Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH BIOLOGI SEL DAN GENETIKA

Disusun Oleh :
Ira Wahyuni 04021181924012
Reguler A

Dosen Mata Kuliah:


Herliawati, S.Kp., M.Kes

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2019

Page | i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunianya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah “Biologi Sel Dan Genetika”. Shalawat
beriring salam selalu tercurah kepada junjungan kita, nabi besar Muhammad SAW, beserta
para keluarga, sahabat, dan pengikut-pengikutnya sampai akhir zaman.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna perbaikan di masa mendatang.
Dalam penyusunan makalah ini saya menyampaikan hormat dan ucapan terima kasih
kepada pihak – pihak yang membantu dalam menyelesaikan, khususnya kepada:
1. Allah SWT, yang telah memberi kehidupan dengan sejuknya keimanan
2. Dosen mata kuliah Ibu Herliawati, S.Kp., M.Kes
3. Teman – teman sejawat PSIK FK UNSRI
4. Semua pihak yang telah membantu penulis
Semoga Allah SWT memberikan balasan pahala atas segala amal yang diberikan
kepada semua orang yang telah mendukung penulis dan semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita dan perkembangan ilmu pengetahuan. Semoga kita selalu dalam
lindungan Allah SWT. Aamiin...

Indralaya, 7 September 2019

Penulis

Page | i
Daftar Isi
KATA PENGANTAR............................................................................................................. i

DAFTAR ISI.......................................................................................................................... .. ii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang....................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................. 1

1.3 Tujuan..................................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................ 2

2.1 Biologi Sel............................................................................................................. 2

2.2 Macam – macam sel.............................................................................................. 2

2.3 Fungsi – fungsi Sel................................................................................................ 6

2.4 Genetika.................................................................................................................. 6

2.5 Materi yang terdapat dalam Genetika..................................................................... 7

BAB III PENUTUP................................................................................................................. 9

3.1 Kesimpulan............................................................................................................. 9

3.2 Saran....................................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................10

Page | ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Semua organisme tersusun atas sel sel. Sel merupakan unit terkecil dari suatu bentuk
kehidupan. Sel mempunyai bagian bagian untuk menunjang fungsi tersebut. Ada bagian sel
yang berfungsi untuk menghasilkan energi, ada yang bertanggung jawab
terhadap perbanyakan sel, dan ada bagian yang menyeleksi lalu lintas zat masuk dan keluar
sel. Dengan mengetahui komponen sel, kita dapat memahami fungsi sel bagi kehidupan.

Genetika disebut juga ilmu keturunan, berasal dari kata genos (bahasa latin), artinya
suku bangsa-bangsa atau asal-usul. Secara “Etimologi” kata genetika berasal dari kata genos
dalam bahasa latin, yang berarti asal mula kejadian. Dengan singkat dapat dikatakan bahwa
genetika adalah ilmu tentang pewarisan sifat.Pembahasan tentang Biologi Sel dan Genetika
akan dibahas dalam makalah ini.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu Biologi Sel?
2. Apa saja macam – macam sel?

3. Apa saja fungsi – fungsi sel?

4. Apa itu Genetika?


5. Apa saja materi yang terdapat dalam genetika?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian biologi sel.

2. Untuk mengetahui macam – macam sel.

3. Untuk mengetahui fungsi – fungsi sel.

4. Untuk mengetahui pengertian genetika.

5. Untuk mengetahui apa saja materi yang terdapat dalam genertika.

Page | 9
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Biologi Sel

Biologi sel (juga disebut sitologi, dari bahasa Yunani kytos, "wadah") adalah ilmu
yang mempelajari sel, salah satu dari cabang-cabang biologi.
(https://id.wikipedia.org/wiki/Biologi_sel)
Sel berasal dari kata latin cella, yang berarti ruangan kecil, yang ditemukan oleh
Robert Hooke, yang melakukan pengamatan terhadap sayatan gabus (terdapat ruangan
ruangan kecil yang meyusun gabus tersebut). Dalam biologi, sel merupakan kumpulan materi
paling sederhana yang dapat hidup dan merupakan unit penyusun semua makhluk hidup. Sel
mampu melakukan semua aktivitas kehidupan dan sebagian besar reaksi kimia untuk
mempertahankan kehidupan berlangsung di dalam sel.

2.2 Macam – macam sel


Terdapat dua jenis sel, yaitu sel prokariot dan eukariot.

1. Sel Prokariotik
Pada sel prokariota (dari bahasa Yunani, pro, 'sebelum' dan karyon, 'biji'), tidak ada
membran yang memisahkan DNA dari bagian sel lainnya, dan daerah tempat DNA
terkonsentrasi di sitoplasma disebut nukleoid. Kebanyakan prokariota merupakan organisme
uniseluler dengan sel berukuran kecil (berdiameter 0,7–2,0 μm dan volumenya sekitar 1 μm3)
serta umumnya terdiri dari selubung sel, membran sel, sitoplasma, nukleoid, dan beberapa
struktur lain.
Hampir semua sel prokariotik memiliki selubung sel di luar membran selnya. Jika
selubung tersebut mengandung suatu lapisan kaku yang terbuat dari karbohidrat atau
kompleks karbohidrat-protein, peptidoglikan, lapisan itu disebut sebagai dinding sel.
Kebanyakan bakteri memiliki suatu membran luar yang menutupi lapisan peptidoglikan, dan
ada pula bakteri yang memiliki selubung sel dari protein. Sementara itu, kebanyakan
selubung sel arkea berbahan protein, walaupun ada juga yang berbahan peptidoglikan.
Selubung sel prokariota mencegah sel pecah akibat tekanan osmotik pada lingkungan yang
memiliki konsentrasi lebih rendah daripada isi sel.

(gambar sel prokariotik: https://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Average_prokaryote_cell-


_id.svg)

Page | 10
2. Sel Eukariotik
Tidak seperti prokariota, sel eukariota (bahasa Yunani, eu, 'sebenarnya' dan karyon)
memiliki nukleus. Diameter sel eukariota biasanya 10 hingga 100 μm, sepuluh kali lebih
besar daripada bakteri. Sitoplasma eukariota adalah daerah di antara nukleus dan membran
sel. Sitoplasma ini terdiri dari medium semicair yang disebut sitosol, yang di dalamnya
terdapat organel-organel dengan bentuk dan fungsi terspesialisasi serta sebagian besar tidak
dimiliki prokariota. Kebanyakan organel dibatasi oleh satu lapis membran, namun ada pula
yang dibatasi oleh dua membran, misalnya nukleus.
Selain nukleus, sejumlah organel lain dimiliki hampir semua sel eukariota, yaitu:
(1) mitokondria, tempat sebagian besar metabolisme energi sel terjadi;
(2) retikulum endoplasma, suatu jaringan membran tempat sintesis glikoprotein dan
lipid;
(3) badan golgi, yang mengarahkan hasil sintesis sel ke tempat tujuannya;
(4) peroksisom, tempat perombakan asam lemak dan asam amino.
Lisosom, yang menguraikan komponen sel yang rusak dan benda asing yang dimasukkan
oleh sel, ditemukan pada sel hewan, tetapi tidak pada sel tumbuhan. Kloroplas, tempat
terjadinya fotosintesis, hanya ditemukan pada sel-sel tertentu daun tumbuhan dan sejumlah
organisme uniseluler. Baik sel tumbuhan maupun sejumlah eukariota uniseluler memiliki satu
atau lebih vakuola, yaitu organel tempat menyimpan nutrien dan limbah serta tempat
terjadinya sejumlah reaksi penguraian.

(gambar sel tumbuhan: https://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Plant_cell_structure_svg-id.svg)

(gambar sel hewan: https://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Animal_cell_structure_id.svg)

Page | 9
Struktuk Sel Eukariotik:

a. Membran
Membran sel yang membatasi sel disebut sebagai membran plasma dan berfungsi
sebagai rintangan selektif yang memungkinkan aliran oksigen, nutrien, dan limbah yang
cukup untuk melayani seluruh volume sel. Membran sel juga berperan dalam sintesis ATP,
pensinyalan sel, dan adhesi sel.

b. Nukleus
Nukleus mengandung sebagian besar gen yang mengendalikan sel eukariota (sebagian
lain gen terletak di dalam mitokondria dan kloroplas). Dengan diameter rata-rata 5 μm,
organel ini umumnya adalah organel yang paling mencolok dalam sel eukariota. Kebanyakan
sel memiliki satu nukleus, namun ada pula yang memiliki banyak nukleus, contohnya sel otot
rangka, dan ada pula yang tidak memiliki nukleus, contohnya sel darah merah matang yang
kehilangan nukleusnya saat berkembang.
Selubung nukleus melingkupi nukleus dan memisahkan isinya (yang disebut
nukleoplasma) dari sitoplasma. Selubung ini terdiri dari dua membran yang masing-masing
merupakan lapisan ganda lipid dengan protein terkait. Membran luar dan dalam selubung
nukleus dipisahkan oleh ruangan sekitar 20–40 nm. Selubung nukleus memiliki sejumlah pori
yang berdiameter sekitar 100 nm dan pada bibir setiap pori, kedua membran selubung
nukleus menyatu.

c. Ribosom
Ribosom merupakan tempat sel membuat protein. Sel dengan laju sintesis protein
yang tinggi memiliki banyak sekali ribosom, contohnya sel hati manusia yang memiliki
beberapa juta ribosom. Ribosom sendiri tersusun atas berbagai jenis protein dan sejumlah
molekul RNA.

d. Sistem endomembran
Berbagai membran dalam sel eukariota merupakan bagian dari sistem endomembran.
Membran ini dihubungkan melalui sambungan fisik langsung atau melalui transfer
antarsegmen membran dalam bentuk vesikel (gelembung yang dibungkus membran) kecil.
Sistem endomembran mencakup selubung nukleus, retikulum endoplasma, badan Golgi,
lisosom, berbagai jenis vakuola, dan membran plasma. Sistem ini memiliki berbagai fungsi,
termasuk sintesis dan modifikasi protein serta transpor protein ke membran dan organel atau
ke luar sel, sintesis lipid, dan penetralan beberapa jenis racun.

e. Retikulum endoplasma
Retikulum endoplasma merupakan perluasan selubung nukleus yang terdiri dari
jaringan (reticulum = 'jaring kecil') saluran bermembran dan vesikel yang saling terhubung.
Terdapat dua bentuk retikulum endoplasma, yaitu retikulum endoplasma kasar dan retikulum
endoplasma halus. Retikulum endoplasma kasar disebut demikian karena permukaannya
ditempeli banyak ribosom. Ribosom yang mulai mensintesis protein dengan tempat tujuan
tertentu, seperti organel tertentu atau membran, akan menempel pada retikulum endoplasma
kasar. Protein yang terbentuk akan terdorong ke bagian dalam retikulum endoplasma yang
disebut lumen. Di dalam lumen, protein tersebut mengalami pelipatan dan dimodifikasi,
misalnya dengan penambahan karbohidrat untuk membentuk glikoprotein. Protein tersebut
lalu dipindahkan ke bagian lain sel di dalam vesikel kecil yang menyembul keluar dari
retikulum endoplasma, dan bergabung dengan organel yang berperan lebih lanjut dalam
modifikasi dan distribusinya. Kebanyakan protein menuju ke badan Golgi, yang akan

Page | 10
mengemas dan memilahnya untuk diantarkan ke tujuan akhirnya.

f. Badan Golgi
Badan Golgi (dinamai menurut nama penemunya, Camillo Golgi) tersusun atas
setumpuk kantong pipih dari membran yang disebut sisterna. Biasanya terdapat tiga sampai
delapan sisterna, tetapi ada sejumlah organisme yang memiliki badan Golgi dengan puluhan
sisterna. Jumlah dan ukuran badan Golgi bergantung pada jenis sel dan aktivitas
metabolismenya. Sel yang aktif melakukan sekresi protein dapat memiliki ratusan badan
Golgi. Organel ini biasanya terletak di antara retikulum endoplasma dan membran plasma.

g. Lisosom
Lisosom pada sel hewan merupakan vesikel yang memuat lebih dari 30 jenis enzim
hidrolitik untuk menguraikan berbagai molekul kompleks. Sel menggunakan kembali subunit
molekul yang sudah diuraikan lisosom itu. Bergantung pada zat yang diuraikannya, lisosom
dapat memiliki berbagai ukuran dan bentuk. Organel ini dibentuk sebagai vesikel yang
melepaskan diri dari badan Golgi.

h. Vakuola
Kebanyakan fungsi lisosom sel hewan dilakukan oleh vakuola pada sel tumbuhan.
Membran vakuola, yang merupakan bagian dari sistem endomembran, disebut tonoplas.
Vakuola berasal dari kata bahasa Latin vacuolum yang berarti 'kosong' dan dinamai demikian
karena organel ini tidak memiliki struktur internal. Umumnya vakuola lebih besar daripada
vesikel, dan kadang kala terbentuk dari gabungan banyak vesikel.

i. Mitokondria
Sebagian besar sel eukariota mengandung banyak mitokondria, yang menempati
sampai 25 persen volume sitoplasma. Organel ini termasuk organel yang besar, secara umum
hanya lebih kecil dari nukleus, vakuola, dan kloroplas. Nama mitokondria berasal dari
penampakannya yang seperti benang (bahasa Yunani mitos, 'benang') di bawah mikroskop
cahaya.
Organel ini memiliki dua macam membran, yaitu membran luar dan membran dalam,
yang dipisahkan oleh ruang antarmembran. Luas permukaan membran dalam lebih besar
daripada membran luar karena memiliki lipatan-lipatan, atau krista, yang menyembul ke
dalam matriks, atau ruang dalam mitokondria. Mitokondria adalah tempat berlangsungnya
respirasi seluler, yaitu suatu proses kimiawi yang memberi energi pada sel.

j. Kloroplas
Kloroplas merupakan salah satu jenis organel yang disebut plastid pada tumbuhan dan
alga. Kloroplas mengandung klorofil, pigmen hijau yang menangkap energi cahaya untuk
fotosintesis, yaitu serangkaian reaksi yang mengubah energi cahaya menjadi energi kimiawi
yang disimpan dalam molekul karbohidrat dan senyawa organik lain.

k. Peroksisom
Peroksisom berukuran mirip dengan lisosom dan dapat ditemukan dalam semua sel
eukariota. Organel ini dinamai demikian karena biasanya mengandung satu atau lebih enzim
yang terlibat dalam reaksi oksidasi menghasilkan hidrogen peroksida (H2O2). Hidrogen
peroksida merupakan bahan kimia beracun, namun di dalam peroksisom senyawa ini
digunakan untuk reaksi oksidasi lain atau diuraikan menjadi air dan oksigen. Salah satu tugas
peroksisom adalah mengoksidasi asam lemak panjang menjadi lebih pendek yang kemudian
dibawa ke mitokondria untuk oksidasi sempurna. Peroksisom pada sel hati dan ginjal juga

Page | 9
mendetoksifikasi berbagai molekul beracun yang memasuki darah, misalnya alkohol.
Sementara itu, peroksisom pada biji tumbuhan berperan penting mengubah cadangan lemak
biji menjadi karbohidrat yang digunakan dalam tahap perkecambahan.

l. Sitoskeleton
Sitoskeleton eukariota terdiri dari tiga jenis serat protein, yaitu mikrotubulus, filamen
intermediat, dan mikrofilamen. Protein sitoskeleton yang serupa dan berfungsi sama dengan
sitoskeleton eukariota ditemukan pula pada prokariota. Mikrotubulus berupa silinder
berongga yang memberi bentuk sel, menuntun gerakan organel, dan membantu pergerakan
kromosom pada saat pembelahan sel. Silia dan flagela eukariota, yang merupakan alat bantu
pergerakan, juga berisi mikrotubulus. Filamen intermediat mendukung bentuk sel dan
membuat organel tetap berada di tempatnya. Sementara itu, mikrofilamen, yang berupa
batang tipis dari protein aktin, berfungsi antara lain dalam kontraksi otot pada hewan,
pembentukan pseudopodia untuk pergerakan sel ameba, dan aliran bahan di dalam sitoplasma
sel tumbuhan.

2.3 Fungsi – fungsi Sel


1. Metabolisme
Keseluruhan reaksi kimia yang membuat makhluk hidup mampu melakukan
aktivitasnya disebut metabolisme, dan sebagian besar reaksi kimia tersebut terjadi di dalam
sel. Metabolisme yang terjadi di dalam sel dapat berupa reaksi katabolik, yaitu perombakan
senyawa kimia untuk menghasilkan energi maupun untuk dijadikan bahan pembentukan
senyawa lain, dan reaksi anabolik, yaitu reaksi penyusunan komponen sel. Salah satu proses
katabolik yang merombak molekul makanan untuk menghasilkan energi di dalam sel ialah
respirasi seluler, yang sebagian besar berlangsung di dalam mitokondria eukariota atau sitosol
prokariota dan menghasilkan ATP. Sementara itu, contoh proses anabolik ialah sintesis
protein yang berlangsung pada ribosom dan membutuhkan ATP.

2. Komunikasi sel
Kemampuan sel untuk berkomunikasi, yaitu menerima dan mengirimkan 'sinyal' dari
dan kepada sel lain, menentukan interaksi antarorganisme uniseluler serta mengatur fungsi
dan perkembangan tubuh organisme multiseluler. Misalnya, bakteri berkomunikasi satu sama
lain dalam proses quorum sensing (pengindraan kuorum) untuk menentukan apakah jumlah
mereka sudah cukup sebelum membentuk biofilm, sementara sel-sel dalam embrio hewan
berkomunikasi untuk koordinasi proses diferensiasi menjadi berbagai jenis sel.

2.4 Genetika
Genetika (kata serapan dari bahasa Belanda: genetica, adaptasi dari bahasa Inggris:
genetics, dibentuk dari kata bahasa Yunani: γέννω, genno yang berarti "melahirkan") adalah
cabang biologi yang mempelajari pewarisan sifat pada organisme maupun suborganisme
(seperti virus dan prion). Secara singkat dapat juga dikatakan bahwa genetika adalah ilmu
tentang gen dan segala aspeknya. Istilah "genetika" diperkenalkan oleh William Bateson pada
suatu surat pribadi kepada Adam Chadwick dan ia menggunakannya pada Konferensi
Internasional tentang Genetika ke-3 pada tahun 1906. (https://id.wikipedia.org/wiki/Genetika)

Page | 10
2.5 Materi yang terdapat dalam Genetika

A. Asam Nukleat sebagai Materi Genetik


1. Pengertian Asam Nukleat
Setiap organisma hidup terdapat materi genetik. Asam nukleat merupakan salah satu
makromolekul yang memegang peranan sangat penting dalam kehidupan organisme karena di
dalamnya tersimpan informasi genetik. Asam nukleat sering dinamakan juga polinukleotida
karena tersusun dari sejumlah molekul nukleotida sebagai monomernya. Tiap nukleotida
mempunyai struktur yang terdiri atas gugus fosfat, gula pentosa, dan basa nitrogen atau basa
nukleotida (basa N).
Ada dua macam asam nukleat, yaitu asam deoksiribonukleat atau deoxyribonucleic
acid (DNA) dan asam ribonukleat atau ribonucleic acid (RNA). Asam-asam nukleat seperti
asam dioksiribosa nukleat (DNA) dan asam ribonukleat (RNA) memberikan dasar kimia bagi
semua sel. DNA dan RNA mempunyai sejumlah sifat kimia dan fisika yang sama sebab
antara unit-unit mononukleotida terdapat ikatan yang sama yaitu melalui jembatan
fosfodiester antara posisi 3′ suatu mononukleotida dan posisi 5′ pada mononukleotida
lainnya.

2. Struktur DNA
Pada tahun 1953, James Watson and Francis Crick telah membuka wawasan baru
tentang penemuan model struktur DNA. Ada dua dasar yang digunakan dalam melakukan
deduksi terhadap model tersebut, yaitu a. Hasil analisis kimia yang dilakukan oleh E.
Chargaff terhadap kandungan basa nitrogen molekul DNA dari berbagai organisme selalu
menunjukkan bahwa konsentrasi adenin sama dengan timin, sedangkan guanin sama dengan
sitosin. Dengan sendirinya, konsentrasi basa purin total menjadi sama dengan konsentrasi
basa pirimidin total.
Akan tetapi, nisbah konsentrasi adenin + timin terhadap konsentrasi guanin + sitosin
sangat bervariasi dari spesies ke spesies. b. Pola difraksi yang diperoleh dari hasil pemotretan
molekul DNA menggunakan sinar X oleh M.H.F. Wilkins, R. Franklin, dan para koleganya
menunjukkan bahwa basabasa nitrogen tersusun vertikal di sepanjang sumbu molekul dengan
interval 3,4 Å. Berdasarkan data kimia Chargaff serta difraksi sinar X Wilkins dan Franklin
tersebut Watson dan Crick mengusulkan model struktur DNA yang dikenal sebagai model
tangga berpilin/double helix. Menurut model ini kedua untai polinukleotida saling memilin
di sepanjang sumbu yang sama. Satu sama lain arahnya sejajar tetapi berlawanan
(antiparalel). Basa-basa nitrogen menghadap ke arah dalam sumbu, dan terjadi ikatan
hidrogen antara basa A pada satu untai dan basa T pada untai lainnya. Begitu pula, basa G
pada satu untai selalu berpasangan dengan basa C pada untai lainnya melalui ikatan hidrogen.
Oleh karena itu, begitu urutan basa pada satu untai polinukleotida diketahui, maka
urutan basa pada untai lainnya dapat ditentukan pula. Adanya perpasangan yang khas di
antara basa-basa nitrogen itu menyebabkan kedua untai polinukleotida komplementer satu
sama lain. Setiap pasangan basa berjarak 3,4 Å dengan pasangan basa berikutnya. Di dalam
satu kali pilinan (360°) terdapat 10 pasangan basa. Antara basa A dan T yang berpasangan
terdapat ikatan hidrogen rangkap dua, sedangkan antara basa G dan C yang berpasangan
terdapat ikatan hidrogen rangkap tiga. Hal ini menyebabkan nisbah A+T terhadap G+C
mempengaruhi stabilitas molekul DNA. Makin tinggi nisbah tersebut, makin rendah stabilitas
molekul DNAnya, dan begitu pula sebaliknya.

Page | 9
3. Perbedaan DNA dan RNA sebagai materi genetik

Meskipun banyak memiliki persamaan dengan DNA, RNA memiliki perbedaan


dengan DNA, antara lain yaitu.:

a. Kebanyakan bentuk molekul DNA adalah heliks ganda, bentuk molekul RNA
berupa rantai tunggal yang terlipat, sehingga menyerupai rantai ganda. Saat ini telah terbukti
ada beberapa DNA yang berupa unting tunggal dan RNA dalam bentuk unting ganda namun
informasi ini tidak banyak dilaporkan. Misalnya pada beberapa virus tanaman, RNA
merupakan pita double namun tidak terpilin sebagai spiral.

b. Susunan kimia molekul RNA juga merupakan polimer nukleotida, perbedaannya


dengan DNA yaitu gula yang menyusunnya bukan dioksiribosa, melainkan ribosa. Basa
pirimidin yang menyusunnya bukan timin seperti DNA, tetapi urasil.

c. RNA mengandung basa adenin, guanin dan sitosin seperti DNA tetapi tidak
mengandung timin, sebagai gantinya RNA mengandung urasil. Jumlah guanin dalam molekul
RNA tidak perlu sama dengan sitosin, demikian pula jumlah adenin, tidak perlu sama dengan
urasil.

Page | 10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sel merupakan unit terkecil yang menjadi dasar kehidupan dalam arti biologis.
Semua fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel. Terdapat dua jenis sel, yaitu sel
prokariotik dan eukariotik.Sel-sel prokariotik beradaptasi dengan kehidupan uniselular
sedangkan sel-sel eukariotik beradaptasi untuk hidup saling bekerja sama dalam organisasi
yang sangat rapi.
Genetika disebut juga ilmu keturunan, berasal dari kata genos (bahasa latin), artinya
suku bangsa-bangsa atau asal-usul. Genitika adalah ilmu yang mempelajari seluk beluk alih
informasi hayati dari generasi kegenerasi. Oleh karena cara berlangsungnya alih informasi
hayati tersebut mendasari adanya perbedaan dan persamaan sifat diantara individu organisme,
maka dengan singkat dapat pula dikatakan bahwa genetika adalah ilmu tentang pewarisan
sifat. Seiring berkembangnya jaman, ilmu genetika semakin mengalami perkembangan
bahkan ilmu genetika sudah banyak diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dalam berbagai
bidang diantaranya pertanian, kesehatan, industri farmasi, hukum serta kemasyarakatan dan
kemanusiaan.
Hubungan mempelajari Biologi Sel dan Genetika pada bidang kesehatan yaitu dapaat
mempermudah tenaga medis dalam mendiagnosa penyakit, mengetahui berbagai penyakit
keturunan dan bukan hanya penyakit saja, bahkan dapat mengetahui pewarisan sifat – sifat
suatu makhluk hidup.

3.2 Saran
Saran penulis kepada pembaca agar pembaca dapat mengetahui tenang biologi sel dan
genetika. Penulis memohon maaf apabila terdapat kesalahan karena masih dalam proses
pembelajaran. Dan yang penulis harapkan dengan adanya makalah ini,dapat menjadi wacana
yang membuka pola pikir pembaca dan memberi saran yang sifatnya tersirat maupun tersurat.

Page | 9
DAFTAR PUSTAKA

Saefudin. ____. Biologi Sel [pdf]


http://file.upi.edu/Direktori/SPS/PRODI.PENDIDIKAN_IPA/196307011988031-
SAEFUDIN/Biologi_sel_PLPG.pdf

Subagiartha, I Made. 2018. SEL STRUKTUR, FUNGSI, DAN REGULASI


https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/f4ef046ce45021f1a9cb18b4b5fffc09.
pdf

Nuraini, Tuti dan Sri Sugiwati. 2009. STRUKTUR DAN FUNGSI ORGANEL SEL
http://staff.ui.ac.id/system/files/users/tutinfik/material/sel1prokarioteukariotstrukturdanfungsi
membransel.pdf

Nusantari, Elya. 2014. Genetika


https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&cad=rja&uact=8
&ved=2ahUKEwj14JqXvMHkAhWO7XMBHVVpBE8QFjABegQIAhAC&url=http%3A%2
F%2Frepository.ung.ac.id%2Fget%2Fkaryailmiah%2F1740%2FBuku-Genetika-Belajar-
Genetika-dengan-Mudah-dan-Komprehensif.pdf&usg=AOvVaw2y-
MpHryCv0ktSW8WHpw9A

Page | 10

Anda mungkin juga menyukai