Anda di halaman 1dari 15

MEMAHAMI DAN MENGANALISIS SEL

PROKARIOTIK DARI BERBAGAI ASPEK

Makalah Ini Diselesaikan Untuk Memenuhi Tugas Kelompok pada Mata Kuliah Mikrobiologi

Dosen Pengampu:

Ibu Febry Ramadhani, M.Si

Disusun Oleh:

Semester V / TBIO- 2/Kelompok 4

Annisa Aulia Nanda 0310202040


Elis Yana 0310203096

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Swt yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan
inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Memahami dan
Menganalisis Sel Prokariotik dari berbagai Aspek”. Tugas ini kami buat untuk memenuhi salah
satu mata kuliah Mikrobiologi.

Pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
Dosen mata kuliah yang bersangkutan Ibu “Febry Rahmadhani, M.Si” yang telah memberikan
tugas kepada penulis demi menumbuh kembangkan wawasan dan pengetahuan penulis.

Sebelumnya penulis memohon maaf apabila penulisan tugas ini jauh dari kata sempurna.
dan ini merupakan langkah yang baik demi kemajuan studi penulis. Oleh karena itu penulis
mengharap adanya kritik dan saran yang membangun untuk kemajuan pada penulisan tugas
selanjutnya.

Penulis

Kelompok 4

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... i


DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................ 1

1.3 Tujuan ............................................................................................................. 1


BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 2

2.1 Dinding sel dan Mekanisme Pengecatan gram ......................................... 2

2.2 Kerusakan pada dinding sel bakteri ................................................................ 4

2.3 Struktur internal dinding sel prokariotik ......................................................... 5

2.4 Fungsi endospora bakteri................................................................................ 9

2.5 Integrasi Ayat Al-Qur’an .............................................................................. 10

BAB III PENUTUP ............................................................................................... 11

3.1 Kesimpulan .................................................................................................... 11

3.2 Saran .............................................................................................................. 11

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sel prokariot merupakan sel tunggal yang menjadi ciri khas dari kingdom monera yaitu
bakteri dan archae. Prokariota atau prokaryote berasal dari bahasa yunani, pro yang berarti
sebelum dan karyone atau kernel berarti nukleus. Sel ini sering terlihat dalam rantai agregat
atau sel yang mengelompokkan diri menjadi ratusan. Secara umum sel prokariot lebih kecil
dari pada sel eukariot karena prokariot memiliki struktur yang lebih sederhana dengan tidak
adanya organel- organel seperti nucleus, mitokondria dan plastid, namun pada sel prokariot
terdapat suatu struktur yang berfungsi sama dengan mitokondria dan plastid, yaitu mesosom dan
kromator. Organel- organel yang terdapat pada sel prokariot adalah mesosom, sitoplasma,
ribosom dan materi inti. Semua organel tersebut tidak terselubung dengan membran serta tidak
ada membrane yang memisahkan daerah inti dengan hagian sel lainya, sehingga pada bagian
inti sel seperti materi genetik, terkonsentrasi pada suatu daerah yang disebut nucleoid dan
secara langsung inti sel tersebut mengadakan kontak dengan protoplasma. Untuk menghasilkan
kinerja yang maksimal pada sel, prokariot mengalami kompartensenisasi yakni pengelompokan
senyawa-senyawa dalam satu unit fungsional. 1

Sel prokariot merupakan sel yang tidak memiliki membran inti. Materi genetik berupa
DNA tidak terbungkus oleh membran dan tidak ada membran yang memisahkan DNA dengan
bagian sel lainnya. DNA terletak di sitoplasma yang disebut nukleoid. Aktivitas sel
berlangsung didalam sel dan didalam sitoplasma. Contoh sel prokariot adalah bakteri yang
memiliki sel berukuran kecil dengan diameter sekitar 0,7-2,0 µm dan volume sekitar 1µm3
serta merupakan Organisme uniseluler.

