Anda di halaman 1dari 12

NAMA / NIM : DEISY FITRIANA MAUNU / 431419012

PRODI / KELAS : PENDIDIKAN BIOLOGI / B


MATA KULIAH : BIOLOGI SEL
TUGAS : MATERI SITOSKLETON

1. Pengertian Sitoskeleton

Sitoskeleton adalah sebuah kerangka yang terkandung di


dalam sitoplasma sel. Sitoskeleton ada dalam semua sel. Awalnya banyak yang
menganggap bahwa sitoskeleton hanya terdapat di dalam sel eukariotik, tetapi
penelitian terbaru menunjukkan bahwa sitoskeleton juga terdapat di dalam sel
prokariotik. Sitoskeleton berupa jaring berkas-berkas protein. Dengan adanya
sitoskeleton, sel dapat memiliki bentuk yang kokoh, berubah bentuk, mampu
mengatur posisi organel, berenang, serta merayap di permukaan.
2. Komponen-komponen Sitoskeleton
a) Mikrotubulus
Mikrotubulus atau mikrotubula adalah tabung yang disusun dari
mikrotubulin. Mikrotubulus dibagi menjadi dua, yaitu mikrotubulus singlet
dan mikrotubulus doublet. Mikrotubulus memiliki dua ujung, yaitu ujung
negatif yang terhubung dengan pusat pengatur mikrotubulus, dan ujung
positif yang berada di dekat membran plasma. Organel dapat meluncur di
sepanjang mikrotubulus untuk mencapai posisi yang berbeda di dalam sel,
terutama saat pembelahan sel.

 
 Ultra Struktur Mikrotubulus
1. Berupa batang lurus dan berongga berdiameter 25 nm
2. Mempunyai Panjang 200nm-25um
3. Tabung berongga; dinding terdiri dari 13 kolom molekul tubulin
4. Dinding tabung berongga disusun dari protein globular
 Penemuan Mikrotubulus
Penemuan keberadaan mikrotubulus (jamak: mikrotubuli) baru
terungkap pada saat Keith Porter dan sejawatnya mengembangkan suatu
cara untuk melihat sel tanpa penyelubungan (embedding) dan
penyayatan, namun dengan menggunakan HVEM (high voltage electron
microscope), menunjukkan bahwa bagian sitoplasma yang berada di sela-
sela organela tampak penuh dengan anyaman trimatra dari benang-
benang yang sangat halus yang juga disebut jejala mikrotrabekular serta
terdapat pula filamen-filamen yang bermatra lebih besar yang di
kelompokkan menjadi mikrotubulus, mikrofilamen, dan filamen
intermedia. Kemudian diadakan penelitian lebih lanjut mengenai
filamen-filamen tersebut yang salah satunya adalah mikrotubulus.
 Bagian-bagian mikrotubulus
Mikrotubulus ditemukan dalam sitoplasma semua sel eukariotik.
Mikrotubulus itu berupa batang lurus dan berongga. Mikrotubulus
berukuran kecil, melengkung, berbentuk silindris, dan kaku, dimana
ditemukan di setiap sel yang sedang mengalami pembelahan.
Mikrotubulus tersusun atas protein yang dikenal sebagai tubulin. struktur
mikrotubul sangat menarik hampir sama di semua jenis organisme.
Analisis ultrastruktural secara negatif menunjukan noda pada
potongan mikrotubul, ini menunjukan bahwa dindingnya ialah polimer
yang tersusun atau subunit globular. Pemeriksaan potongan melintang
dari dinding mikrotubulus menunjukan biasanya 13 subunit yang
memutar sehingga membentuk dinding. Ketika permukaannya dilakukan
secara membujur maka memperlihatkan protofilamen. Ketika mikrotubul
yang retak, 13 protofilamen pembuat dinding tersebut dapat dilihat,

2
menandakan perkumpulan dari subunit mengitari dinding mikrotubul.
Satu berkas dari subunit-subunit tadi terlihat berpola spiral seperti bentuk
sekrup. Setiap molekul rantai-rantai protein tubulin yang membentuk
spiral merupakan heterodimer yang terdiri dari dua subunit globular yang
terikat erat. Subunit-subunit tersebut merupakan protein sejenis yang
diberi nama α-tubulin dan β-tubulin. Kedua protein tersebut diperkirakan
berat molekulnya kira-kira 54.000 dalton yang mempunyai hubungan
dengan struktur dan urutan asam amino yang kiranya berasal dari leluhur
protein pada awal periode evolusi, Masing-masing protein terdiri dari
ikatan polipeptida tunggal yang panjangnya sekitar 500 asam amino.
Spiral ini membentuk tabung berlubang yang panjangnya dari 200 nm
hingga 25 µm dengan diameter 25 nm dan tebal 5nm.
Mikrotubulus dapat dibongkar dan tubulinnya digunakan untuk
membangun mikrotubulus di mana saja di dalam sel. Penambahan untuk
tubulin yang mana tercatat 80-95% dari kandungan protein di mikrotubul
ialah MAPs (Microtubule-associated proteins) yang juga hadir di organel
dan sekarang ini sedang diteliti secara intensif
 Pembentukan Mikrotubulus

3
Dalam banyak sel, mikrotubulus tumbuh dari sentrosom, suatu
daerah yang terletak dekat nukleus. Mikrotubulus memanjang dengan
menambah molekul tubulin di ujung-ujungnya. Tubulin dapat
berpolimerisasi membentuk mikrotubulus. Percobaan polimerisasi dapat
dibuat dengan campuran tubulin, larutan penyangga, dan GTP pada suhu
37 °C. Dalam tahapannya, jumlah polimer mikrotubulus mengikuti kurva
sigmoid. Pada fase lag, tiap molekul tubulin berasosiasi untuk
membentuk agregat yang agak stabil. Beberapa di antaranya berlanjut
membentuk mikrotubulus. Saat elongasi, tiap subunit berikatan dengan
ujung ujung mikrotubulus. Saat fase plato, (mirip fase log pada
pembelahan sel), polimerisasi dan depolimerisasi berlangsung secara
seimbang karena jumlah tubulin bebas yang ada pas-pasan.

Dalam pembentukan mikrotubulus, sebelum molekul-molekul


tubulin menjadi mikrotubulus, telebih dahulu menyusun diri membentuk
protofilamen dengan jalan subunit β-tubulin dari sebuah molekul tubulin
berlekatan dengan subunit α dari molekul tubulin yang lain yang berada
di sampingnya. Sebuah mikrotubulus yang juga terdiri dari 13
protofilamen yang tersusun membentuk suatu lingkaran. Jika 3 buah
protofilamen dari sebuah mikrotubulus (mikrotubulus A), juga menjadi
milik mikrotubulus lain (mikrotubulus B), maka dua buah mikrotubulus
tersebut di beri nama doublet.

4
 Pengelompokan mikrotubulus
1. Mikrotubulus stabil adalah mikrotubulus yang dapat diawetkan
dengan larutan fisikatif apapun, misalnya MnO4 atau aldehida dan
suhu berapapun. Contoh mikrotubulus stabil adalah pembentukan silia
dan flagella. 
2. Mikrotubulus labil adalahmikrotubulus yang dapat diawetkan
hanya dengan larutan fisikatif aldehida dan pada suhu sekitar 4o C.
Contoh yakni mikrotubulus pembentuk gelendong pembelahan. Sifat
kelabilan mikrotubulus ini berguna untuk menerangkan arah
pertumbuhannya. Mikrotubulus yang kedua ujungnya terdapat bebas
di dalam sitoplasma akan segera lenyap. Mikrotubulus yang tumbuh
dengan ujung negatif melekat pada sentroma dapat dibuat stabil
apabila ujung positifnya dilindungi sehingga menghalangi terjadinya
depolimerisasi.
3. Mikrotubulus singlet
4. Mikrotubulus doublet
 Mikrotubulus menjalankan beberapa fungsi yaitu:
1. Sarana transport material di dalam sel
2. Sebagai struktur supporting bagi fungsi-fungsi organel lainnya
3. Mempertahankan bentuk sel (sebagai “balok” penahan-tekanan)
4. Pergerakan kromosom dalam pembelahan sel, serta pergerakan
organel.
5. Mikrotubulus juga dapat berfungsi untuk pergerakan sel, yaitu
menggetarkan silia dan flagel (alat bantu pergerakan yang menonjol
dari sebagian sel). Silia umumnya relatif pendek daripada flagel
(panjangnya 5-10 µm vs 150 µm) dan jumlahnya lebih banyak.
Sekalipun berbeda dalam hal panjang, jumlah per sel, dan pola
kibasannya, silia dan flagel sebenarnya memiliki kesamaan
ultrastruktur. Unsur-unsur aksoneme dari silia dan flagel hampir smua
sama dan berisi “9+2” susunan mikrotubula.

5
2) Mikrofilamen
Mikrofilamen atau filamen aktin adalah bagian dari kerangka sel
(sitoskeleton) yang berupa batang padat berdiameter sekitar 7 nm dan
tersusun atas protein aktin, yaitu suatu protein globular. Dengan bergabung
dengan protein lain, mikrofilamen sering membentuk jalinan tiga dimensi
persis di dalam membran plasma yang membantu mendukung bentuk sel.
Jalinan ini membentuk korteks “lapisan sitoplasma luar” sel tersebut
mempunyai kekentalan semi padat seperti gel yang berlawanan dengan
keadaan sitoplasma dalamnya yang lebih cair. Mikrofilamen bersifat labil
karena midah terakit dan mudah terurai.
 Ciri-Ciri Mikrofilamen :
Dalam sel mikrofilamen biasanya ditemukan berkumpul di sekitar
pinggiran, tepat di bawah permukaan luar. Disini merka dapat mengatur
bentuk sel, menanggapi perubahan dilingkungan sekitarnya. Filamen tipis
berperan dalam membentuk proyeksi kecil dari permukaan sel, yang
dikenal sebagai mikrovili. Mereka juga dapat membentuk tonjolan yang
lebih besar, memungkinkan sel untuk bergerak dengan cara seperti
amoeba melintasi permukaan. Mikrofilamen juga terlibat dalam
perluasan permukaan beberapa sel kekebalan untuk menelan zat yang
tidak diinginkan.
Di dalam otot filamen aktin bergabung dengan filamen miosin
sedemikian rupa sehingga memberikan otot kekuatan dan kemampuan
untuk kontraksi mereka. Filamen miosin dibundel bersama untuk
membentuk apa yang disebut filamen tebal, dengan diameter sekitar 15
nanometer. Tumpukan filamen tebal dan tumpukan filamen tipis diatur
secara bergantian sepanjang serta otot, dengan tujuan mereka sedikit
tumpang tindih satu sama lain. Selama kontraksi otot, hubungan antara
filamen tipis dan tebal yang dibuat dan putus-putus, menyebabkan
filamen untuk meluncur melewati satu sama lain dalam gerakan seperti
roda gigi.

6
 Ultrastruktur Mikrofilamen
 Batang padat berdiameter sekitar 7 nm
 Dua untai aktin yang teranyam, masing-masing merupakan polimer
subunit aktin
 Tersusun atas molekul-molekul aktin
 Fungsi Mikrofilamen
1. Mempertahankan bentuk sel (unsur penahan-tegangan)
2. Perubahan bentuk sel
3. Kontraksi otot
4. Aliran sitoplasmik
5. Menahan tegangan “gaya tarik”
c) Filamen intermediet
Filamen intermediat merupakan bagian dari kerangka sel (sitoskeleton)
yang memiliki diameter antara 8 hingga 12 nm, lebih besar daripada
diameter mikrofilamen tetapi lebih kecil daripada diameter mikrotubula,
yang fungsinya untuk menahan tarikan (seperti mikrotubula). Filamen
intermediet terdiri dari berbagai jenis yang setiap jenisnya disusun dari
subunit molekuler berbeda dari keluarga protein yang beragam yang
disebut keratin. Dibandingkan mikrofilamen dan mikrotubula yang sering
dibongkar-pasang dalam berbagai macam bagian sel. Filamen intermediet
termasuk peralatan sel yang lebih permanen. Perlakuan kimiawi yang
memindahkan mikrofilamen dan mikrotubula dari sitoplasma meninggalkan
jalinan filamen intermediet yang mempertahankan bentuk aslinya. Berbagai

7
jenis filamen intermediet kemungkinan berfungsi sebagai kerangka
keseluruhan sitoskeleton.

 Ultrastruktur Filamen Intermediat


 Berdiameter 8-12 nm. Lebih besar dari diameter mikrofilamen namun
lebih kecil dari mikrotubulus
 Memiliki protein fibrosa (berserat) yang sangat mengumpar menjadi
kabel yang lebih tebal
 Fungsi Filamen Intermediet
1. Mempertahankan bentuk sel (unsur penahan-tegangan)
2. Tambatan nucleus dan organel lain tertentu
3. Pembentukan lamina nucleus
3. Fungsi Sitoskeleton
 Mengatur distribusi dan tingkah laku dinamis dari filamen.
 Sitoskeleton menjaga bentuk sel (binatang) dengan desain arsitekturalnya
dan sebagai tempat berlabuh bagi organela di dalam sitosol.
 Sitoskeleton bertanggung jawab dalam motilitas di dalam sel, seperti
kontraksi otot dan siklosis, pergerakan internal dari sitoplasma.
 Membantu gerakan substansi dari satu bagian sel ke bagian yang lain.
 Selama siklosis, organela dipindahkan di sepanjang saluran sitoskeletal di
dalam sitosol.

