Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM BAKTERIOLOGI IIK BW

LAPORAN PRAKTIKUM
BAKTERIOLOGI

Pewarnaan Gram

Nama : ANNISAUL FARIKA

Tingkat/Semester : II / 2

NIM : 30321001
Tahun : 2021/2022

PROGRAM STUDI D3 FARMASI


FAKULTAS FARMASI
INSTITUT ILMU KESEHATAN
BHAKTI WIYATA KEDIRI
2022
D-III FARMASI
1
LAPORAN PRAKTIKUM BAKTERIOLOGI IIK BW
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Mikroorganisme yang ada di alam ini mempunyai morfologi, struktur dan sifat-
sifat yang khas begitu pula dengan bakteri. Bakteri yang hidup hampir tidak berwarna
dan kontras dengan air, dimana sel-sel bakteri yang ada di suspensikan. Salah satu
cara unutk mengamati bentuk sel bakteri sehingga mudah di identifikasi adalah
dengan cara metode pengenceran atau pewarnaan.. Hal tersebut berfungsi untuk
mengetahuisifat fisiologisnya yaitu mengetahui reaksi dinding sel bakteri melalui
serangkaian pengecetan atau pewarnaan (Dwidjoseputro, 1998).
Melihat dan mengamati bakteri dalam keadaan hidup sangat sulit, karena selain
bakteri itu tidak berwarna juga transparan dan sangat kecil. Unutk mengatasi
hal tersebut maka dikembangkan suatu teknik pewarnaan sel bakteri sehingga sel
dapat terlihat jelas dan mudah diamati. Oleh karena itu teknik pewarnaan sel bakteri
ini merupakan salah satu cara yang paling utama dalam penelitian-penelitian
mikrobiologi (Dwidjoseputro, 1998).
A. TUJUAN
1. Untuk membedakan bakteri gram positif dan bakteri gram negatif.
2. Untuk melihat susunan dan morfologi bakteri.
3. Untuk melihat sifat bakteri terhadap pewarnaan.
4. Untuk membantu klasifikasi bakteri.

D-III FARMASI
2
LAPORAN PRAKTIKUM BAKTERIOLOGI IIK BW
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bakteri memiliki beberapa bentuk yaitu basil (batang), coccus (bulat) dan spirillum.
Bakteri yang berbentuk batang maupun bulat dibagi menjadi beberapa macam,yaitu
monobasil, diplobasil, dan streptobasil. Sedangkan untuk bakteri coccus dibagi menjadi
monococcus, diplococcus, streptococcus, tetracoccus, sarkina, dan staphylococcus. Dan
untuk bakteri spiral dibagi menjadi vibrio, spirillum, dan spiroseta.
Selain dibedakan dari bentuknya, bakteri juga dapat dibedakan melalui Teknik
pewarnaan gram. Teknik pewarnaan gram dapat menghasilkan warna merah dan ungu.
Bakteri gram negatif ditandai dengan warna ungu, sedangkan bakteri gram positif berwarna
merah. Hal ini bertujuan untuk memberikan warna pada bakteri sehingga pada akhirnya
dapat diidentifikasi dengan mudah . selain itu, ada endospora yang dapat diwarnai.
Endospora adalah organisme yang dibentuk dalam kondisi yang stress karena nutrusi, yang
memiliki kemungkinan untuk tetap berlanjut di lingkungan sampai kondisi menjadi baik.
Pewarnaan gram adalah suatu metode empiris untuk membedakan spesies bakteri
dalam dua kelompok besar, yaitu gram positif dan gram negatif berdasarkan sifat kimia dan
fisik dinding sel mereka. Metode ini diberi nama berdasarkan penemunya, yaitu seorang
ilmuwan Denmark Hans Christian Gram (1853-1938) yang mengembangkan Teknik ini
pada tahun 1884 untuk membedakan antara pneumococcus dan abkteri Klebsiella
pneuomoniae. Bakteri yang terwarnai dengan metode ini dibagi menjadi dua kelompok
yaitu Bakteri Gram Negatif dan Bakteri Gram Positif. Bakteri gram positif akan
mempertahankan zat pewarna kristal violet setelah dicuci dengan alkohol, dan sewaktu
diberi zat pewarna tandingannya yaitu dengan zat pewarna air fuchsin atau safranin akan
tampak berwarna merah. Perbedaan warna ini disebabkan oleh perbedaan struktur kimiawi
pada dinding sel.