Bakteri merupakan salah satu jenis mikroorganisme yang tidak bisa dilihat oleh mata
langsung. Bakteri merupakan organisme yang jumlahnya paling banyak dibandingkan makhluk
hidup lain dan tersebar luas didunia. Bakteri memiliki ratusan ribu spesies yang hidup di darat,
laut, udara dan tempat-tempat ekstrem.2

1
Mayasari, Ulfayani. (2020). Diktat Mikrobiologi. Medan: FST UINSU.
2
Chylen Setiyo & Jamiltur Rohmah. 2020. Bakteri dasar. Jawa timur : Umsida press
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana Dinding sel dan Mekanisme Pengecatan gram ?
2. Bagaimana Kerusakan pada dinding sel bakteri?
3. Apa yang menjadi Struktur internal dinding sel prokariotik?
4. Apa Fungsi endospora bakteri?
5. Integrasi Ayat Al-Qur’an apa yang terkait dengan materi sel prokariotik?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui Dinding sel dan Mekanisme Pengecatan gram.
2. Untuk mengetahui Kerusakan pada dinding sel bakteri.
3. Untuk mengetahui Struktur internal dinding sel prokariotik.
4. Untuk mengetahui tujuan dan hipotesis dari sebuah Penelitian.
5. Untuk mengetahui Integrasi Ayat Al-Qur’an yang terkait dengan materi sel prokariotik.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Dinding sel dan Mekanisme Pengecatan gram

Hampir semua sel prokariot mempunyai dinding sel kecuali Mikoplasma atau
Pleuropneumonia like Organism (PPLO) dan Archeae. Dinding sel berfungsi untuk
memberi bentuk dan kekuatan sel. Selain itu juga berperan dalam memelihara tekanan
osmosis cairan intraseluler sel. Disamping itu yang tak kalah pentingnya adalah
fungsinya dalam pembelahan sel, pertumbuhan dan komunikasi antar sel.

Hal ini dapat diperlihatkan melalui plasmolisis, dengan mengisolasi partikel


selubung sel setelah sel bakteri mengalami kerusakan secara mekanik, atau dengan
penghancuran oleh lisozim. Jika seluruh sel atau selubung sel diisolasi kemudian diberi
lisozim, partikel dinding sel bakteri (bukan archeabakteria) dapat lisi dengan perlakuan
lisozim tersebut dan membentuk protoplast (Bakteri Gram positif) dan spheroplas
(Bakteri Gram negatif). Komponen kaku dinding sel eubakteria patogen adalah suatu
makromolekul raksasa berbentuk kantung tunggal atau sakulus, disusun oleh jaringan
hubungan-lintas peptidoglikan (murein). Murein dan komponen yang berhubungan
terdapat sekitar 2-40% dari berat kering sel. Komponen glikan disusun oleh dua gula
amino, glukosamin dan asam muramat.3

Pewarnaan adalah mengamati reaksi sel bakteri terhadap zat pewarna dan sistem
pewarnaannya. Tujuan dilakukan pewarnaan Gram adalah untuk mengetahui bakteri
Gram positif dan bakteri Gram negatif. Teknik pewarnaan yang digunakan yaitu
pewarnaan Gram sesuai dengan nama penemunya yaitu Hans Christian Gram (1884)
yang mengembangkan teknik tersebut untuk membedakan antara Pneumococcus dan
bakteri Klebsiella Pneumonia. Bakteri yang diwarnai dengan zat warna violet dan
yodium, dicuci dengan alkohol, diwarna dengan safranin. Bila dalam pengamatan
secara mikroskopis bakteri menunjukkan warna ungu maka dikelompokkan pada jenis
bakteri Gram positif, bila pengamatan secara mikroskopis bakteri menunjukkan warna
merah maka dikelompokkan pada jenis bakteri Gram negatif. Bakteri gram positif
setelah dilakukan proses pengecatan Gram akan menghasilkan warna ungu Ketika

3
Hafsan. 2011. Mikrobiologi Umum. Makasar : Alaudin Press
3
diamati dibawah mikroskop. Hal tersebut dikarenakan dinding sel bakteri gram positif
tersusun atas peptidoglikan yang lebih tebal dibandingkan bakteri gram negatif. 4

