Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Sel adalah unit atau bagian terkecil yang menyusun makhluk hidup yang
memiliki kemampuan untuk hidup (melakukan metabolisme untuk menjadi energi
untuk dirinya), sel terbagi atas dua, yaitu sel tumbuhan dan sel hewan yang tentunya
masing-masing memiliki ciri khas tersendiri.
Sebuah sel mampu menjalankan aktivitasnya karena ditunjang oleh system
pengangkutan dalam sel itu sendiri. Komponen yang terlibat dalam pengangkutan
tersebut adalah sitoskeleton. Selain berperan dalam pengangkutan juga berperan
dalam pergerakan sel.Sebuah sel mampu menjalankan aktivitasnya karena ditunjang
oleh system pengangkutan dalam sel itu sendiri. Komponen yang terlibat dalam
pengangkutan tersebut adalah sitoskeleton. Selain berperan dalam pengangkutan
juga berperan dalam pergerakan sel.
Sitoskeleton adalah sebuah kerangka yang terkandung di
dalam sitoplasma sel. Sitoskeleton ada dalam semua sel. Awalnya banyak yang
menganggap bahwa sitoskeleton hanya terdapat di dalam sel eukariotik, tetapi
penelitian terbaru menunjukkan bahwa sitoskeleton juga terdapat di dalam sel
prokariotik. Sitoskeleton berupa jaring berkas-berkas protein. Dengan adanya
sitoskeleton, sel dapat memiliki bentuk yang kokoh, berubah bentuk, mampu
mengatur posisi organel, berenang, serta merayap di permukaan.
Sel tersusun dari berbagai macam organel-organel sel yang memiliki fungsi
berbeda-beda, salah satu organel yang terdapat dalam sel adalah “Sitoskeleton” atau
kerangka sel sehingga sel dapat memiliki bentuk yang kokoh, berubah bentuk,
mampu mengatur posisi organel, berenang, serta merayap di permukaan dengan
menggunakan flagella. Tentunya dengan fungsi yang disebutkan sebelumnya
sitoskeleton sangat penting buat sel.

1.2. RUMUSAN MASALAH


1.2.1. Apa pengertian dari sel tumbuhan?

1
1.2.2. Apa Pengertian dari sitoskeleton?
1.2.3. Apa Fungsi dari sitoskeleton?
1.2.4. Bagaimana struktur sitoskeleton?

1.3. TUJUAN PENULISAN


1.3.1. Untuk mengetahui pengertian dari sel tumbuhan.
1.3.2. Untuk mengetahui pengertian dari sitoskeleton.
1.3.3.Untuk mengetahui fungsi dari sitoskeleton.
1.3.4. Untuk mengetahui struktur sitoskeleto

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sel Tumbuhan


Sel tumbuhan adalah bagian terkecil dari setiap organ tumbuhan. Sel
tumbuhan adalah penggerak dari suatu tumbuhan itu sendiri. Sel tumbuhan cukup
berbeda dengan sel organisme eukariotik lainnya. Fitur-fitur berbeda
tersebut meliputi:
a) Vakuola yang besar (dikelilingi membran, disebut tonoplas, yang
menjaga turgor sel dan mengontrol pergerakan molekul di antara
sitosol dan getah.
b) Dinding sel yang tersusun atas selulosa dan protein, dalam banyak
kasus lignin, dan disimpan oleh protoplasma di luar membran sel.
Ini berbeda dengan dinding sel fungi, yang dibuat dari kitin, dan
prokariotik, yang dibuat dari peptidoglikan.
c) Plasmodesmata, merupakan pori-pori penghubung pada dinding
sel memungkinkan setiap sel tumbuhan berkomunikasi dengan sel
berdekatan lainnya. Ini berbeda dari jaringan hifa yang digunakan
oleh fungi.
d) Plastida, terutama kloroplas yang mengandung klorofil, pigmen
yang memberikan warna hijau bagi tumbuhan dan memungkinkan
terjadinya fotosintesis.
e) Kelompok tumbuhan tidak berflagella (termasuk konifer dan
tumbuhan berbuga) juga tidak memiliki sentriol yang terdapat di
sel hewan.

2.2 Pengertian Sitoskeleton


Sitoskeleton atau kerangka sel adalah jaring berkas-berkas protein yang
menyusun sitoplasma dalam sel. Setelah lama dianggap hanya terdapat di sel
eukariota, sitoskeleton ternyata juga dapat ditemukan pada sel prokariota. Dengan
adanya sitoskeleton, sel dapat memiliki bentuk yang kokoh, berubah bentuk,

3
mampu mengatur posisi organel, berenang, serta merayap di permukaan. Jaringan
ini terdiri atas tiga tipe dasar yaitu mikrofilamen (filamen aktin), mikrotubulus
(jamak dari mikrotubuli) serta intermediet filamen. Filamen-filamen ini terhubung
antara satu sama lain dan saling bekerjasama (koordinasi).
Dengan adanya tiga tipe filamen tersebut, struktur sel bisa bervariasi antara
satu sel dengan beberapa sel yang lainnya. Dalam efektivitas kerjanya, ketiga
filamen protein tersebut tergantung dari pada jumlah protein asesori yang telah
menghubungkan filamen ke komponen sel lain.
Protein asesori sangat penting untuk mengontrol perakitan filamen
sitoskeleton dalam posisi tertentu, termasuk didalamnya protein motorik yang
berfungsi untuk menggerakkan organel dalam filamen atau filamen itu sendiri.
Susunan struktur dari filamen sendiri sangat mirip dengan barisan semut. Tersusun
sangat rapi dan jika ada yang meninggalkan rombongan, maka barisan tersebut dapat
kembali tersusun dalam kecepatan tinggi.

Sitoskeleton adalah rangka sel. Sitoskleleton terdiri dari 3 macam yaitu :

a) Mikrotubula

4
Mikrotubula di dalam sel

Mikrotubulus adalah tabung yang disusun dari mikrotubulin.


bersifat lebih kokoh dari aktin, mikrotubulus mengatur posisi organel di
dalam sel. Mikrotubulus memiliki dua ujung: ujung negatif yang
terhubung dengan pusat pengatur mikrotubulus, dan ujung positif yang
berada di dekat membran plasma. Organel dapat meluncur di sepanjang
mikrotubulus untuk mencapai posisi yang berbeda di dalam sel,
terutama saat pembelahan sel.
Mikrotubul berukuran kecil, melengkung, berbentuk silindris,
kaku, dimana ditemukan di setiap sel yang sedang mengalami
pembelahan. Mikrotubula dibentuk dari molekul-molekul tubulin,
setiap molekul merupakan heterodimer yang terdiri dari dua sub unit
globular yang terikat erat. Subunit-subunit tersebut merupakan protein
sejenis yang diberinama tubulin_ dan tubulin β. Molekul tubulin saat
ini hanya dijumpai di sel-sel eukariota, terutama diotak vertebrata.
Diameter mikrotubula lebih kurang 24 nanometer dengan tebal dinding
5 nanometer. Sebelum molekul-molekul tubulin terakit menjadi
mikrotubula terlebih dahulu merekak menyusun diri membentuk
protofilamen, dengan jalan subunit tubulin β dari sebuah molekul
tubulin berlekatan dengan sub unit dari molekul tubulin yang lain yang
derada disampingnya. Sebuah mikrotubula yang juga disebut singlet
mikrotubula terdiri dari 13 protofiilament yang tersusun membentuk

5
lingkaran.

b) Mikrofilamen.

Mikrofilamen sel mencit


Mikrofilamen adalah rantai ganda protein yang saling bertaut
dan tipis, terdiri dari protein yang disebut aktin. Mikrofilamen
berdiameter sekitar 7 nm. Karena kecilnya sehingga pengamatannya
harus menggunakan mikroskop elektron. Mikrofilamen berbentuk
tongkat solid yang terbuat dari protein globular yang disebut dengan
actin, oleh karena itu mikrofilamen sering disebut juga filament aktin.
Mikrofilamen banyak ditemukan dalam sel eukariotik. Filamen ini
merupakan struktur primer fungsional dan sangat penting sebagai
komponen sitoskeleton.
Mikrofilamen seperti mikrotubulus tetapi lebih lembut.
Terbentuk dari komponen utamanya yaitu protein aktin dan miosin
(seperti pada otot). Mikrofilamen berperan dalam pergerakan sel.
Berlawanan dengan peran penahan-tekanan (gaya tekan mikrotubula),
peran struktural mikrofilamen dalam sitoskeleton adalah untuk
menahan tegangan (gaya tarik).

c) Filamen Intermediet

6
Filamen keratin sel karsinoma
Filamen intermediet merupakan protein serat yang kuat dan
tahan lama yang dapat ditemukan di dalam sitoplasma sebagian besar
hewan. Filamen tersebut disebut dengan “intermediet” karena
kenampakan mereka di bawah mikroskop electron adalah di antara
filamen aktin yang tipis dan filamen myosin yang tebal. Pada sel-sel
otot dimana mereka juga untuk pertama kali dideskripsikan (filamen
intermediet juga intermediet dalam hal diameter diantara filamen aktin
dan mikrotubulus).

