Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN BIOLOGI SEL DAN MOLEKULER

SITOSKELETON DAN MOTILITAS

Nama : Maria Yolanda Bupu

NIM : 2106050030

PROGRAM STUDI BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas Limpahan
Rahmatnya saya dapat menyelesaikan laporan pratikum yang berjudul:” Sitoskeleton dan
Motilitas” ini tepat waktu tanpa ada halangan yang berarti dan sesuai dengan harapan.

Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada Ibu Dr. Amor Tresna Karyawati selaku
dosen pengampuh mata kuliah yang telah membantu memberikan arahan dan pemahaman dalam
penyusunan laporan ini. Saya menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih banyak
kekurangan karena keterbatasan saya. Maka dari itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran
untuk menyempurnakan laporan ini. Semoga apa yang ditulis dapat bermanfaat bagi semua pihak
yang membutuhkan.

Kupang ,10 November 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................

DAFTAR ISI .................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................................

1.1 Latar Belakang ........................................................................................................

1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................................

1.3 Tujuan .....................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN ...............................................................................................

2.1 Pengertian sitoskeleton ............................................................................................

2.2 Struktur Sitoskeleton ...............................................................................................

2.3 Fungsi sitoskeleton ..................................................................................................

2.4 Pengetian motilitas ..................................................................................................

2.5 Peran Sitoskeleton dalam Motilitas ..........................................................................

BAB III PENUTUP .......................................................................................................

3.1 Kesimpulan .............................................................................................................

3.2 Saran .......................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebuah sel mampu menjalankan aktivitasnya karena ditunjang oleh system


pengangkutan dalam sel itu sendiri. Komponen yang terlibat dalam pengangkutan tersebut
adalah sitoskeleton. Selain berperan dalam pengangkutan juga berperan dalam pergerakan
sel.Sebuah sel mampu menjalankan aktivitasnya karena ditunjang oleh system pengangkutan
dalam sel itu sendiri. Komponen yang terlibat dalam pengangkutan tersebut adalah
sitoskeleton. Selain berperan dalam pengangkutan juga berperan dalam pergerakan sel

Sitoskeleton adalah sebuah kerangka yang terkandung di dalam sitoplasma sel.


Sitoskeleton ada dalam semua sel. Awalnya banyak yang menganggap bahwa sitoskeleton
hanya terdapat di dalam sel eukariotik, tetapi penelitian terbaru menunjukkan bahwa
sitoskeleton juga terdapat di dalam sel prokariotik. Sitoskeleton berupa jaring berkas-berkas
protein. Dengan adanya sitoskeleton, sel dapat memiliki bentuk yang kokoh, berubah bentuk,
mampu mengatur posisi organel, berenang, serta merayap di permukaan.

Motilitas adalah kemampuan suatu organisme untuk bergerak secara mandiri,


menggunakan energi metabolik. Berbeda dengan mobilitas, yang menggambarkan
kemampuan suatu objek untuk dipindahkan. Motilitas ditentukan secara genetik , [5] tetapi
mungkin dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Misalnya, otot memberikan motilitas hewan
tetapi konsumsi hidrogen sianida (faktor lingkungan dalam kasus ini) akan mempengaruhi
fisiologis otot yang menyebabkan otot tersebut menjadi kaku dan pada akhirnya
menyebabkan Rigor mortis
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu sitoskeleton?


2. apa struktur sitoskeleton?
3. Apa fungsi sitoskeleton?
4. Apa itu motilitas?
5. Bagaiman peran sitoskeleton dalam motiltas?
1.3Tujuan
1. Untuk mengetahui sitoskeleton
2. Untuk mengetahui struktur sitoskeleton
3. Untuk mengetahui fungsi sitoskeleton
4. Untuk mengetahui motilitas
5. Untuk mengetahui peran sitoskeleto dalam motilitas
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sitoskeleton

Sitoskeleton adalah sebuah kerangka yang terkandung di dalam sitoplasma sel.


Sitoskeleton ada dalam semua sel. Awalnya banyak yang menganggap bahwa
sitoskeleton hanya terdapat di dalam sel eukariotik, tetapi penelitian terbaru menunjukkan
bahwa sitoskeleton juga terdapat di dalam sel prokariotik. Sitoskeleton berupa jaring
berkas-berkas protein. Dengan adanya sitoskeleton, sel dapat memiliki bentuk yang
kokoh, berubah bentuk, mampu mengatur posisi organel, berenang, serta merayap di
permukaan.
2.2 Struktur Sitoskeleton

1) Mikrotubulus

Mikrotubulus atau mikrotubula adalah tabung yang disusun dari mikrotubulin.


