Anda di halaman 1dari 23

Hymenolepis nana

Ria Fuji Lestari


1811E2042
Non Reg - A
•Hospes dan Penyakit
- Hospes defenitif : umumnya tikus, kadang-
kadang manusia
- Hospes perantara : lipas, kumbang
Tribolium ferrugineum
- Penyakit : himenolepiasis nana

• Distribusi gegrafis
- Kosmopolit, lebih sering didaerah tropis, di
Indonesia juga ditemukan
Sejarah
Spesies ini ditemukan oleh Bilharz pada tahun
1851 dalam usus seorang anak asli di Kairo.
Grasee dan Rovell (1887 – 1892) , pertama kali
memperkenalkan daur hidup yang tidak
mempunyai hospes perantara.
Morfologi Hymenolepis nana
 Sesuai namanya ( Latin : nanos - dwarf), ia adalah spesies kecil, jarang melebihi 40 mm
dan lebar 1 mm.
 Scolex ini memiliki rostellum yang dapat ditarik dan dipersenjatai dengan satu
lingkaran berisi 20 hingga 30 kait.
 Scolex juga memiliki empat pengisap, atau tetrad. Lehernya panjang dan ramping,
dan ruasnya lebih lebar daripada panjang. Pori-pori genital adalah unilateral, dan
setiap segmen yang matang berisi tiga testis.
 Setelah apolisis , segmen gravid hancur, melepaskan telur, yang berukuran 30 hingga
47 μm.
 Onkosfer ditutupi dengan membran luar yang tipis, hialin, dan membran dalam yang
tebal dengan penebalan polar yang mengandung beberapa filamen.Embriofor berat
yang memberikan telur taeniid karakteristik lurik karakteristik mereka kurang dalam hal
ini dan keluarga cacing pita lainnya menginfeksi manusia.
 Rostellum tetap invaginasi di apeks organ. Hookell Rostellar berbentuk seperti garpu
tala. Lehernya panjang dan ramping, daerah pertumbuhannya. Strobila dimulai
dengan proglottid pendek dan sempit, diikuti dengan proglottid dewasa.
Taksonomi Hymenolepis nana
 Kingdom : Animalia

Filum : Platyhelminthes

Kelas : Cestoda

Ordo : Cyclophyllidea

Famili : Hymenolepididae

 Genus : Hymenolepis

Spesies : Hymenolepis nana
Ciri-ciri cacing dewasa
Hymenolepis nana

• Cacing dewasa mempunyai


panjang 25 – 40 mm, lebar ± 1
mm, terdiri atas ± 200 proglotid
• Pada scolex terdapat rostelum
yang bersifat refraktil (dapat
ditarik/ditonjolkan) dan
mempunyai 20 – 30 kait-kait,
serta mempunyai 4 batil isap
• Porus genitalis terletak
unilateral dan pada tepi
anterior dari tiap-tiap segmen
• Proglotid mature berbentuk
seperti trapesium, terdapat 3
testis dan 1 ovarium yang
bilobus
• Proglotid gravid terdapat 80 –
100 telur tiap segmen
Ciri-ciri telur
Hymenolepis nana

• Berbentuk oval atau


globuler
• Ukuran 30 – 50 μm
• Dinding 2 lapis : outer layer
(lapisan luar) lebih tipis,
dan inner layer (lapisan
dalam) terdapat
penebalan pada kedua
ujungnya, masing-masing
mempunyai 4 – 8 filamen
• Di dalam telur terdapat
hexacanth embrio
H. diminuta
1. Ukuran 70 – 80 um (lebih
besar dari H. Nana )
2. Bentuk bulat
3. Warna transparan atau
kuning pucat
4. Kulit sangat tebal ( kulit
luar yang tipis dengan
garis – garis silang kulit
dalam yang sangat
tebal tanpa filamen
5. Berisi embrio bulat, di
dalamnya terdapat 6
kait yang tersusun
bentuk kipas
Hymenolepis Nana
Proglotid
Hymenolepis Nana
Skoleks
Siklus Hidup
Patologi dan Gejala Klinis
H. Nana biasanya tidak menyebabkan gejala. Jumlah yang
besar dari cacing yang menempel di dinding usus halus
menimbulkan iritasi mukosa usus. Kelainan yang sering timbul
adalah toksemia umum karena penyerapan sisa metabolit parasit
masuk ke dalam sistem peredaran darah penderita . Pada anak
kecil dengan infeksi berat, cacing ini kadang – kadang
menyebabkan keluhan neurologi yang gawat, mengalami sakit
perut dengan atau tanpa diare, kejang – kejang , sukar tidur dan
pusing.
Cara infeksi
Ada tiga cara infeksi
1. Infeksi tidak langsung:
2. Infeksi langsung:
Tidak perlu hospes
perantara
3. Autoinfeksi
Cara infeksi
1. Infeksi tidak langsung:

Telur tertelan insekta, larva onkosfer


berkembang menjadi larva sistiserkoid.
Insekta termakan hospes defenitif dan
dalam 10 hari menjadi cacing dewasa
Cara infeksi
2. Infeksi langsung

* Tidak memerlukan hospes perantara.


* Hospes defenitif menelan telur,
menetas membebaskan larva onkosfer,
selanjutmnya menjadi larva sistiserkoid
dan menjadi cacing dewasa
* Keseluruhan proses tersebut perlu
waktu 2 minggu
Cara infeksi
3 Autoinfeksi

Telur dapat menetas di usus hospes


defenitif tanpa keluar dari bersama
tinja, lalu berkembang menjadi
cacing dewasa dengan cara yang
sama dengan cara langsung 
menjadi masalah berat, karena
jumlah cacing dewasa akan
bertambah terus
Diagnosa ditegakkan dengan cara menemukan telur yang khas pada
feses penderita.
Manusia merupakan sumber infeksi yang paling penting bagi manusia
lainnya, walaupun tikus dan mencit juga dapat menjadi sumber infeksi dari
cacing pita ini. Penularan melalui ingesti feses rodent yang mengandung
telur cacing pita ini lebih sering terjadi dari pada melalui ingesti kumbang
yang terinfeksi. Autoinfeksi dapat terjadi akibat infestasi dari ratusan
cacing pita ini pada host tunggal ( Joklik WK, 1996).
Manusia merupakan reservoar alamiah dan penularan biasanya terjadi
secara langsung dari manusia ke manusia lainnya dengan cara ingesti
telur yang ada dalam feces penderita. Walaupun penularan melalui
makanan dan minuman dapat juga terjadi, tetapi hal tersebut jarang
dijumpai karena telur cacing pita ini mempunyai daya tahan yang rendah
diluar hostnya. Larva dari flea dan kumbang dapat terinfeksi setelah ingesti
telur cacing pita ini dan berkembang menjadi cisticercoid di dalam
hemocoelenya. (Strickland GT, 1984)
Contoh penelitian :
Pengolahan Sampel Sampel yang diperiksa adalah feses tikus yang diambil dari organ dalam sekum.
Sekum dari masingmasing tikus dimasukkan dalam botol plastik berisi NaCl fisiologis dan diperiksa di
Laboratorium Parasitologi Balai Litbang P2B2 Banjarnegara.

1. Isolasi telur cacing dari sampel feses dilakukan dengan metode pengapungan.
Sampel feses yang ada di organ sekum dimasukkan ke dalam mortir lalu ditambahkan 40 ml air.

2. Larutan feses dimasukkan ke dalam tabung reaksi 15 ml, lalu disentrifuge dengan kecepatan 1500
rpm selama 10 menit.

3. Supernatant dibuang, lalu ditambahkan larutan pengapung (NaCl jenuh) dengan volume ± 12 ml
pada endapan feses yang diperoleh.

4. Endapan feses diaduk dengan larutan pengapung menggunakan batang pengaduk hingga
tercampur sempurna. Selanjutnya campuran disentrifuge dengan kecepatan 1500 rpm selama 10
menit.

5. Ditambahkan larutan pengapung ke dalam masing-masing tabung reaksi berisi campuran materi
feses dan larutan pengapung hingga larutan pada permukaan tabung tampak cembung.

5. Didiamkan selama 20 menit, lalu diangkat permukaan larutan pengapung dengan


menggunakan deck glass. Selanjutnya dilakukan pengamatan di bawah mikroskop pada
perbesaran 400 x (Maff, 1971)
Pencegahan
Pencegahan terhadap aspek personal hygiene adalah:
1. Mencuci tangan dengan sabun setelah keluar dari kamar kecil dan sebelum menjamah
makanan.
2. Mengkonsumsi air minum yang sudah dimasak (mendidih) atau air kemasan yang
dikonsumsi terkemas dalam kondisi yang baik.
3. Menjaga kebersihan tangan dengan menggunting kuku secara teratur.

Pencegahan terhadap aspek sanitasi lingkungan adalah:


1. Pembuangan kotoran manusia yang memenuhi syarat. Tinja yang dibuang terisolir
dengan baik, dan tidak mengeluarkan bau.
2. Penggunaan air minum dari sumber air bersih yang sanitair.
3. Bagi para pengusaha makanan (restoran, katering) menerapkan aturan yang ketat
dalam halpenyimpanan bahan makanan dan makanan matang dari pencemaran dan
gangguan tikus, karena tikus yang terinfeksi H. nana dapat mencemari makanan
dengan kotoran mereka.
4. Membuang kotoran, air kotor dan sampah organik secara baik dengan tidak
membuangnya secara sembarangan agar tidak menjadi sumber perkembang biakan
tikus.
5. Pengendalian dan pengawasan tikus di lingkungan perumahan. Konstruksi rumah
dibuat agar tikus tidak mudah masuk dan bersarang dalam rumah
Penyebaran
Penualaran tergantun pada kontak langsung, karena
telurnya yang resistennya lemah , yang tidak tahan terhadap
panas dan pengeringan, tidak dapat hidup lama diuar hospes.
Infeksi ditularkan langsung dari tangan ke mulut dan lebih
jarang karena kontaminasi makanan atau air. Kebiasaan yang
kurang bersih pada anak-anak menguntungkan adanya parasit
ini pada golongan umur rendah ( dibawah usia 15 tahun
kebawah )

Anda mungkin juga menyukai