SITOSKELETON
DEPARTEMEN BIOLOGI
2022/2023
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
Seorang ilmuwan bernama Keith Porter dan sejawatnya berhasil melihat sel dengan
menggunakan teknik HVEM (High Voltage Electron Microscope) yaitu suatu cara untuk
melihat sel tanpa penyelubungan (embedding). Pengamatan dengan HVEM menunjukkan
bagian sitoplasma yang berada di sela - sela organel tampak penuh dengan anyaman trimatra
dari benang - benang protein yang halus. Anyaman ini disebut filamen yang membentuk jala
- jala mikrotrabekula karena mirip trabekula duri bunga karang. Setelah lama dianggap hanya
terdapat di sel eukariota, ternyata sitoskeleton juga dapat ditemukan pada sel prokariota.
Dengan adanya sitoskeleton, sel dapat memiliki bentuk yang kokoh, berubah bentuk, mampu
mengatur posisi organel, berenang, serta merayap di permukaan
3.2 KOMPONEN SITOSKELETON
Sitoskeleton terdiri dari tiga komponen protein yang berbeda struktur dan fungsinya
yaitu, Mikrofilamen (aktin), Filamen Intermediet dan Mikrotubulus.
1. Mikrofilamen (aktin)
Merupakan sitoskeleton terkecil dengan diameter 7-8 µm, terdiri dari protein
aktin yang membentuk dua untaian dan membentuk jalinan yang kemudian bisa
membentuk ikatan, lembaran dan juga percabangan di sitoplasma sel, struktur
mikrofilamen di sitoplasma sel seperti sarang laba-laba. Mikrofilamen memiliki peran
dalam kontraksi otot, pembelahan sel, dan pergerakkan sel seperti migrasi yang terjadi
pada sel - sel embrio selama proses perkembangan, invasi jaringan oleh sel darah
putih untuk mencegah infeksi dan migrasi sel - sel kulit selama proses penyembuhan
luka. Mikrofilamen menyebakan pergerakkan dengan melibatkan penguraian dan
pembentukkan kembali mikrofilamen tersebut. Mikrofilamen juga berperan dalam
mempertahankan bentuk sel, menambatkan sitoskeleton pada protein integral di
membran plasma, jug mempertahankan mikrovili. Tiap mikrovili terdapat susunan
parallel mikrofilamen.
2. Filamen Intermediet
Merupakan serabut protein yang mempunyai diameter 8-12 µm, lebih kaku
dan lebih tebal dibandingkan mikrofilamen. Filamen intermediet tersusun dari
beberapa protein yang sangat kuat tergantung pada sel di bagian tubuh mana
ditemukan. Filamen intermediet membantu memberi kekuatan pada struktur sel dan
mempertahankan serta juga menstabilkan hubungan atau ikatan antara sel yang satu
dengan sel lainnya. Filamen intermediet sangat penting dalam menguatkan bentuk sel
dan menetapkan posisi organel - organel sel. Misalnya, nukleus biasanya terletak di
dalam sangkar yang terbuat dari filamen intermediet, sehingga nukleus tidak bergeser
- geser karena ditahan oleh cabang - cabang filamen yang membentang pada
sitoplasma. Filamen intermediet yang lain menyusun lamina nucleus yang melapisi
bagian interior selaput nukleus. Ketika bentuk keseluruhan sel berkorelasi dengan
fungsinya, filamen intermediet menyokong bentuk tersebut. Sebagai contoh yakni
neurofilamen yang ada pada penjuluran panjang akson sel saraf yang meneruskan
impuls. Neurofilamen berfungsi memberikan dukungan struktural bagi akson dan
mengatur diameter akson. Neurofilamen terdiri dari rantai polipeptida atau subunit
yang termasuk ke dalam keluarga protein yang sama seperti filamen intermediet
jaringan lain yakni keratin. Dengan demikian fungsinya, filamen intermediet dapat
berfungsi sebagai rangka dasar bagi seluruh sitoskeleton.
3. Mikrotubulus
Merupakan komponen sitoskeleton terbesar dan juga panjang, berbentuk
seperti tabung yang berongga, tidak bercabang dengan diameter 25 µm, disusun oleh
unit protein yang disebut tubulin. Mikrotubulus bukan struktur yang permanen,
komponen ini bisa mengalami pemanjangan atau pemendekan tergantung fungsi yang
dijalaninya. Penyusunan mikrotubulus dimulai dari sentrosom dan terus tumbuh
sampai ke bagian pinggir sel atau mengalami pemendekan. Perannya dalam
mempertahankan bentuk sel, kekakuannya, pergerakan organel pada bagian yang
berbeda di dalam sel, pergerakan sel dengan menggunakan silia atau flagella dan
pergerakan kromosom selama pembelahan sel.