TUBUH TERHADAP
BAKTERI
IMUNOLOGI-UKAD 2-ISMI PUSPITASARI, M.Farm.,Apt
PENDAHULUAN
• Berdasarkan kemampuan invasi ke dalam sel eukariotik, bakteri dikelompokkan
menjadi 3, yaitu:
1. Bakteri ekstraseluler bakteri yang dapat bereplikasi di luar sel, di dalam
sirkulasi darah, di jaringan ikat ekstraseluler dan diberbagai jaringan. Yang
termasuk bakteri ekstraseluler: Mycoplasma spp, Pseudomonas aeruginosa,
Enterotoxigenic Escherichia coli, Vibrio cholerae, S.aureus, Streptococcus
pyogenes,Haemophylus influenzae, Bacillus anthracis.
2. Bakteri intraseluler obligat bakteri yang hanya dapat hidup dan bereplikasi di
dalam sel hospes. Yang termasuk: Rickettsia spp, Coxiella burnetti, Chlamydia spp.
3. Bakteri intraseluler fakultatif bakteri yang mudah difagositosis tetapi tidak
dapat dihancurkan oleh sistem fagositosis. Yang termasuk: Salmonella spp,Shigella
spp, Legionella pneumophili, Invasive Escherichia coli, Neisseria spp,Mycobacterium spp,
Listeria monocytogenes, Bordetella pertussis.
KEYWORDS:
• Respon imun terhadap pathogen ekstraseluler dan
intraseluler BERBEDA.
• Sistem imun pada patogen ekstraseluler ditujukan untuk
MENGHANCURKAN pathogen serta MENETRALISIS
produknya.
• Sistem imun pada patogen intraseluer melibatkan sel T
yang dapat MENGHANCURKAN SEL YANG TERINFEKSI
(sel T sitotoksik) atau MENGAKTIVASI SEL UNTUK
MENGHADAPI PATOGEN
KEYWORDS:
• Sel-sel utama yang berperan pada respon imun dalam infeksi
mikroorganisme: MAKROFAG, SEL T, dan SEL B.
• Sel-sel tersebut berinteraksi satu dengan yang lain secara langsung atau
melalui interleukin (IL). Selain itu diikutsertakan pula KOMPLEMEN, SEL
NK dan SEL K.
• Mikroorganisme yang menembus pertahanan mekanik non spesifik,
masih dapat dieliminar oleh elemen-elemen dari sistem imun non
spesifik lainnya
• Bila pertahanan sistem imun non spesifik tidak dapat mengeliminasi
mikroorganisme, sistem imun spesifik akan dikerahkan.
• Sistem ini bekerja spesifik dan menggunakan memori
KEYWORDS:
• Enzim lisozom yg ditemukan dalam banyak sekresi mampu menghancurkan
dinding bakteri.
• Komplemen dapat diaktifkan secara alternatif oleh berbagai bakteri.
• Aktivasi tersebut akan mengeliminir bakteri melalui lisis atau peningkatan
fagositosis (melalui faktor kemotaktik, opsonin dan reseptor untuk komplemen
pada permukaan fagosit).
• Acute phase protein meningkat dan salah satu dari protein tersebut adalah C
Reactive Protein (CRP) dan disebut demikian oleh karena mengikat protein C dari
pneumokok.
• Ikatan antara CRP dan protein C tadi akan mengaktifkan komplemen secara
alternatif.
INFEKSI
BAKTERI
EKSTRA-
SELULER
INFEKSI BAKTERI
EKSTRASELULER
• Bakteri ekstraseluler biasanya mudah
dihancurkan oleh sel fagosit.
• Pada keadaan tertentu, bakteri ektraseluler tidak
dapat dihancurkan oleh sel fagosit karena adanya
keberadaan KAPSUL LUAR, DINDING SEL dan
TOKSIN BAKTERI (EKSOTOKSIN BAKTERI
GRAM (+)
• KAPSUL BAKTERI adhesi yang tidak baik
antara sel fagosit dengan bakteri menghambat
penempelan sel fagosit
• KAPSUL BAKTERI melindungi molekul
karbohidrat pada permukaan bakteri yang
seharusnya dapat dikenali oleh reseptor fagosit
• KAPSUL BAKTERI menghambat akses fagosit
dan deposisi C3b pada dinding sel bakteri
INFEKSI BAKTERI EKSTRASELULER
• Bakteri gram (+) mengeluarkan
EKSOTOKSIN Merusak sel fagosit,
meracuni leukosit dan sel lainnya.
• DINDING SEL bakteri gram (+)
lapisan peptidoglikan tebal
mencegah penyisipan komplek
serangan lisis membran C5b-9 ke
dalam dinding sel bakteri.
• Strain tertentu dari Streptococcus
grup B mensekresikan enzim C5a-ase
yang memecah dan menonaktifkan
C5a
INFEKSI BAKTERI
EKSTRASELULER
• Bakteri gram (-) pada usus
mempengaruhi ativitas makrofag
termasuk menginduksi apoptosis,
meningkatkan produksi IL-1,
mencegah fusi fagosom-lisosom
dan mempengaruhi sitoskelon
aktin.
• Strategi pertahanan lainnya: variasi
lipoprotein permukaan, variasi
enzim yang terlibat dalam sintesis
struktur permukaan dan variasi
antigenic pili.
INFEKSI BAKTERI EKSTRASELULER
Keadaan sistem imun yang dapat
menyebabkan bakteri ekstraseluler sulit
dihancurkan adalah gangguan pada
mekanisme fagositik karena defisiensi sel
fagositik (neutropenia) atau kualitas
respons imun yang kurang (penyakit
granulomatosa kronik).
RESPON IMUN TUBUH TERHADAP
BAKTERI EKSTRASELULER
• Sel T CD4 akan berikatan dengan partikel antigen yang dipresentasikan melalui MHC
II pada permukaan makrofag yang terinfeksi bakteri intraseluler. Sel T helper (Th1) ini
akan mengeluarkan sitokin IFN γ yang akan mengaktivasi makrofag dan membunuh
organisme intraseluler, terutama melalui pembentukan oksigen reaktif intermediat
(ROI) dan nitrit oxide (NO).
• Selanjutnya makrofag tersebut akan mengeluarkan lebih banyak substansi yang
berperan dalam reaksi inflamasi kronik. Selain itu juga terjadi lisis sel yang
diperantarai oleh sel T CD8.