8
 Sitoskeleton bertanggung jawab untuk pergerakan sel dan pergerakan
eksternal seperti pergerakan amuboid dari sel darah putih dan migrasi sel
selama perkembangan.
 Sitoskeleton juga berperan dalam pembelahan sel
SOAL
1. Jelaskan fungsi sitoskeleton!
2. Jelaskan struktur dan fungsi mikrotubulus, filamen intermediet,
mikrofilamen, dan filamen trabekula!
3. Apa perbedaan mikrotubulus pada hewan dan pada tumbuhan?
4. Sebutkan zat-zat yang menghambat polimerisasi mikrotubulin!
5. Carilah sumber sumber bacaan untuk menjawab pertanyaan ini: benarkah
kalimat di bawah ini, jelaskan pendapat anda secara tepat. “Jika
pembentukan mikrotubulin dihambat maka proses perbanyakan sel dapat
dihambat”.
JAWABAN
1. Fungsi Sitoskleton :
 Mengatur distribusi dan tingkah laku dinamis dari filamen.
 Sitoskeleton menjaga bentuk sel (binatang) dengan desain
arsitekturalnya dan sebagai tempat berlabuh bagi organela di dalam
sitosol.
 Sitoskeleton bertanggung jawab dalam motilitas di dalam sel, seperti
kontraksi otot dan siklosis, pergerakan internal dari sitoplasma.
 Membantu gerakan substansi dari satu bagian sel ke bagian yang lain.
 Selama siklosis, organela dipindahkan di sepanjang saluran sitoskeletal
di dalam sitosol.
 Sitoskeleton bertanggung jawab untuk pergerakan sel dan pergerakan
eksternal seperti pergerakan amuboid dari sel darah putih dan migrasi
sel selama perkembangan.
 Sitoskeleton juga berperan dalam pembelahan sel

9
2. a) Mikrotubulus

Fungsi Mikrotubulus :
1) Sarana transport material di dalam sel
2) Sebagai struktur supporting bagi fungsi-fungsi organel lainnya
3) Mempertahankan bentuk sel (sebagai “balok” penahan-tekanan)
4) Pergerakan kromosom dalam pembelahan sel, serta pergerakan
organel.
5) Mikrotubulus juga dapat berfungsi untuk pergerakan sel, yaitu
menggetarkan silia dan flagel (alat bantu pergerakan yang menonjol
dari sebagian sel). Silia umumnya relatif pendek daripada flagel
(panjangnya 5-10 µm vs 150 µm) dan jumlahnya lebih banyak.
Sekalipun berbeda dalam hal panjang, jumlah per sel, dan pola
kibasannya, silia dan flagel sebenarnya memiliki kesamaan
ultrastruktur. Unsur-unsur aksoneme dari silia dan flagel hampir
smua sama dan berisi “9+2” susunan mikrotubula.
b) Filamen Intermediet

10
Fungsi Filamen Intermediet
1. Mempertahankan bentuk sel (unsur penahan-tegangan)
2. Tambatan nucleus dan organel lain tertentu
3. Pembentukan lamina nucleus
c) Mikrofilamen

Fungsi Mikrofilamen :
a. Mempertahankan bentuk sel (unsur penahan-tegangan)
b. Perubahan bentuk sel
c. Kontraksi otot
d. Aliran sitoplasmik
e. Menahan tegangan “gaya tarik”
d) Filamen Trabekula

11
Fungsi filament trabekula adalah menghubungkan dan melekatkan
ketuga macam serabut yaitu mikrotubulus, filament intermediet, dan
mikrofilamen ke organel-organel.

3. Perbedaan Mikrotubulus pada Hewan dan Tumbuhan yaitu :


a. Pada Hewan, Mikrtoubulus berfungsi :
- Melindungi sel
- Memberi bentuk sel
- Berperan dalam pembentukan silia, flagella, dan sentriol
b. Pada Tumbuhan, Mikrtoubulus berfungsi :
- Menjaga tekanan di dalam sel
- Sebagai media transportasi
- Membantu replikasi kromosom
4. Zat-zat yang menghambat polimerasi mikrotubulin :
- Colchicine
- Colcemid
- Nocadozale
- Vimbrastine
- Vincrictine
5. Pernyataan tersebut benar. Karena, mikrotubulin berfungsi dalam
pemindahan kromosom pada saat metaphase akan ke anaphase, sehingga
sel akan membelah. Maka bila pembentukan mikrotubulin dihambat, maka
pembelahan tidak akan terjadi dan proses perbanyakan sel dapat dihambat.

12

Anda mungkin juga menyukai