Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH

‘Klasifikasi Mikroorganisme’

Mata Kuliah : Mikrobiologi Industri

Dosen Pengampu : Panca Nugrahini F, S.T., M.T.

Oleh :

Irvan Eko Saputra (1415041025)


M. Mara Sutan Harahap (1415041026)
Nuke Agustin (1415041042)
Retno Ayu Astuti (1415041051)
Yuni Aprina (1615041052)

JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS LAMPUNG
2017
Kata Pengantar

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT karena berkar rahmat dan hidayah-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah ‘Klasifikasi Mikroorganisme’ dengan lancar.

Terimakasih kepada teman-teman dan semua pihak yang telah membantu dalam
pembuatan makalah ‘Klasifikasi Mikroorganisme’. Makalah ini telah kami usahakan
semaksimal mungkin dan diharapkan dapat membantu para pembaca mengatahui dengan
lebih jelas tetang tata cara dalam ‘Klasifikasi Mikroorganisme’.
Namun tidak lepas dari itu semua kami menyadari bahwa masih banyak
kekurangan dalam segi penulisan maupun segi lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada
dan hati terbuka kami membuka selebar-lebarnya kritik dan saran dari para pembaca
kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dan
memberikan informasi kepada para pembaca.

Bandar Lampung, September 2017

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

KATA PENGANTAR .............................................................................................. ii


DAFTAR ISI............................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 1

1.3 Tujuan ................................................................................................................. 2

1.4. Manfaat .............................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................... 3

2.1 Teori Sel .............................................................................................................. 3

2.2 Sel Prokariotik .................................................................................................... 3

2.3 Sel Eukariotik...................................................................................................... 10

2.4 Reproduksi Sel .................................................................................................... 13

2.5 Karakteristik Mikroorganisme ............................................................................ 18

2.6 Observasi sel ....................................................................................................... 20

BAB III PENUTUP .................................................................................................. 26

3.1 Kesimpulan ......................................................................................................... 26

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 27


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Mikrobilologi adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang mikrobia. Sebagai
seorang chemical engineer yang pasti bergerak di bidang rekayasa tentunya wajib bagi kita
untuk mengetahui segala aspek yang berkaitan dengan mikrobiologi. Di sini seorang engineer
memanfaatkan mikroorganisme untuk menunjang keberlangsungan proses rekayasa.
Mikroorganisme merupakan suatu kelompok organisme yang tidak dapat dilihat dengan
menggunakan mata telanjang, sehingga diperlukan alat bantu untuk dapat melihatnya seperti
mikroskop, lup dan lain-lain. Cakupan dunia mikroorganisme sangat luas, terdiri dari berbagai
kelompok dan jenis, sehingga diperlukan suatu cara pengelompokan atau pengklasifikasian.
Klasifikasi merupakan pengelompokan mikroba ke dalam suatu kelompok taksonomi
tertentu. Teori identifikasi mikroba merupakan perbandingan antara yang tidak diketahui dan
yang diketahui. Tingkat keakuratan dari identifikasi bergantung pada ketelitian kerja preparasi
seperti pembuatan media, pembuatan reagen dan pewarnaan, dan ketelitian dalam melakukan,
mengamati, dan mencatat berbagai uji.
Untuk mengetahui lebih jauh tentang klasifikasi mikroorganisme maka kita harus lebih
mengenal mikroorganisme itu sendiri dan klasifikasi atau pengelompokkan dari masing-
masing mikroorganisme.

1.2. Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah yang diangkat dalam pengkajian materi ini adalah sebagai
berikut :
1. Apa itu mikroorganisme?
2. Bagaimanakah teori-teori yang ada mengenai sel organisme?
3. Bagaimanakah sistem reproduksi sel?
4. Bagaimanakah karakteristik mikroorganisme?
5. Apa yang dimaksud dengan observasi sel?

1
1.3. Tujuan
1.3.1. Mempelajari dan berdiskusi mengenai teori-teori tentang mikroorganisme
1.3.2. Mempelajari dan berdiskusi mengenai teori-teori tentang sel organisme
1.3.3. Mempelajari system reproduksi sel
1.3.4. Mempelajari tentang berbagai karakteristik mikroorganisme
1.3.5. Mempelajari hal-hal tentang observasi sel

1.4. Manfaat Penulisan


1.4.1. Memahami apa itu mikroorganisme
1.4.2. Mengetahui teori-teori sel organisme
1.4.3. Memahami tentang system reproduksi
1.4.4. Memahami karakteristik mikroorganisme
1.4.5. Mengetahui hal-hal tentang observasi sel

2
BAB II
PEMBAHASAN

1.1 Teori Sel


Sel pertama sekali dikemukakan Ilmuwan Inggris, Robert Hooke(1665) dengan
meneliti sayatan gabus di bawah mikroskop yang terdiri dari ruangan-ruangan yang
dibatasi oleh dinding disebut sel. Di tahun 1839, Felix Durjadin seorang biolog Perancis
menemukan isi penyusun dalam rongga sel, ia menyebutnya sarcode. Johanes Purkinje
(1789-1869) mengadakan perubahan nama sarcode menjadi protoplasma. Theodore
Schwann (1801-1881), seorang pakar zoologi Jerman dan Mathias Schleiden (1804-1881),
pakar botani Jerman mengemukakan bahwa tubuh hewan dan tumbuhan terdiri atas sel-
sel. Robert Brown(1831), seorang biolog Skotlandia menemukan inti (nukleus).
MaxSchultze (1825-1874), seorang pakar anatomi mengemukakan protoplasma
merupakan dasar fisik kehidupan. Rudolf Virchowmengatakan sel berasal dari sel “Omnis
Cellula Cellula”.
Sel dibedakan menjadi beberapa bentuk, diantaranya berdasarkan keadaan inti sel (sel
eukariotik dan prokariotik), berdasarkan keadaan kromosom dan fungsinya (sel somatik
dan reproduktif), berdasarkan sifatnya (bagian hidup dan bagian yang mati).

1.2 Sel Prokariotik

Kata prokariot (prokariote) berasal dari bahasa yunani ” pro” yang berarti sebelum dan
“karyon” yang artinya inti atau juga disebut nukleus, materi genetiknya (DNA)

3
terkonsentrasi pada suatu daerah yang disebut nukleous, tetapi tidak ada membran yang
memisahkan daerah nukleoid dengan bagian selnya.
Sel prokariotik merupakan organisme yang dapat hidup dengan memanfaatkan lebih
banyak sumber energi dibandingkan dengan organisme hidup lainya. Organisme
prokariotik dapat hidup pada habitat yang extrim . Contohnya laut dengan kadar garam
yang tinggi atau sumber air panas. Organisme prokariotik tidak memiliki inti sel dan
mempunyai organisasi internal sel yang relatif sederhana. Prokariotik dibagi menjadi dua
kelompok besar yang meliputi hampir seluruh jenis bacteri dam archea. Genom prokariotik
terdiri dari kromosom tunggal yang melingkar tanpa organisasi (DNA).
Sel prokariotik secara umum memiliki ukuran yang lebih kecil dibanding sel eukariotik
. Setiap prnkariotik merupakan sel tunggal, tetapi akan sering terlihat dalam rantai agregrat,
atau kelompok sel yang berjumlah ratusan. Contoh sel prokariotik adalah bakteri
Echerichia coli.
Prokariotik meliputi archaebakteria (bakteri purba) dan eubakteria (bakteri modern /
bakteri sejati) yang beranggotakan bakteri, mikoplasma dan alga hijau-biru. Ukuran sel
prokariotik berkisar antara 0,5 -3 mm. Struktur umum sel prokariotik yang diwakili oleh
bakteri berturut-turut mulai dari luar ke dalam adalah dinding sel, membran sel, mesosom,
sitoplasma, ribosom dan materi inti (DNA dan RNA).
Sel prokariot, memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Sel prokariotik berukuran 1-10µm
2. Memiliki materi genetik berupa DNA yang tidak dibungkus membrane inti
3. DNA prokariotik berbentuk sirkuler atau disebut nukleoid. Di luar nukleoid
terdapat
4. juga DNA sirkuler lain yang lebih kecil disebut plasmid
5. Sebagian besar memiliki dinding sel
6. Aktivitas sel terjadi pada membrane plasma dan di dalam sitoplasma Contoh :
Cyanobacteria dan sel bakteri

Prokariot ditemukan di berbagai lingkungan ekstrem dingin, panas, asam, atau basa
yang tidak cocok bagi eukariot. Prokariot secara evolusi dibedakan menjadi 2(dua) domain
yaitu Arkae dan bakteri.

4
Perbedaan antara bakteri dan arkae adalah sebagai berikut :
Tabel 1.1 Perbedaan Bakteri dan Arkae
KRITERIA BAKTERI ARKAE
Peptidoglikan Ada Tidak Ada
Lipid Membran Rantai C tidak bercabang Rantai C bercabang
Kepekeaan Anti Biotik Dihambat Tidak dihambat
Tertentu
Sekuen rRNA Unik Beberapa sama dengan
eukariot
RNA Polymerase Kecil dan sederhana Kompleks, mirip eukariot
Intron Tidak ada Ada pada gen tertentu

Prokariot memiliki beberapa tipe dalam pemerolehan nutrisi hidupnya antara lain
sebagai berikut :

Tabel 1.2 Pemerolehan Nutrisi Prokariot


TIPE NUTRISI SUMBER ENERGI SUMBER KARBON
Fotoautotrof (fotosintetik) Cahaya matahari CO2
Kemoautotrof Senyawa organic (H2S, S, CO2
Fe,)
Fotoheterotof Cahaya Matahari Organik
Kemoheterotof Senyawa organic Organik

Sebagian besar prokariot bersifat kemoheterotrof, contoh Escherichia coli.


Bakteri fotoautotrof contoh : sianobakter, bakteri fotosintetik ungu, bakteri fotosintetik hijau
A. Struktur Dan Fungsi Sel Prokariotik
Sel prokariotik adalah sel yang tidak memiliki selaput inti. Maka materi genetik
sel prokariotik tidak dibungkus oleh selaput. Kebanyakan sel prokariotik adalah
uniseluler, walaupun ada pula beberapa yang multiseluler. Sel prokariotik uniseluler
ini mampu membentuk koloni.

5
Semua sel prokariotik mempunyai membran sel plasma, neklueoid berupa DNA
dan RNA, serta sitoplasma yang mengandung ribosom. Sel prokariotik tidak memiliki
membran inti, sehingga bahan inti yang berada dalam sel mengadakan kontak langsung
dengan protoplasma. Sel prokariotik juga tidak memiliki sistem endomembran
(membran dalam), seperti retikulum endoplasma dan kompleks Golgi. Selain itu, sel
prokariotik juga tidak memiliki mitokondria dan kloroplas, tetapi mempunyai struktur
yang berfungsi sama dengan keduanya, yaitu mesosom dan kromator. Contoh sel
prokariotik adalah bakteri (Bacteria) dan Sianobakteri (Cyanobacteria).
Adapun bagian-bagian sel bakteri dan fungsinya adalah sebagai berikut:
1. Dinding Sel
Dinding sel adalah bagian terluar dari sel yaitu sel tumbuhan. Struktur terdiri
atas :
a. Peptidoglikan (senyawa ini menyebabkan dinding sel bakteri kaku)
b. Lipid (lemak)
c. Protein
Fungsi :
a. Sifatnya yang kaku dapat memberi bentuk sel yang tetap
b. Sebagai pelindung
c. terdapat pori-pori sebagai jalan keluar
d. masuknya molekul-molekul.
e. mengatur pertukaran zat dan reproduksi

2. Sitoplasma
Stuktur terdiri atas :
Air, nutrisi / zat makanan terlarut, lemak, protein, mineral, serta enzim-enzim
Fungsi :
Enzim-enzim yang digunakan untuk mencerna makanan ekstraseluler dan
melakukan metabolisme sel
3. Mesosom
Mesosom merupakan pelekukan kedalam ( invaginasi) dari membrane
plasma.

6
Srtuktur : Terdapat pada membran plasma yang melekuk ke dalam
membentuk organel sel mesosom.
Fungsi :
a. Sintesa dinding sel
b. Pembelahan dan tempat berlangsungnya oksidasi zat-zat makanan untuk
menghasilkan energi
4. Membran plasma
Membran plasma adalah selaput tipis yang membatasi isi sel dengan
lingkungan disekitarnya
Sruktur :
Tersusun atas molekul lemak dan protein
Fungsi :
a. Sebagai pelindung molekuler sel terhadap lingkungan sekitar
b. Mengatur transportasi air dan zat-zat terlaryt dari luar dan kedalam sel
5. Nukleoid
Bahan inti dari bakteri yang tersusun dari DNA yang membentuk kromosom
tunggal dan sirkuler. Pada bakteri tertentu terdapat DNA sirkuler yang lebih
kecil dan berada diluar kromosom yang disebut plasmid.
6. Organel
Organel yang terdapat dalam sel-sel prokariotik adalah ribosom yang
tersusun dari RNA dan protein. Ribosom merupakan tempat berlangsungnya
sintesis protein. RNA (Asam Ribonukleat), RNA berfungsi membawa kode-
kode gentika sesuai pesanan DNA.
7. Flagelum
Terdapat pada beberapa jenis bakteri (basilu dan spirilus). Tersusun dari
protein flagalin fungsinya untuk pergerakan.
8. Pili (fimbriae)
Berukuran lebih kecil dan lebih pendek dari flagel. Pili hanya dapat dilihat
dengan mikroskop electron. Dijumpai pada bakteri yang bergerak maupun
yang tidak bergerak . fungsi : untuk melekatkan diri pada jaringan hewan
atau tumbuhan yang merupakan sumber nutriennya.

7
B. Ciri Khas Sel Prokariotik
1. DNA
DNA pada sel prokariotik memiliki kromosom tunggal berbentuk
lingkaran(sirkuler). DNA tidak dibungkus oleh membran inti , sehingga dalam
sitoplasma, ada istilah yang dinamakan dengan DNA region (nucleoid). DNA
region merupakan darah sitoplasma prokariotik yang merupakan darah sitoplasma
prokariotik yang mengandung DNA. Selain itu DNA pada prokariotik tidak
beraasosiasi dengan protein histon. DNA (Asam Deoksiribonukleat), berfungsi
sebagai pembawa informasi genteika, yaitu sifat-sifat yang harus diwariskan
kepada keturunannya.
2. Tidak ada organel bermembran.
3. Dinding sel
Dinding sel pada prokariotik tersusun dari peptidoglikan. Peptidoglikan
merupakan senyawa poli sakarida kompleks. Dinding sel bakteri berfungsi untuk
menahan tekanan osmotic sitoplasma, sehingga sel tidak mudah pecah akibat
masuknya air kedalam sel, dinding sel bakteri tersusun atas peptidoglikan atau
mukopepetida yang dapat dipergunakan sebagai dasar penggolongan bakteri
menjadi dua golongan , yaitu bakteri gram positif dan bakteri gram negative. Pada
bakteri gram positif, hamper 90% komponen dinding selnya tersusun atas
peptidoglikan, sedangkan pada bakteri gram negative berkisar antara 5 – 20%.
4. Pembelahan diri dengan pembelahan binier.
Pembelahan binier merupakan pembelahan sel yang mana satu sel induk
menghasilkan dua sel anak dengan komposisi kromosom yang mirip. Pembelahan
binier hanya ada pada sel prokariot. Kekurangan materi sel yang terbungkus oleh
membran plasma dinamakan dengan sitoplasma. Sitoplasma pada prokariotik
tersusun atas 2 bagian yaitu bagian cair (sitosol), dan partikel tak larut termasuk
didalamnya ribosom.
1. Sitosol
Sitosol sebagian besar tersusun atas air dengan berbagai macam molekul.
Selain itu, makro molekul terlarut seperti protein juga bisa ditemukan.

8
2. Ribosom
Ribosom juga merupakan granula yang berukuran sekitar 25 mikro meter,
fungsi dari ribosom adalah tempat sintesis protein.
Sitoplasma bukanlah suatu benda yang sintesis. Komponen sitoplasma merupakan
lingkungan yang cair mengan gerakan konstan. Salah satu cotohnya: salah satu jenis
protein berputar diseluruh bagian sel, dan berinteraksi dengan berbagai macam
molekul sepanjang rute pegerakanya.
Selain itu, meskipun secara setruktural lebih sederhana dibandingkan sel eukariotik.
Sel prokariotik memiliki fungsi yang sangat kompleks yang tersusun atas ribuan
transformasi biokimia.

C. Genom Prokariotik
Untuk prokariot diwakili oleh sel bakteri yang memiliki kromosom tunggal,
DNA atau RNA saja. Genom prokariot merupakan material genetic yang terdapat pada
prokariot. Genom bakteri terdiri dari kromosom sirkular yang disebut nukleoid. Di luar
nukleoid terdapat juga DNA sirkuler lain yang lebih kecil disebut plasmid.
Pembentukan badan nukleoid terkondensasi dengan cara supercoiling dan looping
yang tersusun secara rapat.
Plasmid ditemukan pada bakteri. Ukuran bervariasi dan bereplikasi secara
otonomi (origin of replication). Dapat ditransfer dari satu bakteri ke bakteri lainnya
ataupun pada kingdom yang berbeda. Sering digunakan sebagai vector untuk
membawa gen yang diinginkan. Gen yang dibawa oleh plasmid berguna, karena
mengkode sifat-sifat ketahanan terhadap antibiotic atau kemampuan untuk
memanfaatkan komponen kompleks seperti toluene sebagai sumber karbon. Tetapi
prokariot dapat bertahan secara efektif tanpa plasmid.
Prokariot menunjukkan keragaman dalam organisasi genom. E. coli memiliki
genom unipartite, tetapi prokariot lainnya lebih kompleks. Kromosom bakteri
bereplikasi di dalam sel dan sel membelah secara biner. Bakteri memiliki DNA yang
lebih sederhana, lebih sedikit mengandung pasangan basa nukleotida dan berbentuk
sirkuler.

9
1.3 Sel Eukarotik

Sel eukariot adalah sel yang memiliki membrane inti sehingga terjadi pemisahan antara
inti sel dan sitoplasma, memiliki ciri-ciri sebagai berikut ;
1. Sel eukariotik berukuran 10-100µm
2. Memiliki materi genetic berupa DNA yang dibungkus membrane inti
3. Memiliki protoplasma (kesatuan inti sel dan sitoplasma)
4. Memiliki sejumlah organel yang masing-masing memiliki fungsi spesifik
5. Contoh : sel hewan dan sel tumbuhan
Selaput membran sel bersifat selektif permeabel, artinya hanya dapat dilalui molekul-
molekul tertentu seperti glukosa, asam amino, gliserol dan berbagai ion. Berfungsi
memisahkan isi sel dengan lingkungan luarnya dan menyaring masuknya zat-zat ke dalam
sel sehingga tidak semua zat dapat menembus membran sel, serta merespon sinyal dari
luar. Memiliki ketebalan antara 5-10 nm.
Pada sitoplasma terdapat organel-organel yang melayang-layang dalam cairan kental
(merupakan koloid, namun tidak homogen) yang disebut matriks. Organel lah yang
menjalankan banyak fungsi kehidupan: sintesis bahan, respirasi (perombakan),
penyimpanan, serta reaksi terhadap rangsang. Sebagian besar proses di dalam sitoplasma
diatur secara enzimatik.

10
Sitoplasma merupakan cairan yang terdapat di dalam sel, kecuali di dalam inti dan
organel sel. Khusus cairan yang terdapat di dalam inti sel dinamakan nukleoplasma.
Sitoplasma bersifat koloid, yaitu tidak padat dan tidak cair. Penyusun utama dari
sitoplasma adalah air yang berfungsi sebagai pelarut zat-zat kimia serta sebagai media
terjadinya reaksi kimia sel.
Disamping air di dalamnya terlarut banyak molekul-molekul kecil, ion dan protein.
Ukuran partikel terlarut antara 0,001-0,1 µm dan bersifat transparan. Koloid sitoplasma
dapat berubah dari sol ke gel begitu sebaliknya. Sol terjadi jika konsentrasi air tinggi,
sedang gel saat konsentrasi air rendah.
Sel eukariot memiliki banyak organel yang memiliki fungsinya masing-masing yang
secara keseluruhan berperan dalam metabolism sel. Di bawah ini terdapat beberapa jenis
oganel sel dan fungsinya.
Tabel 1.3 Beberapa Jenis Organel Sel Eukariot dan Fungsinya
ORGANEL FUNGSI
Ribosom Tempat sintesis protein
Reticulum Endoplasma RE kasar berfungsi sebagai tempat sintesis
protein dan RE halus berfungsi sebagai
tempat sintesa lipid, metabolism
karbohidrat, dan detoksifikasi obat-obatan
Badan golgi Memproses protein dan molekul lain yang
akan dibawa ke luar sel atau ke membrane
sel
Lisosom Mencerna makromolekul secara
intraseluler dan merusak sel-sel asing
Peroksisom Merombak H2O2 yang bersifat racun bagi
sel
Mitokondria Tempat terjadinya respirasi seluler yang
menghasilkan ATP
Vakuola Tempat penyimpanan cadangan makanan
dan zat-zat sisa metabolisme
Khloroplas Tempat berlangsungnya fotosintesis

11
NUKLEUS
Nukleus mengandung sebagian besar gen yang mengendalikan sel eukariotik (sebagian
lain gen terletak di dalam mitokondria dan kloroplas). Dengan diameter rata-rata 5 µm,
organel ini umumnya adalah organel yang paling mencolok dalam sel eukariotik
Kebanyakan sel memiliki satu nucleus, namun ada pula yang memiliki banyak nukleus,
contohnya sel otot rangka, dan ada pula yang tidak memiliki nukleus, contohnya sel darah
merah matang yang kehilangan nukleusnya saat berkembang.
Selubung nukleus melingkupi nukleus dan memisahkan isinya (yang disebut
nukleoplasma) dari sitoplasma. Selubung ini terdiri dari dua membran yang masing-masing
merupakan lapisan ganda lipid dengan protein terkait. Membran luar dan dalam selubung
nukleus dipisahkan oleh ruangan sekitar 20–40 nm. Selubung nukleus memiliki sejumlah
pori yang berdiameter sekitar 100 nm dan pada bibir setiap pori, kedua membran selubung
nukleus menyatu.
Di dalam nukleus, DNA terorganisasi bersama dengan protein menjadi kromatin.
Sewaktu sel siap untuk membelah, kromatin kusut yang berbentuk benang akan
menggulung, menjadi cukup tebal untuk dibedakan melalui mikroskop sebagai struktur
terpisah yang disebut kromosom.
Struktur yang menonjol di dalam nukleus sel yang sedang tidak membelah ialah nukleolus,
yang merupakan tempat sejumlah komponen ribosom disintesis dan dirakit. Komponen-
komponen ini kemudian dilewatkan melalui pori nukleus ke sitoplasma, tempat semuanya
bergabung menjadi ribosom. Kadang-kadang terdapat lebih dari satu nukleolus,
bergantung pada spesiesnya dan tahap reproduksi sel tersebut.
Nukleus mengedalikan sintesis protein di dalam sitoplasma dengan cara mengirim
molekul pembawa pesan berupa RNA, yaitu mRNA, yang disintesis berdasarkan "pesan"
gen pada DNA. RNA ini lalu dikeluarkan ke sitoplasma melalui pori nukleus dan melekat
pada ribosom, tempat pesan genetik tersebut diterjemahkan menjadi urutan asam amino
protein yang disintesis.

12
1.4 Reproduksi Sel
Reproduksi Sel – Sel merupakan unit dasar kehidupan. Reproduksi sel adalah proses
memperbanyak jumlah sel dengan cara membelah diri, baik pada organisme uniseluler
maupun multiseluler. Pembelahan sel pada organisme uniseluler merupakan suatu cara
bagi organisme tersebut untuk melestarikan jenisnya. Sedangkan, bagi organisme
multiseluler, pembelahan sel menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan organisme.
Misalnya, pada manusia, sel-sel memperbanyak diri sehingga tubuh manusia tersebut
menjadi besar dan tinggi.
Selain itu, reproduksi sel pada organisme multiseluler juga menghasilkan sel-sel gamet
yang berguna pada saat perbanyakan secara generatif (reproduksi organisme melalui
proses perkawinan). Reproduksi sel merupakan proses penggandaan materi genetik (DNA)
yang terdapat di dalam nukleus. Sehingga, menghasilkan sel-sel anakan yang memiliki
materi genetik yang sama. Berdasarkan organisasi sel, organisme dapat dibedakan menjadi
dua, yaitu organisme prokariotik dan eukariotik. Pada organisme prokariotik, reproduksi
sel dilakukan dengan cara membelah diri (pembelahan biner). Sedangkan, reproduksi sel
pada organisme eukariotik dengan cara mitosis dan meiosis.
Pada saat pembelahan sel, kromosom mudah diamati di bawah mikroskop, karena
benang-benang kromatin menebal dan memendek serta mudah menyerap warna. Sebelum
sel membelah, sel melakukan persiapan, seperti pembelahan organel-organel sel, setelah
pembelahan sel selesai, terjadi proses pertumbuhan atau pertambahan sel. Untuk
mengetahui proses pembelahan sel tersebut, mari cermati uraian berikut :
1. Siklus Sel
Siklus sel adalah peristiwa pertumbuhan sel menurut tahapan tertentu, dan setelah
melalui semua tahapan akan kembali kepada tahapan semula. Siklus sel dapat dibagi
menjadi dua tahapan, yaitu tahapan interfase dan tahapan mitotik (fase pembelahan).
a. Interfase
Interfase sering disebut tahap istirahat. Hal ini tidak tepat, karena dalam tahap ini
sel dalam keadaan aktif melakukan metabolisme, termasuk mempersiapkan diri
sebelum pembelahan. Pada tahap ini, di dalam sel terdapat membran yang
membungkus inti sel. Kromosom tidak tampak karena kromosom dalam bentuk

13
utas molekul DNA yang halus dan tidak menggulung sehingga tidak dapat dilihat
di bawah mikroskop cahaya. Interfase dapat dibagi menjadi 3 tahap, yaitu:
1) Fase G1 : Sel hasil pembelahan memasuki pertumbuhan sel baru dan terus
menerus melakukan pembelahan organel.
2) Fase S : Dalam sel terjadi proses replikasi DNA sebagai materi genetik yang
akan diturunkan.
3) Fase G2 : Sel tumbuh membesar dan menyiapkan segala keperluan untuk
pembelahan sel.
b. Fase Pembelahan
Fase ini disebut juga fase mitotik. Pada fase ini terjadi proses pembelahan sel, baik
proses mitosis maupun meiosis. Untuk lebih mengetahui tentang siklus sel.

2. Pembelahan Mitosis
Mitosis terjadi pada proses perbanyakan sel atau proses pertumbuhan suatu jaringan.
Contohnya, pada pembentukan sel-sel darah merah atau pertumbuhan jaringan di
daerah meristem. Mitosis merupakan periode pembelahan sel yang menghasilkan sel
anak dengan jumlah kromosom sama seperti induknya, yaitu 2n. Mitosis dapat dibagi
menjadi 4 tahap, yaitu profase, metafase, anafase, dan telofase. Untuk mengetahui
tahap-tahap pembelahan mitosis tersebut, mari cermati pembelahan berikut ini :
a. Profase
1. Nukleolus tidak tampak lagi dan membran nukleus telah melebur.
2. Kromatin mengalami penebalan dan memendek menjadi kromosom sehingga
bisa dilihat dibawah mikroskop. Benang-benang kromosom berpasangan, tiap-
tiap kromosom menggandakan diri membentuk struktur simetris yang disebut
kromatid. Kedua kromatid masih disatukan pada satu titik yang disebut
sentromer.
3. Pada sel hewan terdapat sepasang sentriol yang memisahkan diri ke kutub-
kutub yang berlawanan. Setelah sampai di kutub, sentriol membentuk benang-
benang spindel yang melekat pada sentromer di setiap kromatid.
b. Metafase

14
Kromosom terletak pada bidang di tengah sel dengan sentromer menempel pada
benang spindel. Bidang di tengah sel ini disebut bidang equator. Posisi kromosom
yang tersebar pada bidang equator ini menyebabkan jumlah kromosom dapat
dihitung dengan tepat dan bentuk kromosom dapat dipelajari.
c. Anafase
Daya tarik benang-benang spindel akan menyebabkan kedua kromatid terlepas
dari ikatan sentromer menuju kutub masing-masing menjadi 2 kromosom baru.
Jumlah kromosom yang menuju ke kutub yang satu sama dengan kromosom yang
menuju ke kutub yang lain.
d. Telofase
1. Kromosom telah berkumpul di kutub masing-masing.
2. Membran inti muncul dan membungkus dua kelompok kromosom yang telah
terpisah tersebut menjadi dua inti baru.
3. Kromosom makin lama makin menipis, kemudian menjadi benang-benang
kromatin kembali. Sehingga, tidak dapat di lihat. 4) Nukleolus dapat dilihat
kembali.
e. Sitokinesis
Setelah terbentuk dua inti sel, kemudian akan terjadi perpisahan sitoplasma dengan
pembentukan dinding (sekat pemisah) yang terbentuk dimulai dari pinggir sel
menuju ke tengah memisahkan kedua inti menjadi 2 sel baru.

3. Pembelahan Miosis
Pembelahan meiosis berlangsung pada saat pembentukan sel gamet pada
organisme diploid atau pada saat pembentukan spora nonseksual pada jamur. Meiosis
berlangsung di jaringan organ reproduksi seksual atau pada jaringan nutfah. Pada
pembelahan meiosis, setiap sel anak akan menerima separuh dari jumlah kromosom
yang terdapat pada sel induk. Misalnya, manusia memiliki 46 kromosom dalam sel
tubuhnya. Setelah terjadi pembelahan meiosis pada organ reproduksinya, seperti testis
atau ovarium, akan terbentuk gamet yang mengandung hanya 23 kromosom. Meiosis
dapat dibagi menjadi dua periode pembelahan, yaitu Meiosis I dan Meiosis II.

15
Masing-masing periode terdiri atas tahap-tahap profase, metafase, anafase, dan
telofase. Hasil akhir pembelahan meiosis adalah 4 sel anak yang haploid.
Meiosis I
1) Profase I
a) Leptoten : merupakan tahap pertama profase, kromatin membentuk
benang halus leptonema (kromosom) sehingga kromosom tampak
seperti massa yang tidak teratur.
b) Zigoten : Proses penebalan berjalan terus dan kromosom mulai
berpasangan dengan homolognya.
c) Pakiten : Kromosom yang homolog terdiri atas 4 kromatid yang
disebut tetrad. Pasangan 2 kromosom homolog disebut bivalen.
Pasangan 3 atau 4 kromosom homolog disebut trivalen atau tetravalen.
d) Diploten : Kromatid pada kromosom homolog dapat saling melilit dan
bertukar ruas satu dengan yang lain, disebut pindah silang. Dua
kromatid yang disatukan oleh satu sentromer disebut kromatid
bersaudara. Kontak antar kromatid bersaudara disebut kiasma.
e) Diakinesis : Tahap akhir profase I, membran inti melarut.
2) Metafase I Benang spindel keluar dari kutub yang berlawanan dan mengait
pada sentromer kromosom yang telah berpasangan. Semua bivalen terletak
pada bidang equator.
3) Anafase I Kromosom homolog bergerak ke arah kutub yang berlawanan
dengan dua kromatid bersaudara masih tetap terikat pada sentromernya.
4) Telofase I Dua kelompok gugus kromosom tiba di dua kutub yang berlawanan,
masing-masing memiliki separuh jumlah gugus kromosom sel induk. Masing-
masing kromosom masih membawa dua kromatid bersaudara. Selaput inti
mulai terbentuk dan sel-sel anakan memisah.

Meiosis II
Pada meiosis II, tahap-tahap yang terjadi dalam meiosis I terulang kembali. Agar
berbeda, tahap-tahap meosis II dinamakan Profase II, Metafase II, Anafase II, dan
Telofase II.

16
1) Profase II Selaput inti dan nukleus dalam sel mulai menghilang dan benang-benang
spindel menarik sentromer kedua kutub yang berbeda.
2) Metafase II Kromosom terletak pada bidang equator dan setiap sentromer pada
kromosom diikat oleh benang spindel.
3) Anafase II Sentromer membelah dan dua kromatid berpisah, kemudian bergerak
kearah berlawanan menuju kutub.
4) Telofase II Kromosom berkumpul pada kutub yang berbeda, dan membran inti
muncul membungkus kelompok kromosom tersebut. Setelah melewati 2 kali
pembelahan, maka dari satu sel akan dihasilkan 4 sel dengan masing-masing sel
mengandung kromosom separuh jumlah sel induknya.

Perbedaan Mitosis dan Meiosis


 Mitosis
Terjadi pada semua sel tubuh (autosom) yang sedang memperbanyak diri. Hanya
terdapat satu tahap pembelahan dalam satu siklus pembelahan sel. Tidak terdapat
pasangan kromosom homolog, yang berpisah adalah kromatid-kromatid yang bergerak
menuju kutub yang berbeda. Tidak terjadi pertukaran segmen kromosom. Sel baru
yang dihasilkan dari suatu mitosis akan mempunyai struktur genetik yang sama dengan
sel awal. Hasil akhir dari pembelahan satu sel adalah dua sel baru yang sama.
 Meiosis
Hanya terjadi pada sel gonad pada saat pembentukan gamet Terdapat dua tahap
pembelahan, yaitu meiosis I dan meiosis II. Terdapat pasangan kromosom homolog
pada meiosis I, kemudian setiap anggota pasangan kromosom akan bermigrasi menuju
kutub yang berbeda. Pada meiosis II baru terjadi pemisahan kromatid seperti pada
mitosis. Terjadi pindah silang antara kromosom homolog yang berpasangan. Sel yang
dihasilkan melalui proses meiosis akan mempunyai jumlah kromosom separuh dari sel
semula. Hasil akhir dari pembelahan satu sel adalah empat sel baru yang mempunyai
jumlah kromosom separuh daeri sel induk.

A. Reproduksi Sel pada Organisme Prokariotik

17
Reproduksi sel pada organisme prokariotik, seperti bakteri dan protozoa,
terjadi melalui proses pembelahan sel secara langsung, yaitu dari satu sel akan
membelah menjadi dua sel yang sama besar dan mengandung materi genetik yang
sama. Pembelahan sel seperti ini disebut pembelahan biner. Pembelahan biner
tidak mengalami tahapan-tahapan pembelahan, seperti pembelahan sel secara
mitosis dan meiosis.
Pengertian Reproduksi Sel – Proses pembelahan biner pada sel bakteri diawali
dengan sintesa bahanbahan yang diperlukan untuk membuat sel baru. Pada awal
pembelahan sel, kromosom yang terdapat bebas di dalam sel akan menempel pada
dinding sel, kemudian bersama-sama dengan pembesaran ukuran sel, berlangsung
sintesis sel atau replikasi DNA (penggandaan kromosom). Setelah DNA baru
selesai dibentuk, dan sel telah mencapai pembesaran maksimum, akan terjadi
pembelahan sel menjadi dua bagian yang memiliki bahan genetik yang sama.
B. Reproduksi Sel pada Organisme Eukariotik
Reproduksi sel pada organisme eukariotik terjadi melalui proses pembelahan
sel yang diawali dengan penggandaan materi genetik (replikasi DNA), kemudian
diikuti pembelahan kromosom. Pembelahan kromosom ini akan diikuti oleh
pembelahan nukleus, lalu diakhiri dengan pembelahan sel. Pembelahan sel pada
organisme eukariotik dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu mitosis dan meiosis.
Mitosis dapat terjadi pada setiap organ dan berfungsi membentuk sel dengan
jumlah kromosom yang sama. Sedangkan, pembelahan meiosis hanya berlangsung
pada jaringan organ seks dan berfungsi mereduksi jumlah kromosom menjadi
separuhnya. Mitosis dan meiosis merupakan pembelahan sel secara tidak
langsung, yaitu melalui tahapan-tahapan tertentu, dan ditandai dengan
penampakan yang berbeda-beda dari kromosom yang dikandungnya.

1.5 Karakteristik Mikroorganisme


Kultur murni atau biakan murni sangat berguna didalam mikrobiologi, yaitu untuk
menelaah dan mengidentifikasi mikroorganisme, termasuk penelaahan ciri-ciri kultural,
morfologis, fisiologis, maupun serologis. Sifat organisme dalam suatu biakan murni dapat

18
dipelajari dengan metode yang amat keras dengan hasil yang sangat akurat karena
pengaruh sel hidup yang lain dapat ditiadakan (Volk, 1993).
Karakterisasi terbagi dalam dua tahap yaitu klasifikasi dan identifikasi. Untuk dapat
mengidentifikasi dan mengkasifikasi suatu mikroorganisme, maka kita harus mempelajari
karakteristik mikroorganisme tersebut terlebih dahulu (Pelczar, 1993).
Klasifikasi merupakan pengelompokan mikroba ke dalam suatu kelompok taksonomi
tertentu. Teori identifikasi mikroba merupakan perbandingan antara yang tidak diketahui
dan yang diketahui. Tingkat keakuratan dari identifikasi bergantung pada ketelitian kerja
preparasi seperti pembuatan media, pembuatan reagen dan pewarnaan, dan ketelitian
dalam melakukan, mengamati, dan mencatat berbagai uji.
Prosedur dalam melakukan identifikasi, yaitu pertama kita harus menentukan apakah
suatu organisme yang belum dikenal termasuk dalam kelompok besar dari suatu
mikroorganisme atau tidak, kedua yang harus dilakukan adalah memurnikan kultur dari
mikroorganisme tersebut, ketiga yaitu menentukan tipe pertumbuhan dari organisme
tersebut, keempat adalah mempelajari kultur murni tersebut (Frobisher, 1962). Jenis
mikroba itu sendiri ada empat yaitu bakteri, khamir, kapang, dan Actinomycetes.
Mikroorganisme memiliki perbedaan penampakan makroskopis dalam
perkembangannya apabila ditumbuhkan dalam media yang berbeda-beda. Perbedaan yang
terjadi dikarenakan mikroorganisme memiliki karakteristik kultural. Karakteristik kultural
digunakan sebagai dasar untuk memisahkan mikroorganisme ke dalam kelompok-
kelompok taksonomi.
Contoh : dilakukan pengidentifikasian pada koloni mikroorganisme yang tumbuh pada
media nutrient agar cawan. Karakteristik koloni yang tumbuh terpisah dengan baik dapat
dievaluasi dengan cirri-ciri sebagai berikut:
1. Ukuran: Pinpoint (titik sangat kecil), small (kecil), moderate (sedang), large
(lebar).
2. Pigmentasi: warna koloni
3. Bentuk: Bentuk koloni yang digambarkan sebagai berikut:
a) Circular: tepian yang teratur, tidak patah.
b) Irregular: tepian yang berlekuk
c) Rhizoid: pertumbuhan menyebar seperti akar.

19
4. Tepi: penampakan tepian terluar koloni yang digambarkan sebagai berikut:
a) Entire: sangat rata
b) Lobate: lekukan yang jelas
c) Undulate: lekukan seperti gelombang
d) Serrate: bergerigi
e) Filamentous: seperti benang, tepian menyebar
5. Elevasi: sudut penonjolan pertumbuhan koloni pada permukaan agar yang
digambarkan sebagai berikut:
a) Flat: datar, elevasi tidak nyata
b) Raised: Sedikit menonjol
c) Convex: elevasi berbentuk kubah
d) Umbonate: menonjol dengan elevasi konveks di bagian tengah

1.6 Observasi Sel


Istilah observasi berasal dari bahasa Latin yang berarti ”melihat” dan
“memperhatikan”. Istilah observasi diarahkan pada kegiatan memperhatikan secara akurat,
mencatat fenomena yang muncul, dan mempertimbangkan hubungan antar aspek dalam
fenomena tersebut. Observasi menjadi bagian dalam penelitian berbagai disiplin ilmu, baik
ilmu eksakta maupun ilmu-ilmu sosial. Observasi dapat berlangsung dalam konteks
laboratoriurn dalam bentuk experimental maupun konteks alamiah. Sebagai metode ilmiah,
observasi biasa diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan fenomena-fenomena yang
diselidiki secara sistematik.
Dalam arti yang luas observasi sebenarnya tidak hanya terbatas kepada pengamatan
yang dilakukan, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Pada dasarnya observasi yang berarti melakukan pengamatan tersebut pasti memiliki
tujuan. Tujuannya yaitu untuk mendapatkan data tentang suatu masalah, sehingga
diperoleh pemahaman atau pembuktian terhadap informasi atau keterangan yang diperoleh
sebelumnya. Selain itu juga untuk mendeskripsikan setting yang dipelajari, aktivitas-
aktivitas yang berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam aktivitas, dan makna kejadian
dilihat dari perspektif mereka terlibat dalam kejadian yang diamati tersebut. Deskripsi
harus kuat, faktual, sekaligus teliti tanpa harus dipenuhi berbagai hal yang tidak relevan.

20
Dengan observasi kita dapat memperoleh gambaran tentang kehidupan sosial yang sukar
untuk diketahui dengan metode lainnya.
Observasi dilakukan untuk menjajaki sehingga berfungsi eksploitasi. Dari hasil
observasi kita akan memperoleh gambaran yang jelas tentang masalahnya dan mungkin
petunjuk-petunjuk tentang cara pemecahannya. Jadi, jelas bahwa tujuan observasi adalah
untuk memperoleh berbagai data konkret secara langsung di lapangan atau tempat
penelitian.
Dari pengertian tentang observasi tersebut diatas menunjukkan karakteristik yang
dimiliki suatu kegiatan observasi, beberapa karakteristik observasi diantaranya adalah
sebagai berikut :
1. Observasi merupakan kegiatan pengamatan terhadap suatu objek perilaku subjek yang
diamati.
2. Kegiatan tersebut pada pokoknya menggunakan dan memanfaatkan kemampuan
indera pengamatan, terutama mata dan telinga.
3. Kegiatan pengamatan harus direncanakan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai atau
diperoleh.
4. Kegiatan pengamatan dilakukan secara sistematis yaitu dengan prosedur atau langkah-
langkah tertentu.
5. Hasilnya segera dicatat begitu pengamatan selesai, sehingga tidak lupa dan
menyebabkan data pengamatan bisa didapatkan.
6. Catatan pengamatan digunakan untuk memaknai perilaku subjek yang diamati,
sehingga pengamat memperoleh pemahaman tertentu atas subjek itu.

Dalam melakukan observasi atau pengamatan tentu terdapat prosedur atau teknik-teknik
untuk menjalankannya. Tidak mungkin suatu pengamatan ilmiah dilakukan secara asal-asalan.
Ada tiga jenis teknik pokok dalam observasi yang masing-masing umumnya cocok untuk
keadaan-keadaan tertentu, yaitu:
1. Observasi Partisipan
Suatu observasi disebut observasi partisipan jika orang yang rnengadakan observasi
atau observer turut ambil bagian dalam perikehidupan observer. Dalam observasi
partisipan terdiri dari :

21
a. Metode Observasi
Persoalan tentang metode observasi sama sekali tidak dapat dilepaskan dari scope
dan tujuan penelitian yang hendak diselenggarakan. Observer perlu memusatkan
perhatiannya pada apa yang sudah diterangkan dalam pedoman observasi dan tidak
terlalu insidental dalam observasi-observasinya.
b. Waktu dan Bentuk Pencatatan
Pencatatan dengan segera terhadap kejadian-kejadian dalam situasi interaksi
merupakan hal yang terbaik dan penting dalam observasi partisipan. Pencatatan on
the spot akan mencegah pemalsuan ingatan karena terbatasnya ingatan. Jika
pencatatan on the spot tidak dapat dilakukan, sedangkan kelangsungan situasi
cukup lama, maka perlu dijalankan pencatatan dengan kata-kata kunci. Pencatatan
dapat dilakukan, misalnya pada kertas-kertas kecil atau pada kertas apa pun yang
kelihatannya tidak berarti.
c. Intensi dan Ekstensi Partisipasi
Secara garis besar, partisipasi tidaklah sama untuk semua penelitian dengan
observasi partisipan ini. Peneliti dapat mengambil partisipasi hanya pada beberapa
kegiatan sosial dan dapat juga pada semua kegiatan. Dalam tiap kegiatan itu
penyelidik dapat turut serta sedalam-dalamnya atau secara minimal. Hal ini
tergantung kepada situasi.
2. Observasi Sistematik
Observasi sistematik biasa disebut juga observasi berkerangka atau structured
observation. Ciri pokok dari observasi ini adalah kerangka yang memuat faktor-faktor
yang telah di atur kategorisasinya lebih dulu dan ciri-ciri khusus dari tiap-tiap faktor
dalam kategori-kategori itu.
a. Materi Observasi
Isi dan luas situasi yang akan diobservasi dalarn observasi sistematik umumnya
lebih terbatas. Sebagai alat untuk penelitian deskriptif, peneliti berlandaskan pada
perumusan-perumusan yang lebih khusus. Wilayah atau scope observasinya
sendiri dibatasi dengan tegas sesuai dengan tujuan dan penelitian, bukan situasi
kehidupan masyarakat seperti pada observasi partisipan yang umumnya digunakan
dalam penelitian eksploratif. Perumusan-perurnusan masalah yang hendak

22
diselidikipun sudah dikhususkan, misalnya hubungan antara pengikut, kerjasama
dan persaingan, prestasi be1ajar, dan sebagainya. Dengan begitu kebebasan untuk
memilih apa yang diselidiki sangat terbatas. Ini dijadikan ciri yang membedakan
observasi sistematik dan observasi partisipan.
b. Cara-Cara Pencatatan
Persoalan-persoalan yang telah dirumuskan secara teliti memungkinkan jawaban-
jawaban, respons, atau reaksi yang dapat dicatat secara teliti pula. Ketelitian yang
tinggi pada prosedur observasi inilah yang memberikan kemungkinan pada
penyelidik untuk mengadakan “kuantifikasi” terhadap hasil-hasil
penyelidikannya. Jenis-jenis gejala atau tingkah laku tertentu yang timbul dapat
dihitung dan ditabulasikan. Ini nanti akan sangat memudahkan pekerjaan analisis
hasil.
3. Observasi Eksperimental
Observasi dapat dilakukan dalam lingkup alamiah atau natural ataupun dalam
lingkup experimental. Dalam observasi alamiah observer rnengamati kejadian-
kejadian, peristiwa-peristiwa dan perilaku-perilaku observe dalam lingkup natural,
yaitu kejadian, peristiwa, atau perilaku murni tanpa adanya usaha untuk menguntrol.
Observasi eksperimental dipandang sebagai cara penyelidikan yang relatif murni,
untuk menyeidiki pengaruh kondisi-kondisi tertentu terhadap tingkah laku manusia.
Sebab faktor-faktor lain yang mempengaruhi tingkah laku observer telah dikontrol
secermat-cermatnya, sehingga tinggal satu-dua faktor untuk diamati bagaimana
pengaruhnya terhadap dimensi-dimensi tertentu terhadap tingkah laku.
Ciri-ciri penting dan observasi eksperimental adalah sebagai berikut :
o Observer dihadapkan pada situasi perangsang yang dibuat seseragam
mungkin untuk semua observer.
o Situasi dibuat sedemikian rupa, untuk memungkinkan variasi timbulnya
tingkah laku yang akan diamati oleh observer.
o Situasi dibuat sedemikian rupa, sehingga observer tidak tahu maksud yang
sebenannya dan observasi.

23
o Observer, atau alat pencatat, membuat catatan-catatan dengan teliti mengenai
cara-cara observer mengadakan aksi reaksi, bukan hanya jumlah aksi reaksi
semata.

Dalam melakukan observasi terdapat langkah-langkah yang harus diperhatikan dan


dilakukan secara sistematis agar tidak terjadi kesalahan atau kejadian-kejadian yang tidak
diinginkan dan kegiatan observasi berjalan dengan baik. Langkah-langkah dalam melakukan
observasi adalah sebagai berikut:
1. Harus diketahui di mana observasi itu dapat dilakukan.
2. Harus ditentukan dengan pasti siapa saja yang akan diobservasi.
3. Harus diketahui dengan jelas data-data apa saja yang diperlukan.
4. Harus diketahui bagaimana cara mengumpulkan data agar berjalan mudah dan lancar.
5. Harus diketahui tentang cara mencatat hasil observasi, seperti telah menyediakan buku
catatan, kamera, tape recorder, dan alat-alat tulis lainnya.

Saat melakukan pengamatan, terdapat cara atau metode pengamatan yang perlu untuk
diketahui oleh seorang observer. Bentuk-bentuk metode pengamatan berdasarkan keterlibatan
penelitiannya dibedakan sebagai berikut.
1. Pengamatan biasa
Pada pengamatan biasa, pengamat merupakan orang yang sepenuhnya melakukan
pengamatan. la tidak memiliki keterlibatan apa pun dengan pelaku yang menjadi objek
penelitian.
2. Pengamatan terkendali (controlled observation)
Dalam pengamatan terkendali, pengamat juga sepenuhnya melakukan pengamatan. la
tidak memiliki hubungan apa pun dengan objek yang diamatinya. Akan tetapi, berbeda
dengan pengamatan biasa pada pengamatan terkendali objek yang menjadi sasaran
penelitian ditempatkan dalam suatu ruangan yang dapat diamati oleh peneliti. Dalam
lingkungan yang terbatas tersebut, pengamat mengadakan berbagai percobaan atas objek
sasaran penelitian. Pengamatan terkendali umumnya dikembangkan untuk meningkatkan
ketepatan dalam melaporkan hasil pengamatan dan biasanya banyak digunakan dalam

24
penelitian yang mengkhususkan perhatian pada usaha mengetahui sebanyak mungkin sifat
kelompok kecil.

3. Pengamatan terlibat (participant observation)


Pengamatan terlibat merupakan jenis pengamatan yang paling sering digunakan dalam
penelitian antropologi khususnya etnografi. Dalam pengamatan terlibat, pengamat ikut
berpartisipasi dalam kegiatan yang diamati. Caranya peneliti datang ke lokasi penelitian,
tinggal di tempat tersebut untuk jangka waktu tertentu, mempelajari bahasa, atau dialek
setempat, kemudian berpartisipasi dalam kehidupan sehari-hari sambil melakukan
pengamatan.

25
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

1.1 Kesimpulan
Mikrobilologi adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang mikrobia. Sebagai
seorang chemical engineer yang pasti bergerak di bidang rekayasa tentunya wajib bagi
kita untuk mengetahui segala aspek yang berkaitan dengan mikrobiologi. Di sini seorang
engineer memanfaatkan mikroorganisme untuk menunjang keberlangsungan proses
rekayasa. Mikroorganisme merupakan suatu kelompok organisme yang tidak dapat
dilihat dengan menggunakan mata telanjang, sehingga diperlukan alat bantu untuk dapat
melihatnya seperti mikroskop, lup dan lain-lain.
Dalam konteks mikrobiologi tentunya tidak terlepas dari adanya sel yang merupakan unit
terkecil dari kehidupan. Dalam hal ini sel terbagi menjadi dua yang mana pasti salah satu
diantaranya ada di bagian tubuh makhluk hidup yaitu prokariotik dan eukariotik dimana
memiliki proses reproduksi sel yang terbagi menjadi dua macam yaitu meiosis dan
mitosis. Karena ukurnannya yang mikro maka untuk pengamatannya maka diperlukan
proses observasi.

26
Daftar Pustaka

Anonymous, 2009.Klasifkasi mikroba.http//massofa.wordpress.com ( Diakses tanggal 11


September 2017)
Anonymous, 2009.Taksonomi mikroba. http//wikipedia.org (Diakses tanggal 11 September 2017)
Pramono, hendro. 2007. Penggolongan mikroba. Bandung: kurnia.
Tarigan, jeneng. 1988. Pengantar Mikrobiologi. Jakarta : DPK
Budiyanto Mak, 2008. Hand Out dan Klasifikasi Mikroba. Malang : Universitas Muhammadiyah
Malang
Dwijoseputro, 1990. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta : Djambatan
Suriawira U, 1995. Pangantar Mokrobiologi Umum. Bandung : Angkasa

27

Anda mungkin juga menyukai