D-III FARMASI
3
LAPORAN PRAKTIKUM BAKTERIOLOGI IIK BW

BAB III
METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat
Praktikum bakteriologi mengenai pewarnaan dilaksanakan pada hari Selasa 22
Maret 2022 pukul 13.00 – 14.50 WIB. Bertempat di laboratorium Bakteriologi Institut Ilmu
Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri.
B. Alat dan Bahan
1. Alat-Alat 2. Bahan – Bahan
• Mikroskop • Pz
• Lampu spiritus • Oil emersi
• Objek glass • Bakteri (kode MSA)
• Ose bulat • Gram I : Gentian Violet
• Penjepit tabung reaksi • Gram II : Lugol
• Pipet tetes • Gram III : Alkohol 70%
• Inkase • Gram IV : Furcshin
C. Cara Kerja
1. Sediaan difiksasi
2. Digenangi Gram I selama 3-5 menit, kemudian cat dibuang, selanjutnya dicuci
dengan air mengalir kecil.
3. Digenangi Gram II selama 1 menit, kemudian cat dibuang.
4. Digenangi Gram III selama 30 detik, alcohol dibuang kemudian dicuci dengan air
mengalir kecil.
5. Digenangi Gram IV selama 3-5 menit, cat dibuang kemudian dicuci denganair
mengalir kecil.
6. Dikeringkan kemudian amati menggunakan mikroskop dengan perbesran 100X.

D-III FARMASI
4
LAPORAN PRAKTIKUM BAKTERIOLOGI IIK BW
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Bentuk : Coccus
Susunan : Bergerombol
Warna : Ungu
Sifat : Bakteri Gram Negatif

B. Pembahasan
1. Prinsip Pewarnaan Gram
Bakteri di tetesi Gram I (Gentian Violet) yang merupakan pewarna primer yang
akan memeberi warna padaa mikroorganisme target. Gentian Violet bersifat basa
sehingga mampu berikatan dengan sel mikroorganisme yang bersifat asam. Sel
mikroorganisme yang transparan akan berwarna ungu. Gentian Violet yang
diteteskan didiamkan selama 3-5 menit dengan tujuan agar pewarna dapat melekat
dengan sempurna pada dinding sel bakteri.
Selanjutnya, bakteri digenangi Gram II (Lugol) selama 1 menit yang
dimaksudkan untuk memperkuat pengikatan warna oleh bakteri.
Kemudiann dilunturkan dengan Gram III (Alkohol 70%) selama 30 detik. Pada
bakteri gram positif maka Gentian Violet tidak akan luntur dan apabila digenangi
Furcshin tidak terserap sehingga bakteri akan berwarna ungu. Sedangkan pada
gram negatif Gentian Violet akan luntur dan Furcshin terserap sehingga bakteri
akan berwarna merah.
Bakteri Gram Positif tetap mempertahankan warna ungu pada metode
pewarnaan gram karena memiliki peptidoglikan yang tebal. Sedangkan Bakteri
Gram Negatif tidak dapat mempertahankan warna ungu sehingga Ketika ditetesi
Furcshin menjadi berwarna merah.
D-III FARMASI
5
LAPORAN PRAKTIKUM BAKTERIOLOGI IIK BW

