SITOSKELETON
MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Biologi Sel
Yang dibina oleh Ibu Siti Imroatul Maslikah, S.Si., M.Si.
Oleh:
Azhari Ulfah Aida (150341607261)
Fitria Rahma Afiva (150341607305)
Hanina Salmah (150341600427)
Ira Hayani (150341601970)
Izmi Latifa Navida (150341600211)
Ludfi Rachma Fadillah (150341601420)
KELOMPOK 3
OFERING B
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada masa-masa awal digunakannya mikroskopi elektron, para ahli biologi berfikir bahwa
organel sel eukaryotik mengambang bebas dalam sitosol. Tetapi penyempurnaan mikroskopi
cahaya dan mikroskopi elektron telah mengungkapkan adanya sitoskeleton, jaringan serabut yang
membentang di seluruh sitoplasma. Sitoskeleton memainkan peran utama dalam pengorganisasian
struktur dan aktivitas sel, yaitu dalam proses pengangkutan dan pergerakan sel.
Sitosol adalah bagian dari sitoplasmayang mengisi ruang antar organela, volumenya
kurang lebih 50% volume sel. Sitosol mengandung protein dan enzim yang terlarut didalamnya,
antara lain enzim untuk glikolisis dan enzim pengangkut asam-asam amino yang akan disintesis
menjadi protein. Pada sitosol juga terdapat ARN penggandeng dan ribosom yang penting untuk
sistesis protein.
Sitoskeleton terdiri dari mikrofilamen, mikrotubulus, dan filamen intermedier. Dari ketiga
penyusun sitoskeleton tersebut terdiri dari berbagai struktur. Dalam hal pengertian masing-masing
struktur penyusun sitoskeleton tersebut mungkin sebagian dari kita mengalami kesulitan dalam
memahami lebih dalam tentang sitoskeleton.
Oleh sebab itu, makalah kami akan mencoba menjelaskan tentang sruktur atau bagian-
bagian dari sitoskeleton dan sitosol. Insyaallah makalah ini bisa membantu mempermudah kita
dalam memahami sitoskeleton dan sitosol.
1.3 Tujuan
1. Menjelaskan struktur pada sitoskeleton.
2. Memaparkan fungsi dari sitoskeleton.
3. Menjelaskan struktur dan macam pada sitoskeleton.
4. Memaparkan fungsi dari sitoskeleton.
BAB II
PEMBAHASAN
3. Filamen Intermediet
Filamen ini rata-rata berdiameter 10 nm, berbentuk serat mirip tali, dan lebih stabil (sangat
terikat) daripada mikrovili. Filamen ini hanya terdapat di dalam sel hewan dan berlokasi di
sitoplasma dan inti sel. Seperti aktivitas filamen lainnya, filamen intermediat berfungsi untuk
menjaga bentuk sel. Filamen menengah mengatuf struktur internal sel, penahan organel, dan
sebagai komponen struktur lamina nuklir dan sarkomer. Filamen intermediet memberi kekuatan
mekanis pada sel sehingga sel tahan terhadap tekanan dan peregangan yang terjadi pada dinding
sel. Filamen ini juga memberi kekuatan pada dinding sel.
Pembentukan filamen intermediet didasarkan pada polimerisasi filamen. Dua monomer
filamen bergabung membentuk struktur coil. Dimer ini akan bergabung dengan dimer lainnya
membentuk tetramer, tetapi posisinya saling tidak paralel. Ketidakparalelan ini membuat tetramer
dapat berasosiasi dengan tetramer lain (mirip struktur penyusunan batu bata). Pada akhirnya,
tetramer-tetramer bergabung membentuk sebuah array heliks.
3.1 Kesimpulan
1. Struktur pada sitosol komponen dasar sel yang berbentuk koloid polifase yang dalamnya
mengandung nutrien, ion, enzim, bermacam-macam garam, beberapa molekul organik dan air dan
terdapat pula struktur-struktur yang lebih besar di dalam nukleus.
2. Fungsi dari sitosol adalah sebagai tempat organel sel, berperan penting dalam biosintesis dan
biogenetik, melindungi organel dari benturan, sebagai tempat penyimpanan bahan-bahan kimia
yang penting untuk kegiatan metabolisme, menjamin berlangsungnya pertukaran zat agar
metabolisme berjalan dengan baik, menjaga bentuk dan konsistensi sel, sebagai perantara transfer
bahan atau zat dari luar sel ke organel atau inti sel.
3. Struktur dan macam sitoskeleton mengandung tiga jenis filamen sitoskeleton, yaitu mikrotubulus,
filamen intermediat, dan mikrofilamen. Ketiga filamen ini terhubung satu sama lain dan saling
berkoordinasi.
4. Fungsi dari sitoskeleton adalah menahan dan mempertahankan bentuk sel, sebagai jaringan jalur
yang memandu gerakan material dalam sel, membentuk silia dan flagella sebagai alat pergerakan
sel, komponen penting dalam pembelahan sel.
3.2 Saran
Ada beberapa saran yang
ditujukan penulis terhadap pembaca yaitu setelahmembaca makalah ini pembaca dapat memaha
mi dan menyalurkan ilmu yang sudahdidapat kepada orang lain agar ilmu yang
diperoleh bermanfaat untuk lingkungan sekitar.Dengan mempelajari tentang sitosol dan
sitoskeleton pembaca diharapkan mampu mengetahui dan memahami struktur dan fungsi dari
sitoskeleton dan sitosol.
DAFTAR RUJUKAN
Bawa, Wayan. 1988. Dasar – dasar Biologi Sel. Jakarta : Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan.
Karp, Gerald. 1984. Cell biology, second edition. Singapura : McGraw-Hill.
Pamungkas, Abee. 2012. Mikrofilamen.(online).http://www.diwarta.com/2012/04/20/mikrofilamen-
sebagai-penyusun-sitoskeleton.html, diakses 7 Februari
Robertis & Robertis. 1987. Cell and molecular biology. Philadelphia : Lea & Febiger.
Yatim, Wildan. 1996. Biologi Modern : Biologi sel. Bandung : Tarsito.