Anda di halaman 1dari 21

PENGECATAN MIKROORGANISME

I. KOMPETENSI UMUM

Praktikan dapat mengetahui dan memahami cara – cara

pengecatan mikroorganisme.

II. KOMPETENSI KHUSUS

Praktikan dapat Mengamati morfologi bakteri dengan

mengggunakan metode pengecatan sederhana, pengecatan negatif

dan penegecatan gram (positif dan negatif).

III.PRINSIP

Prinsip dari praktikum ini adalah pengematan morfologi dan

deferensiasi bakteri melalui beberapa metode pengecatan dengan

menggunakan pereaksi warna tertentu, yang diamati dibawah

mikroskop pada pembesaran 10 x 10.

IV. LANDASAN TEORI

Untuk tujuan pengidentifikasian mikroorganisme baik melalui

pemeriksaan langsung maupun tidak langsung. Pemeriksaan

mikroskopik lapisan tipis yang dibuat dari pus, spatum, urin, fases,

cairan serebrospinal,deringkali memungkinkan ahli bakteriologi untuk

menentukan organisme penyebabnya. Ara ini terutama bermanfaat

pada meningitis, tuberkolosis paru , pada saluran kencing, penyakit

kelamin, gas gengreng dan jamur dan dapat mebantu pada kasus

pneumonia difteri dan pada infeksipirulen Pada prosedur tersebut,

pengecatan gram sangat bermanfaat (Djide, 2005)

NUR FADHILAH MS ISMAIL, S. FARM


150 2012 0366
PENGECATAN MIKROORGANISME

Pengecatan Gram merupakan salah satu teknik pengecatan

yang dikerjakan di laboratorium mikrobiologi untuk kepentingan

identifikasi mikroorganisme. Morfologi mikroskopik mikroorganisme

yang diperiksa dan sifatnya yang khas terhadap pengecatan tertentu

(pengecatan Gram) dapat digunakan untuk identifikasi awal. Cat Gram

yang digunakan terdiri dari 4 macam yang masing-masing mempunyai

komposisi dan fungsi yang berbeda, yaitu (Waluyo, 2004):

1. Cat Gram A

Cat Gram A berwarna ungu (karena mengandung kristal violet). Cat

Gram A merupakan cat primer yang akan memberi warna

mikroorganisme target. Pada saat diberi cat ini, semua

mikroorganisme akan berwarna ungu sesuai warna cat Gram A.

2. Cat Gram B

Cat Gram B berwarna coklat. Cat Gram B merupakan cat Mordan,

yaitu cat atau bahan kimia yang berfungsi memfiksasi cat primer

yang diserap mikroorganisme target. Akibat pemberian cat Gram B,

maka pengikatan warna oleh bakteri akan lebih baik (lebih kuat).

3. Cat Gram C

Cat Gram C tidak berwarna. Cat ini berfungsi untuk melunturkan cat

sebelumnya. Akibat pemberian cat C akan terjadi 2 kemungkinan

yang pertanama mikroorganisme (bakteri) akan tetap berwarna

ungu, karena tahan terhadap alkohol. Ikatan antara cat dengan

bakteri tidak dilunturkan oleh alkohol. Bakteri yang bersifat

NUR FADHILAH MS ISMAIL, S. FARM


150 2012 0366
PENGECATAN MIKROORGANISME

demikian disebut bakteri Gram positif. Sedangkan bakteri akan

tidak berwarna, karena tidak tahan terhadap alkohol. Ikatan antara

cat dengan bakteri dilunturkan oleh alkohol. Bakteri yang bersifat

demikian dikelompokkan sebagai bakteri Gram negatif.

4. Cat Gram D

Cat ini berwarna merah. Cat ini merupakan cat sekunder atau

kontras. Cat ini berfungsi untuk memberikan warna mikroorganisme

non target. Cat sekunder mempunyai spektrum warna yang

berbeda dari cat primer. Akibat pemberian cat Gram D, akan terjadi

2 kemungkinan yang pertama bakteri Gram positif akan tetap

berwarna ungu, karena telah jenuh mengikat cat Gram A sehingga

tidak mampu lagi mengikat cat Gram D. Sedangkan yang kedua

bakteri Gram negatif akan berwarna merah, karena cat sebelumnya

telah dilunturkan oleh cat Gram C maka akan mampu mengikat cat

Gram D.

