Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seluruh tubuh manusia bagian terluar terbungkus oleh suatu sistem yang
disebut sebagai sistem integumen. Sistem integumen adalah sistem organ yang paling
luas.Sistem ini terdiri atas kulit dan aksesorisnya, termasuk kuku, rambut,  kelenjar
(keringat dan sebaseous), dan reseptor saraf khusus (untuk stimuli perubahan internal
atau lingkungan eksternal).

Sistem integumen terdiri dari organ terbesar dalam tubuh, kulit. Ini sistem
organ yang luar biasa melindungi struktur internal tubuh dari kerusakan, mencegah
dehidrasi, lemak toko dan menghasilkan vitamin dan hormon. Hal ini juga membantu
untuk mempertahankan homeostasis dalam tubuh dengan membantu dalam
pengaturan suhu tubuh dan keseimbangan air. Sistem integumen adalah garis pertama
pertahanan tubuh terhadap bakteri, virus dan mikroba lainnya. Hal ini juga membantu
untuk memberikan perlindungan dari radiasi ultraviolet yang berbahaya. Kulit adalah
organ sensorik dalam hal ini memiliki reseptor untuk mendeteksi panas dan dingin,
sentuhan, tekanan dan nyeri. Komponen kulit termasuk rambut, kuku, kelenjar
keringat, kelenjar minyak, pembuluh darah, pembuluh getah bening, saraf dan otot.
Mengenai anatomi sistem yg menutupi, kulit terdiri dari lapisan jaringan epitel
(epidermis) yang didukung oleh lapisan jaringan ikat (dermis) dan lapisan subkutan
yang mendasari (hypodermis atau subcutis).

1.2 Rumusan Masalah


a. Bagaimana Anatomi, Fisiologi, Kimia, Fisika dan Biokimia Sistem
Integumen (Kulit) dan Sistem Persarafan?
1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui Anatomi, Fisiologi, Kimia, Fisika dan Biokimia Sistem
Integumen (Kulit) dan Sistem Persarafan
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Anatomi, Fisiologi, Kimia, Fisika dan Biokimia Sistem Integumen (Kulit)
dan Sistem Persarafan
2.1.1 Anatomi Sistem Integumen (Kulit)
Integumen mencakup kulit pembungkus permukaan tubuh dan turunannya termasuk
kuku, rambut, dan kelenjar. Kulit adalah lapisan jaringan yang terdapat pada bagian luar
yang menutupi dan melindungi permukaan tubuh. Kulit berhubungan dengan selaput
lendir yang melapisi rongga lubang masuk. Pada permukaan kulit bermuara kelenjar
keringat dan kelenjar mukosa. Kulit disebut juga integumen atau kutis, tumbuh dari dua
macam jaringan yaitu jaringan epitel yang menumbuhkan lapisan epidermis dan jaringan
pengikat (penunjang) yang menumbuhkan lapisan dermis (kulit dalam).
Kulit mempunyai susunan serabut saraf yang teranyam secara halus, berfungsi
merasakan sentuhan atau sebagai alat peraba. Kulit merupakan organ yang paling luas
sebagai pelindung tubuh terhadap bahaya bahan kimia, cahaya matahari, mikroorganisme
dan menjaga keseimbangan tubuh dengan lingkungan. Kulit merupakan indikator untuk
memperoleh kesan umum, dengan melihat perubahan yang terjadi pada kulit misalnya
pucat, kekuning-kuningan, kemerah-merahan. Suhu kulit meningkat dengan adanya
kelainan pada kulit atau gangguan psikis (misal, stres, ketakutan, atau marah) yang
menyebabkan perubahan pada kulit. Perubahan struktur kulit menentukan usia sudah
lanjut atau masih muda. Wanita atau pria dibedakan dengan penampilan kulit. Warna
kulit juga ditentukan oleh ras atau suku bangsa, misalnya kulit hitam Negro, kulit kuning
Mongolia, kulit putih Eropa, dan lain-lain.
Kulit merupakan organ hidup yang mempunyai ketebalan yang sangat bervariasi.
Bagian yang sangat tipis terdapat di sekitar mata dan yang paling tebal pada telapak kaki
dan telapak tanganyang mempunyai ciri khas (dermatoglipic pattern) yang berbeda pada
setiap orang yaitu berupa garis lengkung dan berbelok-belok, hal ini berguna untuk
mengidentifikasi seseorang.
Dua sel yang ditemukan dalam epitel kulit :
1. Sel utama (terang), merupakan sel serosa yang menempati bagian tengah sel.
Sitoplasmanya mengadung bintik lemak dan granula pigmen. Sel ini
mengeluarkan getah encer mengandung bahan pelarut.
2. Sel-sel musigen (gelap), bertebaran diantara sel-sel serosa yang mempunyai
retikulum endoplasma granular dan granula sekretori basofil, menghasilkan
glikoprotein mukoid. Kontraksi sel ini membantu pengosongan getah kelenjar
dan berfungsi sebagai bangun penyangga menahan perubahan tekanan osmotik
yang memungkinkan bahaya pada keutuhan susunan kanalikuli intersel.

LAPISAN KULIT

Kulit dapat dibedakan menjadi dua lapisan utama yaitu kulit ari (epidermis) dan kulit
jangat (dermis/kutis). Kedua lapisan ini berhubungan dengan lapisan yang ada di
bawahnya dengan perantaraan jaringan ikat bawah kulit (hipodermis/subkutis). Dermis
atau kulit mempunyai alat tambahan atau pelengkap kulit yang terdiri dari rambut dan
kuku.

Epidermis

Kulit ari atau epidermis adalah lapisan paling luar yang terdiri dari lapisan epitel
gepeng unsur utamanya adalah sel-sel tanduk (keratinosit) dan sel melanosit. Lapisan
epidermis tumbuh terus karena lapisan sel induk yang berada di lapisan bawah bermitosis
terus, lapisan paling luar epidermis akan terkelupas atau gugur. Epidermis tersusun oleh
sel-sel epidermis terutama serat-serat kolagendan sedikit serat elastis. Kulit ari
(epidermis) terdiri dari beberapa lapisan sel. Sel-sel ini berbeda dalam beberapa tingkat
pembelahan sel secara mitosis. Lapisan permukaan dianggap sebagai akhir keaktifan sel
lapisan tersebut, terdiri dari lima lapis yaitu :

1. Stratum korneum : Terdiri dari banyak lapisan sel tanduk (keratinasi), gepeng,
kering, dan tidak berinti. Sitoplasma diisi dengan serat keratin, makin keluar
letak sel makin gepeng seperti sisik lalu terkelupas dari tubuh, yang terkelupas
digantikan oleh sel yang lain. Zat tanduk merupakan keratin lunak yang susunan
kimianya berada dalam sel-sel keratin keras. Lapisan tanduk hampir tidak
mengandung air karena adanya penguapan air, elastisnya kecil dan sangat efektif
untuk pencegahan penguapan air, dari lapisan yang lebih dalam.

