Anda di halaman 1dari 9

HISTOLOGI

ORGANELA YANG TIDAK MEMILIKI MEMBRAN

Oleh :

1. Wayan Sangi Vani (1909511008) Kelas A


2. Dosmonytha Br Keliat (1909511009) Kelas A
3. Ni Nyoman Riantini (1909511011) Kelas A
4. Dyah Risma Aprilia Enji (1909511012) Kelas A
5. I Gusti Bagus Aryanta Kusuma Putra (1909511013) Kelas A

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS UDAYANA

2019
MATERI

ORGANELA YANG TIDAK MEMILIKI MEMBRAN

1. SITOSKELETON

Sitoskeleton merupakan jaringan serat dan juga kerangka sel dan kemudian
mengorganisasikan struktur dan juga aktivitas didalam sel. Dimana jejaring yang
berbekas protein yang kemudian menyusun sitoplasma didalam sel. Di masa awal
mikroskopi elektron, dimana ahli biologi menduga bahwa organel-organel sel eukariot
yang mengembang bebas didalam sitosol.
Fungsi Sitoskeleton :
 Dapat memberikan kekuatan mekanik pada sel.
 Berfungsi sebagai kerangka sel.
 Dapat membantu didalam gerakan substansi dari satu bagian sel kebagian sel yang
lain.

Organel yang termasuk sitoskeleton antara lain :

A. Mikrotubulus
1. Pengertian Mikrotubulus
Mikrotubulus adalah rantai protein yang berbentuk spiral, spiral ini
membentuk tabung berlubang. Mikrotubulus tersusun atas bola-bola molekul
yang disebut tubulin. Mirotubulus merupakan serabut penyusun situskeleton
terbesar. Mikrotubulus terdapat banyak sepanjang sel saraf. Mikrotubulus ini
misalnya ditemukan pada silia dan flagela.
Mikrotubulus berbentuk lurus, batangnya berongga, diameter 25 mm dan
panjangnya mulai dari 2000 mm sampai 25mm . Dinding dari tube berongga di
bangun dari protein-protein globular yang disebut tubulin . Mikrotubulus
ditemukan dalam sitoplasma pada semua tipe sel eukariotik. Pada beberapa sel,
radiate (pancaran serabut halus) mereka muncul dari suatu sentrom (disebut
Microtubule Organizing Center) merupakan suatu massa (kumpulan) yang
berlokasi di dekat nukleus.

2. Struktur Mikrotubulus

Mikrotubulus tidak lain adalah polimer dimer α dan β tubulin. Dalam


protofilamen, dimer tubulin ini mempolimerisasi ujung ke ujung. Protofilamen
kemudian membentuk bundel filamen silinder berlubang. Biasanya, protofilamen
mengatur dirinya dalam heliks tidak sempurna, di mana satu putaran heliks
mengandung 13 dimer tubulin, masing-masing dari protofilamen yang berbeda.
Fitur yang mencolok yang membantu fungsi mikrotubulus adalah
polaritasnya yang khas. Tubulin mempolimerisasi ujung ke ujung dengan subunit
α dari satu dimer tubulin yang bersentuhan dengan subunit β berikutnya. Oleh
karena itu, dalam protofilamen, satu ujung akan memiliki subunit α yang terbuka,
sementara akan ada subunit β yang terpapar di ujung lainnya. Ujung-ujung ini
ditentukan masing-masing ujung (-) dan (+). Bundel protofilamen secara paralel
satu sama lain, sehingga dalam mikrotubulus, ada satu ujung, ujung (+), dengan
hanya subunit β yang terpapar sedangkan ujung lainnya, ujung (-), hanya
memiliki subunit α yang terbuka. Ujung (-) dibatasi, dengan demikian, hanya
menyisakan ujung (+) dari tempat perpanjangan mikrotubulus dapat terjadi.
3. Fungsi Mokrotubulus
Ketika datang ke mitosis, proses ini difasilitasi oleh subkelompok
mikrotubulus yang dikenal sebagai mikrotubulus astral, yang merupakan
mikrotubulus yang berasal dari sentrosom yang tidak terhubung ke kinetokor.
Mikrotubulus astral berkembang dalam kerangka aktin dan berinteraksi dengan
korteks sel untuk membantu orientasi spindel selama pembelahan sel. Mereka
diorganisasikan di sekitar sentrosom ke dalam susunan radial.
Fungsi mikrotubulus astral bersama-sama dengan motor dynein khusus,
yang diorientasikan dengan bagian rantai yang melekat pada membran sel dan
bagian dinamis yang melekat pada mikrotubulus. Hal ini memungkinkan
kontraksi dynein untuk menarik sentrosom ke arah membran sel, sehingga
membantu sitokinesis pada tumbuhan dan hewan.
Mikrotubulus bertindak sebagai ban berjalan di dalam sel. Mereka
membantu untuk memindahkan vesikel, granula, dan organel seperti mitokondria,
dan kromosom melalui protein perlekatan khusus. Vesikel menempel pada protein
terkait mikrotubulus dan bergerak di sepanjang sabuk konveyornya. Protein
terkait mikrotubulus termasuk kinesin dan dynein yang bergerak sepanjang
struktur ini dalam arah yang berlawanan. Kinesin memindahkan vesikel ke arah
ujung plus dan dynein bergerak ke ujung minus. Ini adalah bagaimana vesikel
dipindahkan dari satu daerah ke daerah lain. Ini adalah transportasi aktif dan
karenanya, memerlukan pemecahan ATP, meskipun belum diketahui bagaimana
energi dari pemecahan ATP diubah menjadi transportasi vektor.
Mikrotubulus yang bergabung dengan protein lain untuk membentuk
struktur yang lebih kompleks yang disebut silia, flagela, atau sentriol.
Mikrotubulus juga berperan dalam mempertahankan sitoskeleton, yaitu struktur
dasar sel. Ini karena, secara struktural, mereka adalah polimer linear tubulin yang
merupakan protein globular dalam sitoplasma.
Fungsi dan pembentukan mikrotubulus dapat terganggu oleh penggunaan
obat-obatan tertentu. Ini adalah dasar penggunaan obat-obatan tertentu seperti
colchicine yang membantu mengobati kanker. Obat-obat ini menghambat
polimerisasi dengan mengikatkan dirinya pada tubulin dan mencegah
penambahannya pada ujung (+).
B. Filamen Intermediat
1. Pengertian Filamen Intermediat

