Anda di halaman 1dari 20

Teknik Analisa secara

imunologi
(immunoassay)
 Immunoassay adalah tes atau uji
yang digunakan untuk mengukur
adanya antigen atau antibodi pada
sampel (spesimen bilogikal)
Definisi
immunoassay  Tujuan : untuk mendiagnosa suatu
penyakit, mengukur aktivitas
komponen imun dalam tubuh
(komplemen, fagositosis, dst)
1. Spesifitas 2. Valensi
antibodi antibodi
Komponen
penting dalam
4. Ukuran
immunoassay 3. Aviditas
kuantitas
antibodi
reaksi Ag-Ab
 Ikatan Ag-Ab  spesifik  Key-lock
 Dapat terjadi reaksi silang Ab-Ag
lain yang memiliki struktur mirip 
Spesifitas jika kemurnian Ag rendah

Antibodi  Spesifisitas Ag-Ab dipengaruhi :


Spesifisitas Ab yang ditambahkan
pd sampel dan kemurnian Ag tidak
ada Ag lain yg mengkontaminasi)
 Valensi Ab : jumlah binding site
yang potensial dari Ab terhadap
Ag yang spesifik
 Umumnya, valensi Ab minimal 2
Valensi &  Aviditas Ab: ukuran kekuatan Ab
aviditas antibodi untuk mengikat Ag
 Ab dengan aviditas besar
cenderung mengikat Ag lebih
banyak
Derajat imunitas, kadar Antibodi atau
bahan tertentu dalam serum harus
dapat diukur  dinyatakan dalam
suatu satuan/ unit tertentu •
Ukuran Beberapa cara penentuan :
kuantitas reaksi  Kualitatif : ada atau tidak adanya
Ag-Ab suatu bahan, baik Ab atau Ag dalam
serum (uji + atau - ) cth : presipitasi
pada uji VDRL, perubahan warna
pada penentuan Hbs Ag
Semikuantitatif : kadar Ab atau Ag
pada serum dengan cara pengenceran
serum secara progresif • Kuantitas Ab
dinyatakan dalam titer • Cth : uji Widal
Ukuran
Kuantitatif : kadar Ab ditentukan
kuantitas reaksi
dengan membuat kurva baku standar
Ag-Ab
terlebih dahulu terhadap kekeruhan
(OD)  didapat nilai korelasi
Contoh : ELISA
IMMUNOASSAY BERLABEL
 Berlabel Flouresens
 Berlabel Radioisotop
 ELISA (Enzyme Linked Immunosorbent Assay)
Macam-macam
immunoassay IMMUNOASSAY TAK BERLABEL
 Uji Presipitasi Uji Fiksasi-komplemen
 Uji Aglutinasi Uji Netralisasi
Berlabel: Digunakan jika hasil reaksi
tidak tampak  faktor penguat.  Uji Hemaglutinasi
Tak berlabel: hasil reaksi langsung
bisa diamati.
Immunoassay Tak
Berlabel
 Antigen terlarut bereaksi dengan
antibodi.
Aplikasi klinis:
1. Uji Presipitasi  Uji tabung : VDRL – Makro
 Uji Slide : VDRL – Mikro
 Uji tabung kapiler: penentuan CRP
 dll
VDRL : Venereal Disease Research Laboratory
 untuk mendeteksi seseorang mengidap
sifilis atau tidak
 Reaksi antara Ab-Ag seluler atau Ag permukaan
sel
Aplikasi klinis:
 Uji Slide (lempeng) : Uji Widal Slide
2. Uji Aglutinasi  Uji tabung : uji widal tabung  jika aglutinasi
berlangsug lambat
 Uji tabung kapiler : penentuan CRP
 Uji hambatan aglutinasi: menentukan Ag larut
yang tidak diketahui identitasnya. Co: Uji
konfirmasi RPHA (Reverse Passive
Ag (Staphylococcus) + IgG
Hemagglutination Test) untuk penentuan Hbs
Reaksi (+) jika ada kompleks imun Ag
 Merupakan uji aglutinasi dari sel
darah merah
 Contoh: Uji penentuan gol.darah

Uji
Hemaglutinasi
 Kompleks imun tidak selalu terjadi antara Abx
terhadap Ag pada permukaan sel
 Kompleks imun baru terbentuk jika ditambahkan
anti-imunoglobulin/ Ab thd Abx
 Sebagai ganti anti-imunoglobulin yaitu
Uji fiksasi komplemen  lisis sel
komplemen dan
 Macam uji lisis imun :
lisis imun
 Uji Fiksasi Komplemen cth : deteksi Ab thd Virus,
bakteri, fungi, parasit Interpretasi :
 + jika tidak hemolisis
 - hemolisis
Serum + toksin (biarkan
bereaksi)  Uji reaktivitas
toksin dan viabilitas
Uji Netralisasi mikroba
Antitoksin + toksin 
Netralisasi toksin
Immunoassay
Berlabel
 Ikatan/ kompleks Ag-Ab divisualisasikan dg
adanya perpendaran flouresen dibawah
mikroskop. Terdapat 2 jenis immunoflourecent :
 Direct immunoflourescent : Ab dilabel dg
Berlabel
marker flourescent  Ab secara langsung
Fluoresens
diberikan pada jaringan yg diinginkan
 In-direct immunoflourescent : Menggunakan Ab
yg tdk berlabel thd Ag yg diuji dengan Ab
sekunder yang berlabel (yang berikatan
spesifik dg Ab pertama)
 Semakin banyak ikatan Ab sekunder  sinyal
floresen semakin meningkat
Direct vs indirect
immunofluoresense
 Uji laboratoris yg sensitif  untuk
penentuan kadar beberapa bahan
(hormon)
 Diperlukan sampel dengan bahan yg
Berlabel sedikit, sudah dpt terdeteksi
radioisotop  Contoh : Uji RIA (Radioimmunoassay)
 Pelabelan dengan Radioisotop yang
Kelemahan: alat lemah, waktu paruh dipakai pada uji RIA : 3H, 14C, 57Co,
reagen pendek (1,5-2 bulan), tenaga
terlatih, perlindungan khusus oleh
75Se, 125I,131I
petugas lab, tempat pembuangan
reagen khusus
 Menggunakan enzim untuk
mendeteksi adanya ikatan Ag-Ab
 Reaksi perubahan warna
 Direct untuk mendeteksi adanya
ELISA Ab. Co: tes kehamilan/ tes pack
(hormon hCG)
 Indirect untuk mendeteksi adanya
Ag. Co: tes HIV (rapid test)
THANKS

Anda mungkin juga menyukai