Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar belakang

Sel merupakan unit terkecil dari organisme. Sel tidak akan mampu bekerja dan
membentuk sebuah jaringan bila tidak ada koordinasi antara satu dengan yang lain. Sel
penyusun setiap makhluk hidup harus berkomunikasi untuk mengkoordinasikan
aktivitasnya, sehingga memungkinkan organisme itu untuk berkembang. Mulai dari sel
yang berkomunikasi terbentuk jaringan kemudian organ dan sistem yang menjalankan
organisme untuk hidup.

Makhluk hidup baik dalam kehidupannya, baik uniseluler atau multiseluler akan
berinteraksi dengan lingkungannya untuk mempertahankan kehidupannya. Sinyal-sinyal
antar sel jauh lebih sederhana daripada bentuk-bentuk pesan yang biasanya dirubah oleh
manusia.

Sinyal yang diterima sel, yang berasal dari sel lain atau dari beberapa perubahan pada
lingkungan fisik organisme, bermacam-macam bentuknya. Misalnya, sel dapat mengindera
dan merespon sinyal elektromagnetik, seperti cahaya dan sinyal mekanis, seperti sentuhan.
Akan tetapi sel-sel paling sering berkomunikasi satu sama lain dengan menggunakan sinyal
kimiawi. Oleh karena itu, mkalah kajian tentang komunikasi sel ini disusun untuk
membantu untuk menjawab sejumlah pertanyaan mahasiswa dalam ilmu bilogis.

2. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian sel ?
2. Bagaimanakah komunikasi sel?
3. Apa saja jenis penghubung antar sel?
4. Bagaimanakah metode komunikasi sel (penyampaian sinyal)?
5. Bagaimanakah tahapan komunikasi sel?
6. Apa saja jenis-jenis reseptor dan pengaruhnya terhadap aktivitas sitoplasma?
7. Apakah Pengertian dan contoh dari second messenger ?

1
3. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian sel
2. Untuk mengetahui komunikasi sel
3. Untu mengetahui apa saja jenis penghubung antar sel
4. Untuk mengetahui metode komunikasi sel
5. Untu mengetahui tahapan munikasi sel
6. Untu mengetahui jenis-jenis reseptor dan pengaruhnya terhadap aktivitas sitoplasma
7. Untu mengetahui pengertian dan contoh dari second messenger

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Sel

Sel adalah unit struktural dan fungsional terkecil penyusun Mahluk Hidup. Menurut
Campbell di bukunya yang berjudul Sel berasaldari kata “cella ” (Yunani) yang berarti
ruangan berukuran kecil.

Robert hooke (1665) mendefinisikan sel sebagai ruangan-ruangan kecil yang dibatasi
oleh dinding. Hal tersbut dikatakan oleh Hooke usai melakukan penelitian sederhana
terhadap sebuah gabus dengan menggunakan mikroskop sederhana.

Sel adalah satuan unit terkecil makhluk hidup yang merupakan dasar penyusun


bagian-bagian tubuh. Sel pertama kali diobservasi dan diidentifikasi oleh fisikawan Inggris
bernama Robert Hook pada tahun 1665. Sel merupakan unit organisasi terkecil yang
menjadi dasar kehidupan. Semua fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel,
karena itulah sel dapat berfungsi atau bahkan hidup sendiri asalkan kebutuhannya terpenuhi.

Kemudian, dua ilmuwan Jerman – Schwann dan Schleiden mengemukakan prinsip


dasar baru sel pada tahun 1893. Teori mengenai sel terdiri dari 3 prinsip berikut:

1. Semua makhluk hidup tersusun dari satu sel atau lebih


2. Sel adalah unit dasar dari struktur dan fungsi pada makhluk hidup
3. Sel-sel lainnya berasal dari proses penggandaan (replikasi) sel yang telah ada
sebelumnya.

B. Komunikasi Sel

Komunikasi sel adalah hubungan/interaksi antara satu sel dengan sel yang lain
ataupun antara sel dengan lingkungannya. Komuniasi sel juga dapat diartikan sebagai proses
penyampaian informasi sel dari sel pesinyal menuju ke sel target untuk mengatur
pengembangan dan pengorganisasiannya menjadi jaringan, mengawasi pertumbuhan dan
pembelahannya serta mengkoordinasikan aktivitasnya. (prof.subowo,1995).