Filamen intermediat atau sering juga disebut dalam bahasa ilmiahnya


intermediate filament dan juga memiliki diameter 8 sampai dengan 12 nm. Yang
lebih besar dibandingkan dengan diameter mikrofilamen tetapi lebih kecil
dibandingkan dengan mikrotubulus. Dimana filamen intermediat terspesialisasi
supaya menahan tegangan atau seperti mikrofilamen. Dan juga terdiri dari
berbagai macam kelas dan juga unsur sitoskeleton. Dimana setiap tipenya
tersusun dari sub unit molekular yang berbeda dan juga tergolong ke dalam suatu
keluarga dari protein. Dan sebaliknya mikrotubulus dan juga mikrofilamen
memiliki diameter serta komposisi yang tetap dan juga ada sema sel eukariot.
Dimana filamen intermediat berguna sebagai pengukuh sel yang lebih
permanen dibandingkan dengan mikrofilamen dan juga mikrotubulus. Yang dapat
diuraikan dan juga dirakit kembali didalam berbagai bagian sel. Dan bahkan jika
terjadi sel mati, jaringan filamen intermediat sangat sering untuk tetap bertahan,
contohnya lapisan terluar dari kulit kita dan terdiri dari sel-sel kulit mati yang
penuh dengan protein keratin.
2. Fungsi Filamen Intermediat
a. Dapat mempertahankan bentuk dari sel atau unsur penahan-tegangan.
b. Tambatan nukleus dan juga organel lain yang tertentu.
c. Sebagai pembentukan lamina nucleus.
C. Mikrofilamen
1. Pengertian Filamen Intermediat
Mikrofilamen atau sering disebut dalam bahasa ilmiahnya microfilament
merupakan batang padat yang mempunyai diameter sekitar 7 nm. Mikrofilamen
sering disebut dengan filamen aktin karena tersusun oleh molekul-molekul aktin
atau bahasa ilmiahnya actin. Dan sejenis protein globular, dimana mikrofilamen
adalah seutas rantai ganda atau sub unit-sub unit aktin yang sedang memuntir.
Dan juga terdapat filamen sebagai filamen yang lurus, mikrofilamen juga bisa
membentuk jaring struktual, karena keberadaan protein yang sudah berikatan
disepanjang sisi filamen aktin serta dapat memungkinkan filamen baru yang
membentang sebagai cabang. Mikrofilamen yang tampak ditemukan di semua sel
eukariot.
Mikrofilamen dapat terkenal karena peranannya didalam motilitas sel yang
terutama adalah sebagai bagian dari aparatus kontraktil dari sel otot. Tetapi
berbeda dengan peranan dari penahan atau kompresi oleh mikrotubulus, peran
struktual dari mikrofilamen didalam sitoskeleton agar dapat menahan tegangan.
Jejaring yang berdimensi tiga yang terbentuk oleh mikrofilamen tepat berada
dibagian dalam membran plasma atau mikrofilamen korteks yang membantu
menyokong bentuk sel. Jejaring tersebut dapat menyebabkan lapisan dari
sitoplasma terluar sel atau disebut dengan korteks, yang juga mempunyai
konsistensi didalam semisolid gel, dan juga kebalikan dari kondisi sitoplasma
interior yang lebih lancar. Di dalam sel hewan yang memiliki terspesialisasi untuk
mentrasnpor materi agar dapat melintasi membran plasma, contohnya sel yang
ada pada usus seperti yang sudah disebutkan tadi.
2. Fungsi Mikrofilamen
a. Untuk mempertahankan bentuk dari sel atau unsur penahan tegangan.
b. Perubahan bentuk dari sel.
c. Kontraksi pada otot.
d. Aliran sitoplasmik.
e. Motilitas sel atau seperti pada pseudopodia.
f. Pembelahan pada sel.
2. SENTRIOL
a. Pengertian Sentriol
Sentriol adalah satu set kecil mikrotubulus diatur dengan cara tertentu. Ada
sembilan kelompok mikrotubulus. Ketika dua sentriol ditemukan bersebelahan,
mereka biasanya berada di sudut kanan. Sentriol ditemukan berpasangan dan
bergerak menuju kutub (ujung yang berlawanan) dari nukleus ketika saatnya untuk
pembelahan sel.
b. Struktur Sentriol

