DIAGNOSTIK PENYAKIT
IDENTIFIKASI MIKROBA/MAKROMOLEKUL
Ikatan hidrogen
Ikatan hidrofobik
Ikatan
Van der Waals
Nature of antigen-antibody interaction
p. 138
Kekuatan yang mengikat antigen pada antibodi:
1. Ikatan elektrostatik
daya tarik antara asam amino dengan muatan berbeda
1. Antitoksin
antibodi terhadap toksin atau toksoid: bersifat netralisasi
2. Aglutinin
antibodi yang menggumpalkan sel (aglutinasi).
bereaksi dengan antigen berbentuk partikel (suspensi)
atau dengan yang diadsorpsikan pada permukaan partikel
(sel darah merah, lateks dll)
Jenis-jenis antibodi dalam berbagai istilah:
3. Presipitin
antibodi yang menimbulkan presipitasi (pengendapan)
dengan antigen berbentuk larutan
4. Opsonin
antibodi yang merangsang dan memudahkan fagositosis
setelah berlekatan pada kuman atau partikel lainnya
5. Antibodi netralisasi
antibodi yang menetralisir daya infeksi kuman atau virus
Jenis-jenis antigen dapat
berupa:
1. Aglutinogen
Antigen yang menggumpalkan
antibodi ( aglutinasi) dan
berbentuk sel/ partikel.
2. Antigen terlarut / soluble antigen
3. Antigen yang diadsorbsikan pada
permukaan partikel ( streptolisin O
yang dilekatkan pada lateks.
REAKSI
ANTIGEN DAN ANTIBODI
IMMUNOASSAY
TAK BERLABEL BERLABEL
◆ AGLUTINASI ◆ ELISA Enzyme-linked
immunosorbent assay
◆ PRESIPITASI ◆ RIA Radio Immuno Assay
◆ IFA Immunofloresensi
Assay
◆ IMUNODIFUSI
◆ CMIA Chemiluminescence
Immunoassay
◆ ECLIA Electro
Chemiluminescence
Immunoassay
◆ ICT
Immunochromatography T
est
Reaksi presipitasi/ aglutinasi
• larutan antigen + antiserum → presipitasi/ aglutinasi
• presipitasi/ aglutinasi terjadi karena keseimbangan jumlah
antigen dan antibodi yang berikatan membentuk anyaman
(lattice)
• jumlah antigen atau antibodi yang terlalu banyak tidak
mengakibatkan pembentukan presipitasi/ aglutinasi
Reaksi aglutinasi
1 + 1 (1:2) 400 12 16
1 + 3 (1:4) 800 24 32
1 + 7 (1:8) 1600 48 64
1 + 15 3200 96 128
(1:16)
1 + 31 6400 192 256
(1:32)
Semikuantitatif
Semikuantitatif TPHA
Uji semikuantitatif RPR
Widal Pengencer
an
Tabung ke Titer 1/2
Volume (uL) Titer 1 1/20
1/4
80 1/20 2 1/40
3 1/80 1/8
40 1/40 4 1/160
5 1/320 1/16
20 1/80 6 1/640
7 1/1280 1/32
10 1/160 8 kontrol negatif
5 1/320
QC
Internal
KONTROL
Quality Control POSITIF
Aglutinasi
KONTROL
NEGATIF
Slide
Agglutination
Agglutinated Non-agglutinated
Direct aglutination
Direk aglutinasi
Aglutinasi indirek /
Passive Aglutination
(c)
Reaksi Prozone
Reaksi presipitasi
(a) Antibodi berlebihan. Semua determinan antigen terikat → presipitasi (-)
(b) Anyaman antigen dan antibodi terbentuk karena perbandingannya
seimbang → presipitasi (+)
(c) Antigen berlebihan → presipitasi (-)/Reaksi Prozone atau sedikit
Reaksi presipitasi
Larutan antigen
Cincin putih
Larutan antibodi
Antigen A Antigen A
Antibodi A
Difusi ganda menurut Ouchterlony
Persamaan antigen di dalam dua larutan:
- Reaksi dua macam campuran antigen dengan satu
campuran antibodi:
campuran-campuran antigen pada dua sumur
yang
sebagian sama akan membentuk presipitat
berbentuk
taji (spur) dengan campuran dan antibodi yang
mengandung Antigen A
antibodi Antigen A antigen yang
terhadap
sama & Antigen C & Antigen B
maupun yang berlainan
Antibodi A
& Antibodi C
Difusi ganda menurut Ouchterlony
Persamaan antigen di dalam dua larutan:
- Reaksi antigen-antigen dengan campuran antibodi
terhadap antigen-antigen tersebut:
Presipitat antigen-antibodi yang berbeda akan
membentuk garis yang saling menyilang
Antigen A Antigen B
& Antigen B & Antigen C
Antibodi A
& Antibodi C
Difusi ganda menurut Ouchterlony
Antigen A Antigen A Antigen A Antigen A
& Antigen C & Antigen B & Antigen C & Antigen B
Antibodi A,
Antibodi B
& Antibodi C
Difusi tunggal radial (Mancini):
Antibodi tercampur
merata dalam agar
Hemaglutinasi
Aglutinasi dengan sel darah merah