KELOMPOK 2
PEMBAHASAN
PENGERTIAN
JENIS
Macam Macam
Penjelasan Tentang
Aglutinasi
Aglutinasi
AGLUTINASI PEMERIKSAAN
Pemeriksaan Apa Saja
Yang Menggunakan
Pengertian, Prinsip, Jenis, Prinsip Aglutinasi
Pemeriksaan, Kesipulan
PRINSIP Penutup
Kesimpulan
Prinsip Terjadinya
Aglutinasi
PENGERTIAN
5. Ko-aglutinasi (coagglutination)
Sama seperti aglutinasi pasif, bedanya pada partikel “inert”
yang dipakai. Partikel “inert” memakai bakteria, kebanyakan
menggunakan Staphylococcus aureus, karena memiliki protein di
permukaan luarnya yang dinamakan protein A yang secara natural
mampu mengadsorbsi Fc (fragmen crystallizable) dari molekul antibodi
JENIS PEMERIKSAAN
TES ASTO
Streptolisisn O diproduksi
TES CRP bakteri Streptococcus β-
C-Reactive Protein hemolitik.
(CRP)
TES WIDAL
2 TES HCG 4
Uji antibodi bakteri Human Chorionic
Salmonella typhi Gonadotrophin (HCG)
1 3
JENIS PEMERIKSAAN
TES TPHA
TES RF Treponema pallidum TES GOLONGAN
diagnosis rheumatoid Hemagglutination DARAH
arthritis Assay (TPHA) Add some brief about
TES RPR the heading
6 8
Tes Widal
Uji kualitatif
Reagen : Antigen O, H, AH dan BH
Cara kerja
• Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
• Pipet satu tetes serum (20µ) keadaan lingkaran yang terdapat dalam slide aglutiasi dengan kode O,H,AH,
dan BH
• Tambakan masing-masing satu tetes reagen widal sesuai dengan kode slide, begitu pula pada CN dan CP
• Campur antigen dan serum dengan batang pengaduk berbeda dan lebarkan kemudian goyang-goyangkan
selama satu menit
• Amati reaksi yang terjadi.
Interpretasi Hasil
• Positif : Bila terjadi aglutinasi
• Negative : Bila tidak terjadi aglutinasi
Tes Widal
C-Reactive Protein (CRP) adalah protein fase akut yang ada dalam serum
normal. Protein tersebut akan meningkat secara signifikan jika terjadi
kerusakan jaringan, infeksi bakteri dan virus, inflamasi, dan malignant
neoplasia (Vaishnavi, 1996). Konsentrasi CRP pada serum normal biasanya
kurang dari 12 mg/L
Pemeriksaan CRP dilakukan dengan menguji suspensi partikel lateks
yang dilapisi antibodi anti-CRP manusia melawan serum yang tidak
diketahui (Yamamoto, 1993). Kehadiran aglutinasi mengindikasikan
adanya peningkatan kadar CRP ke tingkat klinis yang signifikan. Reagen
latex CRP sudah distandardisasi untuk mendeteksi CRP serum diatas atau
setara dengan 6 μg/ml yang dianggap konsentrasi terendah signifikansi
klinis.
Tes CRP
Prinsip : aglutinasi pasif terbalik dimana latex dilapisi antibodi CRP dan yang
dideteksi adalah antigen CRP dalam serum dengan kadar tinggi, aglutinasi terlihat
dalam waktu 2 menit
Alat Pemeriksaan : kaca obyek, transferpet + tip, pengaduk
Bahan : serum
Reagen : Latex (suspensi polysterin latex)
Cara Kerja : masukkan 50 mikroL serum dalam test slide, tambahkan satu tetes
suspensi, campurkan suspensi dengan cara digoyang. Putar test slide selama dua
menit lihat aglutinasi yang terjadi.
Interpretasi Hasil : hasil positif = aglitunasi kasar ; positif lemah = aglutinasi halus ;
hasil negatif = tidak ada aglutinasi
Tes HCG
Sifilis merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Gram Negatif Treponema
pallidum (Larse et al., 1990). Mikroorganisme ini dapat menyebabkan kerusakan pada hati dan
jantung serta dapat melepaskan beberapa fragmen jaringan. Kerusakan tersebut menyebabkan
sistem imun tubuh menghasilkan reagin. Reagin adalah kelompok antibodi yang dapat mengenali
beberapa komponen jaringan rusak dari pasien yang terinfeksi oleh T. pallidum (Schimid, 1994).
Uji RPR adalah uji aglutinasi non treponema untuk mendeteksi keberadaan reagin dalam
serum manusia. Pemeriksaan ini berdasarkan pada reaksi aglutinasi yang terjadi antara partikel
karbon yang dilapisi kompleks lipid dengan reagin yang berada dalam sampel pasien yang
terkena sifilis (Larse et al., 1990).
Cara Kerja : reagen dan seum diinkubasi dalam suhu kamar, teteskan 50 mikroL serum pasien ke
dalam lubang slide. tambahkan 1 tetes reagen antigen pada test spesimen, putar pada 100
Rpm selama 8 menit.
Tes TPHA
Metode Kualitatif
Pengenceran Sampel (1:20)
• Semua komponen pemeriksaan disiapkan dan dikondisikan pada suhu ruang
• Mikroplate diletakkan pada meja yang datar dan kering
• Reagen Diluent dimasukkan sebanyak 190 µL dengan mikropipet ke dalam satu
sumur mikroplate.
• Sampel serum/plasma ditambahkan sebanyak 10 µL dengan mikropipet ke dalam
sumur tersebut.
• Campuran dihomogenkan
• NB : Kontrol positif dan negatif telah disediakan untuk siap digunakan tanpa
memerlukan pengenceran
Tes TPHA
Test
1. Mikroplate (6 buah sumur uji) disiapkan
2. Pada sumur 1 dan 2 masing-masing ditambahkan 25 µL sampel yang telah diencerkan
(1:20)
3. Pada sumur 3 dan 4 ditambahkan 25 µL control positif dan pada sumur 5 dan 6
ditambahkan 25 µL control negative.
4. Pada sumur 1,3 dan 5 ditambahkan 75 µL reagen Test Cell dan pada sumur 2,4 dan 6
ditambahkan 75 µL reagen Control Cell serta dihomogenkan. Campuran ini disebut
pengenceran 1:80.
5. Kemudian diinkubasi pada suhu 15-300 C selama 45-60 menit tanpa adanya getaran.
6. Hasil/reaksi yang terjadi diamati dan diinterpretasikan
7. Apabila hasil yang diperoleh positif maka dilanjutkan pada metode semi kuantitatif.
Tes TPHA
Kesimpulan
TERIMA KASIH
ATAS PERHATIANNYA