2.3 Fungsi Sitoskeleton


Sitoskeleton berperan utama dalam memelihara dan memperkokoh
bentuk sel serta pergerakan organel dan komponen yang terdapat di dalam sel.
Dengan demikian, peran sitoskeleton sangat penting bagi sel. Tanpa adanya
sitoskeleton, variasi bentuk sel dan proses pergerakan komponen-komponen
dalam sel tidak dapat berlangsung dengan baik.
Secara lebih detail, fungsi dari komponen-komponen sitoskeleton
sebagai berikut.
a. Mikrotubul berfungsi untuk
1) membantu pembelahan sel dengan mengendalikan gerakan kromosom
dari daerah ekuator ke kutub masing-masing pada anafase dalam
pembelahan sel;
2) komponen penyusun sentriol, flagel, dan silia;
7
3) membantu pergerakan komponen-komponen sel; serta
4) mempertahankan bentuk sel dan sebagai “rangka sel”.
b. Mikrofilamen berfungsi untuk
1) motilitas dan perubahan bentuk sel serta sitokinesis;
2) membantu pergerakan seperti pada proses kontraksi sel-sel otot dan
pembelahan sel;
3) mendukung proses pergerakan sel, seperti mikrovili;
c. Filamen intermediet berfungsi penting untuk
1) penyokong sel dan inti sel,
2) menahan tekanan dari luar dengan membentuk jejaring pada sitoplasma.

2.4 Struktur Sitoskeleton


Sitoskeleton atau rangka sel tersusun atas tiga jenis serabut yang berbeda, yaitu:
mikrofilamen, mikrotubulus, dan filamen intermediet.
1. Mikrotubul

Mikrotubul berbentuk benang silindris, kaku, berfungsi untuk


mempertahankan bentuk sel dan sebagai “rangka sel”. Contoh organel ini antara
lain benang-benang gelembung pembelahan. Selain itu mikrotubulus berguna
dalam pembentukan sentriol, flagela dan silia.
Sentriol berbentuk silindris dan disusun oleh mikrotubulus yang sangat
teratur. Pada saat membelah, sentriol akan membentuk benang-benang gelendong
inti. Silia dan flagella merupakan tonjolan yang dapat bergerak bebas dan
dijulurkan.
2. Mikrofilamen atau filamen aktin

8
Mikrofilamen adalah rantai ganda protein yang saling bertaut dan tipis,
terdiri dari protein yang disebut aktin. Mikrofilamen berdiameter antara 5-6 nm.
Karena kecilnya sehingga pengamatannya harus menggunakan mikroskop
elektron.
Mikrofilamen seperti mikrotubulus (pengertian mikrotubulus dibawah),
tetapi lebih lembut. Terbentuk dari komponen utamanya yaitu protein aktin dan
miosin (seperti pada otot). Mikrofilamen berperan dalam pergerakan sel k. dan
peroksisom (Badan Mikro). Organel ini senantiasa berasosiasi dengan organel
lain, dan banyak mengandung enzim oksidase dan katalase (banyak disimpan
dalam sel-sel hati).
3. filamen intermediet.

filamen intermediet adalah rantai molekul protein yang berbentuk


untaian yang saling melilit. Filamen ini berdiameter 8-10 nm. Disebut filamen
intermediet atau filamen antara karena berukuran diantara ukuran mikrotubulus
dan mikrofilamen. Serabut ini tersusun atas protein yang disebut fimetin. Akan
tetapi, tidak semua sel tersusun atas fimetin, contohnya sel kulit tersusun oleh
protein keratin.

BAB III

9
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Sel tumbuhan adalah bagian terkecil dari setiap organ tumbuhan. Salah satu
organel yang dimiliki oleh sel tumbuhan adalah sitoskeleton atau kerangka
sel yaitu jaring berkas- berkas protein yang menyusun sitoplasma dalam sel.
Dan terbagi atas tiga macam jenis serabutnya, yaitu mikrofilamen,
mikrotubul, dan filamen intermediet. Sitoskeleton berperan utama dalam
memelihara dan memperkokoh bentuk sel serta pergerakan organel dan
komponen yang terdapat di dalam sel. Dengan demikian, peran sitoskeleton
sangat penting bagi sel. Tanpa adanya sitoskeleton, variasi bentuk sel dan
proses pergerakan komponen-komponen dalam sel tidak dapat berlangsung
dengan baik.
3.2 Saran
Mahasiswa diharapkan untuk menggali pengetahuan tentang sitoskeleton
dengan lebih baik lagi, agar bisa memahami struktur sitoskeleton secara
detail. Sehingga dapat membantu proses pembelajaran kuliah khususnya
yang berhubungan dengan organel tersebut.

10
DAFTAR PUSTAKA

Dwidjoseputro. 1978. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Djambatan.


S.M Issoegiani Reksoatmodjo.1993. Biologi Sel.Yogyakarta : Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan Direktorat jenderal Pendidikan Tinggi.
Anonim.2011. Sitoskleton: Mikrotubul, Mikrofilamen, dan
Filamen Antara.
http://degrouzier.blogspot.com/2011/10/sitoskleton-mikrotubul-
mikrofilamen- dan.html. (diakses pada tanggal 16 April 2021)
Anonim.2013.Sitsokeleton: pengertian, fungsi dan struktur. http://www.biologi-
sel.com/2013/02/sitoskeleton-pengertian-fungsi-dan.html. (diakses pada
16 April 2021)
Rumanta, Maman. “Pengantar Fisiologi Hewan.” http://www.pustaka.ut.ac.id/lib/wp-
content/uploads/pdfmk/PEBI431402-M1.pdf

11

Anda mungkin juga menyukai