3
Peran komunikasi dalam kehidupan pada tingkat selular tak kalah pentingnya.
Komunikasi dari satu sel ke sel yang lain mutlak bagi organisme multiseluler, misalnya
manusia dan pohon. Triliunan sel dalam organisme multiseluler harus berkomunikasi satu
sama lain untuk mengoordinasikan aktivitasnya dalam suatu cara yang memungkinkan
organisme berkembang dari telur yang dibuahi, kemudian bias bertahan hidup dan
bereproduksi sendiri. Komunikasi diantara sel-sel juga penting bagi banyak organisme
uniseluler.

C. Jenis Penghubung Antar Sel

Tubuh manusia yang terdiri dari berbagai bentuk dan struktur sel yang beragam
dengan kuantitas yang tinggi, memungkinkan adanya sebuah hubungan yang dilakukan oleh
berbagai sel tersebut. Cell junctions merupakan situs hubungan yang menghubungkan
banyak sel dalam jaringan dengan sel lainnya dan dengan matriks ekstraseluler. Cell
junctions merupakan suatu struktur dalam jaringan organisme multiseluler. Cell junctions
dapat diklasifikasikan ke dalam 3 grup fungsional yaitu occluding junctions (menempelkan
sel bersama-sama dalam epitel dengan cara mencegah molekul-molekul kecil dari
kebocoran satu sisi sel ke sel lainnya), anchoring junctions (melekatkan sel-sel (dan
sitoskeleton) ke sel tetangga atau ke matriks ekstraseluler), dan
communicating junctions (memerantarai jalan lintasan sinyal-sinyal kimiawi atau elektrik
dari satu sel yang sedang berinteraksi ke sel lainnya).

Ada 3 jenis penghubung sel (cell junction) yaitu:

1. Penghubung lekat (Adhering junction). Ciri ciri penghubung lekat yaitu:


a. Struktur ini biasanya dinamakan demosom.

b. Ditemukan pada jaringan yang banyak mendapat tekanan mekanik seperti otot
jantung, epidermis kulit, dan epitel rahim. Dalam sitoplasma sel ini biasanya
terdapat kumpulan filamen (sitoskleton).

2. Penghubung tak tembus (Impermeable junction). Ciri ciri penghubung tak tembus
yaitu:
c. Biasa disebut tight junction.

4
d. Berperan membentuk sawar dalam lapisan sel seperti pada epitel selaput lendir
usus yang menyebabkan bahan makanan di ruang usus tidak dapat melalui celah
diantara sel-sel epitel usus namun harus melalui membran sel yang langsung
berhadapan dengan ruang usus.

3. Penghubung komunikasi (Communicating junction)


Ada 2 jenis penghubung komunikasi yaitu gap junction dan sinapsis.

a. Gap junction

Gap junction Fungsinya sebagai alat komunikasi molekul dari satu sel ke sel
disekitarnya.

Ciri-cirinya yaitu, Disusun oleh saluran-saluran kecil yang menghubungkan


langsung ruang dalam dari kedua sel yang berdekatan. Permukaan kedua
membran sel dipisahkan oleh celah selebar 2-4nm yang dinamakan konekson.
Melalui konekson inilah terjadi perindahan molekul kecil yang larut dalam air
seperti ion anorganik, asam amino, nukleotid dan vitamin.
b. Sinapsis
Sinapsis merupakan penghubung komunikasi dengan cara salah satu pihak
menghasilkan bahan kimia dan pihak lain menerima sinyal tersebut dan
dipisahkan dengan celah sebesar 20 nm.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Sutherland dan temannya pada tahun
1971 mengenai bagaimana hormon hewan epinefrin merangsang terjadinya
pemecahan (depolimerisasi) polisakarida glikogen yang tersimpan dalam hati dan
sel otot rangka. Dalam proses tersebut ditemukan ada tiga tahapan dalam
pensinyalan sel diantaranya ialah:

a. Penerimaan (reception) sinyal yang merupakan pendeteksian sinyal yang


datang dari luar sel oleh sel target. Sinyal kimiawi “terdeteksi” apabila
sinyal itu terikat pada protein seluler, yang biasanya pada permukaan sel
yang bersangkutan.

b. Pengikatan molekul sinyal yang dapat mengubah protein reseptor, dengan


melalui tahap awal (inisiasi) dalam proses transduksi (transduction). Tahap

5
transduksi ini dapat mengubah sinyal menjadi suatu bentuk yang dapat
menimbulkan respon selular spesifik. Dalam sistem yang terjadi pada
Sutherland, pengikatan epinefrin ke bagian luar protein reseptor dalam
membran plasma sel hati yang telah berlangsung melalui serangkaian
langkah untuk mengaktifkan glikogen fosforilase. Transduksi ini terkadang
terjadi dalam satu langkah tetapi lebih sering membutuhkan suatu urutan
perubahan dalam sederetan molekul yang berbeda yang disebut jalur
transduksi sinyal. Sedangkan molekul yang berada disepanjang jalur itu
sering disebut molekul relai.

c. Pada tahap ketiga ini yaitu pensinyalan sel dalam tahapan respons
(response), sinyal yang ditransduksi akhirnya memicu respon seluler
spesifik. Respon tersebut dapat berupa seluruh aktivitas seluler seperti
katalisis oleh suatu enzim (seperti glikogen fosforilase), penyusunan ulang
sitoskeleton, atau pengaktifan gen spesifik di dalam nukleus. Proses
pensinyalan sel ini dapat membantu kepastian pada aktivitas yang penting
seperti terjadinya pada sel yang benar, pada waktu yang tepat, dan pada
koordinasi yang sesuai dengan sel lain dalam organisme yang bersangkutan.

D. Metode Komunikasi Sel (Penyampaian Sinyal)


Pensinyalan sel merupakan bentuk interaksi antara sel dengan cara komunikasi
langsung atau dengan mengirimkan sinyal kepada sel target. Interaksi dalam hal ini, sel
pemberi sinyal menghasilkan tipe khusus dari molekul sinyal yang dapat dideteksi oleh sel
target. Sel target memiliki protein reseptor yang mampu mengenali dan berespon secara
spesifik terhadap molekul sinyal.
a. Komunikasi langsung
 Komunikasi langsung adalah komunikasi antar sel yang sangat berdekatan.
Komunikasi ini terjadi dengan mentransfer sinyal listrik (ion-ion) atau sinyal kimia
melalui hubungan yang sangat erat antara sel satu dengan lainnya. Gap junction
merupakan protein saluran khusus yang dibentuk oleh protein connexin. Gap junction
memungkinkan terjadinya aliran ion-ion (sinyal listrik) dan molekul-molekul kecil
(sinyal kimia), seperti asam amino, ATP, cAMP dalam sitoplasma kedua sel yang

6
berhubungan. Contohnya pertukaran ion dan garam antar sel dalam 1 jaringan.
b. Pensinyalan Lokal
Merupakan komunikasi sel melalui kontak langsung. Baik sel hewan maupun
sel tumbuhan memiliki sambungan sel yang bila memang ada memberikan
kontinuitas sitoplasmik diantara sel-sel yang berdekatan. Dalam hal ini, bahan
pensinyalan yang larut dalam sitosol dapat dengan bebas melewati sel yang
berdekatan. Disamping itu, sel hewan mungkin berkomunikasi melalui kontak
langsung diantara molekul-molekul pada permukaannya.
Pensinyalan lokal dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu :

 Pensinyalan parakrin (Para = dekat)

Pada pensinyalan parakrin, sel pensekresi bertindak pada sel target didekatnya
dengan melepas molekul pengatur local ke dalam fluida ekstraseluler.
 Pensinyalan Sinaptik
Pensinyalan ini terjadi pada sitem saraf hewan. Sinyal listrik di sepanjang sel
saraf memicu sekresi sinyal kimiawi yang dibawa oleh molekul neotransmiter.
Molekul ini berdifusi melintasi sinapsis, ruang sempit antara sel saraf dengan sel
targetnya (seringkali berupa sel saraf yang lain). Neotransmiter akan merangsang
sel target.

 Persinyalan autokrin
Tipe ini dapat mengkoordinasi keputusan dengan grup-grup sel serupa. Pada
autocrine signaling, sel mensekresikan molekul sinyal yang dapat berikatan kembali
dengan reseptornya sendiri. Autocrine signaling merupakan tipe paling efektif ketika
dilakukan secara serempak dengan sel- sel tetangga yang tipenya sama. Autocrine
signaling dianggap menjadi suatu mekanisme yang mungkin mendasari "efek
komunitas" yang diamati pada perkembangan awal, selama grup sel-sel serupa dapat
menanggapi sinyal yang menginduksi diferensiasi tapi tidak dapat pada sel tunggal
bertipe sama yang terisolir. Sel kanker seringkali menggunakan autocrine signaling
untuk mengatasi kontrol normal pada perkembangbiakan dan kelangsungan hidup
sel.
c. Pensinyalan Jarak Jauh (endokrin)

7
Hewan dan tumbuhan menggunakan zat kimia yang disebut hormon
(hormone) untuk melakukan pensinyalan jarak jauh. Dalam pensinyalan hormon
pada hewan, yang disebut juga pensinyalan endokrin., sel-sel yang terspesialisasi
melepaskan molekul hormon yang berjalan melalui sistem sirkulasi (sistem
peredaran darah) menuju sel target di bagian tubuh yang lain.
Hormon tumbuhan (seringkali dsebut regulator pertumbuhan tumbuhan)
terkadang mengalir alam pembuluh, namun lebih sering mencapai targetnya dengan
cara bergerak dari sel ke sel atau berdifusi melalui udara sebagai gas.
E. Tahapan Komunikasi Dalam Sel
Dilihat dari perspektif sel yang menerima pesan, pensinyalan sel dibagi menjadi 3 tahapan
yaitu:
a. Tahap penerimaan (reception)
Pada tahapan ini sel target mendeteksi molekul sinyal yang berasal dari luar sel.
Sinyal kimiawi terdeteksi  ketika molekul sinyal berikatan dengan protein reseptor yang
terletak dipermukaan atau didalam sel.
b. Tahap pengikatan molekul (transduction)
Pada tahap ini molekul sinyal memiliki bentuk yang komplamenter dengan situs
reseptor yang melekat disitu seperti anak kunci dalam gembok atau substrat dalam situs
katalitik suatu enzim. Molekul sinyal berprilaku seperti ligan, istilah molekul yang
berikatan secara spesifik dengan molekul lain, seringkali yang berukurakan  besar.
Pengikatan  ligan menyebabkan protein reseptor mengalami perubahan bentuk.
Umumnya efek pengikatan ligan menjadi agregasi kedua atau lebih mengaktivasi
reseptor lain berinteraksi dengan molekul lainnya.
c. Tahap responsif (response)
Pada tahapan ini  sinyal yang ditrandusikan menyebabkan aktivitas selular
seperti glikogen fospolirase, penyusunan ulang sitoskeleton ataupun aktivasi gen-gen
spesifik dalam nukleus.

8
F. Jenis-jenis Reseptor dan Pengaruhnya Terhadap Aktivitas Sitoplasma
a. Reseptor dalam membran sel
Sebagian besar molekul sinyal larut-air berikatan pada protein reseptor dalam
membran sel.  Reseptor ini mentransmisikan informasi dari lingkungan ekstraseluler ke
bagian dalam sel dengan cara mengubah bentuk saat berikatan dengan ligan.
Tiga tipe utama reseptor membran adalah:
1. Reseptor saluran/gerbang  ion;  misalnya pada molekul neurotransmitter yang
dilepaskan sinapsis antara dua sel saraf berikatan dengan saluran ion sehingga
menyebabkan saluran membuka dan memicu timbulnya sinyal listrik yang
merambat ke sel penerima.

2. Reseptor terikat enzim  seperti  tirosin kinase. Kinase adalah enzim yang
mengkatalis transfer gugus fospat dari ATP ke asam amino tirosin.

9
3. Reseptor terkopel protein G
Reseptor terkopel protein G adalah reseptor membran plasma yang bekerja
dengan bantuan protein G, protein yang mengikat molekul GDP/ GTP yang kaya
energi. Banyak molekul sinyal yang berbeda menggunakan reseptor terkopel
protein G. Struktur molekulnya terdiri dari 7 heliks α, β danγ transmembran.
Dalam keadaan tidak aktif protein G  mengikat GDP (guanosin diposfat) melalui
subunit α dipermukaan dalam dinding sel. Saat molekul sinyal berikatan dengan
sisi ekstraseluler maka protein G akan bergeser melepaskan GDP dan diganti oleh
molekul GTP. GTP kemudian  mengaktivasi sub unit α untuk melepaskan diri.
dan berikatan dengan efektor lain yaitu   adenilil siklase. Saat itulah memicu
langkahnya pada respon seluler.  Perubahan pada enzim dan protein G juga
bersufat sementara karena protein G juga berfungsi sebagai enzim GTP-ase maka
sub unit α  akan menghidrolisis GTP menjadi GDP. Karena kini tidak aktif lagi
protein G meninggalkan enzim dan kembali ke kondisi awal.