2. Stratum lusidum : Terdiri dari beberapa lapis sel yang sangat gepeng dan bening.
Sulit melihat membran yang membatasi sel-sel itu sehingga lapisannya secara
keseluruhan tampak seperti kesatuan yang bening. Lapisan ini ditemukan pada
daerah tubuh yang berkulit tebal.
3. Stratum granulosum : Terdiri dari 2-3 lapis sel poligonal yang agak gepeng inti
di tengah, dan sitoplasma berisi butiran granula keratohialin atau gabungan
keratin dengan hialin. Lapisan ini menghalangi masuknya benda asing, kuman,
dan bahan kimia ke dalam tubuh.
4. Stratum spinosum : Terdiri dari banyak lapisan sel berbentuk kubus dan
poligonal, inti terdapat di tengah dan sitoplasmanya berisi berkas-berkas serat
yang terpaut pada desmosom (jembatan sel) seluruh sel terikat rapat lewat serat-
serat itu sehingga secara keseluruhan lapisan sel-selnya berduri. Lapisan ini
untuk menahan gesekan dan tekanan dari luar, sehingga harus tebal dan terdapat
di daerah tubuh yang banyak bersentuhan atau menahan beban dan tekanan
seperti tumit dan pangkal telapak kaki.
5. Stratum malfighi : Unsur-unsur lapis yang taju yang mempunyai susunan kimia
yang khas, inti bagian basal lapis mengandung kolesterol dan asam-asam amino.
Stratum malpifighi lapisan terdalam dari epidermis dan berbatasan dengan
dermis di bawah, terdiri dari selapis sel berbentuk kubus (batang). Desmoson
banyak sekali pada membran sel merupakan sel induk epidermis. Sel ini aktif
bermitosis terus sampai individu meninggal. Sebanding dengan terkelupasnya sel
pada stratum korneum, sel induk ini pun menggantikannya dengan yang baru
dari bawah. Sejak terbentuk sampai terkelupas umur sel 15 - 30 hari.
Gabungan stratum malfighi dan stratum spinosum disebut stratum germinatifum.
Gabungan ini terletak bergelombang karena lapisan dermis dibawahnya membentuk
tonjolan yang disebut papila. Batas germinatifum dengan dermis dibawahnya merupakan
lapisan tipis jaringan pengikat yang disebut lamina basalis. Pada stratum malfighi,
diantara sel epidermis terdapat melanosit yaitu sel yang berisi pigmen melanin yang
berwarna coklatdan sedikit kuning. Pada orang yang berkulit hitam, melanosit menerobos
sampai ke dermis, melanosit ini mempunyai tonjolan banyak, panjang, dan halus
menyelusup di antar sel-sel epidermis stratum germinatifum.
Warna kulit ditentukan oleh faktor warna kulitnya sendiri, karena kandungan karoten
(pigmen) darah pada pembuluh darah dermis memberikan warna kemerahan dan
kandungan pigmen melamin memberikan bayangan coklat. Melanin terletak di dalam
basal dan bagian bawah lapisan taju. Melanosit bertebaran di antara keratinosit lapis
basal, lapis taju, dalam folikel rambut dan jaringan ikat dermis. Perbedaan warna kulit
disebabkan oleh perbedaan jumlah dan ukuran melanosom di dalam keratinosit.
Pigmentasi kulit bergantung pada beberapa pengaruh termasuk faktor keturunan, hormon,
dan lingkungan. Faktor genetik mempengaruhi satuan melanin epidermis, hormon
pemacu melanosit MSH (melanosit stimulating hormone) merangsang perpindahan
melanosom di dalam cabang-cabang sitoplasma melanosit dn keratinosit. Faktor
lingkungan seperti ultraviolet meningkatkan kegiatan enzim melanosit, meningkatkan
produksi melanin dan penimbunannya di dalam keratinosit sehingga kulit menjadi
cokelat.
Sel langerhans adalah sel yang berbentuk bintang dengan banyak cabang mirip
dendrit terutama ada pada lapisan taju epidermis. Sel ini tampak seperti sel bening,
sitoplasmanya mengandung inklusi (suatu sel yang terpendam dalam sel) mirip batang,
disebut granula birbeck.sel ini juga terdapat dalam epitel mukosa mulut, esofagus,
vagina, di dalam folikel rambut, sebasea, kelenjar timus, dan limfonodus.
Sel merkel bertebaran di dalam epidermis terlihat di dekat stratum germinativum dan
berhubungan dengan ujung-ujung saraf intraepitel. Bentuk intinya tidak teratur,
sitoplasma mengandung berkas longgar tonofilamen (filamen halus pada sel)
mengandung granulasi kecil dan padat. Sel merker terletak pada keratinosit, di sekitarnya
banyak desmoson, fungsinya sebagai reseptor mekanisme karena sifat granulanya.
Dermis
Batas dermis (kulit jangat) yang pasti sukar ditentukan karena menyatu dengan
lapisan subkutis (hipodermis). Ketebalannya antara 0,5-3 mm. Beberapa kali lebih tebal
dari epidermis dibentuk dari komponen jaringan pengikat.derivat (turunan) dermis terdiri
dari bulu, kelenjar minyak, kelenjar lendir, dan kelenjar keringat yang membenam jauh
ke dermis.
Kulit jangat bersifat ulet dan elastis yang berguna untuk melindungi bagian yang
lebih dalam. Pada perbatasan antara kulit ari dan kulit jangat terdapat tonjolan-tonjolan
kulit ke dalam kulit ari (epidermis) yang disebut papil kulit jangat. Kulit jangat terdiri
dari serat-serat kolagen, serabut-serabut elastis, dan serabut-serabut retikulin. Serat-serat
ini bersama pembuluh darah dan pembuluh getah bening membentuk anyaman-anyaman
yang memberikan perdarahan untuk kulit. Lapisan dermis terdiri dari :
1. Lapisan papila, mengandung lekuk-lekuk papila sehingga stratum malfigi juga ikut
berlekuk. Lapisan ini mengandung lapisan pengikat longgar membentuk lapisan
bunga karang disebut lapisan stratum spongeosum. Lapisan papila terdiri dari serat
kolagen halus, alastin, dan retikulin yang tersusun membentuk jaring halus terdapat di
bawah epidermis. Lapisan ini memegang peranan penting dalam peremajaan dan
penggandaan unsur-unsur kulit. Serat retulin dermis membentuk alas dari serabut
yang menyisip ke dalam membran basal di bawah epidermis. Pada umumnya papil-
papil kulit sangat rendah tetapi pada telapak kaki dan telapak tangan papil tinggi tebal
dan banyak sehingga tampak berhimpitan membentuk rigi-rigi yang menonjol di
permukaan kulit ari dan membentuk pola sidik jari tangan dan jari kaki. Setiap papil
di bentuk oleh anyaman serabut halus yang mengandung serabut elastin, pada bagian
ini terlihat lengkung-lengkung kapiler dan ujung-ujung saraf perasa.
2. Lapisan retikulosa, mengandung jaringan pengikat rapat dan serat kolagen. Sebagian
besar lapisan ini tersusun bergelombang, sedikit serat retikulin, dan banyak serat
elastin. Sesuai dengan arah jalan serat-serat tersebut terbentuk garis ketegangan kulit.
Bahan dasar dermis merupakan bahan matrik amorf yang membenam pada serat
kolagen, elastin, dan turunan kulit. Glikosaminoglikans utama kulit adalah asam
hialironat, dermatan sulfat dengan perbandingan yang beragam di berbagai tempat,
bahan dasar ini sangat hidrofilik. Lapisan ini terdiri dari anyaman jaringan ikat yang
lebih tebal. Dalam lapisan ini ditemukan sel-sel fidrosa, sel histiosit, pembuluh darah,
pembuluh getah bening, saraf, kandung rambut kelenjar sebesea, kelenjar keringat,
sel lemak, dan otot penegak rambut.
Unsur utama sel dermis adalah fibroblas dan makrofag, juga terdapat sel lemak
yang berkelompok. Di samping itu juga sel jaringan ikat bercabang, berpigmen pada
lingkungan epiderms yang banyak mengandung pigmen (mis., areola mamae dan sekitar
anus).
Serat otot polos di jumpai di dalam dermis tersusun membentuk berkas yang di
hubungkan dengan folikel. Rambut bertebaran di seluruh dermis dalam jumlah yang
cukup banyak pada kulit, puting susu, penis, skrotum, dan sebagian perineum.
Kontraksinya menyebabkan kulit daerah yang bersangkutan mengerut.