Beberapa bakteri tidak terwarnai dengan pewarnaan gram, misalnya


Mycobacterium sp, karena dinding selnya mengandung banyak lipid, sehingga
digunakan pewarnaan tahan asam untuk mengidentifikasinya. Pada pewarnaantersebut
sel bakteri akan berwarna merah tetapi sel jaringan akan berwarna hijau. Zat warna
yang digunakan dalam pewarnaan bersifat basa dan asam. Pada zat warna basa bagian
yang berperan dalam memberikan warna disebut disebut kromofor dan memiliki
muatan positif. Sebaliknya, pada zat warna asam bagian yang berperan memberikan zat
warna mempunyai muatan negatif zat warna basa lebih banyak digunakan karena
muatan negatif banyak ditemukan di dinding sel, membran sel dan sitoplasma, sewaktu
proses pewarnaan muatan positif pada zat warna basa akan berkaitan dengan muatan
negatif dalam sel, sehingga mikroorganisme lebih jelas terlihat.5

2.2 Kerusakan pada dinding sel bakteri

Bakteri dapat dihambat ataupun dibunuh oleh suatu antibakeri dengan beberapa cara
yakni menghambat sintesis dinding bakteri, menghambat fungsi dinding sel, menghambat
sintesis protein sel bakteri atau melalui penghambatan terhadap asam nukleat. Yang lainnya
yaitu Inaktivasi bakteri yang merupakan hasil interaksi suatu senyawa antibakteri dengan bagian
tertentu dari sel bakteri, interaksi senyawa antibakteri tersebut dapat menyebabkan sejumlah
perubahan atau kerusakan sel bakteri yang akhirnya dapat mempengaruhi fungsi metabolisme
sel dan pada tingkat kerusakan yang parah dapat menimbulkan kematian pada sel bakteri.
Kerusakan ini dapat menyebabkan rusaknya permeabilitas membran dan menimbulkan
kebocoran pada komponen intraseluler seperti natrivum glutamat, natrium hidrogen fosfat,
nukleotida, kalium dan fosfat organik.

Salah satu contohnya yaitu pada bakteri Pseudomonas aureginosa yang merupakan
bakteri gram negatif yang mempunyai struktur dinding sel yang lebih kompleks dan
mengandung komponen lipid yang banyak. Penghambatan sintesis dinding sel akan
menyebabkan dinding sel bakteri diperlemah dan menjadi lisis, lisisnya sel terscbut karena tidak

4
Mukti Nur Hamidah, dkk. 2019. Aktivitas Antibaktei Isolat bakteri Asam laktat dari Peda dengan jenis ikan
berbeda terhadap E.coli dan S.aureus . Jurnal ilmu dan teknologi Perikanan.Vol 1 (2)
5
Dwidjoseputro, D.2005.Dasar - Dasar Mikrobiologi.Malang: Penerbit Djambatan
4
berfungsinya lagi dinding sel yang mempertahankan bentuk dan melindungi bakteri yang
memiliki tekanan osmotik dalam sel yang tinggi. 6

2.3 Struktur internal dinding sel prokariotik

Sebagian besar sel bakteri memiliki lapisan pembungkus sel, berupa membran plasma,
dinding sel yang mengandung protein dan polisakarida. Sejumlah bakteri dapat membentuk
kapsul dan lendir, juga flagela dan pili. Dinding selnya merupakan struktur yang kaku
berfungsi membungkus dan melindungi protoplasma dari kerusakan akibat faktor fisik dan
menjada pengaruh lingkungan luar seperti kondisi tekanan osmotik yang rendah.

Protoplasma terdiri dari membran sitoplasma beserta komponen-komponen seluler yang


ada di dalamnya. Beberapa jenis bakteri dapat membentuk endospora sebagai pertahanan dikala
lingkungan tidak sesuai untuk pertumbuhannya. Struktur dinding sel dapat menentukan
perbedaan tipe sel bakteri, seperti bakteri Gram- positif dan Gram-negatif.

Gambar 2.1 Gambaran umum struktur sel bakteri (Sumber :Fardiaz,1987)

2.3.1 Flagela dan Filamen Axial


Flagela merupakan filamen protein uliran (helical) dengan panjang dan diameter yang
sama, dimiliki oleh beberapa bakteri patogen untuk bergerak bebas dan cepat (pergerakan
berenang). Flagela disusun oleh tiga bagian: filamen, hook (sudut), dan basal body (bagian
dasar). Bagian dasar menancap pada membran plasma, disusun oleh suatu tangkai serta satu
atau dua rangkaian cincin yang mengelilinginya dan berhubungan dengan membran plasma,
peptidoglikan, dan pada bakteri Gram-negatif berhubungan dengan membran luar pembungkus
sel.
Berdsarkan jumlah dan lokasi pelekatan flagela, tipe flagela pada sel bakteri
menampakkan bentuk yang khas.Beberapa jenis bakteri seperti pada Pseudomonas memiliki
satu flagela pada bagian salah satu ujung sel yang disebut monotrik.

