Anda di halaman 1dari 19

SITOSKELETON

Makalah ini diajukan untuk memenuhi

Tugas mata kuliah

Biologi Sel

Dosen pengampu Yulianti, SP., M.Pd

oleh :

Nama NPM

M. Hasan Ghazali 306.16.24.059

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA

(STKIP PGRI)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

BANJARMASIN 2020
Kata Pengantar         
  Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan
karunia-Nya saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Sitosol” Tujuan penulisan
makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas matakuliah Biologi Sel. Dengan segala
kerendahan hati saya mengakui makalah ini masih jauh dari sempurna, karena pengetahuan,
kemampuan dan pengalaman saya yang masih sangat terbatas. Oleh karena itu, apabila ada
saran dan kritik dari semua pihak akan saya terima dengan tangan terbuka untuk perbaikan
makalah ini di masa mendatang. Walaupun demikian, saya berharap semoga makalah ini
bermanfaat bagi saya khususnya, serta bagi pembaca pada umumnya. 

Banjarmasin, 31 Maret 2020

Penyusun

i
DARTAR ISI

Kata Pengantar.....................................................................................................i

Daftar isi...............................................................................................................ii

BAB I Pendahuluan..........................................................................................1-2

1.1 Latar Belakang........................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..................................................................................1

1.3 Tujuan......................................................................................................2

BAB II Pembahasan.......................................................................................3-11

2.1 pengertian sitoskeleton...........................................................................3

2.2 bagian-bagian sitoskeleton....................................................................4

2.3 fungsi sitosol..........................................................................................11

BAB III Penutup................................................................................................12

3.1 Kesimpulan.............................................................................................13

Daftar Pustaka...................................................................................................15

ii
iii
Bab I
Pendahuluan
1.1    Latar Belakang Masalah
Ketika membahas mengenai sel, pasti kita akan membayangkan tentang benda
yang sangat kecil dan rentan hancur, karena bagian penyusunnya banyak terdiri dari
cairan. Tetapi jika kita telah dan amati lebih dalam, selain memiliki dinding sel, sel
juga memiliki benang-benang halus (filamen) yang dinamis, selalu terkait dan terurai.
Benang-benang halus yang merupakan protein dan sebagai kerangka sel tersebut dapat
kita jumpai di dalam sitosol, sehingga disebut dengan sitoskeleton yang terdiri dari kata
cyto (sel) dan skeleton (rangka).
Seorang ilmuwan bernama Keith Porter dan sejawatnya berhasil melihat sel
dengan menggunakan teknik HVEM (High Voltage Electron Microscope), yaitu suatu
cara untuk melihat sel tanpa penyelubungan (embeding). Pengamatan dengan teknik ini
menunjukkan bahwa bagian sitoplasma yang berada di sela-sela organela tampak penuh
dengan anyaman trimata benang-benang yang sangat halus (filamen-filamen). Anyaman
ini disebut dengan jala-jala mikrotrabekula yang lebih dikenal dengan istilah
sitoskeleton.
Protein-protein yang saling berikatan dan membentuk suatu jaring-jaring
tersebut, disebut dengan sitoskelet atau kerangka sel. Sitoskelet ini juga berfungsi
memberi bentuk sel, mengatur kemampuan sel bergerak dan kemampuan mengatur
orgenel-organel serta memindahkan organel-organel itu dari satu bagian ke bagian sel
yang lain. Pada sel eukariotik, sitoskeleton atau rangka sel tersusun atas tiga jenis
serabut yang berbeda berdasarkan struktur dan garis tengahnya, yaitu: mikrofilamen,
mikrotubulus, dan filament intermediet. ketiga penyusun sitoskeleton tersebut  terdiri
dari berbagai struktur. Dalam hal pengertian masing-masing struktur penyusun
sitoskeleton tersebut mungkin sebagian dari kita mengalami kesulitan dalam memahami
lebih dalam tentang sitoskeleton. Oleh sebab itu,makalah saya ini akan mencoba
menjelaskan tentang sruktur atau bagian-bagian dari sitoskeleton. Insya allah makalah
ini bisa membantu mempermudah kita dalam memahami materi sitoskeleton.
                                                                                                                                    
1.2    Rumusan masalah
1. Bagaimana struktur sitoskeleton?
2. Apa saja bagian- bagian dari sitoskeleton?

1
1.3    tujuan
tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk mengetahui tentang seluk – beluk dari
sitoskeleton.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 pengertian sitoskeleton

Istilah dan konsep dari sitoskeleton atau cytosquelette (bahasa Perancis) pertama
kali diperkenalkan oleh Paulus Wintrebert pada tahun 1931. Sitoskeleton (kerangka
sel) adalah jaring berkas-berkas protein yang terdapat di dalam sitosol dan mengelilingi
inti sel (nukleus) yang menyusun sitoplasma eukariota. Sitoskeleton memiliki peranan
penting dalam pengorganisasian struktur dan aktivitas sel.

3
Fungsi yang jelas dari sitoskeleton adalah untuk memberikan dukungan mekanis
pada sel dan mempertahankan bentuknya. Sitoskeleton merupakan tempat bergantung
banyak organel bahkan molekul enzim sitosol. Sitoskeleton lebih dinamis dari pada
rangka hewan.
Sitoskeleton juga terlibat dalam beberapa jenis motilitas (gerak) sel. Motilitas sel
di sini mencakup perubahan tempat sel maupun pergerakan bagian sel yang lebih
terbatas. Motilitas membutuhkan interaksi sitoskeleton dengan protein yang disebut
motor. Molekul motor sitoskeleton menggoyangkan silia dan flagela. Molekul ini juga
menyebabkan semua otot berkontraksi. Vesikula mungkin berjalan ke tujuannya dalam
sel disepanjang mono-rel yang disediakan oleh sitoskeleton, dan sitoskeleton
memanipulasi membran plasma untuk membentuk vakuola makanan selama fagositosis.
Aliran sitoplasma yang mensirkulasi materi dalam banyak sel tumbuhan besar
merupakan jenis lain gerak seluler yang disebabkan oleh komponen sitoskeleton.
Sitoskeleton eukariota dibagi atas tiga jenis bagian serabut yang berbeda, yaitu:
mikrotubulus, filamen intermediet, dan mikrofilamen.

4
5
2.2 bagian-bagian sitoskeleton
FILAMEN
MIKROTUBULUS MIKROFILAMEN
INTERMEDIET
STRUKTUR Tabung berongga Filamen liat yang Filamen fleksibel
yang kaku dan tidak fleksibel dan dapat yang tidak dapat
dapat diregangkan diregangkan diregangkan
DIAMETER 25 nm 10–12 nm 8 nm
SUBUNIT Tubulin, dimer dari α- ~70 jenis protein Aktin
tubulin dan β-tubulin
FUNGSI Pendukung, transpor Pendukung Motilitas dan
UTAMA intraselular, kontraksi
organisasi sel
DITEMUKAN Semua eukariota Hewan Semua eukariota
PADA
LOKASI Sitoplasma Sitoplasma dan Sitoplasma
SELULAR nukleus

A. Mikrotubula

6
Mikrotubula adalah tabung yang disusun dari mikrotubulin dan bersifat lebih
kokoh dari aktin. Mikrotubula merupakan serabut penyusun sitoskeleton terbesar
dengan diameter kira-kira 25 nm yang tersusun atas bola-bola molekul yang disebut
tubulin dan dapat membentuk organel berupa sentriol ( berbentuk silindris dan disusun
oleh mikrotubulus dengan sangat teratur, saat membelah  akan membentuk benang-
benang gelendong inti ), silia dan flagella ( merupakan tonjolan yang dapat bergerak
bebas dan dijulurkan ). Mikrotubula memiliki dua ujung yaitu ujung negatif yang
terhubung dengan pusat pengatur mikrotubula, dan ujung positif yang berada di dekat
membran plasma. Organel dapat meluncur di sepanjang mikrotubula untuk mencapai
posisi yang berbeda di dalam sel, terutama saat pembelahan sel. Mikrotubula ditemukan
dalam sitoplasma semua sel eukariotik.

1. Struktur mikrotubulus
Struktur Mikrotubulus berupa batang lurus dan berongga (diameter sekitar 25
nm dan panjang 200 nm-25 µm). Dinding tabung berongga dan dibangun dari protein
globular yang disebut tubulin. Ada dua jenis protein tubulin penyusun tubulin, yaitu
tubulin α dan tubulin β.

2. SILIA DAN SENTRIOL

7
Silia adalah benang tipis setebal 0,25 μm dengan bundel mikrotubulus di
bagian intinya. Dinding dari silia adalah 9 pasang mikrotubulus dan bagian tengah dari
benang ini adalah 2 mikrotubulus yang tidak berpasangan, yang biasa disebut axoneme.
Struktur ini sering disebut sebagai "Struktur 9+2". Silia berfungsi menggerakkan fluida
di permukaan sel dan menggerakkan sel di dalam fluida.

Sentriol adalah struktur berbentuk tabung yang terbentuk dari mikrotubulus


dengan lebar 0,2 μm dan panjangnya 0,4 μm. Sentriol berfungsi membentuk benang
spindel untuk memisahkan kromosom. Mikrotubulus berkelompok membentuk 3
mikrotubulus yang tersusun secara paralel. Sembilan kelompok semacam ini
membentuk dinding sentriol. Tiap kelompok tidak tegak lurus dengan inti tabung, tetapi
agak miring.

B. Filamen intermediet (Serabut antara)


1. Pengertian filamen antara atau filamen intermediet
Filamen antara (Filamen Intermediet) merupakan serabut penyusun
sitoskeleton berupa rantai molekul protein yang berbentuk untaian yang saling melilit.
Disebut serabut antara karena berukuran diantara ukuran mikrotubulus dan
mikrofilamen Melintang membentuk tubulus dan setiap tubulus di bangun oleh 4 atau 5
protofilamen. Pada sel epidermis disebut tonofilamen, dan pada sel  saraf disebut
neurofilamen filamen antara berukuran 8-12 nm, yang dapat berbentuk tunggal atau
kelompok. Filamen antara tersusun atas protein yang disebut fimentin.
Filamen merupakan peralatan sel yang lebih permanen daripada mikrotubulus
dan mikrofilamen yang sering dibongkar pasang dalam berbagai macam keadaan sel.
Perlakuan kimiawi yang memindahkan mikrotubulus dan mikrofilamen dari sitoplasma
meninggalkan jalinan filamen intermediet dalam bentuk aslinya.

8
Filament inermediet sangat resisten terhadap peregangan dan tidak terlalu
sensitive terhadap agen kimia serta lebih sulit untuk dilarutkan. Karena sifat tidak
larutnya inilah filament intermedia dianggap memiliki struktur yang cenderung
permanen dan tidak berubah-ubah. Bagaimanapun juga sebuah penemuan menyatakan
bahwa ketika sub unit keratin disuntikkan dalam kultur sel kulit, ternyata sub unit
tersebut  tidak bergabung di ujung filament akan tetapi sub unit tersebut berada di
interior filament.

2. Beberapa tipe dari Filamen Intermediet :

Rata-rata Perkiraan
Protein Filamen massa jumlah Di distribusikan ke
Jenis
Intermediet molekul polypeptida jaringan
(*10-3)
Keratin (acidic) I 40-64 >25 Epitel
Keratin (basic) II 53-67 >25 Epitel
Vimentin III 54 1 Mesenchymal cell
Desmin III 53 1 Otot
GFAP Glial cell,
III 50 1
astrocytes
Peripherin III 57 1 Peripheral neurons
Neurofilament Saraf pusat dan
protein peripheral nerves
NF-L IV 62 1
NF-M IV 102 1
NF-H IV 110 1
Lamin protein Semua sel
Lamin A V 70 1

9
Lamin B V 67 1
Lamin C V 60 1
Nestin VI 240 1 Heterogeneus

3. Fungsi filamen intermediet

a. Memperkuat bentuk sel dan posisi organel tertentu


Misalnya nukleus yang umunya terletak dalam suatu tempat yang terbuat
dari filamen antara, tetap berada ditempatnya karena adanya cabang-
cabang filamen yang membentang ke dalam sitoplasma.
b.    Pembentukan laminan nukleus
Filamen antara yang lain membentuk lamina nukleus yang melapisi bagian
dalam selubung nukleus.
c.   Filamen antara mendukung sel
Uluran panjang ( akson ) dari sel saraf yang menghantarkan impuls
diperkuat oleh satu kelas filamen antara.

C. Mikrofilamen atau filamen aktin


1. Pengertian mikrofilamen
Mikrofilamen  adalah rantai ganda protein yang saling bertaut  dan tipis,
terdiri dari protein yang disebut aktin. Mikrofilamen berdiameter antara
5-9 nm dan diameter dirancang untuk menanggung sejumlah besar ketegangan. Dalam
asosiasi dengan myosin, mikrofilamen membantu untuk menghasilkan kekuatan yang
digunakan dalam kontraksi sel dan gerakan sel dasar. Filamen juga memungkinkan
sebuah sel membagi untuk menggentas menjadi dua sel dan terlibat dalam gerakan
amoeboid jenis tertentu dari sel.
Tidak seperti mikrotubulus yang biasanya memperpanjang keluar dari sentrosom
di sel, mikrofilamen biasanya berinti pada membran plasma. Oleh karena itu, pinggiran
(tepi) dari sel umumnya mengandung konsentrasi tertinggi mikrofilamen. Sejumlah
faktor eksternal dan sekelompok protein khusus mempengaruhi karakteristik
microfilament, sehingga memungkinkan mereka untuk membuat perubahan yang cepat

10
jika diperlukan, bahkan jika filamen harus benar-benar dibongkar di satu wilayah sel
dan dipasang kembali di tempat lain. Ketika ditemukan langsung di bawah membran
plasma, mikrofilamen dianggap sebagai bagian dari korteks sel, yang mengatur bentuk
dan gerakan permukaan sel. Akibatnya, mikrofilamen memainkan peran kunci dalam
pengembangan berbagai proyeksi permukaan sel.

2. Struktur mikrofilamen

Rantai-rantai filamen ini tersusun atas bola-bola molekul protein yang disebut
aktin. Aktin dibangun oleh suatu protein struktural aktin yang mempunyai dua bentuk,
yakni :

1. Protein globuler monomer (G-aktin) BM 43.000 Dal


2. Protein serabut atau filamen aktin (F-aktin)

Mikrofilamen tersusun dari elemen fibrosa dengan diameter 60 Angstrom terdiri

dari protein aktin dan juga mikrofilamen miosin dan tropomiosin yang banyak di sel
otot. Aktin adalah protein globuler dengan BM 42.000 Dalton. Merupakan protein
terbanyak yang terdapat dalam sel eukariota hampir 5% dari seluruh protein sel. Dalam
bentuk monomer disebut aktin G, jika terkait dalam bentuk filamen disebut aktin F.
Aktin sifatnya labil artinya mudah terkait dan mudah terurai. Aktin diketahui
merupakan protein kontraktil yang terlibat dalam proses-proses yang terjadi di dalam sel
antara lain sitokinesis, aliran plasma, gerakan sel, gerakan mikrofili intestinal.
3. Fungsi mikrofilamen

11
Mikrofilamen mempunyai beberapa fungsi, yaitu :
1) Menahan tegangan (gaya tarik).
2) Mempertahankan bentuk sel
3) Berperan dalam perubahan bentuk sel kontraksi otot.
4) Mikrofilamen biasanya membentuk jaringan sub membran plasma untuk
mendukung  bentuk sel.
5) Kontraksi otot (filamen aktin berantian dengan serat yang lebih tebal dari
miosin, membentuk protein motor, dalam jaringan otot).
6) Siklosis (pergerakan komponen sitoplasma di dalam sel).
7) Pergerakan ‘amuboid’ dan fagositosis. 
8) Bertanggung jawab untuk pemutusan galur pada sitokinesis.
Mikrofilamen merupakan batang padat, disebut juga filament aktin, karena filament
ini tersusun dari molekul aktin, suatu protein globular.Mikrofilamen adalah rantai
ganda protein yang saling bertaut dan tipis. Mikrofilamen berdiameter antara 5-7 nm.
Karena kecilnya sehingga pengamatannya harus menggunakan mikroskop arring.

2.3 Fungsi sitoskeleton


Secara keseluruhan, adapun fungsi-fungsi dari sitoskeleton adalah :
1) Memberikan dukungan mekanis pada sel dan mempertahankan bentuknya.
2) Mengatur distribusi dan tingkah laku dinamis dari filamen.
3) Sitoskeleton menjaga bentuk sel (binatang) dengan desain arsitekturalnya dan
sebagai tempat berlabuh bagi organela di dalam sitosol.
4) Sitoskeleton bertanggung jawab atas motilitas di dalam sel, seperti kontraksi otot
dan siklosis, pergerakan internal dari sitoplasma.
5) Selama siklosis, organela dipindahkan di sepanjang saluran sitoskeletal di dalam
sitosol.
6) Sitoskeleton bertanggung jawab atas pergerakan sel dan pergerakan eksternal
seperti pergerakan amuboid dari sel darah putih dan migrasi sel selama
perkembangan.
7) Sitoskeleton juga berperan dalam pembelahan sel.
BAB III

12
3.1  Kesimpulan
- Istilah dan konsep dari sitoskeleton atau cytosquelette (bahasa Perancis)
pertama kali diperkenalkan oleh Paulus Wintrebert pada tahun 1931.
- Sitoskeleton (kerangka sel) adalah jaring berkas-berkas protein yang terdapat
di dalam sitosol dan mengelilingi inti sel (nukleus) yang menyusun sitoplasma
eukariota. Sitoskeleton memiliki peranan penting dalam pengorganisasian
struktur dan aktivitas sel.
- Sitoskeleton terdiri dari mikrotubulus, filamen intermediet, dan mikrofilamen.
- Mikrotubulus adalah tabung yang disusun dari mikrotubulin dan bersifat lebih
kokoh dari aktin. Mikrotubula merupakan serabut penyusun sitoskeleton terbesar
dengan diameter kira-kira 25 nm yang tersusun atas bola-bola molekul yang
disebut tubulin dan dapat membentuk organel berupa sentriol ( berbentuk
silindris dan disusun oleh mikrotubulus dengan sangat teratur, saat membelah 
akan membentuk benang-benang gelendong inti ), silia dan flagella ( merupakan
tonjolan yang dapat bergerak bebas dan dijulurkan ). 
- Filamen Intermediet merupakan serabut penyusun sitoskeleton berupa rantai
molekul protein yang berbentuk untaian yang saling melilit. Disebut serabut
antara karena berukuran diantara ukuran mikrotubulus dan
mikrofilamen Melintang membentuk tubulus dan setiap tubulus di bangun oleh 4
atau 5 protofilamen.
- Mikrofilamen  adalah rantai ganda protein yang saling bertaut  dan tipis,
terdiri dari protein yang disebut aktin. Mikrofilamen berdiameter
antara 5-9 nm dan diameter dirancang untuk menanggung sejumlah besar
ketegangan. Dalam asosiasi dengan myosin, mikrofilamen membantu untuk
menghasilkan kekuatan yang digunakan dalam kontraksi sel dan gerakan sel
dasar.
- Fungsi sitoskeleton adalah :
a) Memberikan dukungan mekanis pada sel dan mempertahankan bentuknya.
b) Mengatur distribusi dan tingkah laku dinamis dari filamen.
c) Sitoskeleton menjaga bentuk sel (binatang) dengan desain arsitekturalnya dan
sebagai tempat berlabuh bagi organela di dalam sitosol.

13
d) Sitoskeleton bertanggung jawab atas motilitas di dalam sel, seperti kontraksi
otot dan siklosis, pergerakan internal dari sitoplasma.
e) Selama siklosis, organela dipindahkan di sepanjang saluran sitoskeletal di
dalam sitosol.
f) Sitoskeleton bertanggung jawab atas pergerakan sel dan pergerakan eksternal
seperti pergerakan amuboid dari sel darah putih dan migrasi sel selama
perkembangan.
g) Sitoskeleton juga berperan dalam pembelahan sel.

14
Daftar Pustaka
https://www.seputarpengetahuan.co.id
https://www.dosenpendidikan.co.id
https://genggaminternet.com
https://www.artikelsiana.com
htps://id.m.wikipedia.org

15

Anda mungkin juga menyukai