Anda di halaman 1dari 21

Cytosol

dan
Cytoskelet
on

- Septian dwi
Pramono
- Umdatul
Muftin
-Yoeshinta
Maydina

Sitosol
Sitosol (bahasa Inggris: cytosol) adalah komponen
sel di dalam sitoplasma yang berupa cairan. Sebagian
metabolisme sel terjadi di dalamnya
Sitosol adalah bagian yang mengisi ruang antar
organela, yang memiliki volume lebih 50% volume sel.
Sitosol merupakan bagian sitoplasma yang berupa
cairan yang terdapat di sela-sela organela berselaput.
Sitosol mengandung protein dan enzim yang terlarut
di dalamnya, ARN penggandeng dan ribosom yang
berperan dalam sintesis protein. Beribu-ribu jenis
enzim yang terlibat dalam proses metabolisme
terlarut dalam sitosol. Selain itu, cairan ini penuh
dengan ribosom yang aktif mensistesis protein.
Sebagian dari protein yang berada di sitosol
berbentuk benang-benang halus yang disebut filamen.

Struktur Sitosol

Sitosol tersusun atas:


1. Air,
2. Protein,
3. Asam Amino,
4. Vitamin,
5. Nukleotida,
6. Asam Lemak,
7. Gula, Dan
8. Ion-ion
9. Dll

Cairan sitoplasma disebut sitosol


Sitosol disebut pula matriks sitoplasma.
Sifat Fisik Sitosol
Sifat fisik sitosol dapat berubah-ubah karena
mengandung protein. Pada kondisi tertentu, sitosol berada
dalam fase sol (cair) dan pada saat yang lain berada dalam
fase gel (gelatin, padat). Fase sol atau gel tergantung
kondisi sel. Sitosol dapat berubah dari fase sol ke gel
atau sebaliknya dari gel ke sol. sedangkan jika dipanaskan
akan memadat (fase gel). Pada umumnya, sitosol yang
berada di dekat membran sel (ektoplasma) bersifat gel,
sedangkan sitosol yang berada di bagian dalam sel
( endoplasma).

FUNGSI Sitosol
- Sumber bahan kimia penting bagi sel
karena di dalamnya terdapat senyawasenyawa organik terlaruk, ion-ion, gas,
molekul kecil seperti garam, asam lemak,
asam amino, nukleotida, dan molekul besar
seperti protein ARN yang membentuk koloid
- Tempat terjadinya reaksi metabolisme,
seperti glikosis, sintesis protein, dan
sitensis asam lemak

SITOSKELETON
Sitoskeleton atau kerangka sel adalah jaring
berkas-berkas protein yang menyusun sitoplasma
dalam sel.
Setelah lama dianggap hanya terdapat di sel
eukariota, sitoskeleton ternyata juga dapat
ditemukan pada sel prokariota.
Dengan adanya sitoskeleton, sel dapat memiliki
bentuk yang kokoh, berubah bentuk, mampu
mengatur posisi organel, berenang, serta merayap
di permukaan.

Struktur Sitoskeleton

Struktur

Sitoskeleton atau rangka sel tersusun atas tiga


jenis serabut yang berbeda, Ketiga filamen ini
terhubung satu sama lain dan saling
berkoordinasi. yaitu:
1.

Mikrofilamen,

2.

Mikrotubulus, dan

3.

Filamen intermediet.

Struktur Mikrofilamen
1. Mikrofilamen atau filamen aktin
Mikrofilamen adalah rantai ganda protein yang
saling bertaut dan tipis, terdiri dari protein yang
disebut aktin. Mikrofilamen berdiameter antara
5-6 nm. Karena kecilnya sehingga
pengamatannya harus menggunakan
mikroskop elektron.

Peran struktural
mikrofilamen. Luas
permukaan sel usus penyerap
nutrien ini meningkat berkat
banyaknya mikrovili
penjuluran selular yang
diperkuat oleh berkas
mikrofilamen. Filamen
filamen aktin ini tertambat ke
jejaring filamen intermediet
(TEM)

Mikrofilamen merupakan filament protein kecil yang tersusun


atas dua rantai protein aktin yang terpilin menjadi satu.
Mikrofilamen memiliki fungsi memberi tegangan pada sel,
mengubah bentuk sel, kontraksi otot, aliran sitoplasma,
perpindahan sel (misalnya psudopodia) dan pembelahan sel.
Mikrofilamen seperti mikrotubulus (pengertian mikrotubulus
dibawah), tetapi lebih lembut. Terbentuk dari komponen
utamanya yaitu protein aktin dan miosin (seperti pada otot).
Mikrofilamen berperan dalam pergerakan sel k. dan
peroksisom (Badan Mikro). Organel ini senantiasa berasosiasi
dengan organel lain, dan banyak mengandung enzim oksidase
dan katalase (banyak disimpan dalam sel-sel hati).

Struktur Mikrotubulus

2. Mikrotubulus
Mikrotubulus berbentuk benang silindris, kaku,
berfungsi untuk mempertahankan bentuk sel
dan sebagai rangka sel. Contoh organel ini
antara lain benang-benang gelembung
pembelahan. Selain itu mikrotubulus berguna
dalam pembentukan sentriol, flagela dan silia.

Sentrosom dan Sentriol pada sel


hewan, mikrotubulus tumbuh
keluar dari sentrosom, wilayah
yang sering terletak di dekat
nukleus dan dianggap sebagai
pusat pengorganisasi
mikrotubulus.

Kedua sentriol tegak lurus


satu sama lain dan masing
masing tersusun atas
sembilan sel triplet
mikrotubulus. Bagian biru
gambar mereprsentasikan
protein nontubulin yang
menghubungkan triplet
mikrotubulus (TEM)

Struktur Filamen intermediet

3.Filamen intermediet
Filamen intermedietadalah rantai molekul
protein yang berbentuk untaian yang saling
melilit. Filamen ini berdiameter 8-10 nm.
Disebutfilamen intermediet atau filamen
antarakarena berukuran diantara ukuran
mikrotubulus dan mikrofilamen. Serabut ini
tersusun atas protein yang disebut fimetin.
Akan tetapi, tidak semua sel tersusun atas
fimetin, contohnya sel kulit tersusun oleh

Fungsi Sitoskeleton adalah sebagai


berikut:
(1). Memberikan kekuatan mekanik pada sel
(2). Menjadi kerangka sel
(3). Membantu gerakan substansi dari satu
bagian sel ke bagian yang lain.

Warna hijau:
mikrotubulus
Warna merah:
mikrofilamen
Biru: Nukleus

Sitoskeleton memiliki tanggung jawab terhadap motilitas


dalam sel, seperti ketika terjadi kontraksi otot serta
siklosis, pergerakan internal dari sitoplasma.
Sitoskeleton berfungsi untuk menjaga bentuk bentuk sel
(binatang) tetap dengan desain arsitekturalnya serta
dapat berfungsi sebagai tempat berlabuh bagi organela
dalam sitosol.
Selama waktu siklosis, organel dipindahkan di sepanjang
saluran sitoskeletal di dalam sitosol
Sitoskeleton berperan untuk bertanggung jawab atas
pergerakan sel dan pergerakan eksternal seperti halnya
pergerakan amuboid dari sel darah putih serta migrasi sel
selama perkembangan.
Sitoskeleton juga memiliki peran dalam pembelahan sel.

Thanks

Anda mungkin juga menyukai