Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

SITOSKELETON

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Biologi Sel

Yang Dibina Oleh Ibu Siti Imroatul Maslikah, S.Si, M.Si

Oleh Kelompok 4 Offering B:

Anisa Ida Windarti (


Dzurotun Nabila (220341610732)
Nela Meriska Pratama (220341604347)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

DEPARTEMEN BIOLOGI

PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI

2022/2023
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


BAB II
KAJIAN PUSTAKA

Sitoskeleton atau kerangka sel adalah jaring berkas-berkas protein yang


menyusun sitoplasma eukariota.. Masa awal digunakannya mikroskopi, para ahli biologi
berfikir bahwa organel sel eukariotik mengambang bebas dalam sitosol. Tetapi dengan
semakin sempurnanya mikroskop cahaya dan electron telah berhasil mengungkapkan adanya
jalinan sitoskeleton.Jaring-jaring ini terdiri dari tiga tipe dasar,
yaitu mikrofilamen, mikrotubulus (jamak: mikrotubuli), dan intermediat filamen. Ketiga
filamen ini terhubung satu sama lain dan saling berkoordinasi. Dengan adanya sitoskeleton,
sel dapat memiliki bentuk yang kokoh, berubah bentuk, mampu mengatur posisi organel,
berenang, serta merayap di permukaan.
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 PENGERTIAN SITISKELETON


Cytoskeleton berasal dari 2 kata, yaitu "cyt" yang berarti sel dan "skeleton" yang
berarti kerangka. Sitoskeleton atau kerangka sel merupakan jejaring rumit tiga dimensi
filamen protein yang menjamin terpeliharanya morfologi sel. Selain itu, sitoskeleton
merupakan bagian aktif dari pergerakan sel, mencakup gerak organel atau vesikel, bagian sel,
atau selnya sendiri secara utuh. Protein yang berada di sitosol, sebagian berbentuk benang -
benang halus yang disebut filamen. Filamen - filamen ini teranyam membentuk suatu jejala
atau rerangka yang disebut sitoskelet.

Seorang ilmuwan bernama Keith Porter dan sejawatnya berhasil melihat sel dengan
menggunakan teknik HVEM (High Voltage Electron Microscope) yaitu suatu cara untuk
melihat sel tanpa penyelubungan (embedding). Pengamatan dengan HVEM menunjukkan
bagian sitoplasma yang berada di sela - sela organel tampak penuh dengan anyaman trimatra
dari benang - benang protein yang halus. Anyaman ini disebut filamen yang membentuk jala
- jala mikrotrabekula karena mirip trabekula duri bunga karang. Setelah lama dianggap hanya
terdapat di sel eukariota, ternyata sitoskeleton juga dapat ditemukan pada sel prokariota.
Dengan adanya sitoskeleton, sel dapat memiliki bentuk yang kokoh, berubah bentuk, mampu
mengatur posisi organel, berenang, serta merayap di permukaan
3.2 KOMPONEN SITOSKELETON
Sitoskeleton terdiri dari tiga komponen protein yang berbeda struktur dan fungsinya
yaitu, Mikrofilamen (aktin), Filamen Intermediet dan Mikrotubulus.

1. Mikrofilamen (aktin)
Merupakan sitoskeleton terkecil dengan diameter 7-8 µm, terdiri dari protein
aktin yang membentuk dua untaian dan membentuk jalinan yang kemudian bisa
membentuk ikatan, lembaran dan juga percabangan di sitoplasma sel, struktur
mikrofilamen di sitoplasma sel seperti sarang laba-laba. Mikrofilamen memiliki peran
dalam kontraksi otot, pembelahan sel, dan pergerakkan sel seperti migrasi yang terjadi
pada sel - sel embrio selama proses perkembangan, invasi jaringan oleh sel darah
putih untuk mencegah infeksi dan migrasi sel - sel kulit selama proses penyembuhan
luka. Mikrofilamen menyebakan pergerakkan dengan melibatkan penguraian dan
pembentukkan kembali mikrofilamen tersebut. Mikrofilamen juga berperan dalam
mempertahankan bentuk sel, menambatkan sitoskeleton pada protein integral di
membran plasma, jug mempertahankan mikrovili. Tiap mikrovili terdapat susunan
parallel mikrofilamen.