6
Rini, C. S., & Rohmah, J. 2020. Buku Ajar Mata Kuliah Bakteriologi Dasar. Jawa timur : Umsida Press.

5
Tipe flagela yang tersusun atas banyak flagela yang letaknya pada satu ujung sel
dikenal sebagai tipe lofotrik, sedangkan apabila letak flagella pada kedua ujung sel dinamakan
tipe amfitrik. Kelompok enterobakteri motil seperti Salmonella atau Bacillus memiliki flagela
yang tersebar pada seluruh permukaan sel, yang disebut peritrik. Jumlah flagela setiap jenis
bakteri berbeda mulai dari sejumlah kecil pada Escherichia coli sampai beberapa ratus per sel,
seperti pada Proteus.

Gambar 2.2 Beberapa tipe flagel pada sel bakteri (Sumber: Milton R.J. Salton dan
Kwang-Shin Kim,2001)

Fungsi utama flagela pada bakteri adalah sebagai alat untuk pergerakan. Flagela bukan
merupakan alat untuk pertahanan hidup. Flagela dapat dipisahkan dengan guncangan atau
dengan putaran dalam alat pengocok seperti sentrifuga. Sel tetap hidup dan memperoleh
motilitas dengan pertumbuhan kembali flagela. Sel bakteri berflagela dapat menghampiri
sumber nutrisi dan menghindari racun dengan menghampiri suatu kemoatraktan atau
meninggalkan senyawa yang tidak diinginkan.

2.3.2 Mikrofibril: Fimbria dan Pili Seks (Adhesin, Lektin, Evasin, dan Aggressin)
Fimbria, disebut jua pili dapat diamati dengan mikroskop elektron pada permukaan
beberapa jenis sel bakteri. Fimbria merupakan mikrofibril serupa rambut, imbria lebih lurus,
lebih tipis dan lebih pendek dibandingkan dengan flagela. Struktur fimbria serupa dengan
flagela, disusun oleh gabungan monomer, membentuk rantai yang berasal dari membran
plasma. Salah satu bakteri yang memiliki banyak fimbria, dapat menginfeksi saluran urin. Sel
berfimbria melekat kepada ruang antar sel, permukaan hidrofobik, dan reseptor spesifik. Fungsi
fimbria dianggap membantu bakteri untuk bertahan hidup dan berinteraksi dengan inang.
Fungsi fimbria, di antara komponen permukaan sel bakteri yang lainnya, dapat dianggap
memiliki aktivitas fungsional seperti adhesin, lektin, evasin, agresin, dan pili seks. Pada bakteri
patogen yang menyebabkan infeksi, fimbria dan komponen permukaan lainnya dapat berperan
sebagai faktor pelekat spesifik, yang disebut adhesin.

6
Gambar 2.3 (A) Pengamatan mikroskop electron struktur pili yang nampak berbeda dari flagel pada
bakteri E. coli (B) pili seks pada bakteri E. coli ketika konjugasi antar dua sel (Sumber: Milton R.J.
Salton dan Kwang-Shin Kim, 2001)

2.3.3 Selubung Sel


Selubung sel bakteri terdiri dari membran plasma, dinding sel serta protein khusus atau
polisakarida dan beberapa bahan pelekat luar. Komponen selubung sel sebagai lapisan
pelindung yang tersusun atas beberapa lapis sel yang umum terdapat pada sel bakteri, tersusun
dari 20% atau lebih dari berat kering sel. Selubung sel bakteri mengandung daerah transpor
untuk nutrisi dan daerah reseptor untuk virus bakteri dan bakteriosin, mempermudah interaksi
inang-parasit, disamping itu sebagai tempat reaksi komplemen dan antibodi, dan sering
mengandung komponen toksik untuk inang.

2.3.4 Kapsul
Bentuk kapsul yang kental yang cenderung melekat kepada sel, sedangkan lendir dan
polimer ekstraseluler lebih mudah tercuci. Kapsul lebih mudah dilihat dengan pewarnaan
negatif. Di bawah mikroskop, dalam campuran tinta India kapsul kelihatan lebih terang
mengelilingi sel. Kapsul juga dapat diwarnai secara khusus. Sel bakteri yang tidak
membentuk kapsul dan secara serologi dapat bereaksi dengan serum antikapsul, dikatakan
menghasilkan mikrokapsul.

Gambar 2.4 Struktur kapsul pada sel bakteri dilihat dengan mikroskop cahaya (Sumber:
Todar,K.,2001)

7
2.3.5 Dinding Sel
Dinding sel, ditemukan pada semua bakteri hidup bebas kecuali pada Mycoplasma.
Dinding sel berfungsi melindungi kerusakan sel dari lingkungan bertekanan osmotik rendah
dan memelihara bentuk sel. Hal ini dapat diperlihatkan melalui plasmolisis, dengan
mengisolasi partikel selubung sel setelah sel bakteri mengalami kerusakan secara mekanik,
atau dengan penghancuran oleh lisozim. Jika seluruh sel atau selubung sel diisolasi kemudian
diberi lisozim, partikel dinding sel bakteri (bukan archeabakteria) dapat lisi dengan perlakuan
lisozim tersebut dan membentuk protoplast (Bakteri Gram positif) dan spheroplas (Bakteri
Gram negatif).

2.3.6 Selubung Bakteri tahan asam (Acid-fast) dan Bakteri sejenis


Anggota dari genus Mycobacterium dan beberapa spesies Nocardia, yang berwarna
merah dengan pewarna karbolfuksin dan tahan terhadap dekolorosasi dengan alkohol-asam,
disebut acid-fast (tahan-asam). Komponen terwarnai tersebut berhubungan dengan adanya
asam mikolat pada dinding sel bakteri yang utuh. Asam mikolat merupakan pengganti asam
lemak (hiroksi yang terdapat pada Mycobakterium sebagai ester yang terikat pada polisakarida
dinding sel dan sebagai komponen glikolipid yang bebas, disebut “cord factor”. 7

2.3.7 Protoplas dan Sferoplas


Bakteri biasanya lisis dalam air atau serum, ketika lapisan peptidoglikan dinding sel
yang kaku dilarutkan oleh lisozim atau zat lain. Walaupun demikian, jika distabilkan oleh
larutan sukrosa atau garam hipertonik (0,2 – 0,5 M, tergantung pada organisme), akan
dilepaskan suatu bagian yang berbentuk bola dan sensitif secara osmotik, yang disebut
protoplas. Komponen pembungkus yang tetap ada pada bagian yang sensitif tersebut,
dinamakan sferoplas. Pada saat komponen membran luar terbentuk , bakteri gram-positif
umumnya membentuk protoplas, sedangkan bakteri gram-negatif menghasilkan sferoplas.
Sferoplas juga dihasilkan dalam pertumbuhan pada lingkungan hipertonik dengan adanya
penghambat sintesis dinding sel, seperti penisilin.

7
Wijarini, F. (2020). Pengembangan Buku Ajar Mikrobiologi Sebagai Sumber Belajar Mata Kuliah Mikrobiologi
Umum Untuk Mahasiswa Jurusan Pendidikan Biologi Universitas Borneo Tarakan. Jurnal Biopedagogia, 2(2),
130-137.

8
2.3.8 Periplasma
Periplasma, merupakan komponen yang terdapat di antara membran dalam dan
membran luar dari membran sel bakteri. Periplasma dapat diamati pada bakteri Gram-negatif,
tapi pada bakteri Gram-positif tidak semua atau hanya sedikit/sulit diamati.

