Anda di halaman 1dari 7

Vibrio Cholerae

Definisi Vibrio Cholerae

Vibrio Cholerae merupakan bakteri gram negative, berbentuk koma (batang melengkung)
dan bersifat motil (dapat bergerak), memiliki struktur antogenik dari antigen flagelar H dan
atigen somatic O, gamma-proteobacteria,mesofilik dan kemoorganotrof. V cholera penyebab
penyakit kolera di Negara berkembang yang memiliki keterbatasan akan air bersih dan
memiliki sanitasi yang buruk (Todar, 2008).

Spesies Vibrio kerap dikaitkan dengan sifat patogenesitasnya pada manusia, terutama V. 
Cholerae penyebab penyakit kolera di negara berkembang yang memiliki keterbatasan akan
air bersih dan memiliki sanitas yang buruk. Vibrio cholerae ditemukan pertama kali oleh
anatomi dari Italian bernama Filippo Pacini pada tahun 1854. Namun penemuanawal ini baru
dikenal luas setelah Robert Koch yang mempelajari penyakitkolera di Mesir pada tahun 1883
berhasil membuktikan bahwa bakteri tersebut adalah peyebab kolera .

Kolera adalah penyakit diare yang menyebabkan morbiditas dan mortalitas yang
signifikan di seluruh dunia. Penyakit tersebut merupakan penyakit infeksi usus yang
disebabkan oleh bakteri Vibrio cholerae. Penularan kolera melalui makanan, minuman yang
terkontaminasi oleh bakteri Vibrio cholerae. Atau kontak dengan carrier kolera. Dalam usus
halus bakteri Vibrio cholerae ini akan beraksi dengan cara mengeluarkan toksinnya pada
saluran usus, sehingga terjadilah Diare disertai Muntah yang akut dan
hebat(Sawasvirojwong,Srimanote,Chatsud thipong, et al., 2013).
Etiologi penyakit Kolera

Kolera adalah mikroorganisme berbentuk batang,berukuran pendek, sedikit melengkung


dapat bergerak, bersifat gram negatif dan mempunyai flagela polar tunggal. Terdapat
berbagai sero tipe V. Kolera yang dapat menimbulkan diare akut. V. Kolera tumbuh
dengan mudah pada bermacam media laboratorium non selektif dan beberapa media selektif
termasuk agar garam empedu, agar gliserin, telurit, taurokholat serta agar trosulfat, sitrat,
garam, empedu, sukrosa (dikenal biotipe V.kolera diklasifikasikan sebagai klasik dan
berdasarkan atas hemolisin,hemaglutinasi, kerentanan terhadap polimiksin B, dan kerentanan
terhadap bakteriofag. Basil ini juga dibagi menjadi serogrup (yaitu seroar) didasarkan
padaaniten somatik atau.V.kolera mempunyai dua tipe antigenik mayor (gawadan india) dan
tipe intermediate tidak stabil (ikojima).

Karakteristik Agen

Cara Penularan

Penyebab penyakit cholera dapat melalui penularan langsung (carrier). Kontaminasi melalui
makanan dan minuman yang mengandung bakteri V.cholerae. Bakteri ini biasanya
ditemukan pada feses penderita yang mengandung kuman tersebut. Makanan yang
terkontaminasi dengan feses, ataupun melalui serangga seperti lalat dapat menjadi sumber
pembawa penyakit cholera. Bakteri V. cholera ini dapat bertahan hidup dalam air selama 3
minggu (Lesmana,2004).

Kolera dapat menyebar sebagai penyakit yang endemik, epidemik, atau pandemik.
Meskipun sudah banyak penelitian berskala besar dilakukan, namun kondisi penyakit ini
tetap menjadi suatu tantangan bagi dunia kesehatan. Bakteri Vibrio cholerae berkembang
biak dan menyebarmelalui feces (kotoran) manusia.Bila kotoran yang mengandung bakteri
ini mengkontaminasi air sungai dan sebagainya, maka orang lain yang melakukan kontak
dengan air tersebut beresiko terkena penyakit kolera itu juga.&isalnya cuci tangan yang tidak
bersih lalu makan, mencuci sayuran atau makanan dengan airyang mengandung bakteri
kolera, makan ikan yang hidup di air terkontaminasi bakteri kolera, bahkan air tersebut
(seperti di sungai) dijadikan air minum oleh orang lain yang bermukim disekitarnya. Hal ini
akan semakin meningkatkan resiko terjadinya penyakit kolera dalam situasi adanya wabah
(epidemic), biasanya tinja orang yang telah terinfeksi menjadi sumber kontaminasi. Penyakit
ini dapat menyebar dengan cepat di tempat yang tidak mempunyai penanganan pembuangan
kotoran (sewage) dan pengolahan air minum yang memadai. Pada saatwabah koleraskala
besar terjadi di Amerika, penularan yangcepat dari kolera terjadi melalui air yang tercemar
karena sistem PA& perkotaan yang tidak baik,air permukaan yang tercemar, serta sistem
penyimpanan air di rumah tangga yang kurang baik.&akanan dan minuman pada saat itu
diolah dengan air yang tercemar dan di jual oleh pedagangkaki lima, bahkan es dan air
minum yang dikemaspun juga tercemar oleh Vibrio cholerae. Biji- bijian yang dimasak
dengan saus pada saat wabah itu terbukti berperan sebagai media penularan kolera.Vibrio
cholerae yang dibawa oleh penjamah makanan dapat mencemari makanan, yang apabilatidak
disimpan dalam lemari es dalam suhu yang tepat dapat meningkatkan jumlah kuman berlipat
ganda dalam waktu 3 jam. Sayuran dan buah-buahan yang dicuci dan dibasahi dengan air
limbah yang tidak diolah, juga menjadi media penularan.