2. Cat yang di Gunakan pada Pewarnaan


• Pewarna primer yang digunakan adalah Gentian Violet
• Lugol, sebagai pewarna mordan, yaitu pewarna yang berfungsi untuk
memfiksasi pewarna primer yang diserap mikroorganisme atau
mengintensikan warna utama.
• Peluntur atau pencuci yang digunakan adalah alkohol 70% yang merupakan
solven organic yang berfungsi untuk melunturkan kelebihan warna pada sel
bakteri.
• Furcshin sebagai zat pewarna kedua atau pewarna penutup, yang berfungsi
sebagai pewarna apabila cat primer luntur oleh alkohol.
3. Contoh Bakteri Gram Positif dan Bakteri Gram Negatif
Contoh bakteri gram positif adalah Bacillus subtilis, bakteri ini berbentuk
batang yang tersusun atas peptidoglycan yang merupakan polimer dari gula dan
asam amino.bakteri ini adalah bakteri saprofit dan bakteri tanah yang memberikan
nutrisi melalui kemampuannya untuk menghaasilkan enzim. Bakteri ini telah
digunakan di industri untuk menghasilkan protease, amilase, antibiotik, dan bahan
kimia. Bacillus subtilis dapat menyebabkan penyakit yang membuat fungsi imun
seseorang terganggu, misalnya meningitis dan gastroentritis akut. (Jawetz dkk.
2005)
Contoh lain Bakteri Gram Positif adalah bakteri Staphylococcus aureus yang
merupakan bakteri pathogen pada manusia.bakteri ini sering menyebabkan infeksi,
mulai dari infeksi pada kulit, saluran kemih, saluran cerna, system reproduksi
hingga Bakteri ini memiliki membrane plasma tunggal yang dikelilingi dinding sel
tebal berupa peptidoglikan sekitar 90%, sedangkan sisannya berupa molekul lain
yaitu asam teiokhoat. Asam teiokhoat sendiri merupakan reseptor bakteriosin yang
dihasilkan oleh bakteri Gram Positif.
Sedangkan contoh bakteri gram negatif adalah,Escherichia coli yang hidup
dalam usus manusia,yang fungsinya untuk membantu system pencernaan dan
melindungi dari bakteri patogen.Bakteri ini memiliki system membran ganda
dimana membrane plasmanya diselimuti oleh membrane luar permeable. Bakteri ini
D-III FARMASI
6
LAPORAN PRAKTIKUM BAKTERIOLOGI IIK BW
memiliki dinding sel berupa peptidoglikan yang terletak diantara sela membrane
dalam dan membrane luarnya.
Contoh selanjutnya adalah bakteri Pasteurella piscicida yang berbentuk batang
dan bersifat fakultatif anaerob. Bakteri ini dapat hidup dilingkungan air laut dengan
kisaran suhu 10-39oC
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Pewarnaan Gram
Beberapa faktor yang menyebabkan keragaman pada hsil pewarnaan adalah :
• Pelaksanaan fiksasi panas terhadap olesan
Olesan bakteri yang dipanaskan secara berlebihan akan menyebabkan
pecahnya dinding sel.
• Kerapatan sel pada olesan
• Sifat, konsentrasi dan jumlah peluntur yang dipakai
• Sejarah biakan bakteri, biakan yang digunakan harus biakan yang masih
segar dengan umur 24-48 jam. Pada biakan yang sudah tua terdapat
kemungkinan kerusakan pada dinding-dinding selnya.
• Kesalahan praktikan.

D-III FARMASI
7
LAPORAN PRAKTIKUM BAKTERIOLOGI IIK BW

BAB IV
KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pewarnaan gram, dan pengamatan pada bakteri dengan kode MSA
yang Menghasilkan warna ungu setelah pewarnaan. Dapat disimpulkan bahwa bakteri tersebut
merupakan golongan Bakteri Gram Positif dengan bentuk coccus dan susunan bergerombol.

D-III FARMASI
8
LAPORAN PRAKTIKUM BAKTERIOLOGI IIK BW

DAFTAR PUSTAKA

Dwijdoseputro. 1998 Dasar – Dasar Mikrobiologi. Jakarta : PT Gramedia

Boleng,Didimus Tanah. 2015 Bakteriologi Konsep-Konsep Dasar. Malang : UMM Press

Kesuma,Widi Indra. 2012 Pewarnaan Gram. Lampung : Universitas Lampung

pusdik.kkp.go.id

D-III FARMASI
9
LAPORAN PRAKTIKUM BAKTERIOLOGI IIK BW

Dosen pengampuh Mahasiswa

( …………………………… ) (……………………………)

Mengetahui Kepala Program Studi

D-III FARMASI
10
LAPORAN PRAKTIKUM BAKTERIOLOGI IIK BW

D-III FARMASI
11

Anda mungkin juga menyukai