Mikrotubulus dibagi menjadi dua, yaitu mikrotubulus singlet dan mikrotubulus doublet.
Mikrotubulus memiliki dua ujung, yaitu ujung negatif yang terhubung dengan pusat
pengatur mikrotubulus, dan ujung positif yang berada di dekat membran plasma. Organel
dapat meluncur di sepanjang mikrotubulus untuk mencapai posisi yang berbeda di dalam
sel, terutama saat pembelahan sel.
Ciri –ciri mikrotubulus

a) Berupa batang lurus dan berongga berdiameter 25 nm


b) Mempunyai Panjang 200nm-25um
c) Tabung berongga; dinding terdiri dari 13 kolom molekul tubuli
d) Dinding tabung berongga disusun dari protein globular
 Mikrotubulus menjalankan beberapa fungsi yaitu:
a) Sarana transport material di dalam sel
b) Sebagai struktur supporting bagi fungsi-fungsi organel lainnya
c) Mempertahankan bentuk sel (sebagai “balok” penahan-tekanan)
d) Pergerakan kromosom dalam pembelahan sel, serta pergerakan organel

Mikrotubulus juga dapat berfungsi untuk pergerakan sel, yaitu menggetarkan silia dan
flagel (alat bantu pergerakan yang menonjol dari sebagian sel). Silia umumnya relatif pendek
daripada flagel (panjangnya 5-10 µm vs 150 µm) dan jumlahnya lebih banyak. Sekalipun
berbeda dalam hal panjang, jumlah per sel, dan pola kibasannya, silia dan flagel sebenarnya
memiliki kesamaan ultrastruktur. Unsur-unsur aksoneme dari silia dan flagel hampir smua sama
dan berisi “9+2” susunan mikrotubula.

2) Mikrofilamen

Mikrofilamen atau filamen aktin adalah bagian dari kerangka sel (sitoskeleton) yang
berupa batang padat berdiameter sekitar 7 nm dan tersusun atas protein aktin, yaitu suatu
protein globular. Dengan bergabung dengan protein lain, mikrofilamen sering membentuk
jalinan tiga dimensi persis di dalam membran plasma yang membantu mendukung bentuk sel.
Jalinan ini membentuk korteks “lapisan sitoplasma luar” sel tersebut mempunyai kekentalan
semi padat seperti gel yang berlawanan dengan keadaan sitoplasma dalamnya yang lebih cair.
Mikrofilamen bersifat labil karena midah terakit dan mudah terurai.

 Ciri-Ciri Mikrofilamen
Dalam sel mikrofilamen biasanya ditemukan berkumpul di sekitar pinggiran, tepat di
bawah permukaan luar. Disini merka dapat mengatur bentuk sel, menanggapi perubahan
dilingkungan sekitarnya. Filamen tipis berperan dalam membentuk proyeksi kecil dari
permukaan sel, yang dikenal sebagai mikrovili. Mereka juga dapat membentuk tonjolan yang
lebih besar, memungkinkan sel untuk bergerak dengan cara seperti amoeba melintasi permukaan.
Mikrofilamen juga terlibat dalam perluasan permukaan beberapa sel kekebalan untuk menelan
zat yang tidak diinginkan.

Di dalam otot filamen aktin bergabung dengan filamen miosin sedemikian rupa sehingga
memberikan otot kekuatan dan kemampuan untuk kontraksi mereka. Filamen miosin dibundel
bersama untuk membentuk apa yang disebut filamen tebal, dengan diameter sekitar 15
nanometer. Tumpukan filamen tebal dan tumpukan filamen tipis diatur secara bergantian
sepanjang serta otot, dengan tujuan mereka sedikit tumpang tindih satu sama lain. Selama
kontraksi otot, hubungan antara filamen tipis dan tebal yang dibuat dan putus-putus,
menyebabkan filamen untuk meluncur melewati satu sama lain dalam gerakan seperti roda gigi.

Fungsi Mikrofilamen

1. Mempertahankan bentuk sel (unsur penahan-tegangan)


2. Perubahan bentuk sel
3. Kontraksi otot
4. Aliran sitoplasmik
5. Menahan tegangan “gaya tarik”
3) Filamen intermediet

Filamen intermediat merupakan bagian dari kerangka sel (sitoskeleton) yang memiliki
diameter antara 8 hingga 12 nm, lebih besar daripada diameter mikrofilamen tetapi lebih kecil
daripada diameter mikrotubula, yang fungsinya untuk menahan tarikan (seperti
mikrotubula). Filamen intermediet terdiri dari berbagai jenis yang setiap jenisnya disusun dari
subunit molekuler berbeda dari keluarga protein yang beragam yang disebut keratin.
Dibandingkan mikrofilamen dan mikrotubula yang sering dibongkar-pasang dalam berbagai
macam bagian sel. Filamen intermediet termasuk peralatan sel yang lebih permanen. Perlakuan
kimiawi yang memindahkan mikrofilamen dan mikrotubula dari sitoplasma meninggalkan
jalinan filamen intermediet yang mempertahankan bentuk aslinya. Berbagai jenis filamen
intermediet kemungkinan berfungsi sebagai kerangka keseluruhan sitoskeleton,