Pengecatan gram mempunya kelebihan dimana pengecatan

Gram penting sebagai pedoman awal untuk memutuskan terapi

antibiotik, sebelum tersedia bukti definitif bakteri penyebab infeksi

(kultur dan tes kepekaan bakteri terhadap antibiotik). Hal ini karena

bakteri Gram positif dan negatif mempunyai kepekaan yang berbeda

terhadap berbagai jenis antibiotika. Selain itu kadang-kadang

morfologi bakteri yang telah dicat Gram mempunyai makna diagnostik.

Misalnya pada pemeriksaan Gram ditemukan Gram negatif diplococci

NUR FADHILAH MS ISMAIL, S. FARM


150 2012 0366
PENGECATAN MIKROORGANISME

intraseluler dari spesimen pus (nana) uretral, maka memberikan

presumptive diagnosis untuk penyakit infeksi gonore. Disamping itu

pengecatan gram juga mempunyai kekurangan dimana pengecatan

Gram memerlukan mikroorganisme dalam jumlah banyak yakni lebih

dari 104 per ml. Sampel yang cair dengan jumlah kecil

mikroorganisme misalnya cairan serebrospinal, memerlukan prosedur

sentrifuge dulu untuk mengkonsentrasikan mikroorganisme tersebut.

Pellet (endapan hasil sentrifuge) kemudian dilakukan pengecatan

untuk diperiksa secara mikroskopis.

Dalam pengamatan mikroskopik terhadap mikroorganisme

paling digunakan olesan terwarnai dalam keadaan hidup.

Mikroorganisme terwarnai adalah mikroorganisme yang telah diwarnai

dengan zat warna kimia, agar mudah diamati dan dipelajari. Pada

umumnya olesan terwarnai terhadap mikroorganisme mengungkapkan

ukuran, bentuk, susunan dan adanya sturktur internal, seperti spora

dan butiran lainnya (Djide, 2003).

Zat pewarna khusus yang dibutuhkan untuk melihat baik kapsul

atau flagella, maupun yang lain-lainnya terperinci didalam sel. Zat

warna dapat juga digunakan untuk melihat perbedaan susunan kimia

pada struktur mikroorganisme. Zat tersebut disebut zat pewarna

diperensial (Djide, 2003).

Beberapa zat yang digunakan untuk mewarnai bakteri juga

dapat digunakan untuk untuk mengamati struktur bagian dalam sel.


NUR FADHILAH MS ISMAIL, S. FARM
150 2012 0366
PENGECATAN MIKROORGANISME

Keuntungan lain dari pewarnaan terutama untuk bakteri yang

mempunyai sel dengan ukuran relatif kecil adalah karena bakteri yang

diwarnai akan lebih mudah dilihat dibawah mikroskop yang

menggunakan lensa obyektif minyak immersi yang mempunyai tingkat

pembesaran ralatif besar (Djide, 2003).

Jenis–jenis pewarnaan kuman yang dikenal adalah (Dwidjo

seputro, 2003):

1. Pewarnaan negatif ( back ground staining)

2. Pewarnaan sederhana

3. Pewarnaan diferensial

4. Pewarnaan khusus

Tujuan dari pewarnaan tersebut ialah untuk (Tim dosen: 2001)

1. Mempermudah melihat bentuk jasad, baik bakteri, ragi maupun

fungi.

2. Memperjelas ukuran dan bentuk jasad

3. Melihat struktur luar dan kalu memungkinkan juga struktur dalam

jasad

4. Melihat reaksi jasad terhadap pewarna yang diberikan sehingga

sifat-sifat fisik dan kimia yang ada akan dapat diketahui

Untuk pengamatan morfologi sel mikroorganisme, maka seringkali

setelah pembuatan preparat usai dilakukan fiksasi diikuti oleh

pewarnaan. Fiksasi dapat dilakukan dengan cara melewatkan

NUR FADHILAH MS ISMAIL, S. FARM


150 2012 0366
PENGECATAN MIKROORGANISME

preparat diatas api atau merendamnya dengan methanol. (Tim dosen

: 2001)

Untuk mendapatkan hasil pengecatan yang lebih baik, tidak

jarang diperlukan bahan penolong yang biasanya disebut pemantek

(mordant). Pemantek ini dapat diartikan sebagai suatu zat yang

sanggup bergabung dengan komponen zat warna tertentu, sehingga

terbentuk senyawa yang tidak dapat larut dan melekat pada tubuh

bakteri. Pemantek dapat diberikan dalam berbagai keadaan yaitu

sebagai berikut (Irianto, 2006):

1. Sebagai penambahan bahan cat

2. Dimasukkan kedalam larutan bahan cat

3. Diberikan antara pemakaian dua larutan bahan cat

NUR FADHILAH MS ISMAIL, S. FARM


150 2012 0366
PENGECATAN MIKROORGANISME

V. METODE KERJA

A. Alat

Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah autoklaf,

Batang V, Botol pengencer, Cawan petri, Deck gelas, Erlemeyer,

Gelas piala, Hand sprayer, Inkubator , Jarum preparat, Kertas

saring, Lampu spirtus, Objeck gelas, Ose bulat, Ose lurus, Pipet

tetes, Rak tabung, Spoit, Tabung reaksi, Tissue. .

B. Bahan

Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah Alkohol

70%, Gram A, Gram B, Gram C, Gram D, Nigrosin, Kapas, Kertas

label, Metilen blue.

C. Cara Kerja

1. Pengecatan sederhana

1. Disiapkan alat dan bahan yang telah disterilkan.

2. Diambil 1 ose suspensi biakan secara aseptis dan

diratakan diatas gelas objek menggunaklan gelas objek.

3. Kemudian difiksasi dan ditetesi metilen blue 1 – 2 tetes dan

dibiarkan 1 – 2 menit.

4. Setelah itu cuci dengan air mengalir ( sisanya dicuci

dengan tissue).

5. Diamati di bawah mikroskop dengan perbesaran 100 x dan

gambar morfologi / bentuk mikroorganisme.

NUR FADHILAH MS ISMAIL, S. FARM


150 2012 0366
PENGECATAN MIKROORGANISME

2. Pengecatan negatif

1. Disiapkan alat dan bahan yang telah disterilkan.

2. Diletakkan setetes nigrosin pada ujung gelas objek.

3. Kemudian dimasukkan inokullum dari ose ke dalam

nigrosin, dihomogenkan.

4. Diambil objek gelas lalu diletakkan disebelah luar nigrosin

dengan posisi miring ( 30O).

5. Setelah itu digeser secar perlahan hingga membentuk

lapisan tipis.

6. Diamati di bawah mikroskop dan digambar bentuk

mikroorganismenya.

3. Pengecatan gram Positif

1. Disiapkan lat dan bahan yang telas disterilkan

2. Preparat diolesi dengan bakteri dan difiksasi

3. Ditambahkan 2 – 3 tetes Gram A dan dibiarkan selama 1

menit.

4. Dicuci dengan air mengalir, dan sisanya dengan tissue.

5. Tetesi dengan gram B dan dibiarkan selama 1 menit.

6. Dicuci dan dikeringkan

7. Ditetesi dengan Gram C dan dibiarkan selama 30 detik

8. Dicuci dan dikeringkan

9. Ditetesi Gram D dan dibiarkan selama 30 detik.

10. Dicuci dan dikeringkan

NUR FADHILAH MS ISMAIL, S. FARM


150 2012 0366
PENGECATAN MIKROORGANISME

11. Diamati dengan perbesaran 100 x atau 1000 x ( amati

warna Mikroba).

VI. HASIL PRAKTIKUM

a. Gambar pengamatan

LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

b. Tabel Pengamatan

No Pengecatan Pengecatan Pengecatan

Bakteri gram (warna) negatif sederhana(bentuk)

(warna)

1 Pseudomonas Merah - batang

aureginosa

NUR FADHILAH MS ISMAIL, S. FARM


150 2012 0366
PENGECATAN MIKROORGANISME

VII. PEMBAHASAN

Pengamatan tanpa pengecatan lebih sukar dan tidak dapat

dilakukan untuk melihat bagian-bagian sel dengan teliti, karena sel

bakteri atau mikroba transparan atau semi transparan, dengan

pengecatan dapat dilihat struktur sel bakteri atau mikroba lebih

seksama.