10
                  Gambar 1

Gambar 2

11
b. Reseptor dalam intraseluler
Reseptor ini terletak pada sitoplasma atau pada nukleus target. Untuk mencapai
reseptor ini pembawa pesan kimiawi menembus membran plasma sel target. Molekul
sinyal yang  dapat melakukan hal ini adalah hormon steroid dan tiroid karena termasuk
pembawa pesan yang sifatnya hidrofobik.
Reseptor intraseluler adalah reseptor protein yang tidak berada pada membran sel
melainkan pada sitoplasma atau nukleus. Sinyal harus melewati membran plasma terlebih
dahulu sebelum bertemu dengan reseptor jenis ini (karena ukuran molekul kecil dapat
melewati membran atau merupakan lipid sehingga terlarut dalam membran). Sinyal
kimiawi dengan reseptor intraseluler misalnya hormon steroid (testosteron) dan tiroid
hewan yang berupa lipid serta molekul gas kecil oksida nitrat.
Mekanisme jalur transduksi sinyal (jalur-jalur merelai sinyal dari reseptor ke respon
seluler) seperti berikut:
 Molekul yang merelay sinyal dari reseptor ke respon disebut molekul relay
(sebagian besar merupakan protein).
 Molekul sinyal awal secara fisik tidak dilewatkan jalur pensinyalan (molekul sinyal
bahkan tidak pernah masuk sel).

Sinyal direlai sepanjang suatu jalur, artinya informasi tertentu dilewatkan. Pada tiap
tahap sinyal ditransduksi menjadi bentuk berbeda yaitu berupa perubahan konformasi
suatu protein yang disebabkan oleh fosforilasi. Fosforilasi protein merupakan suatu cara
pengaturan yang umum dalam sel dan merupakan mekanisme utama transduksi sinyal.

Jalur pensinyalan bermula ketika molekul sinyal terikat pada reseptor eseptor ini
kemudian mengaktifkan satu molekul relai, yang mengaktifkan protein kinase 1. Protein
kinase 1 aktif ini mentransfer satu fosfat dari ATP ke molekul protein kinase 2 yang
inaktif, sehingga akan mengaktifkan kinase kedua ini. Akibatnya, protein kinase 2 yang
aktif ini mengkatalisis fosforilasi (dan aktivasi) protein kinase 3. Akhirnya protein kinase
3 aktif ini memfosforilasi protein yang menghasilkan respons akhir sel atas sinyal tadi.
Enzim fosfatase mengkatalisis pengeluaran gugus fosfat.

12
Molekul kecil dan ion kecil tertentu merupakan komponen utama jalur pensinyalan
(second messenger),  seperti AMP siklik (cAMP) dan Ca2+, berdifusi melalui sitosol
sehingga  membantu memancarkan sinyal ke seluruh sel secara cepat.

Respon akhir sel terhadap sinyal ekstraseluler disebut respon keluaran. Respon sel
terhadap sinyal berfungsi untuk mengatur aktivitas dalam sitoplasma atau transkripsi
dalam nukleus.
Kekhususan pensinyalan sel menentukan molekul sinyal apa yang akan
diresponnya dan sifat responnya. Keempat sel dalam diagram merespon molekul sinyal
dengan cara yang berbeda karena masing-masing memiliki kumpulan protein yang
berbeda. Diagram sel A merupakan diagram jalur pensinyalan dengan satu respon
tunggal. Diagram sel B merupakan diagram jalur pensinyalan dengan jalur bercabang
sehingga 

13
memunculkan dua respon yang berbeda. Diagram sel C merupakan diagram jalur
pensinyalan dengan reaksi saling-sapa di antara kedua jalur yang membuat sel dapat
memadukan informasi dari kedua sinyal yang berbeda. Diagram sel D merupakan
diagram jalur pensinyalan dengan reseptor yang berbeda dengan reseptor pada sel A, B
dan C.
G. Second Messenger
Second messenger merupakan jalur pensinyalan yang melibatkan molekul atau ion
kecil nonprotein yang terlarut dalam air, sedangkan molekul sinyal ekstraseluler yang
mengikat reseptor membran merupakan  jalur first messenger.  Second messenger  lebih
kecil dan terlarut dalam air, sehingga dapat  segera menyebar keseluruh sel dengan berdifusi

