BAB I
PENDAHULUAN
Prinsip dasar dari pewarnaan ini adalah adanya ikatan ion antara komponen
selular dari bakteri dengan senyawa aktif dari pewarna yang disebut kromogen.
Terjadi ikatan ion karena adanya muatan listrik baik pada komponen seluler
maupun pada pewarna. Berdasarkan adanya muatan ini maka dapat dibedakan
pewarna asam dan pewarna basa (Asadullah, 2014). Pewarna asam dapat tejadi
karena bila senyawa pewarna bermuatan negatif. Dalam kondisi pH mendekati
netral dinding sel bakteri cenderung bermuatan negatif, sehingga pewarna asam
yang bermuatan negatif akan ditolak oleh dinding sel, maka sel tidak berwarna.
Pewarna asam ini disebut pewarna negative (Maryani, 2016). Contoh pewarna
asam misalnya : tinta cina, larutan Nigrosin, asam pikrat, eosin dan lain-lain.
Pewarnaan basa berupa pewarna bersifat positif, sehingga akan diikat oleh
dinding sel bakteri dan sel bakteri jadi terwarna dan terlihat. Contoh dari pewarna
basa misalnya metilin biru, kristal violet, safranin dan lain-lain.
Teknik pewarnaan asam basa ini hanya menggunakan satu jenis senyawa
pewarna, teknik ini disebut pewarna sederhana. Pewarnaan sederhana ini
diperlukan untuk mengamati morfologi, baik bentuk maupun susunan sel (Muthiah
dkk., 2018). Teknik pewarnaan yang lain adalah pewarnaan diferensial,yang
menggunakan senyawa pewarna yang lebih dari satu jenis. Diperlukan
untuk mengelompokkan bakteri misalnya, bakteri gram positif dan bakteri gram
negatif atau bakteri tahan asam dan tidak tahan asam. Juga diperlukan untuk
mengamati struktur bakteri seperti flagela, kapsula, spora dan nucleus (Amalina,
2013).Teknik pewarnaan bukan pekerjaan yang sulit tapi perlu ketelitian dan
kecermatan bekerja serta mengikuti aturan dasar yang berlaku.
1.2. TUJUAN PRAKTIKUM
Tujuan dilaksanakannya kegiatan Identifikasi Mikroorganisme adalah sebagai
berikut :
TINJAUAN PUSTAKA
Secara kimiawi, pewarnaan dapat didefinisikan sebagai senyawa organik yang
mengandung cincin benzen ditambah kromofor dan kelompok auksokrom sehingga
dapat menimbulkan warna pada bakteri. (Cappucinno hal.55)
Pewarnaan asam bersifat anionik, yang berarti bahwa pada ionisasi, bagian
kromogen menunjukkan muatan negatif. Komponen protein seluler bermuatan positif,
akan mudah mengikat dan menerima warna kromogen anionik bermuatan negatif dari
pewarna asam. (Cappucinno hal.55)
Berdasarkan jenis teknik yang digunakan, pewarnaan dibagi menjadi dua jenis
yaitu pewarnaan sederhana dan pewarnaan diferensial. Pewarnaan sederhana
merupakan pewarnaan tunggal yang digunakan untuk visualisasi bentuk morfologi
(coccus, bacillus) dan pengaturan (rantai, kelompok, pasangan). Sedangkan
pewarnaan diferensial merupakan dua pewarnaan yang kontras. Pewarnaan
diferensial dibagi menjadi dua yaitu pewarnaan gram dan pewarnaan asam.
Pewarnaan diferensial digunakan untuk mewarnai flagela, spora, kapsul dan inti
bakteri. (Cappucinno hal.57)
BAB III
METODE
3.1.2 Bahan
Biakan Bakteri
Pewarna Gram
Kelebihan cat dibilas dengan air mengalir hingga zat warna hilang
Fiksasi bakteri dilakukan. Preparat digenangi dengan kristal ungu selama 1-3 menit.
Preparat dimiringkan, dibilas dengan air mengalir sedikit demi sedikit.
Digenangi dengan larutan iodium selama 2 menit, kelebihan iodium dibuang dengan
memiringkan gelas benda. Dibilas dengan air mengalir.
Dicuci dengan etanol 8% tetes demi tetes selama 30 detik atau hingga zat ungu kristal
tidak tampak lagi mengalir dari gelas benda. Dibilas air dan ditiriskan.
Diberi safranin selama 30 detik, kelebihan safranin dibuang dan dicuci dengan air.
HASIL PRAKTIKUM
4. 1. HASIL PENGAMATAN
Pada percobaan kali ini, dilakukan pewarnaan pewarnaan sederhana
dengan pewarna gram 1 atau iodine dan pewarnaan gram dengan 4 pewarna
gram untuk bakteri goresan T Staphylococcus epidermidis, dan didapatkan
hasil sebagai berikut :
4.2.4.2. Iodium
Iodin merupakan pewarna yang membuat hasil dari
pewarnaan dengan crystal violet menjadi lebih tajam (Pratiwi,
2008), selain itu iodin disebut juga sebagai pewarna mordant
karena reagen ini tidak hanya berfungsi sebagai agen
pembunuh tetapi juga sebagai zat yang meningkatkan afinitas
sel terhadap pewarna.
Hal ini dilakukan dengan mengikat warna pada noda
primer, sehingga membentuk kompleks yang tidak larut yang
disebut Kompleks kristal-violet-iodin (CV-I) pada titik ini, semua
sel akan tampak ungu kehitaman (Cappucino dan Sherman,
2014).
Asadullah, M. 2014. Isolasi bakteri amilolitik dari bekatul dan uji kemampuan unuk
produksi enzim amilase kasar pada berbagai jenis media produksi
Maryani, S. 2016. Potensi campuran sampah sayuram dan kotoran sapi sebagai
penghasil biogas
Muthiah, H., W. Dewi, dan I. Sudjarwo. 2018. Pemanfaatan ekstrak etil asetat buah
merah sebagai zat warna primer pada teknik pengecatan negatif kapsul
bakteri</p><p>utilization of ethyl acetate extract of red fruit as primary
negative staining substance for bacterial capsule. Jurnal Kedokteran Gigi
Universitas Padjadjaran. 29(1)
Pewarnaan gram tahap Pewarnaan gram tahap gram pewarnaan gram tahap gram 4
gram 2 3
Pembilasan dengan air Pewarnaan gram yang siap Hasil pewarnaan gram
disetiap setelah ditetesi dilihat di mikroskop perbesaran 12,5 x 40
gram 1,2,3,4 Staphylococcus epidermidis
pewarnaan S (sederhana) Pewarnaan gram Staphylococcus epidermidis
dan pewarnaan G (gram) perbesaran 12,5 x 40 goresan T
Acinobacter baumannii