Fungsi dari pengecatan adalah memberi warna pada sel atau

bagian-bagian sehingga menambah kontras dan tampak lebih jelas.

Selain itu juga untuk menunjukkan bagian-bagian (konstituen) sel,

membedakan mikroba dengan lain, menetukan pH dan potensial

oksdidasi-reduksi ekstraseluler dan intraseluler.

Perbedaan dari pengecatan sederhana, negatif, dangram

adalah, pada pengecatan sederhan cat hanya menggunakan satu

cat saja dan untuk melihat bentuk bakter, sedangkan pada

pengecatan negatif, yang dicat adalah latar belakangnya, tidak

dilakukan fiksasi, dan pada pengecatan gram digunakan untuk

membedakan bakteri-bakteri yang bersifat gram positif dan gram

negatif, terdirii atas cat utama, pengintensifan cat utama,

dekolorisasi, dan cat penutup.

Pada pengecatan sederhana menggunakan metilen biru,

dimana termasuk jenis cat basa. Bakteri yang dipakai adalah

Staphillococcus aureus dan Psedoumonas aeroginosa. Kedua

bakteri ini memiliki bentuknya yang yang sama, bedanya hanya pada

NUR FADHILAH MS ISMAIL, S. FARM


150 2012 0366
PENGECATAN MIKROORGANISME

letaknya kalau Staphillococcus aureus letaknya memanjang sedang

Psedoumonas aeroginosa letaknya radial. Kedua bakteri ini termasuk

jenis bakteri basofil karena menyerap cat basa.

Pengecatan gram dilakukan dengn amenggunakan larutan

Gram A, Gram B, Gram C, dan Gram Didimana larutan tersebut jenis

larutan basa. Bakteri yang dipakai pada pengecatan ini adalah

Staphillococcus aureus dimana memiliki bentuknya kokus dengan

warna ungu dan Psedoumonas aeroginosa dan memiliki bentuk

kokus dan warnanya merah. Dan dapat disimpulkan Staphillococcus

aureus adalah bakteri gram positif dan Psedoumonas aeroginosa

adalah bakteri gram negatif.

Bakteri gram positif memiliki lapisan peptidoglikan yang lebih

tebal (+ 50%) dibanding gram negatif ( + 10%) sehingga pori – pori

pada lapisan tersebut akan menyusut dan merapat karena adanya

etanol ( pelarut kristal violet). Oleh karena it kompleks kirstal violet

iodium akan kuntur oleh decolorizer.

Bakteri gram negatif yang meiliki lapisan peptidoglikan yang

lebih rendah( + 10%), pori – pori pada lapisan tersebut tetap

menyusut oleh etanol hingga pori – pori tidak serapat pada piori –

pori lapisan peptido glikan ghram positif sehingga masih cukup besar

untuk dapat di luntur oleh decolorizer dan akan terwarnai cat

penutup.

NUR FADHILAH MS ISMAIL, S. FARM


150 2012 0366
PENGECATAN MIKROORGANISME

Bakteri gram negatif mengandung lipid yang tinggi ( 11 – 22 %)

sehingga pada saat pencucian dengan alkohol ( decolorizer), lapisan

lipid pasda dinding sel bakteri tersebut akan larut sehingga

menyebabkan kompleks kristal violet iodium akan mudah

terlunturkan dan akan terwarnai oleh cat penutup ( berwarna merah ).

Sebaliknya pada dinding sel bakteri gram positif umumnya

mengandung lipid yang cukup rendah dengan Mg – Ribonukleat

pada membran sitoplasma, bakteri gram positif memiliki senyawa Mg

– Ribonukleat yang akan bereaksi dengan kristal violet dan

menyebabkan tidak mudah dilunturkan oleh decolorizer.

Sebaliknya pada membran sitoplasma bakteri gram negatif,

senyawa ribonukleat tidak ditemukan.

Hal – hal yang menyebabkan perubahan gram positif menjadi

gram negatif dan sebaliknya :

1. Perubahan keasaman

Dimana apabila pH turun, kemingkinan bakteri gram positif dapat

berubah menjadi gram negatif sebaliknya jika pH naik, ada

kemungkinan dapat berubah menjadi gram positif.

2. Penyimpangan cara pengecatan

Misalnya dalam perlakuan pencucian dengan pemucat (

decolorizer) yang terlalu lama dapat menyebabkan bakteri gram

positif akan nampak terlihat seperti gram negatif.

