NIM : 2106050030
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas Limpahan
Rahmatnya saya dapat menyelesaikan laporan pratikum yang berjudul:” Sitoskeleton dan
Motilitas” ini tepat waktu tanpa ada halangan yang berarti dan sesuai dengan harapan.
Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada Ibu Dr. Amor Tresna Karyawati selaku
dosen pengampuh mata kuliah yang telah membantu memberikan arahan dan pemahaman dalam
penyusunan laporan ini. Saya menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih banyak
kekurangan karena keterbatasan saya. Maka dari itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran
untuk menyempurnakan laporan ini. Semoga apa yang ditulis dapat bermanfaat bagi semua pihak
yang membutuhkan.
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
1) Mikrotubulus
Mikrotubulus juga dapat berfungsi untuk pergerakan sel, yaitu menggetarkan silia dan
flagel (alat bantu pergerakan yang menonjol dari sebagian sel). Silia umumnya relatif pendek
daripada flagel (panjangnya 5-10 µm vs 150 µm) dan jumlahnya lebih banyak. Sekalipun
berbeda dalam hal panjang, jumlah per sel, dan pola kibasannya, silia dan flagel sebenarnya
memiliki kesamaan ultrastruktur. Unsur-unsur aksoneme dari silia dan flagel hampir smua sama
dan berisi “9+2” susunan mikrotubula.
2) Mikrofilamen
Mikrofilamen atau filamen aktin adalah bagian dari kerangka sel (sitoskeleton) yang
berupa batang padat berdiameter sekitar 7 nm dan tersusun atas protein aktin, yaitu suatu
protein globular. Dengan bergabung dengan protein lain, mikrofilamen sering membentuk
jalinan tiga dimensi persis di dalam membran plasma yang membantu mendukung bentuk sel.
Jalinan ini membentuk korteks “lapisan sitoplasma luar” sel tersebut mempunyai kekentalan
semi padat seperti gel yang berlawanan dengan keadaan sitoplasma dalamnya yang lebih cair.
Mikrofilamen bersifat labil karena midah terakit dan mudah terurai.
Ciri-Ciri Mikrofilamen
Dalam sel mikrofilamen biasanya ditemukan berkumpul di sekitar pinggiran, tepat di
bawah permukaan luar. Disini merka dapat mengatur bentuk sel, menanggapi perubahan
dilingkungan sekitarnya. Filamen tipis berperan dalam membentuk proyeksi kecil dari
permukaan sel, yang dikenal sebagai mikrovili. Mereka juga dapat membentuk tonjolan yang
lebih besar, memungkinkan sel untuk bergerak dengan cara seperti amoeba melintasi permukaan.
Mikrofilamen juga terlibat dalam perluasan permukaan beberapa sel kekebalan untuk menelan
zat yang tidak diinginkan.
Di dalam otot filamen aktin bergabung dengan filamen miosin sedemikian rupa sehingga
memberikan otot kekuatan dan kemampuan untuk kontraksi mereka. Filamen miosin dibundel
bersama untuk membentuk apa yang disebut filamen tebal, dengan diameter sekitar 15
nanometer. Tumpukan filamen tebal dan tumpukan filamen tipis diatur secara bergantian
sepanjang serta otot, dengan tujuan mereka sedikit tumpang tindih satu sama lain. Selama
kontraksi otot, hubungan antara filamen tipis dan tebal yang dibuat dan putus-putus,
menyebabkan filamen untuk meluncur melewati satu sama lain dalam gerakan seperti roda gigi.
Fungsi Mikrofilamen
Filamen intermediat merupakan bagian dari kerangka sel (sitoskeleton) yang memiliki
diameter antara 8 hingga 12 nm, lebih besar daripada diameter mikrofilamen tetapi lebih kecil
daripada diameter mikrotubula, yang fungsinya untuk menahan tarikan (seperti
mikrotubula). Filamen intermediet terdiri dari berbagai jenis yang setiap jenisnya disusun dari
subunit molekuler berbeda dari keluarga protein yang beragam yang disebut keratin.
Dibandingkan mikrofilamen dan mikrotubula yang sering dibongkar-pasang dalam berbagai
macam bagian sel. Filamen intermediet termasuk peralatan sel yang lebih permanen. Perlakuan
kimiawi yang memindahkan mikrofilamen dan mikrotubula dari sitoplasma meninggalkan
jalinan filamen intermediet yang mempertahankan bentuk aslinya. Berbagai jenis filamen
intermediet kemungkinan berfungsi sebagai kerangka keseluruhan sitoskeleton,
1. Berdiameter 8-12 nm. Lebih besar dari diameter mikrofilamen namun lebih kecil dari
mikrotubulus
2. Memiliki protein fibrosa (berserat) yang sangat mengumpar menjadi kabel yang lebih tebal
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Laporan ini masih dalam pengembangan dan jauh dari sempurna, oleh karena itu
dalam pengembangannya di butuhkan saran dan kritik untuk perkembangan makalah ini
agar dapat lebih baik lagi, dan bisa bermanfaat bagi kami dan orang lain.
DAFTAR PUSTAKA
http://exactstudy.blogspot.com/2013/11/tentang-sitoskeleton.html
https://cintabiologi111506459.wordpress.com/2018/05/14/sitoskeleton/
http://oryza-sativa135rsh.blogspot.com/2010/05/struktur-dan-fungsi-sitoskeleton.html
Gross, Trevor dkk. 1995. Introoductory Microbiology. London: Chapmaan & hall University and
Proffesional Dinsion