Anda di halaman 1dari 15

PAPER BAKTERIOLOGI DAN MIKOLOGI

SEL VEGETATIF BAKTERI

Oleh:

Muh. Muazdzazam Lil Abrori (1809511089)

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN


UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2019
KATA PENGANTAR

Pujisyukurpenulispanjatkankehadirat Tuhan yang Maha Esa, yang


manatelahmemberikan semuakekuatansertakelancarandalammenyelesaikan tugas paper
matakuliah Bakteriologi dan Mikologi yang berjudul “Sel Vegetatife Bakteri” dapat di
selesaikan sepertiwaktu yang telah di rencanakan.
Paper ini di susunya tentunya dengan hambatan dan berbagai rintangan. Baik itu yang
datang dari diri saya sendiri maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran
dan terutama pertolongan dari Tuhan Yang Maha Esa akhirnya paper ini dapat terselesaikan
tepat waktu seperti yang sudah di direncanakan.Semoga paper ini dapat memberikan
wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan ilmu kepada pembaca khususnya para
mahasiswa maupun mahasiswi Universitas Udayana.
Tentunya saya menyadari bahwa makalah yang saya buat ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari kata sempurna, maka dari itu saya membutuhkan kritik dan saran
dari pembaca, teman-teman dan dosen pengajar Bakteriologi dan Mikologi supaya ada acuan
dalam perbaikan pembuatan paper di masa yang akan datang terimakasih.

Denpasar, 07 Oktober 2019

Hormat Penulis
Muh. Muazdzamzam Lil Abrori

2
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL..........................................................................................................i

KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii

DAFTAR ISI......................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.......................................................................................................1

1.2 Tujuan....................................................................................................................1

1.3 Manfaat..................................................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................3

2.1 Morfologi Bakteri..................................................................................................3

1.2.1Koloni Bakteri...............................................................................................3

1.2.2 Bentuk Bakteri..............................................................................................4

2.2 Struktur Sel Bakteri...............................................................................................5

2.3Komponen Sitoplasma.............................................................................................8

2.3.1 Materi Inti (Nahan Nukleus).........................................................................8

2.3.2 Ribosom........................................................................................................9

2.3.3 Granula Sitoplasma Granul..........................................................................9

2.4 Endospora...............................................................................................................9

PENUTUP..........................................................................................................................11

3.1 Kesimpulan.............................................................................................................11

3.2 Saran.......................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................12

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bakteri dapat ditemukan di hampir semua tempat: di tanah, air, udara, dalam
simbiosis dengan organisme lain maupun sebagai agen parasit (patogen), bahkan dalam
tubuh manusia. Bakteri (dari kata Latin bacterium; jamak: bacteria) adalah kelompok
organisme yang tidak memiliki membran inti sel. Organisme ini termasuk ke dalam
domain prokariota dan berukuran sangat kecil (mikroskopik), serta memiliki peran besar
dalam kehidupan di bumi. Beberapa kelompok bakteri dikenal sebagai agen penyebab
infeksi dan penyakit, sedangkan kelompok lainnya dapat memberikan manfaat dibidang
pangan, pengobatan, dan industri. Struktur sel bakteri relatif sederhana: tanpa nukleus/inti
sel, kerangka sel, dan organelorganel lain seperti mitokondria dan kloroplas. Hal inilah
yang menjadi dasar perbedaan antara selprokariot dengan sel eukariot yang lebih
kompleks.
Sel vegetatif yaitu sel apapun kecuali sel yang menghasilkan gamet. Baik spora
maupun sel vegetatif di produksi dalam reproduksi aseksual. Sel vegetatife adalah setiap
sel tubuh kecuali sel yang berpartisipasi dalam produksi gamet. Sel-sel vegetatif di
produksi dari sel-sel yang sudah ada sebelumnya dengan proses yang di sebut reproduksi
aseksual. Sel normal bakteri adalah sel vegetatif. Ketika kondisi lingkungan menjadi tidak
menguntungkan untuk berfungsinya sel bakteri secara normal, endospora di produksi.
Endospora adalah jenis sel aktif yang tumbuh kembali menjadi bakteri baru ketika kondisi
lingkungan menjadi menguntungkan. Sel-sel vegetatif dari organisasi multiseluler di
sebut sel sometik.

1.2 Tujuan
Tujuan dari penyusunan paper ini yaitu sebagai berikut:
1.2.1 Untuk bisa mengetahui morfologi dari bakteri .
1.2.2 Untuk dapat memahami struktur bakteri seperti apa.
1.2.3 Dapat mengetahui apa saja komponen sitoplasma pada bakteri.
1.2.4 Dapat memahami dan mengerti apa itu endospora.
1.2.5 Pemenuhan kewajiban tugas yang diberikan dosen pada mata kuliah ini.
1.3 Manfaat
Manfaat dari penyusunan paper ini yaitu:
1.3.1 Bisa memberikan penjelasan mengenai apa itu morfologi bakteri.
1.3.2 Memberikan pemahaman mengenai struktur bakteri dan komponen sitoplasma
pada bakteri.
1.3.3 Untuk Memehami dan mengerti mengenai apa itu ensospora.
1.3.4 Memberikan pemahaman dan pengertian mengenai tugas yang di berikan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Morfologi Bakteri

2.1.1 Koloni Bakteri

Bakteri dapat diklasifikasikan dengan berbagaicara. Salah satu klasifikasi yang


paling sering di gunakan adalah dengan menggunakan pewarnaan gram. Pewarnaan gram
adalah prosedur mikrobiologi dasar untuk mendeteksi dan mengidentifikasi bakteri.
Pewarnaan gram di temukan oleh H. C. J. Gram, seorang histologis berkebangsaan
Denmark, pada tahun 1884.
Bakteri dapat ditumbuhkan dalam suatu medium agar dan akan membentuk
penampakan berupa koloni. Koloni sel bakteri merupakan sekelompok masa sel yang
dapat dilihat dengan mata langsung. Semua sel dalam koloni itu sama dan dianggap
semua sel itu merupakan keturunan (progeny) satu mikroorganisme dan karena itu
mewakili sebagai biakan murni.
Penampakan koloni bakteri dalam media lempeng agar menunjukkan bentuk dan
ukuran koloni yang khas, dapat dilihat dari bentuk keseluruhan penampakan koloni, tepi
dan permukaan koloni. Koloni bakteri dapat berbentuk bulat, tak beraturan dengan
permukaan cembung, cekung atau datar serta tepi koloni rata atau bergelombang dsb.
Pada medium agar miring penampakan koloni bakteri ada yang serupa benang (filamen),
menyebar, serupa akar dan sebagainya.
Bakteri adalah sebuah kelompok mikroorganisme bersel tungggal dengan
konfigurasi seluler prokariotik (tidak mempunyai selubung inti). Bakteri sebagai mahluk
hidup tentu memiliki informasi genetik berupa DNA, tapi tidak terlokalisasi dalam
tempat khusus (nukleus) dan tidak ada membran inti. DNA pada bakteri berbentuk
sirkuler, panjang dan bisa disebut nukleoid. DNA bakteri tidak memiliki intron dan
hanya tersusun atas ekson saja. Bakteri juga punya DNA ekstrakromosomal yang
tergabung menjadi plasmid yang berbentuk kecil dan sirkuler.

Gambar 1.1 Bentuk koloni bakteri pada medium datar


2.1.2. Bentuk Bakteri
Sel-sel bakteri memiliki beberapa bentuk. Menurut morfologinya bakteri dapat
dibedakan menjadi 3 bentuk utama, yaitu:
 Bakteri berbentuk bulat (Coccus) Bakteri berbentuk bulat atau bola dinamakan kokus
(Coccus), dibedakan menjadi:
1. Monokokus (Monococcus), yaitu bakteri berbentuk bola tunggal, misalnya
Neisseria gonorrhoeae, penyebab penyakit kencing nanah.
2. Diplokokus (Diplococcus), yaitu bakteri berbentuk bola yang bergandengan
dua-dua, misalnya Diplococcus pneumoniae, penyebab penyakit pneumonia
atau radang paru-paru.
3. Streptokokus (Streptococcus), yaitu bakteri bentuk bola yang berkelompok
memanjang membentuk rantai.
4. Sarkina (Sarcina), yaitu bakteri berbentuk bola yang berkelompok empat-
empat sehingga bentuknya mirip kubus.
5. Stafilokokus (Stafilococcus), yaitu bakteri berbentuk bola yang berkoloni
membentuk sekelompok sel tidak teratur, sehingga bentuknya mirip dompolan
buah anggur.
 Bakteri berbentuk Batang (Bacillus) Bentuk basilus dapat dibedakan atas:
1. Basil tunggal (Monobasil), yaitu bakteri yang hanya berbentuk satu batang
tunggal, misalnya Salmonella typhi penyebab penyakit tifus.
2. Diplobasil, yaitu bakteri berbentuk batang yang bergandengan dua-dua.
3. Streptobasil, yaitu bakteri berbentuk batang yang bergandengan dua-dua.
4. Streptobasil, yaitu bakteri berbentuk batang yang bergandengan memanjang
membentuk rantai benang panjang, misalnya Bacillus anthracis penyebab
penyakit antraks.
 Bakteri berbentuk spiral (Spirillum) Bakteri berbentuk melilit atau spiral ada tiga
macam bentuk spiral, yaitu sebagai berikut:
1. Spiral, yaitu golongan bakteri yang bentuknya seperti spiral yang sel tubuhnya
kaku, misalnya Spirillum.
2. Vibrio atau bentuk koma yang dianggap sebagai bentuk spiral tak sempurna,
misalnya Vibrio cholerae penyebab penyakit kolera.
3. Spirochaeta, yaitu golongan bakteri berbentuk spiral yang bersifat lentur.
Pada saat bergerak tubuhnya dapat memanjang dan mengerut.
Gambar 1.2 Macam-macam bentuk bakteri Sumber : biodea.wordpress.com

2.2 Struktur Sel Bakteri


Sebagian besar sel bakteri memiliki lapisan pembungkus sel, berupa membran
plasma, dinding sel yang mengandung protein dan polisakarida. Sejumlah bakteri dapat
membentuk kapsul dan lendir, juga flagela dan pili. Dinding selnya merupakan struktur
yang kaku berfungsi membungkus dan melindungi protoplasma dari kerusakan akibat
faktor fisik dan menjada pengaruh lingkungan luar seperti kondisi tekanan osmotik yang
rendah. 26 Protoplasma terdiri dari membran sitoplasma beserta komponen-komponen
seluler yang ada di dalamnya. Beberapa jenis bakteri dapat membentuk endospora
sebagai pertahanan dikala lingkungan tidak sesuai untuk pertumbuhannya. Struktur
dinding sel dapat menentukan perbedaan tipe sel bakteri, seperti bakteri Grampositif dan
Gram-negatif.

Gambar 1.3 Gambaran umum struktur sel bakteri ( Sumber: Ferdiez, 1987)
1. Flagela atau Filamen
Axial Flagel merupakan alat gerak bagi bakteri yang berpangkal pada
protoplas serta tersusun atas senyawa protein yang disebut flagelin. Bentuk flagela
seperti rambut yang teramat tipis dan mencuat menembus dinding sel. Adapun
panjangnya beberapa kali lebih panjang dari selnya namun diameternya jauh lebih
kecil dari diameter selnya. Jumlah flagel tiap bakteri bisa berbeda-beda.
Berdasarkan jumlah dan lokasi pelekatan flagela, tipe flagela pada sel bakteri
menampakkan bentuk yang khas. Beberapa jenis bakteri seperti memiliki satu flagela
pada bagian salah satu ujung sel yang disebut monotrik pada Pseudomonas. Tipe
flagela yang tersusun atas banyak flagela yang letaknya pada satu ujung sel dikenal
sebagai tipe lofotrik, sedangkan apabila letak flagella pada kedua ujung sel dinamakan
tipe amfitrik. Flagela yang tersebar pada seluruh permukaan sel, yang disebut peritrik
seperti yang ada pada kelompok enterobakteri motil seperti Salmonella atau Bacillus.

Gambar 1.4. Tipe Flagel pada bakteri Sumber : biologijk.com


Fungsi utama flagela pada bakteri adalah sebagai alat untuk pergerakan.
Pergerakan sel oleh flagela mendorong sel dengan putaran melingkar searah sumbu
panjangnya, seperti baling-baling. Putaran flagela dikuatkan oleh arus listrik. Fungsi
flagela dibangun oleh respon kemotaktik, menunjukkan suatu sistem regulasi sensori
umpan balik. Flagela ganda memutar berlawanan dengan arah jarum jam untuk
membentuk suatu berkas yang terkoordinir dan efek pergerakan sel umumnya ke arah
nutrisi (kemotaksis positif). Koordinasi fungsi flagela melibatkan kemoreseptor, yang
disebut“protein pengikat periplasmik”, yang berinteraksi dalam transpor membran.
Koordinasi pergerakan flagela juga melibatkan proses metilasi suatu protein membran
plasma spesifik. Adanya kemoatraktan, proses metilasi protein tersebut meningkat,
sebaliknya dengan adanya racun/senyawa yang tidak diinginkan, proses metilasi
menurun.
2. Pilus atau Pili (Fimbriae)
Pilus merupakan alat lekat sel bakteri dengan sel bakteri lain atau dengan
bahan-bahan padat lain, misalnya: makanan sel bakteri. Pili disebut juga Fimbrae
dapat diamati dengan mikroskop elektron pada permukaan beberapa jenis sel bakteri.
Fimbriae merupakan mikrofibril serupa rambut berukuran 0,004 – 0,008 µm.
Fimbriae lebih lurus, lebih tipis dan lebih pendek dibandingkan dengan flagela.
Struktur fimbria serupa dengan flagela, disusun oleh gabungan monomer, membentuk
rantai yang berasal dari membran plasma.

Gambar 1.5. Pili seks ketika konjugasi antar 2 sel Sumber : Charles C. Brinton,Jr. 2006
3. Kapsul atau Glycocalyx
Kapsul merupakan lapisan lendir yang menyelubungi dinding sel bakteri. Pada
umumnya kapsul tersusun atas senyawa polisakarida, polipeptida atau protein-
polisakarida (glikoprotein). Ukuran kapsul bisa berbeda dimana dipengaruhi oleh
medium tempat tumbuhnya. Di bawah mikroskop, dalam campuran tinta India kapsul
kelihatan lebih terang mengelilingi sel. Kapsul juga dapat diwarnai secara khusus. Sel
bakteri yang tidak membentuk kapsul dan secara serologi dapat bereaksi dengan
serum antikapsul, dikatakan menghasilkan mikrokapsul.
4. Dinding Sel Bakteri
Dinding sel pada bakteri berfungsi untuk memberi bentuk sel, memberi
kekuatan, melindungi sel dan menyelenggarakan pertukaran zat antara sel dengan
lingkungannya. Hal ini dapat diperlihatkan melalui plasmolisis, dengan mengisolasi
partikel selubung sel setelah sel bakteri mengalami kerusakan secara mekanik, atau
dengan penghancuran oleh lisozim. Jika seluruh sel atau selubung sel diisolasi
kemudian diberi lisozim, partikel dinding sel bakteri (bukan archeabakteria) dapat
lisis dengan perlakuan lisozim tersebut dan membentuk protoplast (Bakteri Gram
positif) dan spheroplas (Bakteri Gram negatif).
5. Membrane Sitoplasma
Membrane sitoplasma merupakan lapisan bilayer terdiri atas protein dan
fosfolipid. Fungsinya sebagai barier selektif ion – ion ke dalam dan keluar sel, bersifat
semipermeabel terhadap molekul – molekul yang larut dalam air. Di membrane
sitoplasma terdapat permeases yakni molekul protein spesifik sebagai transport
molekul – molekul kecil ke dalam sel. Mengandung beberapa enzim lain untuk
sintesis dinding sel bakteri dan sintesis ATP.
Pada bakteri Gram-positif terdapat struktur pelipatan membran plasma ke
bagian dalam yang disebut mesosom. Mesosom biasanya terlihat sebagai kantung
sitoplasma penghubung-membran yang terdiri dari lamela (lembaran), tubuler (bentuk
tabung) atau struktur vesikuler (kantung); semuanya sering dihubungkan dengan septa
pembelahan sel. Penempelan mesosom kepada kromatin DNA dan membran, dapat
dilihat pada irisan tipis di bawah mikroskop electron.

2.3 Komponen-Komponen Sitoplasma


2.3.1. Materi Inti (Bahan nukleus)
Materi inti suatu sel bakteri terdisi dari DNA dan RNA. DNA bakteri dapat
ditentukan sebagai nukleoid atau badan kromatin dengan mikroskop cahaya dan
pewarnaan Feulgen. Teknik pewarnaan langsung terhadap materi inti, badan kromatin
sulit dilihat karena RNA berkonsentrasi tinggi, yang dapat dihilangkan dengan
pemberian ribonuklease sebelumnya. Badan kromatin dapat dilihat pada semua tahap
siklus pertumbuhan. Materi inti bila dilihat dengan mikroskop elektron menampakkan
materi inti sebagai suatu jaring DNA, tidak teratur, seringkali merupakan kumpulan
paralel terhadap sumbu sel. Suatu penempelan langsung kepada membran kadang-
kadang terlihat nyata. Selama perbanyakan sel, DNA bakteri tetap sebagai jaring
kromatin yang tersebar dan tidak pernah berkumpul untuk membentuk suatu kromosom
yang tampak jelas selama pembelahan sel, sifat sebaliknya dari kromosom eukariot.
Pada saat sel bakteri dihancurkan secara hati-hati, kromosom bakteri dapat dilihat
dengan radioautograf sebagai suatu molekul sirkuler. Meskipun DNA bakteri hanya 2-
3% berat sel, tapi menempati 10% atau lebih volume sel.
2.3.2. Ribosom.
Ribosom merupakan suatu partikel sitoplasma, bila diamati di bawah mikroskop
elektron, terlihat suatu partikel sitoplasma kecil. Ribosom terdapat dalam padatan
sesudah protoplas setelah sel bakteri dirusak dengan sentrifugasi 100.000 g. Ribosom
bakteri berukuran 70S (800 KDa), dan dapat dipisahkan menjadi subunit 30S dan 50S.
Subunit 30S mengandung RNA 16S, sedangkan subunit 50S mengandung RNA 23S
dan 5S. Kumpulan poliribosom-membran mengandung semua komponen sistem
pensintesis-protein; poliribosom merupakan rantai ribosom 70S (monomer) menempel
kepada mRNA. Jumlah ribosom bervariasi sesuai dengan kondisi pertumbuhan: sel
tumbuhcepat dalam medium yang sesuai, mengandung lebih banyak ribosom
dibandingkan dengan sel tumbuh-lambat dalam medium yang kurang memadai. Protein
mirip-histon saat ini sudah ditemukan dalam jumlah yang kecil berhubungan dengan
DNA E. coli. Pada bakteri, juga telah diketahui adanya poliamin, seperti putreskin dan
spermidin.
2.3.3. Granula Sitoplasma Granula
diidentifikasi dengan prosedur pewarnaan yang sesuai, menandakan adanya
pengumpulan cadangan makanan termasuk polisakarida, lemak, atau polifosfat.
Granula bervariasi menurut tipe medium dan tempat fungsional sel. Glikogen
merupakan bahan cadangan utama dari bakteri enterik (40% dari berat sel pada
beberapa spesies). Dengan cara yang sama, pada beberapa spesies Bacillus dan
Pseudomonas granula ini terdiri dari 30% atau lebih dari berat bakteri, tersimpan
sebagai poli-(β-hidroksibutirat. Dengan pewarnaan metakromatik, polifosfat, juga
dikenal sebagai Babes-Ernst atau granula volutin, terdapat pada Corynebacterium
diphtheriae,Yersinia pestis, Mycobacterium tuberculosis, dan yang lainnya. Pewarnaan
granula volutin dalam berbagai warna, nampak berbeda mulai dari merah sampai biru
(contoh, secara metakromatik), dengan toluidin dan metilen biru.

2.4 Endospora
Endospora merupakan sebuah fase yang dilakukan oleh beberapa bakteri, seperti
Bacillus dan Clostridium memproduksi bentuk pertahanan hidup pada kondisi yang
tidak menguntungkan. Proses ini dikenal sebagai sporulasi. Spora bakteri berbeda
dengan spora pada jamur. Spora bakteri tidak mempunyai fungsi sebagai alat
reproduksi. Endospora ini tahan terhadap kondisi lingkungan ekstrem seperti suhu yang
tinggi, kekeringan, senyawa kimia beracun (disinfektan, antibiotik) dan radiasi sinar
UV. Endospora dapat disebut sebagai fase tidur dari bakteri. Endospora mampu
bertahan sampai kondisi lingkungan kembali menguntungkan, kemudian membentuk
proses germinasi, dan membentuk bakteri sel tunggal.
Endospora yang sebenarnya merupakan suatu badan yang sangat membias
terbentuk dalam sel bakteri vegetatif. Ukuran, bentuk, dan posisi spora dalam sel induk,
sifatnya relatif tetap, menandai suatu spesies. Sampul spora termasuk lapisan
peptidoglikan yang kaku, dengan perbedaan komposisi dari sel vegetatif induknya.
Antigen permukaan spora biasanya berbeda dari yang dimiliki bentuk batang vegetatif.

Gambar 1.6 Gambaran endospora bakteri Sumber : Kenneth, T., 2001.


BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa:
Struktur tubuh bakteri dari lapisan luar hingga bagian dalam sel yaitu flagela,
dinding sel, membrane sel, mesosom, lembaran fotosintetik, sitoplasma, DNA, plasmid,
ribosom, dan endospora.Bakteri merupakan salah satu jenis mikroorganisme yang tidak
bisa dilihat oleh mata telanjang. Bakteri memiliki bentuk bermacam-macam yaitu, bulat,
batang dan spiral.Bakteri bereproduksi secara vegetatif dengan membelah diri secara
biner. Pada lingkungan yang baik bakteri dapat membelah diri tiap 20 menit. Bakteri
adalah organisme uniselluler dan prokariot serta umumnya tidak memiliki klorofil dan
berukuran renik (mikroskopis).
3.2 Saran
Karena keterbatasan informasi dan pengetahuan tentang bakteri dan
pemanfaatannya, ditambah lagi dengan kurangnya pemahaman tentang pembuatan paper
ini. Mengakibatkan terdapat sedikit kesulitan dalam pembuatan paper ini. Tetapi, karena
keterbatasan itulah penulis termotivasi untuk menjadi lebih baik.Maka dari itu penulis
berharap agar lebih memahami tentang pembuatan paper, untuk memahami materi lebih
dalam, disarankan untuk rajin mengkaji ulang materi yang sudah diberikan serta mencatat
ulang materi.
DAFTAR PUSTAKA

Madigan. M, Martinko J, Stahl D. 2012. Brock Biology of Microorganisme. Ed ke-13. New


York: Pearsen.
Lalu Abd Rahman. 2017. Reproduksi Bakteri-Bagaimana Bakteri Dapat Berkembang Biak.
Kerajaanbiologi. Com. Diakses tgl 8 oktober 2019.
Go-dok. 2018. Bakteri; Pengertian, Macam, dan struktur. Go-dok. Com. Diakse 8 Oktoober
2019
Anatomi. 2008. Bakteri. http:/id. Wikipedia. Bakteri/sains
https: www. Google. Com/ search?q=morfologi+bakteri. Pdf

Anda mungkin juga menyukai