MIKROTUBULUS
DOSEN PENGAMPU :
DEVI CYNTIA,S.SI.,M.IMUN
DISUSUN OLEH :
TAHUN 2022
i
KATA PENGATAR
Puji dan syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat dan karunianya kepada kami sehingga kami dapat
menyelesaikan panulisan makalah ini yang berjudul “Mikrotubulus”.
Selawat beriringkan salam juga tidak lupa kami sampaikan kepada Nabi
kita Muhammad SAW, karena dengan berkat kegigihan dan kesabaran beliaulah
kita dapat menuntut ilmu pengetahuan seperti sekarang ini.
Pada kesempatan ini kami ingin mengucapkan terima kasih kepada Dosen
pembimbing, yang telah bersedia meluangkan sedikit waktu untuk membimbing
dan membantu kami dalam proses penyelesaian makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, baik dari
cara penulisan maupun isi yang terkandung di dalamnya. Oleh karena itu, kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun sehingga kami
dapat berkarya dengan lebih baik di masa yang akan datang.
Akhirnya dengan satu harapan dari kami, semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi rekan-rekan pembaca umumnya.
Amiin Yarabbal ‘alamin.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman :
Kata Pengatar ..................................................................................................... ii
Daftar Isi ............................................................................................................. iii
BAB I Pendahuluan
1.1. Latar Belakang ................................................................................ 1
1.2. Tujuan ............................................................................................ 1
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
Dengan adanya bahasan materi ini, diharapkan mahasiswa dapat:
1. Mengetahui bagian-bagian dari mikrotubulus
2. Memahami proses pembentukan mikrotubulus
3. Mengetahui fungsi mikrotubulus
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
mikrotubulus untuk mencapai posisi yang berbeda di dalam sel, terutama saat
pembelahan sel.
3
globular yang terikat erat. Subunit-subunit tersebut merupakan protein sejenis
yang diberi nama α-tubulin dan β-tubulin. Masing-masing protein terdiri dari
ikatan polipeptida tunggal yang panjangnya sekitar 500 asam amino. Spiral ini
membentuk tabung berlubang yang panjangnya dari 200 nm hingga 25 µm dengan
diameter 25 nm dan tebal 5nm. Mikrotubulus dapat dibongkar dan tubulinnya
digunakan untuk membangun mikrotubulus di mana saja di dalam sel. Molekul
tubulin selama ini hanya dijumpai di sel-sel eukariota, terutama di otak vertebrata.
Jika mikrotubul dianalisis kandungan kimianya, maka ditemukan kandungan
kesemuanya protein yang satu α-tubulin dan yang lain β-tubulin. Kedua protein
tersebut diperkirakan berat molekulnya kira-kira 54.000 dalton yang mempunyai
hubungan dengan struktur dan urutan asam amino yang kiranya berasal dari
leluhur protein pada awal periode evolusi. Penambahan untuk tubulin yang mana
tercatat 80-95% dari kandungan protein di mikrotubul ialah MAPs (Microtubule-
associated proteins) yang juga hadir di organel dan sekarang ini sedang diteliti
secara intensive.
4
Dalam banyak sel, mikrotubulus tumbuh dari sentrosom, suatu daerah
yang terletak dekat nukleus. Mikrotubulus memanjang dengan menambah
molekul tubulin di ujung-ujungnya. Tubulin dapat berpolimerisasi membentuk
mikrotubulus. Percobaan polimerisasi dapat dibuat dengan campuran tubulin,
larutan penyangga, dan GTP pada suhu 37 °C. Dalam tahapannya, jumlah polimer
mikrotubulus mengikuti kurva sigmoid. Pada fase lag, tiap molekul tubulin
berasosiasi untuk membentuk agregat yang agak stabil. Beberapa di antaranya
berlanjut membentuk mikrotubulus. Saat elongasi, tiap subunit berikatan dengan
ujung ujung mikrotubulus. Saat fase plato, (mirip fase log pada pembelahan sel),
polimerisasi dan depolimerisasi berlangsung secara seimbang karena jumlah
tubulin bebas yang ada pas-pasan.
5
sebabkan oleh susunan profilamen yang sejajar satu terhadap yang lain dan sesuai
dengan polaritas masing-masing.
6
bintik kecil yang berbentuk bintang, oleh karena itu disebut aster terletak di dekat
inti. Pancaran benang-benang halus itu memanjang ke arah tepi sel. Sampai
penyebaran awal terbentuk kembali. Daerah tempat timbulnya aster disebut
MTOC (microtubule organizing center). Dengan menggunakan perunut, dapat
diketahui bahwa kutub negative mikrotubulus berada di daerah MTOC sedangkan
kutub positifnya menjauhi MTOC.
7
Beberapa organel yang tersusun dari mikrotubulus adalah sentriol, silia dan
flagella.
8
Di dalam sentrosom sel hewan terdapat sepasang sentriol, masing-masing
tersusun atas sembilan pasang triplet mikrotubula yang tersusun dalam suatu
cincin. Masing-masing triplet terdiri dari satu mikrotubul lengkap dan dua
mikrotubul tidak lengkap (salah satu C hilang). Triplet disusun secara paralel satu
dengan yang lainnya dan membentuk badan silindris yang berdiameter dari 150-
250nm. Sembilan kelompok semacam ini membentuk dinding sentriol. Tiap
kelompok tidak tegak lurus dengan inti tabung, tetapi agak miring. Sentriol
terbentuk dari polimerisasi dimer-dimer (gabungan dari tubulin alfa dan tubulin
beta) yang jumlahnya sembilan dan dihubungkan ke pusat (hub) oleh protein.
Cincin tertutup akan bertambah panjang karena pertambahan dimer-dimer yang
membentuknya. Dibagian dasar akan membentuk cincin terbuka 1 yang
menempel pada bagian basal cincin tertutup. Bagian dasar cincin terbuka 1 akan
terbentuk cincin terbuka 2 yang menempel pada bagian dasar cincin terbuka 1.
Cincin terbuka 1, dan cincin terbuka 2 serta cincin tertutup akan mengalami
polimerisasi sehingga lebih panjang dan terbentuklah sentriol yang berbentuk
tabung dengan lebar 0,2 μm dan panjangnya 0,4 μm. Sentriol berfungsi
membentuk benang spindel untuk memisahkan kromosom.
Sebagian sel hewan memiliki MTOC atau pusat sel disebut sentrosoma.
Sentrosoma terletak disalah satu sisi inti dan padanya terdapat sepasang sentriola
yang tersusun tegak lurus satu dengan yang lain. Perlu diingat bahwa tidak semua
MTOC memiliki sentriola, misalnya MTOC pada sel tumbuhan. Di sini
mukrotubulus aster muncul dari sentroma yang hanya terdiri dari materi padat
electron. Demikian pula sentriola juga tidak dijumpai di gelondong meosis oosit
mencit, meskipun kemudian akan terlihat pada perkembangan embrio. Oleh
karena itu tidak seperti aksonema silia yang tumbuh langsung dari sentriola,
mikrotubulus sitoplasmik tidak langsung berpangkal pada sentriola itu sendri,
melainkan timbul dari materi tanpa gatra yang terdapat di sekeliling sentriola.
Mikrotubula pada sel hewan cenderung memancar kesegala arah dari
sentrosoma. Bagaimanapun sel hewan bersifat polar.dan perakutan molekul
tubulin menjadi mikrotubula dipantau sedemikian rupa sehingga mikrotubula
yang terbentuk menjulur kearah tertentu dari sel. Mekanisme kejadiannya tampak
9
kepada sifat dinamis dari mikrotubula. Mikrotubula dalam kultur sel cenderung
berada dalam salah satu keadaan yaitu tumbuh terus menerus secara ajeg atau
terurai dengan cepat. In vivo, mikrotubula juga cenderung berada dalam keadaan
seperti yang telah diuraikan. Umur rata-rata mikrotubula fibroblas dalam kultur
sel pada stadium interfase kurang dari 10 menit. Pancaran mikrotubula dari
sentrosoma tampak selalu berubah-ubah seiring dengan pertumbuhan dan
perombakannya.
Mikrotubulus selain sebagai sitoskelet juga dapat berfungsi untuk
pergerakan sel, yaitu menggetarkan silia dan flagel (alat bantu pergerakan yang
menonjol dari sebagian sel). Silia umumnya relative pendek daripada flagel
(panjangnya 5-10 µm vs 150 µm) dan jumlahnya lebih banyak. Sekalipun berbeda
dalam hal panjang, jumlah per sel, dan pola kibasannya, silia dan flagel
sebenarnya memiliki kesamaan ultrastruktur.
Pada flagel terbentuk dua cincin tertutup yang dihubungkan oleh protein,
dibungkus oleh selaput yang membentuk poros disebut aksoneme. Unsur-unsur
aksoneme dari silia dan flagel hampir smua sama dan berisi “9+2” susunan
mikrotubula. Sementara itu sembilan mikrotubula doublet yang mengelilingi
axoneme akan dihubungkan oleh batang-batang penghubung yang disebut spoke.
Bagian doublet cincin luar akan membentuk cncin terbuka. Cincin terbuka
melekat pada cincin tertutup yang akan dihubungkan oleh cincin tertutup di
sebelahnya yang akan dihubungkan oleh kedua lengan yang disebut dynein.
Dynein ini memiliki gugus ATP-ase , sehingga dapat dikatakan bahwa dynein
bertanggung jawab pada hidrolisis ATP.
Mikrotubulus juga memiliki peran penting pada dinding sel tanaman.
Dinding sel tanaman adalah matriks ekstraseluler yang kokoh. Dinding sel ini
terdiri atas mikrofibrilis dalam banyak matriks polisakarida (sebagian besar pektin
dan hemiselusosa) dan glikoprotein yang saling silang. Pada bagian korteks dari
dinding sel, ada array mikrotubulus yang menentukan posisi mikrofibrilis.
Penyusunan mikrofibrilis ini menentukan arah perkembangan dinding sel, bentuk
akhir sel, serta pola pembelahan sel. Dalam susunannya pada dinding sel,
mikrofibrilis selulosa saling silang dalam jaringan yang diikat oleh hemiselusosa.
10
Jaringan ini saling ekstensif dengan jaringan polisakarida pektin. Jaringan
selulosa-hemiselulosa memberi kekuatan tegangan sementara jaringan pektin
melawan kompresi. Pada dinding sel utama, jumlah ketiganya secara kasar sama,
tetapi lamela tengah memiliki lebih banyak pektin untuk merekatkan sel yang
berdekatan.
11
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
1. Mikrotubulus adalah saluran-saluran kecil yang terbentuk dari protein-protein
sejenis yaitu tubulin α dan tubulin β. Keduanya akan membentuk dimer.
2. Ada dua jenis mikrotubulus soliter dan mikrotubulus gabungan.
3. Mikrotubulus gabungan terbentuk dari dua atau lebih mikrotubulus singlet
yang berisi 13 protofilamen pada tiap singletnya.
4. Mikrotubulus selain sebagai sitoskelet juga dapat berfungsi untuk pergerakan
sel, yaitu menggetarkan silia dan flagel (alat bantu pergerakan yang menonjol
dari sebagian sel).
5. Perbedaan silia-flagel dan sentriol yaitu :
a. Sentriol : langsung terbentuk cincin tertutup yang jumlahnya 9
b. Silia-flagel: cincin tertutup yang jumlahnya 11 (2 terletak di poros dan 9
terletak mengelilingi aksonema yang dihubungkan oleh spoke).
3.2 Saran
12
DAFTAR PUSTAKA
Sumadi dan Mariyanti, Aditya, 2007. Biologi Sel. Semarang : Graha Ilmu
http://taufik-ardiyanto.blogspot.com/2011/07/makalah-mikrotubula.html
13