 Ultrastruktur Filamen Intermediat

1. Berdiameter 8-12 nm. Lebih besar dari diameter mikrofilamen namun lebih kecil dari
mikrotubulus
2. Memiliki protein fibrosa (berserat) yang sangat mengumpar menjadi kabel yang lebih tebal

 Fungsi Filamen Intermediet

1. Mempertahankan bentuk sel (unsur penahan-tegangan)


2. Tambatan nucleus dan organel lain tertentu
3. Pembentukan lamina nucleus
2.3 Fungsi Sitoskeleton

a) Mengatur distribusi dan tingkah laku dinamis dari filamen.


b) Memberikan kekuatan mekanik pada sel.
c) Sitoskeleton menjaga bentuk sel (binatang) dengan desain arsitekturalnya dan sebagai
tempat berlabuh bagi organela di dalam sitosol.
d) Menjadi kerangka sel.
e) Sitoskeleton bertanggung jawab dalam motilitas di dalam sel, seperti kontraksi otot dan
siklosis, pergerakan internal dari sitoplasma.
f) Membantu gerakan substansi dari satu bagian sel ke bagian yang lain.
g) Selama siklosis, organela dipindahkan di sepanjang saluran sitoskeletal di dalam sitosol.
h) Sitoskeleton bertanggung jawab untuk pergerakan sel dan pergerakan eksternal seperti
pergerakan amuboid dari sel darah putih dan migrasi sel selama perkembangan.
i) Sitoskeleton juga berperan dalam pembelahan sel

2.4 Pengertian Motilitas

Motilitas adalah kemampuan suatu organisme untuk bergerak secara mandiri,


menggunakan energi metabolik . Berbeda dengan mobilitas, yang menggambarkan kemampuan
suatu objek untuk dipindahkan. Motilitas ditentukan secara genetik , [5] tetapi mungkin
dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Misalnya, otot memberikan motilitas hewan tetapi konsumsi
hidrogen sianida (faktor lingkungan dalam kasus ini) akan mempengaruhi fisiologis otot yang
menyebabkan otot tersebut menjadi kaku dan pada akhirnya menyebabkan Rigor mortis.

2.5 Peran Sitoskeleton Dalam Motilitas


Aliran sitoplasma dimungkinkan oleh sitoskeleton. Proses ini, juga dikenal
sebagai siklosis, mencakup pergerakan sitoplasma di dalam sel untuk mengedarkan
nutrisi, organel, dan zat lainnya. Endositosis dan eksositosis, atau perpindahan zat masuk
dan keluar sel, juga dibantu oleh siklosis. Kontraksi mikrofilamen sitoskeletal membantu
arah aliran partikel sitoplasma. Ketika organel diseret oleh mikrofilamen yang melekat
padanya, sitoplasma mengalir ke arah yang sama.Kebanyakan sel eukariotik dan
prokariotik mengalami aliran sitoplasma. Pada protista seperti amuba, proses ini
menghasilkan pseudopodia, yang merupakan perluasan sitoplasma. Struktur ini
digunakan untuk menangkap makanan dan bergerak.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan Sitoskeleton adalah sebuah


kerangka yang terkandung di dalam sitoplasma sel. Sitoskeleton ada dalam semua sel.
Awalnya banyak yang menganggap bahwa sitoskeleton hanya terdapat di dalam sel
eukariotik, tetapi penelitian terbaru menunjukkan bahwa sitoskeleton juga terdapat di
dalam sel prokariotik. Sitoskeleton berupa jaring berkas-berkas protein. Dengan adanya
sitoskeleton, sel dapat memiliki bentuk yang kokoh, berubah bentuk, mampu mengatur
posisi organel,berenang,serta merayap di permukaan.Komponen-komponen
SitoskeletonMikrotubulus,Mikrofilamen,Filamen intermediet.
3.2 Saran

Laporan ini masih dalam pengembangan dan jauh dari sempurna, oleh karena itu
dalam pengembangannya di butuhkan saran dan kritik untuk perkembangan makalah ini
agar dapat lebih baik lagi, dan bisa bermanfaat bagi kami dan orang lain.
DAFTAR PUSTAKA

http://exactstudy.blogspot.com/2013/11/tentang-sitoskeleton.html

https://cintabiologi111506459.wordpress.com/2018/05/14/sitoskeleton/

http://oryza-sativa135rsh.blogspot.com/2010/05/struktur-dan-fungsi-sitoskeleton.html

Dwidjoseputro. 1978. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Djambatan.

Gross, Trevor dkk. 1995. Introoductory Microbiology. London: Chapmaan & hall University and
Proffesional Dinsion

Anda mungkin juga menyukai