Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
“SEL PROKARIOTIK”
OLEH:
KELOMPOK 10
MUH. ILHAM (G 701 18 060)
MOH. FAUZAN (G 701 18 123)
IKA KRISNAYNTI (G 701 18 178)
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2020
i
KATA PENGANTAR
Kelompok 10
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
Sel prokariotik adalah sel yang tidak memiliki selaput inti. Maka materi
genetik sel prokariotik tidak dibungkus oleh selaput. Kebanyakan sel
prokariotik adalah uniseluler, walaupun ada pula beberapa yang multiseluler.
Sel prokariotik uniseluler ini mampu membentuk koloni.
Dalam hal ini penulis merasa perlu untuk membahas lebih lanjut
mengenai sel yang penulis buat dalam bentuk makalah yang berjudul “Sel
Prokariotik”.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
(a) Sel Prokariotik bakteri Esherichia coli. (b) Bagian-bagian Sel Prokariotik
Dinding Sel
Dinding sel pada prokariotik tersusun dari peptidoglikan. Peptidoglikan
merupakan senyawa poli sakarida kompleks.Dinding sel bakteri berfungsi
untuk menahan tekanan osmotic sitoplasma, sehingga sel tidak mudah pecah
akibat masuknya air kedalam sel, dinding sel bakteri tersusun atas
peptidoglikan atau mukopepetida yang dapat dipergunakan sebagai dasar
penggolongan bakteri menjadi dua golongan , yaitu bakteri gram positif dan
bakteri gram negative. Pada bajteri gram positif, hamper 90% komponen
dinding selnya tersusun atas peptidoglikan, sedangkan pada bakteri gram
negative berkisar antara 5 – 20%.
4
Membran Plasma (Membran Sel)
Membran plasma merupakan batas kehidupan. Membran plasma
memisahkan sel yang "hidup" dengan lingkungan sekitarnya yang "tidak
hidup". Membran plasma memiliki ketebalan sekitar 8 nm. Susunan membran
plasma yang lengkap dijelaskan menurut suatu model mosaik cair. Membran
plasma memiliki struktur seperti lembaran tipis. Membran plasma tersusun
dari molekul-molekul lipid (lemak), protein, dan sedikit karbohidrat yang
membentuk suatu lapisan dengan sifat dinamis dan asimetri. Bersifat dinamis
karena memiliki struktur seperti fluida (zat cair), sehingga molekul lipid dan
protein dapat bergerak. Bersifat asimetri karena komposisi protein dan lipid
sisi luar tidak sama dengan sisi dalam membran sel. Molekul-molekul
tersebut menyusun matriks lapisan fosfolipid rangkap (fosfolipid bilayer)
yang disisipi oleh protein membran. Terdapat dua macam protein membran,
yaitu protein yang terbenam (integral) dan yang menempel (periferal) di
lapisan fosfolipid. Satu unit fosfolipid terdiri dari bagian kepala (fosfat) dan
ekor (asam lemak) (Muslim. dkk., 2004).
Sitoplasma
Sitoplasma tersusun atas air, protein, lipid, mineral, dan enzim-enzim.
Enzim-enzim digunakan untuk mencerna makanan secara ekstraselular dan
untuk melakukan proses metabolisme sel. Metabolisme sel meliputi proses
penyusunan (anabolisme) dan penguraian (katabolisme) zat-zat.
5
Mesosom
Kadang-kadang pada tempat tertentu, membran plasma melekuk ke
dalam membentuk bangunan yang disebut mesosom. Mesosom
berfungsi sebagai penghasil energi. Biasanya mesosom terletak dekat
dinding sel yang baru terbentuk pada saat pembelahan biner sel bakteri. Pada
membran mesosom terdapat enzim- enzim pernapasan yang berperan dalam
reaksi-reaksi oksidasi untuk menghasilkan energi.
Ribosom
Ribosom merupakan organel tempat berlangsungnya sintesis protein.
Ukurannya sangat kecil, berdiameter antara 15–20 nm (1 nanometer = 10 –9
meter). Di dalam sel E. coli terkandung 15.000 butir ribosom atau sekitar
25% massa total sel bakteri.
DNA
DNA atau asam deoksiribonukleat merupakan persenyawaan yang
tersusun atas gula deoksiribosa, fosfat, dan basa-basa nitrogen. DNA
berfungsi sebagai pembawa informasi genetik, yaitu sifat-sifat yang harus
diwariskan kepada keturunannya. Oleh sebab itu, DNA disebut pula sebagai
materi genetik.
RNA
RNA atau asam ribonukleat merupakan persenyawaan hasil transkripsi
DNA. Jadi, bagian tertentu DNA melakukan transkripsi membentuk RNA.
6
RNA membawa kode- kode genetik sesuai pesanan DNA. Selanjutnya, kode-
kode genetik itu akan diterjemahkan dalam bentuk urutan asam amino dalam
proses sintesis protein.
Demikianlah struktur sel prokariotik pada bakteri E. coli.
Ternyata, bakteri mempunyai bagian-bagian sel yang rumit. Setiap bagian
sel ini mempunyai peranan yang penting bagi kelangsungan hidup sebuah sel.
Namun, bagian-bagian sel itu tidak dapat berdiri sendiri dalam menjalankan
fungsi sebuah sel, melainkan harus bekerja sama dengan bagian sel lain
membentuk satu kesatuan.
7
Berbeda dengan kelompok bakteri yang lain, Cyanobacteria tidak
memiliki alat gerak dan dapat melakukan fotosintesis. Cyanobacteria
berukuran 1-60 um. Cyanobacteria hidup soliter atau berkoloni. Koloni
Cyanobacteria dapat berbentuk benang, lembaran, atau bola berongga
(Winarmi. dkk., 2004).
Pada Cyanobacteria bentuk benang, misalnya Anabaena, terdapat tiga
macam sel utama, yaitu heterokista, akinet, dan baeosit. Heterokista
merupakan sel berdinding tebal yang berguna untuk mengikat nitrogen.
Akinet adalah sel berdinding tebal yang berfungsi untuk pertahanan diri.
Sedangkan baeosit adalah sel-sel bulat kecil hasil reproduksi. Baeosit juga
berfungsi untuk melakukan fotosintesis. Lihat Gambar dibawah ini:
8
II.2.1 Klasifikasi Cyanobacteria
Berikut ini terdapat beberapa klasifikasi cyanobacteria, terdiri
atas:
1. Chroococcales
Berbentuk tunggal atau kelompok tanpa spora, warna biru
kehijau-hijauan umumnya alga ini membentuk selaput lendir
pada cadas atau tembok yang basah. Setelah pembelahan, sel-sel
tetap bergandengan dengan perantaraan lendir tadi, dan dengan
demikian terbentuk kelompok-kelompok atau koloni.
2. Chamaesiphonales
Alga bersel tunggal atau merupakan koloni berbentuk
benang, mempunyai spora. Benang-benang itu dapat putus-putus
merupakan hormogonium, yang dapat merayap dan merupakan
koloni baru.Spora terbentuk dari isi sel (endospora). Setelah
keluar dari sel induknya, spora dapat menjadi tumbuhan baru.
Untuk menghadapi kondisi yang buruk dapat membentuk sel-sel
awetan dengan menambah zat makanan cadangan serta
mempertebal dan memperbesar dinding sel.
Contoh : Chamaesiphon confervicolus
3. Nostocales
Sel-selnya merupakan koloni berbentuk benang, atau
diselubungi suatu membran. Benang-benang itu melekat pada
substratnya, tidak bercabang, jarang mempunyai percabangan
sejati, lebih sering mempunyai percabangan semu. Benang
benang itu selalu dapat membentuk hormogonium.
Contoh :
1. Oscillatoria
9
2. Rivularia
3. Anabaena
4. Spirulina
10
membelah diri (pembelahan biner), membentuk tunas, atau fragmentasi.
Archaebacteria sering disebut organisme ekstermofil karena mampu hidup di
lingkungan dengan kondisi yang ekstrem, misalnya di mata air panas dan di
dasar samudra. Berdasarkan lingkungan tempat hidupnya, kingdom ini dapat
dibagi menjadi tiga kelompok. yaitu metanogen, ekstrem halofil, dan
termoasidofil. Semua anggota Archaebacteria merupakan organisme
nonpatogen.
1. Metanogen
Ciri khas metanogen adalah memiliki kemampuan menggunakan
hidrogen untuk mereduksi karbon dioksida menjadi gas metana. Dari
reaksi tersebut, dihasilkan energi. Reaksinya adalah sebagai berikut:
Co2+ 4H2 CH4+ 2H2O+ energy
Karbon
Hydrogen Metana Uap air
dioksida
Mereka hidup di lingkungan yang anaerob, seperti dasar rawa- rawa,
tempat penampungan limbah, dan saluran pencemaan hewan, termasuk
manusia. Di dalam saluran pencernaan sapi, mereka menguraikan selulosa
sehingga memungkinkan sapi memperoleh nutrisi dari tumbuhan. Dalam
industri, metanogen digunakan untuk mengolah limbah dan menjemihkan
air. Contoh metanogen, antara lain Methanopyrus, Methanobrevibacter
ruminatium, Methanococcus.
2. Ekstrem Halofil
Kelompok ekstrem halofil mampu hidup di lingkungan yang
salinitas (kadar garam)-nya sangat tinggi (10 kali salinitas air laut),
misalnya di Laut Mati dan di Danau Great Salt (USA), serta di makanan
yang diasinkan. Organisme ini menggunakan garam untuk membentuk
ATP. Contoh anggota kelompok ini adalah Halobacterium halobium. Di
dalam membran plasma Halobacterium halobium, terdapat pigmen
rodopsin yang disebut bakteriorodopsin. Bakteriorodopsin bertanggung
jawab terhadap proses pembentukan ATP pada spesies tersebut. Contoh
lainnya adalah Halobacteroides holobius.
11
3. Termoasidofil
Anggota kelompok ini dapat ditemukan di lingkungan yang sangat
asam dan bersuhu sangat tinggi. Mereka dapat hidup di lingkungan yang
bersuhu 110°C dan ber-pH di bawah 2, misalnya di bawah gunung berapi
dan lubang hidrotermal di dasar samudra. Sebagian besar merupakan
organisme anaerob yang menggunakan belerang (sulfur) sebagai akseptor
hidrogen untuk respirasi, menggantikan oksigen. Contohnya adalah
Sulfolobus solfataricus dan Sulfolobus acidorcaldarius.
12
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
1. Sel prokariotik adalah sel tanpa membran inti. Sel prokariotik sebanyak
1 10 um. Sel ini memiliki materi genetik yang terdiri dari DNA yang
tidak dibungkus inti.
2. Cyanobacteria sering disebut juga ganggang hijau-biru atau ganggang
lendir. Disebut ganggang hijau-biru karena Cyanobacteria memiliki
klorofil seperti halnya ganggang hijau.
3. Archaebacteria berbeda dari Eubacteria dalam hal susunan basa
nitrogen dalam rRNA dan dalam hal komposisi membran plasma serta
dinding selnya. Dinding sel Archaebacteria tidak memiliki
peptidoglikan.
III.2 Saran
Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan
dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut
dengan berpedoman pada banyak sumber yang dapat
dipertanggungjawabkan. Maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan
saran mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan di atas.
13
DAFTAR PUSTAKA