Hipodermis
Lapisan bawah kulit (fasia superfisialis) terdiri dari jaringan pengikat longgar.
Komponennya serat longgar, elastis, dan sel lemak. Pada lapisan adiposa terdapat
susunan lapisan subkutan yang menentukan mobilitas kulit di di atasnya. Bila terdapat
lobulus lemak yang merata di hipodermis membentuk bantalan lemak yang disebut
panikulus adiposus. Pada daerah perut, lapisan ini dapat mencapai ketebalan 3 cm. Pada
kelopak mata, penis dan skrotum lapisan subkutan tidak mengandung lemak. Bagian
superfisial hipodermis mengandung kelenjar keringat folikel rambut.
Dalam lapisan hipodermis terdapat anyaman pembuluh arteri, pembuluh vena,
anyaman saraf yang perjalan sejajar dengan permukaan kulit di bawah dermis. Lapisan
ini mempunyai ketebalan bervariasi dan mengikat kulit secara longgar terhadap jaringan
di bawahnya.

SIRKULASI PADA KULIT


Jumlah panas yang hilang dari tubuh dalam batas yang luas di atur oleh perubahan
jumlah darah yang mengalir dari kulit. Aliran darah di akibatkan adanya perangsang saraf
anastomosisi yang berhubungan antara arteri dan venolus. Aliran darah akibat respons
terhadap adanya rangsangan dapat bervariasi. Darah dapat mengalir melalui anastomosis,
kapiler subdermal, dan pleksus vena dari reservoar (rongga penyimpanan) darah. Kulit
merupakan tempat reaksi pembuluh darah.
1. Reaksi putih: Bila ujung suatu objek di tekan pada permukaan kulit maka
perlahan-lahan pada titik tekan terlihat pucat (reaksi putih). Rangsangan mekanik
menimbulkan konstriksi sfingter kapiler dan darah akan terlihat kembali sekitar
15 detik.
2. Tripel respons: Bila kulit di tekan lebih keras lagi dengan alat yang runcing.
Maka pada bagian reaksi putih terdapat kemerahan di tempat tersebut yang di
ikuti oleh pembengkakan dan bintik kemerahan di sekitar luka yang disebabkan
dilatasi kapiler terhadap tekanan. Pembengkakak lokal di sebabkan oleh
peningkatan permeabilitas kapiler dan venolus. Kemerahan di sebabkan oleh
dilatasi arteriola. Sedangkan denervasi di sebabkan oleh hambatan saraf yang
menimbulkan rasa nyeri.
3. Hiperemia aktif: Kelainan jumlah darah dalam suatu daerah yang di hidupkan
kembali setelah periode penyumbatan atau tekanan. Respons pembuluh darah
yang terjadi pada organ dalam kulit, darah mengalir dalam pembuluh darah yang
melebar sehingga membuat kulit menjadi sangat merah karena efek lokal hipoksia
yang dipengaruhi oleh zat kimia.
Aliran darah dalam kulit melayani dua fungsi utama. Pleksus venosus subkutis yang
luas mengandung sejumlah besar darah yang dapat memanaskan permukaan lkulit.
Anastomosis arteriovenosa merupakan hubungan veskuler yang besar langsung di antara
arteri dan pleksus venosus. Dinding anastomosis ini mempunyai lapisan otot yang kuat,
dipersarafi oleh serabut vasokonstriktor simpatis yang menyekresi norepinefrin.
Kecepatan aliran darah melalui kulit berubah-ubah karena di perlukan untuk
mengatur suhu tubuh. Sebagai reaksi terhadap kecepatan kegiatan metabolisme tubuh dan
suhu disekitarnya. Pada suhu kulit biasa jumlah darah yang mengalir melalui pembuluh
darah kulit untuk melayani pengaturan panas beberapa kali lebih banyak daripada yang di
perlukan untuk memberikan kebutuhan gizi jaringan tersebut. Bila kulit terpapar pada
suhu sangat dingin, aliran darah semakin sedikit sehingga nutrisi mulai terganggu.
Pertumbuhan kuku lebih lambat pada suhu yang sangat dingin. Bila kulit di panaskan
sampai terjadi vasodilatasi maksimum aliran darah semakin semakin besar pada kulit,
dapat terjadi pengaliran curah jantung yang besar.
Pengaturan aliran darah melalui kulit adalah untuk mengatur suhu tubuh. Aliran darah
melalui kulit diatur oleh mekanisme saraf, bukan oleh pengaturan setempat. Pusat
pengaturan suhu di hipotalamus anterior merupakan pust saraf yang dapat mengatur suhu
tubuh. Pemanasan pada daerah kulit menyebabkan vasodilatasi semua pembuluh darah
kulit dan menyebabkan berkeringat. Sedangkan pendinginan menyebabkan
vosokonstriksi dan berhentinya pengeluaran keringat.

Mekanisme Vasokonstriksi
Kulit di seluruh tubuh dipersarafi oleh serabut vasokontriktor simpatis yang
menyekresikan norepinefrin pada ujung-ujungnya. Sistem ini sangat kuat pada kaki,
tangan, bibir, hidung, dan telinga yang merupakan daerah yang paling terpapar cuaca
sangat dingin dan ditemukan sejumlah anastomosis arteriovenosa. Pada suhu tubuh
normal, faktor simpatis mempertahankan anastomosis ini hampir tertutup, tetapi bila
tubuh dipanasi secara berlebihan jumlah impuls simpatis sangat berkurang sehingga
anastomosis tersebut berdilatasi dan sejumlah besar darah hangat mengalir dalam fleksus
venosus, dengan demikian meningkatkan pengeluaran panas.
Pada bagian tubuh lainnya (misalnya permukaan lengan, tungkai, dan batang tubuh)
hampir tidak ada anastomosis arteriovenosa. Pengaturan vasokontriktor terhadap
pembuluh darah nutritif masih dapat menyebabkan perubahan besar dalam aliran darah.
Bila tubuh dipanaskan secara berlebihan impuls vasokonstriktor berhenti dan aliran darah
ke pembuluh darah kulit meningkat dua kali lipat. Efek langsung pada konstriktor
simpatis kulit sangat peka terhadap norepinefrin dan epinefrin yang bersirkulasi di daerah
kulit.
Kehilangan persarafan simpatis menyebabkan vasokontriksi yang hebat dan dapat
merusak kulit, keadaan ini disebut Raynaud.

Mekanisme Vasodilatasi
Bila suhu berlebihan dan keringat mulai keluar, aliran darah kulit lengan bawah dan
batang tubuh bertambah tiga kali lipat karena vasodilatasi aktif.
Serabut simapatis yang menyekresi asetilkolin mengaktifkan kelenjar keringat,
menyebabkan vasodilatasi sekunder, menyebabkan kelenjar ini melepaskan enzim
kalekrim yang sebaiknya memecah polipeptida bradikinin dari globulin di dalam cairan
interstisial. Inhibisi bradikinin tidak menghalangi peningkatan aliran darah yang
menyertai pengeluaran keringat.
Benda dingin ditempelkan langsung pada kulit, pembuluh darah makin berkontraksi
sampai suhu 15◦C. Saat titik mencapai derajat konstriksi maksimum pembuluh darah
mulai berdilatasi. Dilatasi ini disebabkan oleh efek langsung pendinginan setempat
terhadap pembuluh itu sendiri. Pengaturan aliran darah setempat mempunyai peranan
kecil untuk pengaturan aliran darah kulit. Bila orang duduk selama lebih dari 30 menit
kemudian berdiri, akan mengalami kemerahan yang hebat pada daerah kulit yang terkena.
Proses ini disebut juga hiperemia reaktif, karena berkurangnya penyediaan bahan gizi
untuk jaringan selama periode penekanan.

KELENJAR-KELENJAR KULIT
Kelenjar kulit meliputi kelenjar sebasea, kelenjar keringat, dan kelenjar mamae.
Kelenjar Sebasea
Kelenjar sebasea berhubungan dengan folikel rambut yang bermuara dalam sebuah
folikel rambut. kelenjar ini tidak berhubungan dengan folikel rambut tetapi saluran
bermuara langsung ke permukaan kulit seperti yang terdapat pada glans penis, labium
minus, dan kelenjar tarsalia pada kelopak mata. Kelenjar ini tidak terdapat pada kulit
telapak kaki dan tangan dan terletak di dalam dermis.
Setiap kelenjar berkapsul jaringan ikat tipis berupa kelenjar alveolar yang membuat
lipid. Kebanyakan kelenjar alveolus bermuara kedalam sebuah saluran keluar pendek dan
lebar, tercurah ke dalam leher folikel rambut. setiap alveolus terisi penuh dengan epitel
berlapis terletak di atas membran basal tipis yang permukaan dalamnya ditempati oleh
sederetan sel kubis kecilyang berhubungan dengan sel-sel basal epidermis pada leher
folikel rambut.
Sel-sel ini meningkatkan jumlah retikulum endoplasma dan sitoplasmanya dipenuhi
bintik-bintik lemak yang mengandung kolesterol, fosfolipid, dan trigliserida. Intinya
berangsur mengerut dan hilang. Selnya pecah menjadi massa berlemak dan serpihan sel
merupakan getah berminyak (sebum). Pengeluaran getahnya dibantu oleh kontraksi otot
penegak rambut dan tekanan menyeluruh akibat pembesaran sel-sel di tengah alveolus.
Perkembangan dan pertumbuhan kelenjar sebasea terutama selama pubertas di bawah
kontrol hormon. Sekresi sebum terjadi terus menerus yang manfaatnya untuk
pemeliharaan kesehatan kulit.
Kelenjar Keringat
Kelenjar tubular bergelung tidak bercabang terdapat pada seluruh kulit kecuali pada
dasar kuku, batas bibir, glans penis, dan gendang telinga. Kelenjar ini paling banyak
terdapat pada telapak tangan dan telapak kaki. Bagian sekretori terletak di dalam dermis
atau hipodermis bergabung membentuk massa tersendiri. Duktusnya keluar menuju
epidermis, berjalan berkelok-kelok menyatu dengan epidermis dan berjalan spiral untuk
mencapai permukaan kulit. Tempat bermuaranya disebut pori keringat.
Terdapat dua macam kelenjar keringat :
1. Kelenjar keringat ekrin : tersebar di seluruh kulit tubuh kecuali kulup penis,
bagian dalam telinga luar, telapak tangan, telapak kaki, dan dahi. Badan kelenjar
terdapat antara perbatasan kulit ari dan kulit jangat. Saluran berbelok-belok keluar
berada pada lapisan jangat, berjalan lurus ke lapisan epidermis, dan bermuara
pada permukaan kulit pada pori-pori keringat.
2. Kelenjar keringat apokrin : kelenjar keringat yang besar hanya dapat ditemukan
pada ketiak, kulit puting susu, kulit sekitar alat kelamin, dan dubur. Kelenjar ini
terletak lebih dalam, saluran keluarnya berbelok-belok, kemudian lurus menuju
epidermis, dan bermuara pada folikel rambut. bersama keringat keluar bagian-
bagian sel kelenjar yang sudah rusak dan berbau khas.
Tubulus sekretori makin menyempit menjadi duktus ekskretorius yang dibatasi oleh
dua lapis sel kubis yang terpulas gelap. Sel-sel membentuk lapisan dalam dinding,
mempunyai batas khusus, tampak kasar di sepanjang permukaannya. Secara fungsional
kelenjar keringat berperan dalam pengaturan suhu tubuh dengan membuat lapisan lembab
di permukaan untuk pendinginan dengan penguapan. Kelenjar ini juga peka terhadap
stres kejiwaan terutama kelenjar yang terdapat pada telapak tangandan telapak kaki.
Kelenjar keringat besar yang terdapat pada ketiak, areola mamae, labium mayus, dan
sekitar anus menghasilkan sekret lebih kental daripada kelenjar keringat kecil. Bangun
saluran keluarnya bermuara dalam folikel rambut. Kelenjar keringat besar ini kurang
bergelung, lumen sekresinya lebih besar membentuk lapisan yang lebih sempurna di
antara membran sel dan sel epitel, dan hanya befungsi setelah pubertas.
Kelenjar Mamae
Glandula mamae sebagai kelenjar kulit karena berasal dari lapisan ektodermal. Secara
fungsional termasuk sistem reproduksi, terletak di atas fasiapektoralis superfisialis dan
dihubungkan denngan perantaraan jaringan ikat longgar dan jaringan lemak, serta
melekat erat dengan kulit di atasnya. Di sekitar puting susu (papila mamae) terdapat
retikulum kutis yang tumbuh dengan baik, dinamakan ligamentum suspensorium. Ke
dalam puting susu bermuara 15-20 duktus laktiferus. Di sekitar papila mamae terdapat
areola mamae yang mengandung kelenjar sebasea montgomeri (glandula areola mamae)
untuk melindungi dan melicinkan puting susu pada waktu bayi menghisap. Pada daerah
subkutan terdapat lobus-lobus yang berhubungan satu sama lain oleh jaringan areolar,
pembuluh darah, dan duktus laktiferus.
Pada wanita yang tidak hamil dan tidak menyusui, alveoli nampak kecil dan padat
berisi sel-sel granular. Pada waktu hamil, alveoli dan membesar dan sel-sel pada pusat
alveoli mengalami degenerasi lemak dan menghasilkan kolostrum. Hormon estrogen
memperbanyak alveoli dan hormon prolaktin yang dihasilkan kelenjar hipofise
merangsang pengeluaran kolostrum.

PEMBULUH DARAH
Suplai darah untuk kulit berasal dari pembuluh darah besar di dalam lapisan bawah
kulit yang bercabang ke arah permukaan kulit. Sejumlah pembuluh membentuk jala pada
tempat pertemuan antara dermis dan hipodermis. Dari jala-jala ini, cabang-cabang
memperdarahi jaringan subkutis termasuk kelenjar keringat dan folikel rambut.
Dari jala-jala terkecil menuju papila, tempat percabangan kapiler, membentuk
jaringan kapiler dan memperdarahi papila, kelenjar sebasea, dan bagian tengah folikel
rambut. vena-vena penghimpunan darah dari daerah subpapilar membentuk jala-jala tepat
di bawah kulit. Jala-jala ini berhubungan dengan jala-jala kedua yang sedikit lebih dalam.
Lewat jala kedua darah mengalir ke dalam jala ketiga pada tempat petemuan dermis dan
hipodermis. Ke dalam jala ketiga bermuara hampir seluruh vena dari lobulus lemak dan
kelenjar keringat. Dari jala-jala ketiga vena berjalan ke jala-jala yang lebih dalam yang
terdiri dari vena besar dalam jaringan subkutis dan bermuara ke dalam vena besar
bersama arteri pada dermis yang paling dalam.
Pembuluh limfe mulai di dalam papila sebagai celah yang dibatasi endotel dengan
jala-jala kapiler limfe di dalam lapisan papiler. Jala-jala ini bergabung dengan jala-jala
kapiler limfe yang lebih besar di dalam jaringan subkutis yang juga merupakan tempat
muara cairan limfe dari jala-jala yang halus di sekitar kelenjar sebasea, kelenjar keringat,
dan folikel rambut.

SARAF KULIT
Kulit dan kelengkapannya menerima rangsangan dari lingkungannya karena
dilengkapi banyak saraf sensorik. Di dalam jaringan subkutis terdapat berkas besar serat
saraf yang cabang-cabangnya menuju beberapa pleksus di dalam daerah retikular papilar
dan subepitel. Di dalam semua lapisan kulit dan hipodermis terdapat banyak badan akhir
sel saraf. Folikel rambut dipersarafi secara terpisah dari ujung-ujung bebas saraf sensorik
tidak bermielin yang terdapat di dalam/dekat epidermis. Selain serat saraf sensorik
terdapat saraf eferen simpatis yang mempersarafi pembuluh darah, otot penegak rambut,
dan sel sekretorik kelenjar keringat.
PELENGKAP KULIT
Kuku
Kuku merupakan lempeng yang membentuk pelindung pembungkus permukaan
dorsal falang jari tangan dan jari kaki. Strukturnya berhubungan dengan dermis dan
epidermis. Pertumbuhan kuku terjadi sepanjang garis datar lengkung dan sedikit miring
terhadap permukaan pada bagian proksimalnya.
Kuku berproliferasi membentuk matrik kuku. Epidermis yang tepat di bawah menjadi
dasar kuku yang berbentuk U bila dilihat dari atas, diapit oleh lipatan kulit dinding kuku.
Di sini terdapat kelenjar keringat dan folikel. Sel-selnya banyak mengandug fibril.
Sitoplasma hilang pada tahap akhir setelah sel menjadi homogen (berstruktur sama),
menjadi zat tanduk dan menyatu engan lempeng kuku. Tidak pernah dijumpai granula
keratohialin di dalam sel matrik dan keratin kuku. Pada lapisan dalam matrik kuku
mengandung melanosit sehingga lempeng kuku mungkin berpigmen pada ras kulit hitam.
Lempeng kuku terdiri dari sisik epidermis yang menyatu erat dan tidak mengelupas.
Badan kuku berwarna bening sehingga kelihatan kemerahan karena ada pembuluh
kapiler darah di dalam dasar kuku. Sel-sel stratum korneum meluas dari dinding kuku ke
permukaan lempeng kuku sebagai epikondrium atau kutikula.
Dengan bertambahnya sel-sel baru dalam akar kuku menghasilkan geseran lambat
lempeng kuku di atas dasar kuku. laju pertumbuhan kuku rata-rata 0,5 mm per minggu.
Pertumbuhan ini lebih pesat pada jari tangan daripada jari kaki dan bila lempeng kuku
dicabut paksa, asalkan matriksnya tidak rusak, kuku akan tumbuh kembali.
Rambut
Rambut berupa benang keratin elastis yang berkembang dari epidermis dan tersebar
di sekujur tubuh kecuali telapak kaki, telapak tangan, permukaan dorsal falang distal,
sekitar lubang dubur, dan urogenital. Setiap rambut mempunyai batang yang bebas dan
akar yang tertanam di dalam kulit. Akar rambut dibungkus oleh folikel rambut yang
berbentuk tabung terdiri dari bagian berasal dari epidermis (epitel) dan bagian berasal
dari dermis (jaringan ikat). Pada ujuang bawah folikel menggembung membentuk bulbus
rambut, beberapa kelenjar sebasea, dan seberkas otot polos (erektor pili). Kontraksi otot
ini menyebabkan tegaknya rambut.
Struktur rambut :
1. Medula : bagian tengah rambut yang longgar terdiri dari 2-3 lapis sel kubis
mengerut satu sama lain, dipisahkan oleh ruang berisi udara. Bulu halus pendek
jenis bulu roma, sebagian rambut kepala, dan rambut pirang tidak mempunyai
medula. Sel-selnya sering mengandung pigmen dan keratin. Sel-sel medula
termasuk keratin lunak.
2. Korteks : bagian utama rambut beberapa lapis sel gepeng, panjang berbentuk,
gelondong membentuk keratin keras. Fibril keratin tersusun sejajar dan granula
pigmen terdapat di di dalam dan di antara sel-selnya.
3. Rambut hitam mengandung pigmen. Oksidasi udara yang terkumpul di dalam
ruang antara sel korteks mengubah warna rambut.
4. Kutikula : terdapat pada permukaan selapis sel tipis jernih, yaitukutikula tidak
berinti kecuali yang terdapat pada akar rambut. sel-selnya tersusun seperti genting
dengan ujung menghadapa ke atas. Penampang melintang rambut beragam sesuai
ras. Misalnya, rambut lurus pada bangsa Mongol, Eskimo, sedangkan Indian
Amerika tampak bundar pada potongan melintang dan rambut berombak, pada
beberapa bangsa Afrika dan Papua penampangnya lonjong.
Folikel rambut merupakan selubung yang terdiri dari sarung jaringan ikat bagian luar
(sarung akar dermis) yang berasala dari dermis dan sarung akar epitel bagian dalam
berasal dari epidermis. Folikel yang menggembung membentuk bulbus rambut yang
berhubungan dengan papilla tempat persatuan akar rambut dan selubungnya. Sarung akar
asal dermis :
1. Lapisan paling luar berkas serat kolagen kasar yang berjalan memanjang
sesuai dengan lapisan retikular dermis.
2. Lapisan tengah lebih tebal sesuai dengan lapisan papila dermis. Lapisan ini
padat sel dan mengandung serat jaringan ikat halus yang tersusun melingkar.
3. Lapisan dalam berupa sabuk homogen sempit yang disebut glassy membran
basal di bawah epidermis.
Sarung akar asal epidermis (epitel) mempunyai lapisan luar yang menyambung
dengan lapis-lapis dalam epidermis yang sesuai dengan lapis-lapis permukaan yang
sudah berkembang. Sarung akar rambut luar mempunyai selapisan sel poligonal yang
menyerupai sel-sel stratum spinosum epidermis. Sarung akar rambut dalam adalah sarung
berzat tanduk membungkus akar rambut yang sedang tumbuh, menghasilkan keratin
lunak, juga ditemukan pada epidermis. Sarung ini tidak tampak lagi di atas muara
kelenjar sebasea dalam folikel.
Susunan rambut :
1. Batas rambut merupakan bagian rambut yang terdapat di luar kulit. Bila dibuat
potongan sebuah rambut akan terlihat dari luar ke dalam :
a. Selaput rambut (kutikula), merupakan lapisan yang paling luar terdiri dari sel-
sel tanduk yang tersusun seperti sisik ikan, dapat diketahui bila rambut
disasak dengan baik. Rambut yang sering disasak akan meregangkan
hubungan sel-sel selaput rambut sehingga merusak selaput rambut dan cairan
mudah masuk ke dalam rambut.
b. Kulit rambut : korteks rambut merupakan lapisan kulit yang paling tebal,
terdiri dari lapisan tanduk berbentuk kumparan tersusun memanjang
mengandung butir-butir mielin. Sel tanduk terdiri dari serabut keratin.
Masing-masing sel-sel tanduk yang disebut fibril diuraikan menjadi satuan
serat yang lebih halus disebut miofibril. Rambut mempunyai sifat daya
elastisitas yang akan bertambah apabila dalam keadaan basah dan
dihangatkan.
c. Sumsum rambut (medula) : bagian yang paling dalam dibentuk oleh sel
tanduk. Bentuknya seperti anyaman dengan rongga yang berisi udara. Bagian
ini sangat tipis, mengandung medulla dan sumsum rambut. Ini hanya terdapat
pada rambut yang tebal, misalnya pada alis, kumis, dan sebagian rambut
kepala.
1. Akar rambut, merupakan nagian rambut yang tertanam miring dalam kulit,
terselubung oleh kandung rambut (folikel rambut). Akar rambut ini tertanam
amat dalam, dapat mencapai lapisan hipodermis.
a. Kandung rambut adalah tabung yang menyelubungi akar rambut mulai dari
permukaan kulit sampai bagian bawah umbi rambut. Pada selubung ini
terdapat unsur-unsur :
 Unsur dari lapisan dermis. Jaringan ikat yang berasal dari lapisan
dermis atau kulit jangat membentuk tiga lapisan, lapisan
serabutkolagen dan elastis yang teratur mengandung pembuluh darah
dan saraf, serta lapisan serabut sirkuler yang tersusun selang-seling
dengan sel yang berbentuk kumparan dan selaput bening (hialin) yang
tidak mempunyai bentuk tertentu.
 Unsur lapisan epidermis terdapat pada umbi rambut yang terdiri dari
lapisan-lapisan : kandung akar luar dan kandung akar dalam. Kandung
akar dalam tersusun dari luar ke dalam lapisan hanle, terdiri dari selapis
sel kuboid dengan inti gepeng, dan terdiri dari 1-2 lapis sel tanduk
gepeng yang mengandung inti dan selaput kutikula. Kandung akar
rambut bentuknya seperti sisik ikan. Kandung akar rambut (akar luar
dan akar dalam) seperti umbi, makin keatas semakin tipis, pada setinggi
muara kelenjar lapisan ini tidak ada lagi.
b. Papil rambut : bagian bawah folikel rambut berbentuk lonjong seperti telur
yang ujung bawahnya terbuka, berisi jaringan ikat tanpa serabut elastis, ke
dalamya masuk pembuluh kapiler untuk menyuplai nutrisi ke umbi rambut.
Di antara sel-sel papil terdapat sel-sel melanosit yang menghasilakan
pigmen melanin yang memberi warna pada kulit yang disebarkan ke dalam
korteks dan medula rambut.
c. Umbi rambut (tunas rambut) merupakan bagian akar rambut yang melebar,
merupakan sel bening yang terus menerus bertambah banyak berkembang
secara mitosis. Daerah ini subur, berdekatan dengan pembuluh-pembuluh
papil rambut, dan menghasilkan sel-sel baru untuk korteks rambut
pengganti sel-sel, yang sudah tua akan terdorong ke atas.
M. erektorpili adalah otot penegak rambut yang terdiri dari otot polos yang terdapat
pada kandung rambut dengan perantaraan serabut elastis. Bila otot ini berkontraksi
rambut akan tegak, kelenjar akan mengalami kompresi sehingga isinya di dorong keluar
untuk melumasi rambut.

2.1.2 Fisiologi Sistem Integumen

FISIOLOGI KULIT

Jaras reseptor kulit berada di dalam kulit. Jaras visceral berhubungan dengan persepsi
keadaan intern. Pada organ sensorik kulit terdapat empat jaras, yaitu rasa raba / tekan,
dingin,panas,dan rasa sakit. Kulit mengandung berbagai ujung sensorik termasuk ujung
saraf telanjang atau tidak bermielin (selaput) pelebaran saraf terminal dan ujung yang
berselubung ditemukan pada jaringan fibrosa berakhir sekitar folikel rambut.

Pada pemeriksaan histologis, kulit hanya mengandung saraf telanjang yang


berfungsi sebagai mekanoresptor yang memberikan respons terhadap rangsangan
raba.ujung saraf sekitar folikel rambut menerima rasa raba dan gerakan rambut yang
menimbulkan perasaan (raba taktil) rasa sentuhan disebabkan rangsangan pada ujung
saraf pada kulit berbeda –beda menurut ujung saraf yang dirangsang. Panas,dingin,dan
sakit ditimbulkan karena tekanan dalam rasa dari suatu benda,misalnya mengenai otot
dan tulang

Indra raba terdapat pada kulit disamping itu juga sebagai pelepas panas yang
ada pada tubuh. Kulit mempunyai banyak ujung-ujung saraf rasa raba yang menerima
rangsangan dari luar diteruskan ke pusat saraf otak. Reseptor-reseptor tersebar luas pada
lapisan epitel dan jaringan ikat tubuh manusia di dalam kulit terdapat tempat-tempat
tertentu yang sensitif terhadap panas dan sakit
MODALITAS RASA KULIT

Rasa mekanik,suhu dan rasa nyeri berbeda dengan alat indra lain yang reseptornya
tergabung dalam satu atau dua organ tertentu. Masing-masing modalitas rasa ini berdiri
sendiri secara terpisah dan tersebar dari seluruh bagian tubuh. Serat aferen tidak
membentuk berkas saraf khusus tetapi tersebar pada banyak saraf perifer dan jaringan
saraf di pusat dengan demikian modalitas rasa ini tidak membentuk alat indra tertentu
yang khas.

RASA MEKANIK

Beberapa modalitas (kualitas) rasa tekan,rasa raba,rasa getar,dan rasa geli berada
disetiap bagian tertentu. Dengan menggunakan aestesiometer dapat mengetahui bagian
kulit yang paling peka terhadap rangsangan pada permukaan kulit yang peka. Titik tekan
lebih padat dibandingkan dengan kulit lain. Hal ini merupakan manifestasi adanya
reseptor tekan pada kulit di bawahnya.

1. Ambang diskriminasi spasial (ADS) merupakan kemampuan untuk


membedakan dua titik yang terpisah yaitu ambang diskriminasi spasial
suksesif (pengganti) dan ambang diskriminasi spasial simultan. ADS suksesif
lebih kecil dibandingkan dengan ADS simultan hal ini disebabkan ADS
suksesif dihantarkan oleh saraf yang sama sedangkan ADS simultan
(kebersamaan) dihantarkan oleh dua saraf yang berhubungan dengan korteks
sensoris melalui serat yang berbeda
2. Reseptor raba merupakan pengindra yang kecepatan dan reseptor akar rambut
bila pada punggung tangan diraba akan timbul rasa akan timbul rasa raba.
Hanya jika rambut itu bergerak intesitas yang ditimbulkan oleh gerakan
rambut berbanding langsung dengan kecepatan gerak rambut
3. Reseptor getar : rangsangan berbentuk gelombang siku yang kuatnya sama
dan beberapa kali lebih kuat dari rangsangan ambang, menghasilkan satu
implus saja dan reseptor ini sangat cepat beradaptasi,reseptor getar ini
merupakan reseptor percepatan struktur yang mempunyai sifat sesuai dengan
badan pacini.
Reseptor geli melalu ujung saraf bebas yang merupakan ujung saraf pengindra,
ambang rangsangan hanya dapat mengetahui adanya rangsangan untuk reseptor.
Rangsangan mekanik ringan bergerak seperti gerakan serangan kecil dikulit. Gatal
ditimbulkan oleh rangsangan frekuensi rendah yang berulang pada serabut-serabut
saraf kulit dengan rangsangan lemah yang dihasilkan oleh sesuatu yang bergerak pada
kulit. Distribusi rasa gatal terjadi pada kulit maka membran mukosa tertentu dan rasa
nyeri biasanya terjadi berulang-ulang

RASA SUHU

Kulit mempunyai dua submodalitas yaitu rasa dingin dan panas reseptor ini berfungsi
mengindra rasa dingin/panas dan refleks pengaturan suhu tubuh. Reseptor ini dibantu
oleh reseptor dalam sistem saraf pusat,dengan pengukuran waktu reaksi dapat dinyatakan
kecepatan rasa dingin lebih cepat dibandingkan kecepatan hantaran rasa panas.

Rasa suhu kulit tetap (statis) bila seseorang berada dalam air hangat mula-mula akan
timbul rasa hangat, kemudian rasa hangat tidak dirasakan lagi dan bila keluar air rasa
hangat akan kembali. Hal ini karena tubuh secara penuh beradaptasi terhadap suhu kulit
yang baru.adaptasi penuh ini hanya terjadi pada suhu netral (suhu nyaman) rasa hangat
yang mantap akan dirasakan diatas 36◦C dan rasa dingin dirasakan pada suhu 17◦C.

Rasa suhu kulit yang berubah.terdapat tiga parameter tertentu, yaitu suhu
awal,kecepatan perubahan suhu, dan luas kulit yang terpapar terhadap rangsangan suhu
pada suhu kulit yang rendah ambang rasa hangat tinggi. Sedangkan ambang rasa dingin
meningkat.kecepatan perubahan suhu berpengaruh terhadap timbulnya rasa panas atau
dingin.luasnya daerah kulit yang terpapar juga berpengaruh pada timbulnya rasa panas
/dingin.

Titik-titik rasa dingin dan panas permukaan kulit yang peka terhadap rasa panas
dingin berlokasi pada titik-titik tertentu. Kepadatan titik-titik rasa suhu lebih rendah
disbanding titik rasa raba/tekan titik rasa dingin lebih banyak dibandingkan rasa panas
kulit wajah merupakan daerah paling peka terhadap rasa suhu dan kepadatan titik-titik
rasa dingin yang paling tinggi.sifat reseptor suhu :

1. Selalu mengeluarkan implus pada suhu kulit yang konstan dan frekuensinya
bergantung pada suhu kulit itu sendiri
2. Pada penurunan /peningkatan suhu akan terjadi perubahan frekuensi implus
3. Tidak peka terhadap rangsangan lain
4. Ambang rangsangan sesuai dengan kepekaan rasa suhu manusia terhadap
rangsangan suhu di kulit
5. Mempunyai daerah reseptif yang sempit setiap serat eferen hanya menyarafi satu
atau beberapa titik rasa suhu saja

RASA PROPRIOSEPSI

Rasa prepriosepsi berasal dari dalam tubuh disebut juga rasa dalam rasa ini tidak
terdapat pada kulit tetapi bagian yang lebih dalam, misalnya otot, tendo dan sendi.
Informasi propriosepsi dihantarkan ke medulla spinalis melalui kolom dorsal dan masuk
ke serubelum. Sebagian berjalan ke laminikulus medial,thalamus,dan sebagain lagi ke
korteks. Implus berasal dari kumparan otot berbentuk urat golgi,organ sensorik dalam
dan sekitar sendi. Neuron dalam korteks sensoris berespons terhadap gerakan-gerakan
tertentu.

Terdapat tiga submodalitas yaitu:

1. Rasa posisi : mengindrai bagian- bagian tubuh dalam ruang atau posisi ruas
sendi tubuh yang satu dengan ruas sendi yang berdekatan. Rasa ini sedikit
sekali bahkan mungkin tidak beradaptasi.
2. Rasa gerakan: timbulnya menghindari gerak pada setiap sendi dan berapa
besar perubahan sudut dan kecepatan gerak pada sendi yang bergerak.
3. Rasa kekuatan: seberapa besar kekuatan atau tahanan yang dikerahkan untuk
gerak otot itu.
Integrasi sentra. Dalam kehidupan sehari-hari alat indra ini tidak bekerja sendiri-
sendiri. Alat -alat ini bekerja secara terpadu dalam mengindrai suatu benda. Rasa raba,
rasa suhu, dan rasa propriosepsi semua berperan dan diperlukan oleh fungsi sistem saraf
pusat.

Rasa Nyeri

Rasa nyeri ditimbulkan oleh rangsangan yang merusak. Rasa ini berfungsi
melindungi dan mencegah kerusakan lebih lanjut dari jaringan yang terkena. Modalitas
rasa nyeri terdiri dari submodalitas nyeri somatic, yaitu nyeri permukaan dan nyeri dalam
dan nyeri visceral. Zat kimia pada kadar tertentu dapat menimbulkan nyeri misalnya
asetilkolin, seratokinin, dan histamine yang juga menimbulkan rasa gatal. Pada otot
jantung yang mengalamil iskemia, nosiseptor (reseptor rasa nyeri) akan terangsang untuk
menimbulkan rasa nyeri yang disebut angina pectoris. Alat dalam yang mengandung
resepor nyeri misalnya usus, urtra, dan empedu. Reseptor nyeri peka terhadap rangsangan
yang kuat sehingga terjadi nyeri visceral yang disebut kolik.rasa nyeri terdiri dari :

1. Nyeri proyeksi : nyeri yang timbul bila rangsangan bukan pada reseptornya tetapi
langsung pada serap sarap di salah satu tempat dalam perjalanannya sarapnya.
Nyerinya bukan pada tempat rangsangan tetapi pada proyeksi verivel sarap yang
bersangkutan.
2. Nyeri alih : rasa nyeri berasal dari alat dalam serat saraf yang terangsang di alat
dalam dan serat saraf dari kulit atau segmen dan dengan alat dalam dan bersinaps
pada satu neuron yang sama serta menimbulkan eksitasi (rangsangan) sehingga
implus diteruskan ke SSP. Rasa ini yang timbul diinterprestasikan datang dari
kulit.
3. Hiperalgesia : salah satu bentuk nyeri khusus yang dialami seorang yang kulitnya
terkena rangsangan nosiseptif. Misalnya, terik matahari dan luka bakar. Bagian
yang luka mengalami vasodilatasi dan rasa nyeri yang lama kelamaan bagian yang
nyeri akan menjadi ebih peka terhadap rangsangan mekanik. Kemungkinan rasa
nyeri ditimbukan oleh zat kimia yang akan dilepas oleh jaringan yang rusak,
vasodilatasi berlangsung beberapa hari.
4. Hipoalgesia : Menurunnya rasa nyeri (analgesia) akibat kerusakan saraf atau
tindakan analgesia dengan obat atau tusuk jarum. Hal ini dapat disertai dengan
hilangnya modalitas rasa (anesthesia)
5. Nyeri kronis : suatu perubahan pada sistem saraf pusat dalam penglahan rasa
nyerinya belum diketahui sebabnya. Salah satu organ tubuh yang diamputasi dapat
mengalami rasa nyeri yang dirasaka seperti berasal dari bagian tubuh yang telah
dibuang. Rasa nyeri ini sukar diobati dan timbul karena gangguan sentra yang
prosesnya belum dapat diterangkan.

Rasa Gatal

Rasa gatal merupakan bentuk khusus rasa nyeri yang timbul pada kondisi
perangsangan tertentu. Rangsangan semakin kuat saat rasa gatal yang timbul diganti
dengan rasa nyeri. Bila rangsangannya mencapai intensitas yang tinggi maka rasa gatal
yang dialami dapat hilang. Pada jaras spinotalmik yang sedang dilewati rasa gatal
dilewati juga oleh rasa nyeri dengan cara tertentu jika titik gatal sesuai dengan titik nyeri.
Reseptor gatal terletak pada bagian kulit permukaan, sedangkan reseptor nyeri terdapat
lebih dalam dari kulit.

FUNGSI KULIT

Fungsi Termoregulasi

Panas tubuh dihasilkan dari aktivitas metabolic dan pergerakan otot. Panas seperti ini
harus dikeluarkan atau suhu tubuh akan naik di atas batas normal. Pada lingkungan suhu
dingin panas dipertahankan atau suhu tubuh akan turun di bawah batas normal.

Pengeluaran panas melalui kulit berlangsung melalui proses evaporasi air (perubahan
molekul air) yang disekresi oleh kelenjar keringat dan juga melalui proses perspirasi
(sekresi keringat), difusi molekul air melalui kulit. Misalnya :
1. Pada cuaca panas dan lembab, keringat sangat banyak keluar tetapi tingkat
evaporasi sangat rendah sehingga menyebabkan rasa tidak nyaman. Keringat
sebagai salah satu mekanisme pendinginan hanya akan efisien pada tingkat
kelembaban yang lebih rendah.
2. Pengeluaran keringat dikendalikan melalui sistem saraf, yang merespons
pemanasan atau pendinginan darag secara berlebihan.

Retensi panas adalah salah satu fungsi dari kulit dan jaringan adiposa dalam lapisan
subkutan. Lemak merupakan insulator (pelepasan energi) panas untuk tubuh dan derajat
insulasi bergantung pada jumlah jaringan adiposa. Pembuluh darah dalam papilla dermal
juga dikendalikan oleh sistem saraf. Jika pembuluh darah berdilatasi aliran darah
kepermukaan kulit meningkat, sehingga konduksi panas pada bagian eksterior dapat
terjadi. Pembuluh darah berkonstriksi untuk menurunkan aliran darah kepermukaan kulit
dalam upaya mempertahankan panas tubuh sentral. Dalam pengaturan suhu tubuh kulit
berperan mengeluarkan keringat dan kontraksi otot dengan pembuluh darah kulit. Kulit
kaya akan pembuuh darah sehingga memungkinkan kulit mendapat nutisi yang
cukupbaik. Tonus vascular dipengaruhi oleh saraf simpatis (asetikolin). Pada bayi
dinding pembuluh darah belum sempurna sehingga terjadi ekstra cairan sehingga kulit
bayi tampak edema karena lebih banyak mengandung air dan nutrium.

Fungsi Proteksi

Kulit menjaga bagian dalam tubuh terhadap gangguan fisis (mis, gesekan,
tarikan,gangguan kimiawi) yang dapat menimbulkan iritasi; gangguan panas (mis,radiasi,
sinar ultraviolet, dan infeksi dari luar (bakteri, jamur). Bantalan lemak di bawah kulit
berperan sebagai pelindung kuli dari sinar matahari. Proteksi rangsangan kimia karena
stratum korneum yang impermeable terhadap zat kimia dan air. Terdapat lapisan
keasaman pada kulit untuk melindungi kontak zat kimia dengan kulit.Sabun
menyebabkan keasaman kulit berada antara pH 5-5,6 merupakan perlindungan terhadap
infeksi dan jamur. Sel kulit yang telah mati melepaskan dii secara teratur.

Fungsi Absorpsi
Kulit yang sehat tidak mudah menyerap air dan larut tetapi cairan yang mudah
menguap lebih mudah diserap. Begitu juga yang larut dalam lemak permeabilitas kulit
terhadap oksigen, karbon dioksida, dan uap air memungkinkan kulit ikut mengambil
bagian fungsi respirasi. Kemampuan absorpsi kulit memengaruhi tebal atau tipisnya
kulitl, hidrasi, kelembapan, dan metabolism. Penyerapan terjadi melalui celah antar-sel,
menembus sel- sel epidermis, dan saluran kelenjar.

Fungsi Ekskresi

Kelenjar kulit mengeluarkan zat yang tidak berguna (zat sisa metabolisme) dalam
tubuh berupa NaCl, urea, asam urat, dan ammonia. Lapisan sebum berguna untuk
melindungi kulit karena lapisan sebum mengandung minyak untuk melindungi kulit,
menahan air yang berlrbihan sehingga kulit tidak menjadi kering. Produksi kelenjar
lemak dan keringat menyebabkan keasaman pada kulit.

Fungsi Persepsi

Kulit mengandung ujung- ujung saraf sensorik di dermis dan subkutis untuk
merangsang panas yang diterima oleh dermis dan subkutis. Sedangkan untuk rangsangan
dingin terjadi di dermis. Perbedaan dirasakan oleh papilla dermis markel renvier yang
terletak pada dermis, sedangkan tekanan dirasakan oleh epidermis serabut saraf sensorik
yang lebih banyak jumlahnya di daerah erotik.

Fungsi Pembentukan Pigmen

Melanosit membentuk warna kulit. Enzim melanozom dibentuk alat golgi dengan
bantuan tiroksinasi yang meningkatkan metabolism sel, ion Cu, dan oksigen. Sinar
matahari memengaruhi melanosom, pigmen yang tersebar di epidermis melalui tangan –
tangan dendrit, sedangkan lapisan di bawah oleh melanofag. Warna kulit tidak selamanya
dipengaruhi oleh pigmen kulit melainkan juga oleh tebal/tipisnya kulit

Fungsi Keratinasi
Sel basa akan berpindah ke atas dan berubah bentuk menjadi sel spinoum. Makin ke
atas sel ini semakin gepeng dan bergranula menjadi granulosum. Selanjutnya inti sel
menghilang dan keratinosit menjadi sel tanduk yang amorf. Proses ini berlangsung terus
menerus seumur hidup. Keratinosit melalui proses sintesis dan generasi menjadi lasan
tanduk yang erlangsung kira-kira 14-21 hari. Keratin member perindungan kulit teradap
infeksi melalui mekanisme fisiologis.

Fungsi Pembentukan Vitamin D

Pembentukan vitamin D berlangsung dengan mengubah dihidroksi kolesterol dengan


pertolongan sinar matahari. Kebutuhan vitamin D tidak cukup hanya dari proses tersebut,
pemberian vitamin D sistemik masih tetap diperlukan.

2.1.3 Kimia, Fisika dan Biokimia Sistem Integumen

2.1.4 Anatomi Sistem Persarafan

2.1.5 Fisiologi Sistem Persarafan

2.1.6 Kimia, Fisika dan Biokimia Sistem Persarafan


BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Integumen mencakup kulit pembungkus permukaan tubuh dan turunannya termasuk


kuku, rambut, dan kelenjar. Kulit mempunyai susunan serabut saraf yang teranyam
secara halus, berfungsi merasakan sentuhan atau sebagai alat peraba. Kulit
merupakan organ yang paling luas sebagai pelindung tubuh terhadap bahaya bahan
kimia, cahaya matahari, mikroorganisme dan menjaga keseimbangan tubuh dengan
lingkungan.

3.2 Saran

Diharapkan dengan disusunnya makalah ini, dapat menjadi suatu bahan pembelajaran bagi
pembaca. Serta untuk selanjutnya Makalah Anatomi, Fisiologi, Kimia, Fisika dan
Biokimia Sistem Integumen (Kulit) dan Sistem Persarafan yang dibuat penyusun,
diharapkan adanya saran-saran yang membangun, dikarenakan penyusun menyadari masih
banyak kekurangan dalam penyusunannya.
DAFTAR PUSTAKA

Syaifuddin, Haji. 2011. Anatomi Fisiologi : Kurikulum Berbasis Kompetensi untuk


Keperawatan & Kebidanan, Edisi 4. Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai