• E. coli yang menyebabkan diare banyak ditemukan di seluruh dunia.
• Adalah patotipe Escherichia coli yang merupakan penyebab diare akut (durasi > 14 hari) dan kronis
baik di negara maju maupun berkembang. Mereka juga dapat menyebabkan infeksi saluran kemih.
• Bakteri ini melekat pada sel mukosa usus halus dan menghasilkan enterotoksin dan sitotoksin
sehingga mukosa rusak dan mucus keluar bersama diare
PATOGENESIS EAEC
Secara singkat :
• Peradangan yang disebabkan EAEC ditunjukkan dengan peningkatan kadar fecal interleukin-8
(IL-8), IL-1β, leukosit dan lactoferrin, menunjukkan respon infalmasi gastrointestinal yang
substansial
• Gen CD14 mengkodekan langkah penting dalam respon inflamasi terhadap stimulasi
lipopolisakarida bakteri oleh system imun bawaan
• Suatu studi menemukan bahwa satu SNP di wilayah dengan peningkatan risiko diare yang
disebabkan EAEC
RESPON IMUN
Bakteri gram negatif yang dinding selnya mengandung peptidoglikan atau lipopolisakarida akan mengaktifkan
jalur allternatif komplemen jika dalam keadaan tidak ada antibodi. Bakteri ini akan mengekorelasikan manosa
pada permukaannya membentuk ikatan manosa-lektin dan mengaktifkan komplemen melalui jalur lektin.
Hasil akhir dari pengaktifan komplemen adalah opsonisasi dan fagositosis.
Fagositosis diperantarai oleh banyak reseptor sel fagosit diantaranya: manosa reseptor, Fc reseptor, complemen
reseptor. Reseeptor ini akan mengaktifkan fagositosis dan menstimulasi dibentuknya zat –zat mkrobisisdal. Sel
fagosit yang teraktivasi akan mengeluarkan sitokin. Sitokin ini akan menginduksi adanya manifestasi infeksi
sistemik seperti demam dan sintesis protein fase akut.
IMUNITAS DAPATAN TERHADAP
BAKTERI EKSTRASELULER
Respon antibodi akan melawan bakteri ekstraselular yang akan menempel langsung pada antigen dinding sel
atau toksin yang disekresikan oleh bakteri yang biasanya berupa polisakarida atau protein
Efek yang akan terjadi adalah opsonisasi dan fagositosis serta aktivasi komplemen melalui jalur klasik
Netralisasi toksin diperantarai oleh Ig G berafinitas tinggi dan isotipe dari Ig A, opsonisasi oleh beberapa
subkelas Ig G dan pengaktifan komplemen oleh Ig M dan sub kelas Ig G
Protein antigen dari bakteri ekstraselular juga akan mengaktifkan sel Th atau CD 4 yang akan menstimulasi
produksi sitokin dan menyebabkan inflamasi lokal dan memperkuat proses fagositosis dan aktifitas
mikrobisisda dari makrofag atau netroufil
Interferon gamma adalah sitokin sel T yang bertanggung jawab terhadap aktifasi makrofag. Sedangkan TNF
dan limfotoxin memicu inflamasi
RESPON IMUN TERHADAP BAKTERI
EKSTRASELULER
Respons imun terhadap bakteri ekstraseluler bertujuan untuk menetralkan efek toksin dan mengeliminasi
bakteri.
Respons imun alamiah terutama melalui fagositosis oleh neutrofil, monosit serta makrofag jaringan.
Lipopolisakarida dalam dinding bakteri Gram negatif dapat mengaktivasi komplemen jalur alternatif
tanpa adanya antibodi.
Hasil aktivasi ini adalah C3b yang mempunyai efek opsonisasi, lisis bakteri melalui serangan kompleks
membran dan respons inflamasi akibat pengumpulan serta aktivasi leukosit.
Endotoksin juga merangsang makrofag dan sel lain seperti endotel vaskular untuk memproduksi sitokin
seperti TNF, IL-1, IL-6 dan IL-8.
Sitokin akan menginduksi adesi neutrofil dan monosit pada endotel vaskular pada tempat infeksi, diikuti
dengan migrasi, akumulasi lokal serta aktivasi sel inflamasi. Kerusakan jaringan yang terjadi adalah
akibat efek samping mekanisme pertahanan untuk eliminasi bakteri. Sitokin juga merangsang demam dan
sintesis protein fase akut.
RESPON IMUN TERHADAP BAKTERI
EKSTRASELULER
PERAN ANTIBODI PADA INFEKSI
BAKTERI EKSTRASELULER
TERIMA KASIH
HUMAN IMMUNODEFICIENCY
VIRUS (HIV)
HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS
(HIV)