Mikrofilamen mempunyai beberapa fungsi, yaitu:

1. Menahan tegangan (gaya tarik).


2. Mempertahankan bentuk sel.
3. Berperan dalam perubahan bentuk sel kontraksi otot
4. Mikrofilamen biasanya membentuk jaringan sub membran plasma untuk
mendukung bentuk sel.
5. Kontraksi otot (filamen aktin bergantian dengan serat yang lebih tebal dari
myosin, membentuk protein motor, dalam jaringan otot).
6. Siklosis (pergerakan komponen sitoplasma di dalam sel).
7. Pergerakan "amuboid" dan fagositosis.
8. Bertanggung jawab untuk pemutusan galur pada sitokinesis He.

2. Filamen Intermediet
Merupakan serabut protein yang mempunyai diameter 8-12 µm, lebih kaku
dan lebih tebal dibandingkan mikrofilamen. Filamen intermediet tersusun dari
beberapa protein yang sangat kuat tergantung pada sel di bagian tubuh mana
ditemukan. Filamen intermediet membantu memberi kekuatan pada struktur sel dan
mempertahankan serta juga menstabilkan hubungan atau ikatan antara sel yang satu
dengan sel lainnya. Filamen intermediet sangat penting dalam menguatkan bentuk sel
dan menetapkan posisi organel - organel sel. Misalnya, nukleus biasanya terletak di
dalam sangkar yang terbuat dari filamen intermediet, sehingga nukleus tidak bergeser
- geser karena ditahan oleh cabang - cabang filamen yang membentang pada
sitoplasma. Filamen intermediet yang lain menyusun lamina nucleus yang melapisi
bagian interior selaput nukleus. Ketika bentuk keseluruhan sel berkorelasi dengan
fungsinya, filamen intermediet menyokong bentuk tersebut. Sebagai contoh yakni
neurofilamen yang ada pada penjuluran panjang akson sel saraf yang meneruskan
impuls. Neurofilamen berfungsi memberikan dukungan struktural bagi akson dan
mengatur diameter akson. Neurofilamen terdiri dari rantai polipeptida atau subunit
yang termasuk ke dalam keluarga protein yang sama seperti filamen intermediet
jaringan lain yakni keratin. Dengan demikian fungsinya, filamen intermediet dapat
berfungsi sebagai rangka dasar bagi seluruh sitoskeleton.

Filamen Intermediet bersama beberapa protein, memiliki tugas diantaranya:

A. Menopang sel secara structural


B. Membentuk kerangka struktur 3 dimensi yang dapat diubah untuk sel
C. Menyediakan hubungan yang dapat disesuaikan antara membran sel dan
sitoskeleton.

Penelitian biokimia telah memastikan bahwa ada beberapa kategori yang


mempunyai karakteristik sama secara morfologi dan struktural. Filamen intermediet
yang mirip tambang ini terdiri atas tetramer protein mirip batang yang diberkas erat
menjadi untai uliran panjang. Masing masing subunit tetramer agak berbeda setiap
jenis filamen intermedia. Kategorinya mencakup : keratin, protein sidik fibriler glial,
neurofilmen, dan lamin inti.

3. Mikrotubulus
Merupakan komponen sitoskeleton terbesar dan juga panjang, berbentuk
seperti tabung yang berongga, tidak bercabang dengan diameter 25 µm, disusun oleh
unit protein yang disebut tubulin. Mikrotubulus bukan struktur yang permanen,
komponen ini bisa mengalami pemanjangan atau pemendekan tergantung fungsi yang
dijalaninya. Penyusunan mikrotubulus dimulai dari sentrosom dan terus tumbuh
sampai ke bagian pinggir sel atau mengalami pemendekan. Perannya dalam
mempertahankan bentuk sel, kekakuannya, pergerakan organel pada bagian yang
berbeda di dalam sel, pergerakan sel dengan menggunakan silia atau flagella dan
pergerakan kromosom selama pembelahan sel.

A. Peranan mikrotubulus dalam pembelahan sel


Peranan mikrotubulus dalam pembelahan mitosis yaitu mikrotubulus akan
dinukleasi pada kedua kutub sentriol yang disebut dengan spindle fibre (serat
spindle). Serat - serat spindle (spindle fiber) diposisikan relative satu sama lain dan
berorientasi untuk memberikan sumbu yang tepat dari pembelahan sel oleh protein
motorik yaitu dynein. Pada proses pembelahan sel, protein motorik dynein berperan
dalam pembentukan spindle, menentukan sumbu pembelahan, dan dalam pergerakan
kromosom selama proses metaphase dan anaphase. Pada akhir polimerisasi
mikrotubulus, akan terjadi pertemuan lempeng kinetokor dari suatu kromosom
dengan ujung + dari mikrotubulus yang mengalami polimerisasi pada proses
metaphase. Mikrotubul yang menambat pada kinetokor dinamakan mikrotubul
kinetokor. Struktur ini menyebabkan kromosom bergerak. Mikrotubul yang lain,
mikrotubul-nonkinetokor, tersusun radier dari kutub menuju ke ekuator sel tanpa
menambat pada kromosom. Selanjutnya pada anaphase, akan terjadi pemisahan
lengan lengan kromatid secara sempurna dan masing-masing kromatid mempunyai
sentromer sehingga betul-betul terbentuk pasangan kromosom yang masing masing
akan bergerak menuju kearah kutub pembelahan sel (sentriol). Pergerakan ini
disebabkan oleh pemendekan pada serat spindle (spindle fibre) yang tersusun oleh
mikrotubulus yang mengalami depolimerisasi. Pada tahap akhir anafase akan tampak
bahwa kromosom telah berkumpul atau mengelompok pada masing-masing kutub
pembelahan sel dan disamping itu membran plasma akan tampak mulai berubah
sehingga sel akan tampak lebih memanjang atau lonjong. Hal ini disebabkan karena
adanya peran protein motorik yaitu kinesin yang berperan dalam pemisahan kutub
spindle sehingga sel akan tampak memanjang/lonjong. Kinesin merupakan protein
motor yang bergerak sepanjang mikrotubul yang berperan dalam separasi kromosom
pada pembelahansel (mitosis).

B. Peranan mikrotubulus dalam pergerakan dan penentu arah gerak sel


Cell locomotion adalah pergerakan sel dari satu tempat ke tempat lain.
Mikrotubulus berperan penting dalam pergerakan sel, terutama dalam mengarahkan
pergerakan sel dengan polimerisasi dan depolimerisasi serta sebagai pembentuk
dasar alat gerak silia dan flagela. Salah satu gerakan yang dilakukan oleh sel adalah
crawling movement. Crawling movement dari sel mamalia seperti fibroblast pada
jaringan ikat, tergantung pada kemampuannya untuk memanjangkan dirinya . Hasil
dari proses pemanjangan tersebut membentuk lamellipodia. Ujung dari tonjolan
lamellipodia akan menempel pada permukaan subrstrat sel karena focal adhesion di
bawahnya. Setelah itu, bagian sel yang lainnya akan berkontraksi ke depan akibat
interaksi dari actin dan myosin. Proses tersebut terjadi berulang - ulang sehingga sel
secara perlahan akan bergerak ke depan. Peran dari mikrotubulus terhadap
pergerakan ini adalah dalam menentukan polarisasi sel.

3.3 FUNGSI SITOSKELETON


Sitoskeleton berperan besar dalam sel, perannya adalah:
• Menahan dan mempertahankan bentuk sel.
• Menahan organel - organel sel tetap berada di tempatnya.
• Sebagai jalur yang memandu gerakan material dalam sel.
• Membentuk silia dan flagel sebagai alat pergerakan sel.
• Komponen penting dalam pembelahan sel.

Anda mungkin juga menyukai