NUR FADHILAH MS ISMAIL, S. FARM


150 2012 0366
PENGECATAN MIKROORGANISME

3. Medium

Apabila bakteri gram positif ditumbuhkan tyerlalu lama dalam

media yang mengandung bahan yang mudah difermentasikan

dapat berubah menjadi gram negatif.

4. Umur bakteri

Bakteri gram positif yang telah tua atau kekurangan nutrisi dapat

berubah menjadi gram negatif.

5. adanya perlakuan khusus, misalnya :

a. bakteri gram positif dilarutkan dalam ribonukleat dapat

berubah menjadi gram negatif.

Bakteri gram negatif ditambah dengan larutan pekat DNA dapat

berubah menjadi gram positih

VIII. KESIMPULAN

Dari hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa :

1. Morfologi bakteri Staphillococcus aureus dan Psedoumonas

aeroginosa adalah bentuk coccus

2. Bakteri Staphillococcus aureus termasuk bakteri gram positif

dan Psedoumonas aeroginosa termasuk bakteri gram

negatif.

NUR FADHILAH MS ISMAIL, S. FARM


150 2012 0366
PENGECATAN MIKROORGANISME

DAFTAR PUSTAKA

Bibiana, 2002. Analisis Mikroba, Laboratorium mikrobiologi Jurusan


farmasi. Makassar.

Dirjen POM. 1995. Farmakope Indonesia III. DepKes RI. Jakarta.

Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia IV. DepKes RI. Jakarta.

Djide. 2005. Penuntun praktikum Instrumen Mikrobiologi Farmasi dasar,


Jurusan Farmasi Universitas Hasanuddin. Makassar.

Djide. 2003. Mikrobiologi Farmasi Dasar, Jurusan Farmasi Universitas


Hasanuddin. Makassar.

Waluyo, 2004. Kimia Analisis SMF. Depkes RI. Jakarta.

NUR FADHILAH MS ISMAIL, S. FARM


150 2012 0366
PENGECATAN MIKROORGANISME

LAMPIRAN

A. Skema kerja

1. Pengecatan sederhana

ambil 1 ose suspensi biakan secara aseptis

ratakan diatas gelas objek

fiksasi

tetesi metilen blue 1 – 2 tetes

biarkan 1 – 2 menit

cuci dengan air mengalir

( sisanya dicuci dengan tissue)

amati di bawah mikroskop ( perbesaran 100 x dan gambar morfologi /

bentuk mikroorganisme)

NUR FADHILAH MS ISMAIL, S. FARM


150 2012 0366
PENGECATAN MIKROORGANISME

3. pengecatan negatif

letakkan setetes nigrosin pada ujung gelas objek.

masukkan inokullum dari ose ke dalam nigrosin, campurkan

ambil objek gelas lalu letakkan disebelah luar nigrosin dengan posisi

miring ( 30o).

geser secar perlahan hingga membentuk lapisan tipis

amati di bawah mikroskop ( gambar bentuk mikroorganismenya.)

NUR FADHILAH MS ISMAIL, S. FARM


150 2012 0366
PENGECATAN MIKROORGANISME

4. pengecatan gram

preparat olesan bakteri

difiksasi

tambah 2 – 3 tetes gram a

biarkan 1 menit.

cuci dengan air mengalir, dan isap dengan tissue.

tetesi gram b dan

biarkan 1 menit.

cuci dan dikeringkan

tetesi gram c biarkan

30 detik

cuci dan keringkan

tetesi gram d biarkan

30 detik.

cuci dan keringkan

NUR FADHILAH MS ISMAIL, S. FARM


150 2012 0366
PENGECATAN MIKROORGANISME

amati ( perbesaran 100 x atau 1000 x ( amati warna mikroba).)

catatan : bakteri gram (+) = ungu

bakteri gram (-) = merah

b. Uraian Bahan

1. Kristal Violet (Dirjen POM, (1979) :698)

Nama resmi : Kristal violet

Pemerian : Hablur berwarna hijau tua

Kelarutan : Sukar larut dalam air; agak sukar larut dalam

etanol (95%) P dan dalam asam asetat glasial P.

Larutannya berwarna lembayung tua.

