Anda di halaman 1dari 24

HIMENOLEPIS NANA

SAHAT M. OMPUSUNGGU
Sinonim
Taenia nana, Hymenolepis fraterna dan Vampiro-
lepis nana.
Hospes dan Nama Penyakit
Hoses definitif: umumnya tikus, jarang manusia.
Hopes perantara: pinjal, lipas, kumbang Tenebrio-
nida dan Tribolium ferrugineum; hospes p’antara
ini tdk selalu diperlukan dlm siklus hidup.
Peny: hymenolepiasis nana.
Distribusi Geografis
Ditemukan kosmopolit, khususnya pd anak-anak,
namun lbh sering di daerah iklim tropis dan kondi-
si sanitasi jelek.
Cacing ini juga t’dpt di Indonesia.
Morfologi
Cacing dewasa berdiam di rongga ileum.
Ukuran cacing dws 1 – 3 cm, namun bisa m’capai 10
cm dgn jlh proglottid rata-rata 200 ruas.
Skoleks bulat, diameter 0,3 mm, memp 4 batil isap
dan kantong rostellum yg dpt ditarik-julur dan di-
kelilingi oleh 20 - 30 kait tersusun sebaris; kait ini
b’btk spt sekrup (ciri khas fam Hymenolepididae).
Leher panjang dan ramping.
Lebar proglottid beragam; pada proglottid matur,
lebar melebihi panjang (0,22 x 0,85 mm).
Struktur proglottid matur mirip Taenia, kecuali
jumlah testis hanya 3, yang terletak di bag
posterior proglottid.
Hymenolepis nana pada dinding usus
Cacing dewasa
Hymenolepis nana
(panjang: 15-44 mm)
Scolex, leher dan proglottid matur

(Sumber: D. Scott Smith, M.D./CDC)


Scolex, pandangan anterior

Scolex dan leher


(pewarnaan carmin)
Scolex Hymenolepis nana
Morfologi

Porus genitalis hanya satu.


Ovarium diapit oleh testis dan gld vitelina.
Uterus tanpa porus uterina → pada proglottid gravid
uterus penuh berisi telur (100-200 butir) → “meng-
gencet organ lainnya → uterus di proglottid pecah
→ telur keluar.
Telur b’btk elliptis, rata-rata 50 x 40 ; di dlmnya
t’dpt larva onkosfer yg memp 6 kait; dd telur dan
embriofor tipis; dari kedua kutub embriofor keluar
4 - 8 serabut spt rambut yg disbt filamen kutub, yg
mengisi ruang di antara embriofor dan dd telur.
Proglottid
matur
H. nana
Dinding telur
sebelah luar

Filamen kutub

Embryophore
(dinding telur
sebelah dalam
Kait-kait

Telur H. nana
Berbagai tampilan telur H. nana
Berbagai penampilan telur dan
cacing dewasa H. nana
Berbagai tampilan telur H. nana
Larva cysticercoid
Hymenolepis nana
(asal insekta).

Empat batil isap (S)


muncul dari scolex;
rostellum dengan kait
berada di kantong
rostellum (R).
Siklus Hidup H. nana

F = hospes definitif (tikus,


manusia),
Z = hospes intermedier
(pinjal, lipas);
E = telur.
C = larva sistiserkoid;
A = cacing dewasa.
1. Infeksi tidak langsung:
2. Infeksi langsung
3. Autoinfeksi
Siklus Hidup H. nana
Siklus Hidup
Cara infeksi dan siklus hidupnya ada 3 cara:
1. Infeksi tdk langsung: telur t’telan oleh instekta
(oleh larvanya bila pinjal) . Telur menetas di salur-
an p’cernaan insekta lalu larva onkosfer menem-
bus dd usus dan tinggal di hemocoel sbg larva
sistiserkoid dan tetap b’tahan selama metamorfo-
sis insekta tsb. Bila insekta yg mengandung sisti-
serkoid ini t’telan hospes definitif, tbh insekta
hancur dan skoleks sistiserkoid ditancapkan pd
dd usus dan dlm 10 hari b’jadi cacing dewasa.
2. Infeksi langsung: hospes intermedier tdk diper-
lukan. Hospes definitif menelan telur → telur
menetas di rongga usus → larva onkosfer
terbebas → larva menembus dinding usus →
tinggal di dlm dinding usus → dlm 90 jam menjadi
larva sistiserkoid. → larva sistiserkoid masuk
kembali ke rongga usus → menempel di epitel
dinding usus → menjadi cacing dewasa.
Seluruh proses butuh wkt 2 minggu.
Larva sistiserkoid yg ada di dlm dinding usus tdk
memp ekor dan kapsulnya tipis (beda dgn yg di
tubuh insekta).
Telur yg keluar bersama tinja bisa tertelan hospes
yg sama, disbt antoreinfeksi (autoinfeksi eksterna)
3. Antoinfeksi atau autoinfeksi interna: dlm hal ini
telur bisa menetas di usus hospes tanpa keluar
bersama tinja, lalu b’kembang m’jadi cacing
dewasa dgn cara yg sama dgn infeksi langsung.
Proses infeksi spt ini menyebabkan jumlah cacing
dewasa dlm usus terus b’tambah dan menambah
penderitaan pd hospes,
Patologi, dan Klinis
Selama jlh cacing dlm usus hanya sedikit, tdk ada
gjl klinis yg timbul, namun jlh cacing yg > 2.000 ekor
bisa timbul enteritis dgn gjl nyeri perut, diare iritabil-
itas, nafsu makan hilang, muntah dan pusing. Gjl ini
mungkin disebabkan oleh hsl ekskresi cacing atau
respon alergis. Gjl nervous spt insomnia, vertigo
dan kejang bisa juga terlihat.

Diagnosis dan Pengobatan


Diagnosa dilakukan dgn menemukan dan m’iden-
tifikasi telur dalam tinja.
Untuk pengobatan, niklosamide dan praziquantel
cukup baik.
Epidemiologi dan Pencegahan
Infeksi lbh umum pd anak-anak dp orang dws,
t’utama pd anak asrama di daerah tropis.
Telur tdk resisten thdp panas dan kekeringan dan
hanya b’tahan maks 11 hari.
Penularan telur dari p’derita merupakan cara infek
si yg utama, meskipun insekta bisa juga sbg
sumber infeksi.
Pentingnya penularan antar manusia m’dukung
kenyataan bhw letusan peny dlm keluarga atau
asrama sering terjadi.
Untuk p’cegahan, cuci tangan dan p’awasan yg
ketat t’hdp kontaminasi makanan oleh tikus dan
insekta tdk bisa diabaikan.
Juga penting p’basmian tikus & p’obatan p’derita.

Anda mungkin juga menyukai