Sentrosom berisi sentriol di dalam sel. Juga dikenal sebagai pusat pengatur
mikrotubulus, sentrosom adalah organel. Ia memiliki sepasang sentriol. Sentriol
biasanya memiliki sembilan bundel mikrotubulus, yang merupakan tabung berongga
yang membentuk organel, tersusun dalam sebuah cincin. Namun, beberapa spesies
memiliki kurang dari sembilan bundel. Mikrotubulus berjalan paralel satu sama lain.
Satu bundel memiliki satu set tiga mikrotubulus, yang terbuat dari protein yang
disebut tubulin.
Terletak di dekat pusat sel atau nukleus, kedua sentriol biasanya bersebelahan.
Namun, mereka cenderung berorientasi pada sudut yang tepat satu sama lain.
Terkadang Anda mungkin melihat mereka dilabeli sebagai sentriol ibu dan anak.
Secara umum, sentriol terlihat seperti silinder kecil berongga. Sayangnya, Anda tidak
dapat melihatnya sampai sel siap untuk memulai pembelahan.
Selain sentriol, sentromer mengandung bahan pericentriolar (PCM). Ini adalah massa
protein, yang mengelilingi dua sentriol. Para peneliti percaya bahwa sentriol mampu
mengatur protein.
c. Fungsi Sentriol
Fungsi utama sentriol adalah membantu kromosom bergerak di dalam sel. Lokasi
sentriol tergantung pada apakah sel mengalami pembelahan atau tidak. Anda dapat
menemukan sentriol aktif selama mitosis dan meiosis. Mitosis adalah pembelahan sel
yang mengarah ke dua sel anak dengan jumlah kromosom yang sama dengan sel
induk aslinya. Di sisi lain, meiosis adalah pembelahan sel yang mengarah ke sel anak
dengan setengah jumlah kromosom sebagai sel induk asli.
Ketika sel siap untuk membelah, sentriol bergerak ke ujung yang berlawanan.
Selama pembelahan sel, sentriol dapat mengontrol pembentukan serat gelendong. Ini
terjadi ketika spindel mitosis atau aparatus spindel terbentuk. Sepertinya sekelompok
benang keluar dari sentriol. Spindle mampu memisahkan kromosom dan
memisahkannya.
KESIMPULAN

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa, organela yang tidak memiliki membran
yaitu sentriol dan sitoskeleton. Sentriol berfungsi dalam membantu kromosom bergerak di dalam
sel. Sitoskeleton dapat dibagi menjadi 3 yaitu, mikrotubulus, filament intermediat dan
mikrofilamen. Mikrotubulus berfungsi untuk memindahkan vesikel, granula, dan organel seperti
mitokondria, dan kromosom melalui protein perlekatan khusus. Filament intermediate berfungsi
untuk mempertahankan bentuk dari sel atau unsur penahan-tegangan. Mikrofilamen berfungsi
dalam perubahan bentuk dari sel dan kontraksi pada otot.

Anda mungkin juga menyukai