaan Gram, http://www.gozali.blogspot.com/ gram/pewarnaan


gram-prinsip.html. Diakses pada tanggal 30 April 2018.

Hadiotomo, Ratna Siri.. 1990. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. Jakarta : Pt Gramedia.

Lay, Bibiana.W. 1994. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Malang : Djambatan.

Madigan, M.T. 2003. Brock Biology of Microorganism. Pearson Education : inc. United State
of America.

Pelczar, M. J., Chan, E.C.S, 2007, Elements of Microbiology. Mc Graw Hill Book Company:
New York.

Razali, U., 1987. Mikrobiologi Dasar. Jatinangor: FMIPA UNPAD

Rudi. 2010. Bakteri Gram dan Pewarnaannya. Wordpress. Makassar.

Su Umsl, 2008, Staining Bacteria, www.umsl.edu/~microbes/pdfstainingbacteria.pdf,Diakses


pada tanggal 30 April 2018.

Volk & Wheeler, 1993, Mikrobiologi Dasar. Penerbit. Erlangga : Jakartatedjo, M., 1991.
Mikrobiologi Tanah. Rineka Cipta. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai