Anda di halaman 1dari 7

Nama : Defriyanto Sadu

Kelas : C. Pendidikan Biologi

Nim : 431418067

Tugas Biologi Sel

SITOSKELETON

A. Pengertian Sitoskeleton

Sitoskeleton merupakan jaringan serat dan juga kerangka sel dan kemudian mengorganisasikan
struktur dan juga aktivitas didalam sel. Dimana jejaring yang berbekas protein yang kemudian
menyusun sitoplasma didalam sel. Di masa awal mikroskopi elektron, dimana ahli biologi menduga
bahwa organel-organel sel eukariot yang mengembang bebas didalam sitosol. Tetapi perbaikan
mutu dari mikroskopi cahaya ataupun mikroskopi elektron agar mengungkapkan keberadaan
sitoskeleton. Atau juga sering disebut dalam bahasa ilmiah Cytoskeleton. Jejaring yang serta
membentang di keseluruhan sitoplasma. Sitoskeleton sendiri yang memainkan peranan yang
penting didalam pengorganisasian struktur dan juga didalam aktivitas sel, yang juga tersusun atas
tiga struktur molekular, mikrofilamen, dan juga filament intermedit.

serta yang membentang di seluruh sitoplasma. Sitoskeleton yang memainkan peran penting dalam
pengorganisasian struktur dan aktivitas sel, tersusun atas tuga tipe struktur molekular,
mikrofilamen dan filament intermedit. Sitoskeleton atau kerangka sel adalah jaring berkas-berkas
protein yang menyusun sitoplasma dalam sel. Setelah lama dianggap hanya terdapat di sel
eukariota, sitoskeleton ternyata juga dapat ditemukan pada sel prokariota. Dengan adanya
sitoskeleton, sel dapat memiliki bentuk yang kokoh, berubah bentuk, mampu mengatur posisi
organel, berenang, serta merayap di permukaan.

B. Fungsi Sitoskeleton

 Dapat memberikan kekuatan mekanik pada sel


 Berfungsi sebagai kerangka sel
 Dapat membantu didalam gerakan substansi dari satu bagian sel kebagian sel yang lain
 Memberi bentuk dan mempertahankan struktur sel
Peran sitoskeleton sangat diperlukan, seperti pada sel hewan yang tidak memiliki dinding
sel. Sitoskeleton distabilkan oleh keseimbangan antara gaya-gaya yang berlawanan yang
dikerahkan oleh unsur-unsurnya.
 Penempatan berbagai organel dalam sel
Fungsinya dapat dibayangkan seperti rangka hewan secara umumnya, sitoskeleton
merupakan tempat bergantung banyak organel bahkan molekul enzim sitosol. Namun,
sitoskeleton lebih dinamis dari pada rangka hewan. Sitoskeleton dapat secara cepat
dibongkar pasang atau disusun di tempat baru, yang mengubah bentuk sel tersebut.
 Motilitas sel
Sitoskeleton adalah suatu jalinan yang dinamis yang dapat berubah bentuk dan akibatnya
adalah gerakan sel. Motilitas ( gerak ) sel mencakup perubahan tempat sel maupun
pergerakan bagian sel yang lebih terbatas. Motilitas sel membutuhkan interaksi
sitoskeleton dengan protein yang disebut molekul motor.
 Pergerakan materi-materi dan organel dalam sel
Molekul motor dapat melekat pada reseptor organel, membuat organel tersebut bisa
“berjalan” di sepanjang mikrotubula sitoskeletonnya. Seperti vesikula, yang mengandung
neurotransmiter berpindah ke ujung akson, pemanjangan sel saraf yang melepas molekul
transmiter sebagai sinyal kimiawi ke sel saraf sebelahnya.
 Pengaturan aktivitas biokimiawi dalam sel
Sitoskeleton dapat mengahantarkan gaya mekanis dari permukaan sel ke bagiaan
dalamnya, bahkan keserabut lain, kedalam nukleus. Seperti, terjadi pengaturan ulang
secara spontan susunan nukleoli dan struktur lain dalam nukleus.

C. Struktur Sitoskeleton

Sitoskeleton memiliki beberapa struktur didalam penyusunan sitoskeleton, struktur yang dapat
menyusun sitoskeleton yaitu :

1. Mikrotubulus

Keseluruhan sel eukariot mempunyai mikrotubulus atau sering disebut dalam bahasa ilmiahnya
microtubule, didalam batang-batang yang berongga dan memiliki diameter sekitar 25 nm dan
juga panjangnya antara 200 mm sampai 25 um. Dan dinding tabung yang berongga tersebut
tersusun juga dari protein globular yang juga disebut dengan tubulin.

didalam tubulin merupakan dimer, molekul yang sudah tersusun dan diatas dua sub unit.
Dimana suatu dimer tubulin yang terdiri juga dari dua polipeptida yang sedikit agak berbeda,
tubulin A dan juga tubulin B. Dimana mikrotubulus bertambah panjang dan juga melalui
penambahan dimer tubulin, dan juga mikrotubulus yang diurai dan juga tubulinnya digunakan
agar dapat membangun mikrotubulus di tempat yang lain didalam sel juga membentuk serta
menyokong sel dan juga berperan sebagai jalur yang telah dapat disusuri dengan organel yang
telah dilengkapi oleh protein motorik. Agar dapat memberikan contoh dan juga berbeda dari
mikrotubulus yang memandu vesikel sekresi yang didapat dari aparatus golgi ke dalam membran
plasma. Dan juga mikrotubulus memisahkan kromosan disaal pembelahan sel.

Sel eukariot memiliki mikrotubulus (microtubule). Batang-batang berongga dengan memiliki


diameter sekitar 25 mm dan panjang antara 200 mm hingga 25 nm. Dinding tabung berongga
tersebut tersusun dari protein globular yang disebut tubulin. Setiap protein tubulin merupakan
diner molekul yang tersusun atas dua subunit. Suatu dimer tubulin terdiri dari dua polipeptida
yang agak berbeda, tubulin a dan tubulin b. mikrotubulus bertambah panjang melalui
penambahan dimer tubulin, mikrotubulus juga diuraikan dan tubulinnya pun digunakan untuk
membangun mikrotubulus di tempat lain dalam sel.

Mikrotubulus membentuk dan menyokong sel serta berperan sebagai jalur yang dapat disusuri
oleh organel yang dilengkapi dengan protein motorik. Untuk memberikan contoh yang berbeda
dari mikrotubulus memandu vesikel sekresi dari aparatus Golgi ke membran plasma,
Mikrotubulus juga memisahkan kromosan saat pembelahan sel.

Fungsi Mikrotubulus

 Agar dapat mempertahankan bentuk sel atau penopang penahan-kompresi


 Motilitas sel atau seperti pada silia atau juga flagela
 Pergerakan yang terjadi pada kromosom didalam pembelahan sel
 Pergerakan organel

Pengelompokan Mikrotubulus

 Mikrotubulus stabil adalah mikrotubulus yang dapat diawetkan dengan larutan fisikatif
apapun, misalnya MnO4 atau aldehida dan suhu berapapun. Contoh mikrotubulus stabil
adalah pembentukan silia dan flagella.
 Mikrotubulus labil adalah mikrotubulus yang dapat diawetkan hanya dengan larutan
fisikatif aldehida dan pada suhu sekitar 4o Contoh yakni mikrotubulus pembentuk
gelendong pembelahan. Sifat kelabilan mikrotubulus ini berguna untuk menerangkan
arah pertumbuhannya. Mikrotubulus yang kedua ujungnya terdapat bebas di dalam
sitoplasma akan segera lenyap. Mikrotubulus yang tumbuh dengan ujung negatif
melekat pada sentroma dapat dibuat stabil apabila ujung positifnya dilindungi sehingga
menghalangi terjadinya depolimerisasi.
 Mikrotubulus singlet
 Mikrotubulus doublet

2. Filamen Intermediat

Filament intermeiat merupakan pengukuh sel yang lebih permanen dari pada mikrofilamen dan
mikrotubulus yang diuraikan dan dirakit kembali di berbagai bagian sel. Bahkan jika sel mati,
jejaring filament intermediate seringkali tetap bertahan misalnya lapisan terluar kulit kita terdiri
atas sel-sel kulit mati yang penuh protein keratin.

Filamen intermediat atau sering juga disebut dalam bahasa ilmiahnya intermediate filament dan
juga memiliki diameter 8 sampai dengan 12 nm. Yang lebih besar dibandingkan dengan diameter
mikrofilamen tetapi lebih kecil dibandingkan dengan mikrotubulus. Dimana filamen intermediat
terspesialisasi supaya menahan tegangan atau seperti mikrofilamen. Dan juga terdiri dari
berbagai macam kelas dan juga unsur sitoskeleton. Dimana setiap tipenya tersusun dari sub unit
molekular yang berbeda dan juga tergolong ke dalam suatu keluarga dari protein. Dan sebaliknya
mikrotubulus dan juga mikrofilamen memiliki diameter serta komposisi yang tetap dan juga ada
sema sel eukariot. Dimana filamen intermediat berguna sebagai pengukuh sel yang lebih
permanen dibandingkan dengan mikrofilamen dan juga mikrotubulus. Yang dapat diuraikan dan
juga dirakit kembali didalam berbagai bagian sel. Dan bahkan jika terjadi sel mati, jaringan
filamen intermediat sangat sering untuk tetap bertahan, contohnya lapisan terluar dari kulit kita
dan terdiri dari sel-sel kulit mati yang penuh dengan protein keratin.

Intermediat (Intermediate filament) dinamai karena berdiameter 8-12 nm lebih besar


dibandingkan dengan diameter mikrofilamen namun lebih kecil mikrotubulus. Filament
intermediat terspesialisasi untuk menahan tegangan (seperti mikrofilamen) dan terdiri dari
berbagai kelas unsur sitoskeleton. Setiap tipe tersusun dari subunit molekular berbeda yang
tergolong ke dalam suatu family protein yang antara lain beranggotakan keraton. Sebaliknya
mikrotubulus dan mikrofilamen memiliki diameter dan komsisi yang tetap ada sama sel eukariot.

Fungsi Filamen Intermediat

 Memperkuat bentuk sel dan posisi organel tertentu.


Misalnya nukleus yang umunya terletak dalam suatu tempat yang terbuat dari filamen
antara, tetap berada ditempatnya karena adanya cabang-cabang filamen yang
membentang ke dalam sitoplasma.
 Pembentukan laminan nucleus
 Filamen antara yang lain membentuk lamina nukleus yang melapisi bagian dalam
selubung nukleus.
 antara mendukung sel
 Uluran panjang ( akson ) dari sel saraf yang menghantarkan impuls diperkuat oleh satu
kelas filamen antara.

3. Mikrofilamen

Mikrofilamen atau sering disebut dalam bahasa ilmiahnya microfilament merupakan batang
padat yang mempunyai diameter sekitar 7 nm. Mikrofilamen sering disebut dengan filamen aktin
karena tersusun oleh molekul-molekul aktin atau bahasa ilmiahnya actin. Dan sejenis protein
globular, dimana mikrofilamen adalah seutas rantai ganda atau sub unit-sub unit aktin yang
sedang memuntir. Dan juga terdapat filamen sebagai filamen yang lurus, mikrofilamen juga bisa
membentuk jaring struktual, karena keberadaan protein yang sudah berikatan disepanjang sisi
filamen aktin serta dapat memungkinkan filamen baru yang membentang sebagai cabang.
Mikrofilamen yang tampak ditemukan di semua sel eukariot.

Mikrofilamen dapat terkenal karena peranannya didalam motilitas sel yang terutama adalah
sebagai bagian dari aparatus kontraktil dari sel otot. Tetapi berbeda dengan peranan dari
penahan atau kompresi oleh mikrotubulus, peran struktual dari mikrofilamen didalam
sitoskeleton agar dapat menahan tegangan. Jejaring yang berdimensi tiga yang terbentuk oleh
mikrofilamen tepat berada dibagian dalam membran plasma atau mikrofilamen korteks yang
membantu menyokong bentuk sel. Jejaring tersebut dapat menyebabkan lapisan dari sitoplasma
terluar sel atau disebut dengan korteks, yang juga mempunyai konsistensi didalam semisolid gel,
dan juga kebalikan dari kondisi sitoplasma interior yang lebih lancar. Di dalam sel hewan yang
memiliki terspesialisasi untuk mentrasnpor materi agar dapat melintasi membran plasma,
contohnya sel yang ada pada usus seperti yang sudah disebutkan tadi.

Fungsi Mikrofilamen

 Perubahan bentuk dari sel


 Motilitas sel atau seperti pada pseudopodia
 Pembelahan pada sel
 Menahan tegangan (gaya tarik)
Dengan bergabung bersama protein lain, mikrofilamen sering membentuk jalinan tiga
dimensi persis didalam plasma membran, yang membantu mendukung bentuk sel.
Jalinan ini membuat korteks (lapisan sitoplasmik luar) memiliki kekentalan semi-padat
seperti gel , yang berlawanan dengan keadaan sitoplasma yang bersifat cair sol).
 Mengatur arah aliran sitoplasma
Jika arah mikrofilamen berubah, maka berubah pula arah aliran sitoplasma.
 Kontraksi otot
Ribuan filamen aktin disusun sejajar satu sama lain disepanjang sel otot, diselingi
filamen yang lebih tebal terbentuk dari protein disebut miosin. Kontraksi sel otot
terjadi akibat filamen aktin dan miosin yang

~Selesai~

Soal

1. Jelaskan fungsi sitoskeleton


2. Jelaskan struktur dan fungsi mikrotubulus
3. Apa perbedaan mikrotubulus pada hewan dan pada tumbuhan
4. Sebutkan zat-zat yang menghambat polimerasi mikrotubulin
5. Benarkah kalimat dibawah ini, Jelaskan pendapat anda secara benar berdasarkan sumber
bacaan "jika pembentukan mikrotubulin dihambat maka proses perbanyakan sel dapat
dihambat"
Jawaban

1. Fungsi sitoskeleton yaitu :


a. Penempatan berbagai organel dalam sel
Fungsinya dapat dibayangkan seperti rangka hewan secara umumnya, sitoskeleton
merupakan tempat bergantung banyak organel bahkan molekul enzim sitosol. Namun,
sitoskeleton lebih dinamis dari pada rangka hewan. Sitoskeleton dapat secara cepat
dibongkar pasang atau disusun di tempat baru, yang mengubah bentuk sel tersebut.
b. Motilitas sel
Sitoskeleton adalah suatu jalinan yang dinamis yang dapat berubah bentuk dan
akibatnya adalah gerakan sel. Motilitas ( gerak ) sel mencakup perubahan tempat sel
maupun pergerakan bagian sel yang lebih terbatas. Motilitas sel membutuhkan interaksi
sitoskeleton dengan protein yang disebut molekul motor.
c. Pergerakan materi-materi dan organel dalam sel
Molekul motor dapat melekat pada reseptor organel, membuat organel tersebut bisa
“berjalan” di sepanjang mikrotubula sitoskeletonnya. Seperti vesikula, yang
mengandung neurotransmiter berpindah ke ujung akson, pemanjangan sel saraf yang
melepas molekul transmiter sebagai sinyal kimiawi ke sel saraf sebelahnya.
d. Pengaturan aktivitas biokimiawi dalam sel
Sitoskeleton dapat mengahantarkan gaya mekanis dari permukaan sel ke bagiaan
dalamnya, bahkan keserabut lain, kedalam nukleus. Seperti, terjadi pengaturan ulang
secara spontan susunan nukleoli dan struktur lain dalam nukleus.
2. Struktur dan fungsi mikrotubulus
 Struktur mikrotubulus
Semua sel eukariot memiliki mikrotubulus (microtubule). Batang-batang berongga dengan
memiliki diameter sekitar 25 mm dan panjang antara 200 mm hingga 25 nm. Dinding tabung
berongga tersebut tersusun dari protein globular yang disebut tubulin. Setiap protein
tubulin merupakan diner molekul yang tersusun atas dua subunit. Suatu dimer tubulin
terdiri dari dua polipeptida yang agak berbeda, tubulin a dan tubulin b. mikrotubulus
bertambah panjang melalui penambahan dimer tubulin, mikrotubulus juga diuraikan dan
tubulinnya pun digunakan untuk membangun mikrotubulus di tempat lain dalam sel.
 Fungsi mikrotubulus
1. Agar dapat mempertahankan bentuk sel atau penopang penahan-kompresi
2. Motilitas sel atau seperti pada silia atau juga flagela
3. Pergerakan yang terjadi pada kromosom didalam pembelahan sel
4. Pergerakan organel
3. Perbedaan mikrotubulus pada hewan dan pada tumbuhan
a. Mikrotubulus pada hewan
1. Dapat melindungi sel.
2. Memberi bentuk sel.
3. Berperan dalam pembentukan silia, flagela serta sentriol.
b. Mikrotubulus pada tumbuhan
1. Berperan sebagai pembelahan sel.
2. Membantu dalam pembentukan dinding sel.
3. Mengatur posisi dari sel organel.
4. Sebagai pembentukan flagela untuk pergerakan sel gamet.

4. Zat-zat yang menghambat polimerasi mikrotubulin


 Colcicine, colcemid, nocadazol :
Menghambat penambahan molekul tubulin (dengan mengikatkan diri ke mikrotubulus) ke
mikrotubula dengan mencegah polimerisasi yang menyebabkan depolimerisasi mikrotubula.
 Vinblastin, vincristine
Memacu pembentukan kelompok parakristalin dari tubulin, menyebabkan depolimerisasi
mikrotubula
 Taxol
Memacu perakitan mikrotubula (tubulin terikat kuat), mencegah depolimerisasi
mikrotubulus, dan menstabilkan mikrotubula (inactive microtubules)
5. Jika pembentukan mikrotubulin dihambat maka proses perbanyakan sel dapat dihambat
YA, karena didalam tubulin merupakan dimer, molekul yang sudah tersusun dan diatas dua sub
unit. Dimana suatu dimer tubulin yang terdiri juga dari dua polipeptida yang sedikit agak
berbeda, tubulin A dan juga tubulin B. Dimana mikrotubulus bertambah panjang dan juga
melalui penambahan dimer tubulin, dan juga mikrotubulus yang diurai dan juga tubulinnya
digunakan agar dapat membangun mikrotubulus di tempat yang lain didalam sel juga
membentuk serta menyokong sel dan juga berperan sebagai jalur yang telah dapat disusuri
dengan organel yang telah dilengkapi oleh protein motorik. Sehingganya Jika pembentukan
mikrotubulin dihambat maka proses perbanyakan sel dapat dihambat..

Anda mungkin juga menyukai