Kegunaan : Pewarna.

2. Metilen Biru (Dirjen POM, (1979),:381)

Nama resmi : Methylthionini Chloridum

Nama lain : Biru metilen

RM / BM : C₁₆H₁₈CIN₃S.3H₂O / 373,90

Pemerian : Hablur atau serbuk hablur hijau tua, berkilauan

seperti perunggu, tidak berbau atau praktis tidak

berbau. Stabil diudara; larutan dalam air dan

dalam etanol berwarna biru tua.

Kelarutan : Larut dalam air dan dalam kloroform; agak sukar

larut dalam etanol.

NUR FADHILAH MS ISMAIL, S. FARM


150 2012 0366
PENGECATAN MIKROORGANISME

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

3. Tembaga (II) sulfat (Dijen POM, (1979) :731)

Nama resmi : Cupri sulfas

Nama lain : Tembaga (II) sulfat

RM : CuSO₄

Pemerian : Prisma triklinik atau serbuk hablur; biru.

Kelarutan : Larut dalam tiga bagian air dan dalam tiga

bagian gliserol P, sangat sukar larut dalam

etanol (95%) P.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.

Kegunaan : Sebagai pembilas warna kristal violet.

4. Alkohol (Dirjen POM, (1979):65)

Nama resmi : Aethanolum.

Nama lain : Etanol/Alkohol.

Pemerian : Cairan tak berwarna, jernih, mudah menguap

dan mudah bergerak; bau khas; rasa panas.

Mudah terbakar dengan memberikan nyala biru

yang tidak berasap.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari

cahaya; di tempat sejuk, jauh dari nyala api.

Kegunaan : Sebagai larutan pencuci.

5. Air suling (DiRjen POM, (1979),:96)

NUR FADHILAH MS ISMAIL, S. FARM


150 2012 0366
PENGECATAN MIKROORGANISME

Nama resmi : Aqua Destillata.

Nama lain : Air suling/aquades.

RM/BM : H2O/18,02.

Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, dan

tidak mempunyai rasa.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

C. Uraian Mikroba

1. Staphylococcus aereus (Dwidjoseputro, D, Dr, Prof., ( 1990))

Kingdom : Prokariotik

Divisio : Scotobacteria

Ordo : Eubacteriales

Family : Micrococcaceae

Genus : Staphylococcus

Species : Staphylococcus aereus

Morfologi (Dwidjoseputro, D, Dr, Prof., ( 1990))

Kuman ini berbentuk sferis, bila menggerombol dalam

susunan yang tidak teratur mungkin sisinya, agak rata karena

tertekan. Diameter kuman antara 0,8-1,0 mikron. Pada sediaan

langsung yang berasal dari nanah dapat terlihat sendiri,

berpasangan menggerombol dan bahkan dapat tersusun seperti

rantai, pendek. Susunan gerombol yang tidak teratur biasanya

ditemukan pada sediaan yang dibuat dari pembenihan padat,

sedangkan dari pembenihan kaldu biasanya ditemukan

NUR FADHILAH MS ISMAIL, S. FARM


150 2012 0366
PENGECATAN MIKROORGANISME

tersendiri atau tersusun sebagai rantai pendek. Kumain ini tidak

bergerak, tidak berspora dan positif gram. Hanya kadang-

kadang yang gram (-) dapat ditemukan pada bagian tengah

gerombolan kuman, pada kuman yang telah difagositosis dan

pada biakan tua yang hampir mati.

2. Klasifikasi Psedoumonas aeroginosa (Dwidjoseputro, D, Dr,

Prof., ( 1990))

Kingdom : Prokariotik

Divisio : Protophyta

Ordo : Pseumonadales

Sub Ordo : Pseumonnadineae

Family : Psedomonadaceae

Genus : Psedoumonas

Species : Psedoumonas aeroginosa

Morfologi (Dwidjoseputro, D, Dr, Prof., ( 1990))

Bentuk batang bulat 0,5 – 1,5 mili mikron, ciri petumbuhan

pada agar sel putih, dan sel tampak sendiri dan berpasangan,

divisi lebih dari satu dan berkelompok mengemnbang sampai

tak beraturan.

NUR FADHILAH MS ISMAIL, S. FARM


150 2012 0366

Anda mungkin juga menyukai