2.3.9 Membran Plasma


Membran plasma merupakan pembungkus sel yang terletak di bagian dalam dari
lapisan dinding sel yang kaku dan berhubungan dekat dengan membran sitoplasma yang
lembut, bersifat sangat penting untuk sel. Pada irisan tipis membran plasma di bawah
mikroskop elektron memperlihatkan suatu bentuk struktur “sandwich trilaminar” lapisan gelap-
terang-gelap.
Meskipun bakteri dianggap toleran terhadap perubahan tekanan osmotik yang ekstrim
pada lingkungan luar, protoplasnya akan mengalami plasmolisis(menyusut) atau plasmoptisis
(membengkak-pecah) ketika ditempatkan dalam media yang tidak sesuai. Penempatan sel
dalam larutan hipertonik menyebabkan plasmolisis, terjadi penyusutan/pelepasan membran dan
sitoplasma dari dinding sel. 8

2.4 Fungsi endospora bakteri


Endospora bakteri adalah struktur tidak aktif yang dibentuk sebagai respons terhadap
kondisi lingkungan yang buruk. Endospora disebut tidak aktif karena tidak terjadi metabolisme
pada sel bakteri. Endospora bakteri berfungsi sebagai alat pertahanan hidup pada kondisi
ekstrim dan tidak menguntungkan seperti suhu yang tinggi, kekeringan, adanya senyawa kimia
beracun dan saat terjadi radiasi.
Beberapa spesies bakteri mampu menghasilkan spora di luar sel vegetatifnya,
(eksosopora), atau di dalam sel vegetatif (endospora). Spora ini tahan terhadap perlakuan fisik
maupun kimia yang ekstrim (lingkungan yang panas, kekeringan, bahan kimia yang toksik).
Spora berada dalam keadaan dorman (tidur). Pada keadaan lingkungan yang sesuai dengan faktor
pertumbuhan selnya (keadaan lingkungan yang membaik bagi pertumbuhan bakteri), spora dapat
tumbuh lagi menjadi bentuk sel vegetatif. Endospora memiliki ciri-ciri yang memungkinkan
spora ini lebih bertahan hidup pada kondisi yang ekstrim jika dibandingkan dengan sel
vegetatifnya pada kondisi ekstrim. 9

8
Suryani, Y., & Taupiqurrahman, 2021 . Mikrobiologi Dasar. Bandung: LP2M UIN SGD Bandung
9
Didimus Tanah Boleng. 2015. Bakteiologi : Konsep-konsep dasar. Malang : UMM Press
9
2.5 Integrasi Ayat Al-Qur’an
Q.s Albaqarah Ayat 26
ُ َّ َ َ َ َ ُ ٰ َّ َ َ َ َ َ ‫َ ا‬ ‫َا‬ ْ َّ ْ َ ٖٓ ْ َ ْ َ َ َ ‫َّ ه‬
‫ض َب َمثًل َّما َب ُع ْوضة ف َما ف ْوق َها ۗ فا َّما ال ِذ ْي َن ا َمن ْوا ف َي ْعل ُم ْون انه‬ ِ ‫ح ان ي‬ ْ‫۞ ِان اّٰلل َل يست ي‬
َ ‫ْ َ ُّ ْ َّ ِّ ْ َ َ َّ َّ ْ َ َ َ ُ ْ َ َ ُ ْ ُ ْ َ َ َ ٓ َ َ َ ه ُ َ َ ا‬
‫اّٰلل ِب ٰهذا َمثًل ۘ ُي ِض ُّل ِب ٖه ك ِث ْْ ايا َّو َي ْه ِد ْي‬ ‫الحق ِمن رب ِهم ۚ واما ال ِذين كفروا فيقولون ماذا اراد‬
‫َ ْ ا َ َ ُ ُّ ٖٓ َّ ْ ٰ ْ َْ ن‬
‫ي‬ ْ ‫ ِب ٖه ك ِث ْيا ۗ وما ي ِضل ِب ٖه ِاَل الف ِس ِق‬a
Artinya :
26. Sesungguhnya Allah tidak segan membuat perumpamaan seekor nyamuk atau yang
lebih kecil dari itu. Adapun orang-orang yang beriman, mereka tahu bahwa itu kebenaran
dari Tuhan. Tetapi mereka yang kafir berkata, “Apa maksud Allah dengan perumpamaan
ini?” Dengan (perumpamaan) itu banyak orang yang dibiarkan-Nya sesat, dan dengan itu
banyak (pula) orang yang diberi-Nya petunjuk. Tetapi tidak ada yang Dia sesatkan dengan
(perumpamaan) itu selain orang-orang fasik.
"Sungguh Allah tidak enggan membuat perumpamaan berupa nyamuk atau yang lebih
kecil dari itu. Adapun orang-orang yang beriman yakin bahwa perumpamaan itu benar dari
Tuhan mereka. Sedangkan mereka yang kafir mengatakan, ‘Apakah maksud Allah
menjadikan ini sebagai perumpamaan?’ Dengan perumpamaan itu banyak orang disesatkan
Allah. Dengan itu pula banyak orang diberi petunjuk oleh-Nya. Tidak ada yang disesatkan
Allah kecuali orang-orang yang fasik." (Surat Al-Baqarah ayat 26). Ragam Tafsir Tafsir
Jalalain menyebutkan bahwa Allah tidak segan mengangkat nyamuk sebagai perumpamaan,
atau bahkan yang lebih kecil dari nyamuk. Allah tidak malu mengangkat nyamuk sebagai
perumpamaan karena di dalamnya terdapat hikmah. Kalau orang yang beriman meyakini
kebenaran perumpamaan itu dari Allah, orang-orang yang kafir mempertanyakan dengan
ingkar manfaat dan urgensi perumpamaan tersebut.

10
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Sel prokariot merupakan sel yang tidak memiliki membran inti. Materi genetik berupa
DNA tidak terbungkus oleh membran dan tidak ada membran yang memisahkan DNA dengan
bagian sel lainnya. Hampir semua sel prokariot mempunyai dinding sel kecuali
Mikoplasma atau Pleuropneumonia like Organism (PPLO) dan Archeae.

Pewarnaan adalah mengamati reaksi sel bakteri terhadap zat pewarna dan sistem
pewarnaannya yang bertujuan untuk mengetahui bakteri Gram positif dan bakteri Gram
negatif. Teknik pewarnaan yang digunakan yaitu pewarnaan Gram sesuai dengan nama
penemunya yaitu Hans Christian Gram (1884) yang mengembangkan teknik tersebut
untuk membedakan antara Pneumococcus dan bakteri Klebsiella Pneumonia.

Sebagian besar sel bakteri memiliki lapisan pembungkus sel, berupa membran plasma,
dinding sel yang mengandung protein dan polisakarida. Sejumlah bakteri dapat membentuk
kapsul dan lendir, juga flagela dan pili.

3.2 Saran

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat
kesalahandan kekurangan maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak
demi perbaikan makalah ini di masa yang akan datang.

11
DAFTAR PUSTAKA

Chylen S. & Jamiltur Rohmah. (2020). Bakteri dasar. Jawa timur : Umsida Press

Boleng, D. T. (2015). Bakteiologi : Konsep-konsep dasar. Malang : UMM Press

Dwidjoseputro, D .(2005). Dasar - Dasar Mikrobiologi.Malang: Penerbit Djambatan

Hafsan. (2011) . Mikrobiologi Umum. Makasar : Alaudin Press

Ismail, S. (2019). Mikrobiologi-Parasitologi. Jakarta : Deepublish.

Mayasari, Ulfayani. (2020). Diktat Mikrobiologi. Medan: FST UINSU.

Mukti Nur Hamidah, dkk. (2019). Aktivitas Antibaktei Isolat bakteri Asam laktat dari Peda

dengan jenis ikan berbeda terhadap E.coli dan S.aureus . Jurnal ilmu dan teknologi

Perikanan.Vol 1 (2)

Rini, C. S., & Rohmah, J. (2020). Buku Ajar Mata Kuliah Bakteriologi Dasar. Jawa timur :

Umsida Press.

Suryani, Y., & Taupiqurrahman, (2021) . Mikrobiologi Dasar. Bandung: LP2M UIN SGD

Bandung

Wijarini, F. (2020). Pengembangan Buku Ajar Mikrobiologi Sebagai Sumber Belajar Mata

Kuliah Mikrobiologi Umum Untuk Mahasiswa Jurusan Pendidikan Biologi Universitas

Borneo Tarakan. Jurnal Biopedagogia, 2(2), 130-137.

12

Anda mungkin juga menyukai