14
Second messenger  berperan serta dalam jalur yang diinisiasi reseptor terkait protein-
G maupun reseptor tirosin-kinase. Dua contoh second messenger  yang paling banyak
digunakan ialah:
a. AMP siklik
Second messenger ini yang membawa sinyal yang diinisiasi epinefrin dari
membrane plasma sel hati atau otot ke bagian dalam sel, dimana sinyal itu
menyebabkan pemecahan glikogen. Pengikatan epinefrin pada membrane plasma sel
hati akan meningkatkan senyawa adenosine monofosfatsiklik, yang disingkat AMP
siklik atau cAMP. Camp ini diaktifkan oleh adenilat siklase yang mengkatalisa
perombakan ATP. cAMP atau aliran ion tadi dapat membuat perubahan pada perilaku
sel, dan mereka disebut messenger sekunder atau mediator intraseluler yang mana akan
merangsang metabolisme sel lewat aktivitas protein kinase.
b. Ion kalsium
Banyak molekul sinyal pada hewan, termasuk neurotransmitter, faktor
pertumbuhan dan sejumlah hormon menginduksi respon pada sel targetnya melalui jalur
transduksi sinyal yang meningkatkan konsentrasi ion kalsium sitosolik. Peningkatan
konsentrasi ion kalsium sitosolik menyebabkan banyak respon pada sel hewan. Sel
menggunakan ion kalsium sebagai second messenger dalam jalur protein-G dan jalur
reseptor tirosin kinase. Dalam merespon sinyal yang direlai oleh jalur transduksi sinyal,
kadar kalsium sitosolik mungkin meningkat, biasanya oleh suatu mekanisme yang
melepas ion kalsium dari RE biasanya jauh lebih tinggi daripada konsentrasi dalam
sitisol. Karena kadar kalsium sitosol terendah, perubahan kecil pada jumlah absolute ion
akan menggambarkan persentase perubahan yang relative tinggi pada konsentrasi
kalsium.

15
16
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan dari pembahasan makalah ini adalah:

1. Sel adalah unit struktural dan fungsional terkecil penyusun Mahluk Hidup.

2. Komunikasi sel adalah hubungan/interaksi antara satu sel dengan sel yang lain
ataupun antara sel dengan lingkungannya.

3. Ada 3 jenis penghubung sel (cell junction) yaitu penghubung lekat (adhering
junction), penghubung tak tembus (impermeable junction, dan penghubung
komunikasi (communicating junction).

4. Metode komunikasi sel (penyampaian sinyal), yaitu komunikasi langsung,


pensinyalan lokal, dan pensinyalan jarak jauh (endokrin).

5. Pensinyalan sel dibagi menjadi 3 tahapan yaitu, tahap penerimaan (reception),


tahap pengikatan molekul (transduction), dan tahap responsif (response).

6. Jenis-jenis reseptor yaitu, reseptor dalam membran sel, dan reseptor dalam
intraseluler.

7. Second messenger merupakan jalur pensinyalan yang melibatkan molekul atau ion
kecil nonprotein yang terlarut dalam air.

8. Second messenger  berperan serta dalam jalur yang diinisiasi reseptor terkait
protein-G maupun reseptor tirosin-kinase. Second messenger  yang paling banyak
digunakan ialah AMP siklik dan ion kalsium.

B. Saran

Dengan mempelajari materi tentang komunikasi sel, hendaknya pembaca dapat


menambah rasa syukurnya kepada Allah SWT, dan dapat memperdalam
pengetahuannya tentang komunikasi sel, serta dapat mengamalkan pengetahuan yang
sudah di dapat dalam kehidupan sehari-hari, agar dapat bermanfaat bagi orang lain, dan
linkungannya.

17
DAFTAR PUSTAKA

Azhar, Tauhid Nur. 2008. Dasar-dasar Biologi Molekular. Bandung:Widya


Padjadjaran.
Abdillah, Fahri. 2017 . Mengenal Definisi Sel pada Makhluk Hidup Biologi Kelas 7.
Jakarta: Ruang Guru.

Campbell, dkk. 2002. Biologi Jilid I Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.


Campbell Dan Reece.(2008),  Biologyedisi 8,  Jakarta, Erlangga.
DeGroot, Jack. 1997. Neuroanatomi Korelatif. Jakarta: EGC.
Fitri, yulia. 2003. Komunikasi Antar Sel. Wordpress.com.

Ganong, WF. 1983. Fisiologi Kedokteran edisi 10. Jakarta : EGC.


Raven, dkk. 2004. BIOLOGY Seventh Edition. Boston: Mc Graw Hill.
Rahmadina, dkk.2017.Biologi Sel. Surabaya: CV Salembar Papyrus.
Sloanne, Ethel. 2004. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta: EGC .
Subowo. 2012. BiologiSel. Bandung: CV Angkasa.
Yatim, Wildan. 1996. Biologi Sel Lanjut. Bandung: Tarsito.

18

Anda mungkin juga menyukai