Bakteri kolera juga dapat hidup di lingkungan air payau dan perairan pesisir. Kerang
kerangan(shellfish) yang dimakan mentah juga dapat menjadi sumber kolera. $eperti di
Amerika $erikat,kasus sporadis kolera timbul karena mengkonsumsi seafood mentah atau
setengah matang yangditangkap dari perairan yang tidak tercemar. Sebagai contoh, kasus
kolera yang muncul menyerang orang-orang yang mengkonsumsi kerang yang diambil
dari pantai dan muara sungai yang diketahui sebagai reservoir alami dari Vibrio cholera
(serotipenaba), muara sungai yang tidak terkontaminasi oleh air limbah. Biasanya penyakit
kolera secara langsung tidak menular dari orang ke orang. Oleh karena itu, kontak biasa
dengan penderita tidak merupakan resiko penularan

Secara garis besarnya, jalur penularan (Mode of Transimission) dapat dibagi menjadi dua,
yaitu:

1. Penularan langsung: yakni penularan yang terjadi secara langsung dari penderita atau
reservoir, ke pejamu potensial yang baru, sedangkan,
2. Penularan tidak langsung: adalah penularan yang terjadi melalui media tertentu; seperti
media udara (air borne), melalui benda tertentu (vechicle borne), dan melalui vektor
(vector borne).

Perjalanan Alamiah Penyakit

Perjalanan Alamiah Penyakit (Natural History of Disease) adalah perkembangan suatu


penyakit tanpa adanya campur tangan medis atau bentuk intervensi lainnya sehingga suatu
penyakit berlangsung secara natural.

Pada umumnya secara umum RAP dibagi menjadi 3 tahap, yakni tahap patogenesis, pre-
patogenesis (masa inkubasi, penyakit dini dan penyakit lanjut), dan tahap pasca patogenesis
(penyakit akhir). Pada pembahasan kali ini, saya akan membahasnya secara rinci riwayat
alamiah suatu penyakit, agar mudah menghafal, maka kita golongkan RAP dalam 5 tahap :

1. Tahap Pre Patogenesis (Stage of Susceptibility)

Tahap ini telah terjadi interaksi antara penjamu dengan bibit penyakit, tetapi interaksi ini
terjadi di luar tubuh manusia, dalam arti bibit penyakit berada di luar tubuh manusia dan
belum masuk ke dalam tubuh. Pada keadaan ini belum ditemukan adanya tanda-tanda
penyakit dan daya tahan tubuh penjamu masih kuat dan dapat menolak penyakit. Keadaan ini
disebut sehat.

2. Tahap inkubasi (Stage Of Presymtomatic Disease)

Pada tahap ini bibit penyakit masuk ke tubuh penjamu, tetapi gejala-gejala penyakit belum
nampak. Tiap-tiap penyakit mempunyai masa inkubasi yang berbeda. Masa inkubasi adalah
tenggang waktu antara masuknya bibit penyakit ke dalam tubuh yang peka terhadap
penyebab penyakit, sampai timbulnya gejala penyakit.

3. Tahap penyakit dini (Stage of Clinical Disease)

Tahap ini mulai dihitung dari munculnya gejala-gejala penyakit, pada tahap ini penjamu
sudah jatuh sakit tetapi masih ringan dan masih bisa melakukan aktifitas sehari-hari. Bila
penyakit segera diobati, mungkin bisa sembuh, tetapi jika tidak, bisa bertambah parah. Hal
ini tergantung daya tahan tubuh manusia itu sendiri, seperti gizi, istirahat dan perawatan yang
baik di rumah (self care).

4. Tahap penyakit lanjut

Bila penyakit penjamu bertambah parah, karena tidak diobati/tidak tertangani serta tidak
memperhatikan anjuran-anjuran yang diberikan pada penyakit dini, maka penyakit masuk
pada tahap lanjut. Penjamu terlihat tak berdaya dan tak sanggup lagi melakukan aktifitas.
Tahap ini penjamu memerlukan perawatan dan pengobatan yang intensif.
5. Tahap penyakit akhir

Tahap akhir dibagi menjadi 5 keadaan :

a)      Sembuh sempurna (bentuk dan fungsi tubuh penjamu kembali berfungsi seperti
keadaan sebelumnya/bebeas dari penyakit)

b)      Sembuh tapi cacat ; penyakit penjamu berakhir/bebas dari penyakit, tapi
kesembuhannya tak sempurna, karena terjadi cacat (fisik, mental maupun sosial) dan sangat
tergantung dari serangan penyakit terhadap organ-organ tubuh penjamu.

c)      Karier : pada karier perjalanan penyakit seolah terhenti, karena gejala penyakit tak
tampak lagi, tetapi dalam tubuh penjamu masih terdapat bibit penyakit, yang pada suatu saat
bila daya tahan tubuh penjamu menurun akan dapat kembuh kembali. Keadaan ini tak hanya
membahayakan penjamu sendiri, tapi dapat berbahaya terhadap orang lain/masyarakat,
karena dapat menjadi sumber penularan penyakit (human reservoir)

d)     Kronis ; pada tahap ini perjalanan penyakit tampak terhenti, tapi gejala-gejala penyakit
tidak berubah. Dengan kata lain tidak bertambah berat maupun ringan. Keadaan ini penjamu
masih tetap berada dalam keadaan sakit.

e)      Meninggal ; Apabila keadaan penyakit bertambah parah dan tak dapat diobati lagi,
sehingga berhentinya perjalanan penyakit karena penjamu meninggal dunia. Keadaan ini
bukanlah keadaan yang diinginkan.

Sebaran Kejadian

Bakteri Vibrio Cholerae berkembang biak dan menyebar melalui feses (kotoran
manusia), bila kotoran yang mengandung bakteri ini mengontaminasi air sungai dan
sebagainya maka orang lain yang terjadi kontak dengan air tersebut beresiko terkena kolera.
Misalnya cuci tangan yang tidak bersih lalu makan, mencuci sayuran atau makanan dengan
air yang mengandung kolera, makan ikan yang disup di air terkontaminasi bakteri kolera,
bahkan air seperti sungai yang dijadikan air minum oleh orang disekitarnya.
Seseorang bisa mendapatkan kolera dengan minum atau makan makanan tercemar
dengan Vibrio Cholerae, setelah vibrio cholerae tertelan bakteri perjalanan ke usus kecil
dimana mereka mulai berkembang biak. Bakteri vibrio cholerae mengeluarkan enterotoksin
atau racunnya disaluran usus sehingga terjadinya diare yang disertai muntah akut.

Konsep Penangguangan Berdasarkan Level Of Prevention

Konsep tingkat pencegahan penyakit ialah mengambil tindakan terlebih dahulu sebelum
kejadian dengan menggunakan langkah‐langkah yang didasarkan pada data/ keterangan
bersumber hasil analisis/ pengamatan/ penelitian epidemiologi.

Tingkatan pencegahan penyakit:

a)      Pencegahan tingkat pertama (primary prevention) seperti promosi kesehatan dan
pencegahan khusus. Sasarannya ialah faktor penyebab, lingkungan & pejamu. Langkah
pencegahaan di faktor penyebab misalnya, menurunkan pengaruh serendah mungkin
(desinfeksi, pasteurisasi, strerilisasi, penyemprotan insektisida) agar memutus rantai
penularan. Langkah pencegahan di faktor lingkungan misalnya, perbaikan lingkungan fisik
agar air, sanitasi lingkungan & perumahan menjadi bersih. Langkah pencegahan di faktor
pejamu misalnya perbaikan status gizi, status kesehatan, pemberian imunisasi.

b)      Pencegahan tingkat kedua (secondary prevention) seperti diagnosis dini serta
pengobatan tepat. Sasarannya ialah pada penderita / seseorang yang dianggap menderita
(suspect) & terancam menderita. Tujuannya adalah untuk diagnosis dini & pengobatan tepat
(mencegah meluasnya penyakit/ timbulnya wabah & proses penyakit lebih lanjut/ akibat
samping & komplikasi). Beberapa usaha pencegahannya ialah seperti pencarian penderita,
pemberian chemoprophylaxis (Prepatogenesis / patogenesis penyakit tertentu).

c)      Pencegahan tingkat ketiga (tertiary prevention) seperti pencegahan terhadap cacat dan
rehabilitasi. Sasarannya adalah penderita penyakit tertentu. Tujuannya ialah mencegah jangan
sampai mengalami cacat & bertambah parahnya penyakit juga kematian dan rehabilitasi
(pengembalian kondisi fisik/ medis, mental/ psikologis & social.
Daftar Pustaka

Juwono, Sugeng. Riwayat Alamiah, Spektrum, Rantai Infeksi dan Kejadian Epidemik
Penyakit. 2011

http://icarusphasmacist-wannabe.blogspot.co.id/2010/10/vibrio-cholerae.html?m=1
http://makalahtugasmu.blogspot.co.id/2015/09/makalah-sakit-kolera.html?m=1
http://maratus-soliha.blogspot.co.id/2013/10/makalah-vibrionaceae.html?m=1

http://pelajaranilmu.blogspot.co.id/2012/05/vibrio-cholerae.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai