Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sistem integumen adalah sistem organ yang membedakan, memisahkan, melindungi, dan
menginformasika hewan terhadap lingkungan sekitarnya. Sistem ini seringkali merupakan bagian
sistem organ yang terbesar yang mencakup kulit, rambut, bulu, sisik, kuku, kelenjar keringat dan
produknya (keringat atau lendir). Kata ini berasal dari bahasa Latin "integumentum", yang berarti
"penutup".
Secara ilmiah kulit adalah lapisan terluar yang terdapat diluar jaringan yang terdapat pada
bagian luar yang menutupi dan melindungi permukaan tubuh, kulit merupakan organ yang paling
luas permukaan yang membungkus seluruh bagian luar tubuh sehingga kulit sebagai pelindung
tubuh terhadap bahaya bahan kimia.
Cahaya matahari mengandung sinar ultra violet dan melindungi terhadap mikroorganisme
serta menjaga keseimbangan tubuh. misanya menjadi pucat, kekuning-kunigan, kemerah-
merahan atau suhu kulit meningkat. Ganguan psikis juga dapat mengakibatkan kelainan atau
perubahan pada kulit misanya karna stres, ketakutan, dan keadaan marah akan mengakibatkan
perubahan pada kulit wajah.
      Secara ilmiah kulit adalah lapisan terluar yang terdapat diluar jaringan yang terdapat pada
bagian luar yang menutupi dan melindungi permukaan tubuh, kulit merupakan organ yang paling
luas permukaan yang membungkus seluruh bagian luar tubuh sehingga kulit sebagai pelindung
tubuh terhadap bahaya bahan kimia. Cahaya matahari mengandung sinar ultra violet dan
melindungi terhadap mikroorganisme serta menjaga keseimbangan tubuh. misanya menjadi
pucat, kekuning-kunigan, kemerah-merahan atau suhu kulit meningkat.
Ganguan psikis juga dapat mengakibatkan kelainan atau perubahan pada kulit misanya karna
stres, ketakutan, dan keadaan marah akan mengakibatkan perubahan pada kulit wajah.

1
B. Rumusan Masalah
1. Anatomi & Fisiologi Integumen
2. Patofisiologi
3. Farmakologi
4. Terapi Diet

C. Tujuan
1. Mnegetahui anatomi fisiologi integument
2. Mengetahui patologi luka bakar
3. mengetahui obat obatan luka bakar
4. Mnegetahui cara pemberian terapi diet pada pasien luka bakar.

2
BAB II
PEMBAHSAN
A. Struktur Anatomi Kulit.
Itegumen mencangkup kulit yang membungkus permukaan tubuh degan turuannya
termasuk kuku, rambut dan kelenjer. Kulit adalah lapisan keleer yang terdapat pada bagian luar
yang menutupi da melidugi bangian tubuh. kulit berhubunga dengan selaput lendir yang melapsis
rngga lubang, masuk. Pada permukaan kulit yang bermuara kelejer keringat dan kelenjer
mukosa. Kulit disebut juga integument atau kutis, timbih dari dua macam jaringan yaitu jaringan
epitel yang menumbuhkan lapisan epidermis dan jaringan pengikat (penunjang) yang
menumbuhkan lapisan epidermis (Kulit dalam ).
Kulit mempunyai susunan serabut saraf yang ternyaman secara halus, berfugsi merasakan
sentuhan atau sebagai alat peraba. Kulit merupakan organ organ yang paling luas sebagai pelidug
tubuh akibat bahaya kimia, cahaya matahari,mikroorganisme dan menjaga keseimbangan tubuh
dengan lingkungan. Kulit merupakan indicator untuk memperoleh kesan umum, dengan melihat
perubahan yang terjadi pada kulit misalkan pucat, kekuning-kuningan ,kemerah-merahan. Suhu
kulit meingkat karena adanya kelainan pada kulit atau gangguan psikis ( misalkan stress,
ketakutan atau marah) yang menyebabkan perubahan pada kulit. Perubahan stukttur kulit
menentukan usia sudah lanjut ata masih muda.
Kulit merupaka rgan hidup yang mempunyai kekebalan yang sanagat berfariasi.Bagian
yang sangat tipis terdapat disekitar mata da yang paling tebal terdapat pada telapak kaki da
telapak taga yag mempuyai cirri khas yang berbeda pada setiap rgan yaitu berupa garis lengkung
dan berbelok-belok,hal ini digunakan untuk mengidentifikasi seseorang.
Dua sel yang ditemukan dalam epitel kulit :
1. Sel utama (terang), merupak sel serosa yang menepati bagian tengah sel.Sitoplasmanya
mengandung bintik lemak dan glanula pigmen.Sel ini mengeluarkan getah encer yang
mengandung pelarut.
2. Sel sel Musigen (gelap) bertebaran diantara sel sel serosa yang mempunyai reticulum
endoplasma granular dan granula sekretori basofil, menghasilkan glikoprotein mukoid.
Kontraksi sel ini membantu pengosongan getah kelenjer berfungsi sebagai bangun penyangga

3
menahan perubahan tekanan osmotic yang memungkinkan bahaya pada keutuhan susunan
kanakuli intersel.
B. Lapisan Kulit
Kulit dapat dapat dibedakan menjadi dua,lapisan utama yaitu kulit ari, (epidermis) da
kulit jangat (dermis/ Kutis). Kedua lapisan ini berhubungan dengan lapisan yang ada dibawahnya
dnegan perantara jaringan ikat bawah kulit (hypodermis/subkutis). Dermis atau kulit memou yai
alat tambahan atau pelengkap kulit yang terdiri dari rmbut da kuku.

1. Epidermis
Kulit aria tau epidermis adalah lapisan paling luar yang terdiri dari lapisan epitel gepeng
unsure utamanya ada;ah sel sel tanduk karatnisit0 dan sel melaosit.Lapisan epidermis tumbuh
terus karena lapisan sel iduk yang barada pada lapisan bawah bermitosis terus, Lapisan luar
epidermis akan terkelupas adan gugur. Epidermis tersusun oleh sel-sel epidermis terutama
serat serat kalogen dan sedikit serat elastic. Kulit ari epidermis terdiri dari beberapa lapisan
sel. Sel-sel ini berbeda dalam beberapa tingkat pembelahana sel secara mitosis. Lapisan
permukaan dianggap sebagai akhir dari keaktifan sel lapisan tersebut, terdiri dari 5 lapisa
yaitu :
a. Stratum korneum, terdiri dari banyak lapisan sel tanduk ( keratinasi) , gepeng , kering, dan
tidak berinti.
b. Stratum lusidum, terdiri dari beberapa lapis sel yang sangat gepeng dan bening.
c. Stratum Spinosum, terdiri dari banyak lapisan sel berbentuk kubus, dan pligonal. Inti
terdapat ditengah dan sitoplasmanya berisi berkas berkas serat yang terpaut pada

4
desmosom (jambaran sel ) seluruh sel terikat rapat lewat serat-serat itu sehingga secara
keseluruhan lapisan sel selnya berduri.
d. Strotum granulosum, Terdiri dari 2-3 lapis sel poliginal yang agak gepeng
,inti ditengah dan sitoplasma berisi butiran granula karatohialin atau gabungan keratin
dega hialin. Lapisan ini mengahalangi masuknya benda asing, kuman, dan bahan kimia
kedalam tubuh.
e. Stratum malfighi , unsure unsure lapisan taju yang mempunyai sususnan kmia yang khas,
inti bagian basal lapiasn taju mengandung kolestrol dan asam asam amino. Stratum
malfighi lapisan terdalam dari epidermis berbatas dengan dermis bawah , terdiri dari
lapisan sel berbentukkubus (batang).

Warna kulit ditentukan oleh faktor warna kulitnya sendiri, karena kandungan
karoten(pigmen) darah pada pembuluh darah memberikan warna kemerahan dan kandungan
pigmen melamin memberikan bayangan coklat. Melanin terketak didalam lapisan basal dan
bagian bawah lapisan taju melanosit bertebaran antar kreatinosit lapis basa,lapis taju dan flikel
rambut dan jaringan ikat dermis.Perbedaan warna kulit disebabkan oleh perbedaa jumlah da
ukura melanosom didalam kreatinosit.
Pigmen kulitbergantung pada beberapa pengaruh termasuk faktor kerurunan, hormone
dan lingkungan. Faktor genetic mempengaruhi ukuran satuan melanin epeidermis, hormn pemicu
melanosit MSH ( melansit stimulating hormone) meransang perpidaha melanosom ke dalam
cabang cabang sitoplasma melasit dan karatinosit.

2. Dermis
Batas dermis( kulit jangat) yang pasti sukar ditentukan karena menyatu dengan lapisan
subkutis (hypodermis). Ketebalan antara 0,5-3mm beberapa kali lebih tebal dari epidermis
dibentuk dari beberapa kmponen jaringan pengikat, Derivat (turunan ) dermis terdiri dari bulu,
kelenjer minyak, kelenjer lendir, dan kelenjer keringat yang membenam jauh kedalam dermis.
Kulit jangat terdiri dari serat- serat kolagen, searbut serabut elastis dan serabut serabut
retikulin. Serat serat ini bersma pembuluh darah dan bembuluh geth bening membentuk anyaman
anyaman yang memberikan perbendaan untuk kulit. Lapisan dermis terdiri dari :

5
a. Lapisan Papila , megandung lekuk lekuk papilla sehingga tratum malfigi juga ikut berlekuk,
lapian ini mengandung lapisan pangikat longgar membentuk lapisan bunga karang disebut
lapisan statum spongesum.
b. Lapisan retikulosa, mengandung jaringan pengikat rapat dan serat kalogen. sebagian besar
lapisan ini tersusun bergelombang, sedikit serat retikulindan bnyak serat elastin. sesuai
dengan arah jalan serat serat tersebut berbentuk garis ketegangan kulit.
Unsur utama sel dermis adalah fibropblas dan magrofag juga terdapat sel lemak yang
berkelompk,. Disamping itu juga sel jaringan ikat bercabang, berppigmen pada lingkugan
epidermisyang banayak mengandung pigmen misalnya (aerla mamae da sekitar anus ).
Serat otot polos dijumpai didalam dermis tersusu membentuk benrkas yang dihubungkan
dengan folikel. Rambut bertebaran diseluruh dermis dengan jumlah yang cukup banyak pada
kulit, punting susu,penis, skrotum, dan sebagian perineum kntraksinya menyebabkan kulit daerah
yang bersangkutan mengeru.

3. Hipodermis
Lapisan bawah kulit ( fasia superfisialis ) terdiri dari jaringan pengikat longgar.
Komponennya serat longgar, elastic dan sel lemak . Pada lapisan adipose terdapat
susuananlapisan subkutan yang mennentukan mobiliatas kulit diatasnya. Bila terdapat lobulus
lemak yang merata dihipodermis membenruk bantalan lemak yang diebut panikulus sdiposus.
Pada daerah perut lapisan ini dapat memncapai ketebalan 2 cm. Pada kelopak mata penis, dan
srotum lapisan subkutantidak mengandung lemak bagian superfisisal hypodermis mengandung
kelenjer keringatdan folikel rambut.

C. Kelenjer Kelenjer Kulit


Kelemjer kulit meliputi kelenjer sebasea, kelenjer keringat dan kelenjer mamae.
1. Kelenjer Sebasea
Klenjer sebasea berhubungan dengan folikel rambut yang bermuara dalam sebuah folikel
rambut. Kleenjer ini tidak berhubungan dengan folikelrambut tetapi saluran bermuara lansung
ke permukaan kulitseperti terdapat pada glans penis,labinum minus,dan kelenjer tarsilia pada
kelopak mata.
2. Kelenjer keringat

6
Kelejer tubularbergulungtidak bercabang, terdapat pada seluruh kulit kecuali pada dasar kuku,
batas bibir, glans penis dan gendang telinga. Kelenjer ini paling bnyak terdapat padatelapak
tangadan telapak kaki. Bangian sekretori terletak didalam dermis atau hypodermis berjalan
berkelok kelok menyatu dengan epidermis dan berjakan spiral untuk menca[pai permukaa
kulit. Tempat bermuaranya disebut poli keringat.
Terdapat dua macam kelenjer keringat yaitu : Kelenjer keringat ekrin, tersebar diseluruh ulit
tubuh kecuali kulups pinis,bagian dalam telinga luar, telapaktangan ,telapak kaki dan dahi.
Dan kelenjer keringat apokrin yaitu kelenjer keringat yang besarnya hanyadapat ditemukan
pada ketiak, kulit punting susu, kulit sekitar alat kelamin dan dubur.
3. Kelenjer mamae
Glanula mamae sebagai gelenjer kulit kareana berasal dari lapisan ektodermal. Secara
fungsional termasuk sistem reproduksi terletak diatas fasia oektoralis superfisialis dan
dihubungkan dengan oerantara jaringan ikat longgar dan jaringan lemak sertamelekat erat
dengan kulit diatasnya.Disekitar papilia mamae terdapat aerola mamae untuk melindungi dan
melicinkan punting susu pada waktu bayi mengisap.
4. Pembuluh darah
Suplei darah untuk kulit berasal dari pembuluh darah besar didalam lapisan bawah kulit yang
bercabang kearah permukaan kulit. Sejumlah pembuluhdarah membentk jala pada tempat
pertemuan antara dermis dan hypodermis. Dari jala jala ini cabang cabang memperdarahi
jaringan subskutis termasuk kelenjer keringat dan folikel rambut.

7
BAB III
FISIOLOGI KULIT

Pada pemeriksaan histologist, kulit hanya mengandung saraf telanjang yang berfungsi
sebagai mekanoseptor yang memberikan respon terhadap ransangan raba. Ujung saraf sekitar
folikel rambut menerima rasa raba gerakan rambut yang menimbulkan perasaan (raba taktil ).
Rasa sentuhan disebabkan ransangan pada uung saraf pada kulit berbeda beda menurut ujung
saraf yang diransang. Panas,dingin dan sakit ditimbulkan krena tekanan dalam rasa dari suatu
rasa misalnya mengenai otot dan tulang.
A. Modalitas rasa kulit
Rasa mekanik, suhu dan rasa nyeri berbeda dengan alat indra lain yang reseptornya
bergabung dalam satu atau dua orang tertentu .
1. Rasa mekanik
Beberapa modalitas (kualitas) rasa tekan , rasa raba, rasa getar dan rasa geliberada disetiao
bagian tubuh tertentu. dengan menggunakan aestesiometer dapat mengetahui bagian kulit
paling peka dalam menerima ransangan . Titik tekan lebih dapat dibandingkan dnegan kulit
lain, hal ini merupakan manifestasi adanya reseptor tekan pada kulit dibawahnya.
a. Ambang diskriminasi spasial (ADS) merupakan kemmpuan untuk membedakan dua titik
pendekatan sebagai titik yang terpisah yaitu ambang diskriminasi spasial suksetif
(pengganti ) dan ambang diskriminasi spasial simultan.
b. Reseptor raba ,meruoakan oengindraan kceoatan dan respon akar rambut bila pada
punggung tangan diraba akan timbul rasa raba. Hanya jika rambut itu bergerak intensitas
yang ditimbulkan oleh gerakan rambut berbanding lansuung dengan kecepatan gerak
tubuh.
c. Reseptor getar ransangan berbentuk gelombang siku yang kuatnya sma dengan beberapa
kali lebih kuat dari ransang ambang, menghasilkan satu impuls saja, dan reseptor ini sangat
cepat beradaptasi.
d. Reseptor geli , melalui ujung saraf bebas yang merupakan ujung saraf pengindra, ambang
ransangan hanya dapat mengetahui adaya ransangan untuk reseptor ransngan mekanik
ringan bergerakan serangga kecil dikulit.

8
2. Rasa suhu
Kulit mempunyai dua submodalitas rasa dingin dan rasa panas. respon ini berfungsi
mengindra rasa dingin atau rasa panas dan refleks pengaturan suhu tubuh, Reseptor ini
dibantu oleh reseptor dalam sisitem saraf pusat dengan pengukuran waktu reaksi dapat
dinyakatan kecepatan rasa dingin lebih cepat dibanding kecepatan hantaran rasa panas.
Sifat reseptor suhu :
a. selalu mengeluarkan implus pada suhu ulit yang konstan dan frekuensinya bergantung
pada suhu kulit itu sendiri.
b. Pada penurunan atau peningkatan suhu akan teradi perubahan frekuensi implus.
c. tidak peka terhadap rasangan lai
d. ambang ransnag sesuai degan kepekaa rasa suhu manuasia terhad ransangan suhu dikulit
e. mempunyai daerah reseptif yang sempit. Setiap serat eferen hanya menyarafi satu atau
beberapa titi rasa suhu saja.
3. Rasa prosiosepsi
Rasa prpriosepsi berasal dari dalam tubuh, disebut juga rasa dalam. Rasa ini tidak terdapat
pada kulit tetapi bagian yang lebih dalam misalnya otot, tendo, da sendi. Infrmasi prprisepsi
dihantarkan ke madula spialis melalui kolo dorsal da masuk ke serebulum. Otot berbentuk
urat golgi,organ sesorik dalam dan sekitar sendi. Neuron dalam korteks series berespon
terhadap gerakan gerakan tertetu
a. Rasa posisi, mengidrai bangian bangian tubuh dalam ruang atau psisi ruas sendi tubuh
yang satu atau ruas sendi yang berdekatan. Rasa ii sedikit sekali bahkan tidak berdaptasi.
b. Rasa gerakan, timbulnya menghindari gerak pada setiap senndi da beberapa besar
perubahan sudut da kecepata gerak pada sedi yang bergerak.
c. Rasa kekuatan beberapa besar kekeuatan atau tahanan yang dikerahkan utuk gerak ott itu.
4. Rasa nyeri
Rasa nyeri ditimbulkan oleh ransangan yang meruak. rasa ini berfungsi melindungi dan
mencegah kerusakan lebih lanjut dari jaringan yang terkena. Modalitas rasa nyeri terdiri dari
submodalitas nyerisomatik nyeri permukaan dan yeri dalam. Pada otot jantung yang
mengalami iskemik, nosiseptor ( reseptor rasa nyeri ) akan terasang utuk menimbulkan rasa
nyeri yang disebut angina pectoris. Respo nyeri peka terhadap rasangan yang kuat sehigga
teradi yeri visceral yang disebut kolik. Rasa yeri terdiri dari :

9
a. Nyeri proyeksi : nyeri yang timbul bila ransagan bukan pada resepornya tetapi lansung
pada serat saraf disalah satu tempat dalam perjalanan sarafnya.
b. Nyeri alih , Rasa nyeri berasal dari alat dalam. Serat yang terasang dialat dalam da serat
saraf dari kulit saraf dari kulit satu segmen degan alat dalam, da bersiaps pada satu neuron
yang sama serta meimbulkan eksitasi (rasangan) sehigga implus diteruskan ke SSP. Rasa
nyeri timbul diitrepretasikan datang dari kulit.
c. Hiperalgesia, Menuruya rasa nyeri khusu yang dialami seseorang yangkulitnya kerana
ransangan nosiseptif. Misalnya terik matahari dan luka bakar.
d. Hipoelgasoia, menurut rasa nyeri analgesia akibat kerusaka saraf atau tidakan analgesia
degan obat atau tusuk jamrum. hal ini dapat disertai dengan hilangnya modalitas rasa
anastesia)
e. Nyeri kronis , Suatu perubahan pada sistem saraf pusat dalam pengolahan rasa nyerinya
belum diketahui sebabnya.

5. Rasa gatal
Rasa gatal merupakan betuk khusus rasa nyeri yang timbul pada kondisi peransangan tertentu.
Rasagan semakin kuat saat rasa gatal yang timbul diganti degan rasa nyeri. Bila rasangan
mecapai intesitas yang tinggi maka rasa gatal yang dialami dapat hilang. Reseptor gatal
terletak pada bagian kulit permukaan, sedagkan reseptor nyeri terdapat lebih dalam dari pada
kulit.

B. Fungsi Kulit
1. Fungsi termoregulasi
Panas tubuh dihasilkan oleh aktifitas metabolic dan pergerakan otot. Panas seperti ini harus
dikeluarkan atau suhu tubuh akan naik diatas rentang normal. pada lingkungan suhu dingin
panas harus dipertahannkan atau suhu tubuh akan turun dibawah btas normal. Pengeluaran
panas melaluli kulit berlansung melalui proses evaporasi air ( perubahan molekul air) yang
disekresikan oleh kelenjer keringat da juga melalui proses perspirasi (sekresi kerigat) difusi
mlekul melalui kulit misalya:

10
a. Pada cuca paas da lembab, kerigat sagat bayak keluar tetapi tigkat evaprasi sangat redah
sehigga menyebabkan rasa tidak nyaman. Kerigat merupaka salah satu mekanisme
perbadiga hanya akan efisien pada tingkat kelembapa lebih rendah.
b. Pegeluara kerigat dikendalikan melalui sistem saraf pamanasan atau pendinganan darah
secara berlebihan.
Retesi panas adalah salah satu fungsi dari kulit dan jarigan diposa dalam lapisan subkutan.
Lemaak merupakan insulator (pelepas energi panas) untuk tubuh dan derjat insulasi
bergantung pada jumlah jaringan adipose.

2. Fungsi proteksi
Kulit menjaga bagian dalam tubuh terhadap gangguan fisis ( misalnya gesekkan, tarikan
gangguan kimiawi yang dapat menimbulkan iritasi ,gangguan panas, (mis radiasi,sinar
ultraviolet, dan infeksi dari luar {bakteri,jamur}). Bantalan lemak dibawah kulit berpaparan
sebagai pelidung terhadap gaggua fisis .
3. Fungsi Absrbsi
Kulit sehat tidak mudah meyerap air dan larut tetapi caira yag mudah meguap lebih mudah
diserap. Begitu juga yang larut didalam lemak . Kemampuan absorbsi kulit memegaruhi tebal
atau tipisya kulit, hidrasi,kelembapan, da metabolisme, penyerapan terjadi anatara celah
menembus sel sel epidermis dan saluran kelenjar.
4. Fungsi Persepsi
Kulit mengndung ujung ujung saraf sensori didermis dan subkutis utuk merasang panas yang
diterima leh dermis dan subkutis. Sedangkann utuk rasanga dingin terjadi didermis.
5. Fungsi pembentukan pigmen.
Melano sit pembentukan warna kulit. Enzim melanosom dibentuk alat golgi dengan bantuan
tiroksinosi yang menigkatkan metabolisme cel,ion, Cu,dan oksigen.
6. Fungsi keratinasi ‘
Sel basal akann berpindah ke atas dan berubah bentuk menjadi sel granulosum. semakin ke
atas sel ini semakin gepeng dan bergranula menjadi sel granulosom. Prses ini berlansung
seumur hidup. keratin memberi perlindugan kulit terhadap infeksi melaluli mekanisme fisilgis
7. Fugsi pembentukan fitamin D

11
Pebentukan fitamin D beransung degan mengubah dehidroksi kolesterol dengan pertolongan
sinar matahari . Kebutuhan vitamain D tidak cukup hanya dari proses tersebut,pemberian
fitamin D sistematik masih tetap diperlukan.

12
BAB IV
LUKA BAKAR

A. Pengertian Luka Bakar

Luka bakar adalah kerusakan jaringan permukaan tubuh disebabkan oleh panas pada
suhu tinggi yang menimbulkan reaksi pada seluruh sistem metabolisme. Luka bakar dapat
disebabkan oleh ledakan aliran listrik, api, zat kimia, uap panas, minyak panas, matahari dan
sebagainya.
Luka bakar dapat timbul akibat kulit terpajan kesuhu tinggi, syok listrik, atau bahan
kimia. Luka bakar diklasifikasikan berdasarkan kedalaman dan luas daerah yang terbakar.

B. Epidemiologi

Sekitar 2 juta orang menderita luka bakar di amerika serikat, tiap tahun, dengan 100.000
yang dirawat dirumah sakit dan 20.000 yang perlu dirawat dalam pusat-puast perawatan luka
bakar. Kematian dari luuka bakar berkurang sejak 1920, dan dewasa ini, penderita luka bakar
lebih dari 50% daerah permukaaan tubuh memiliki cukup kemungkinan tetap bertahan bila
dirawat dengan tepat.
Insiden puncak luka bakar padaorang dewasa muda terdapat pada umur 20-29 tahun,
diikuti oleh anak umur 9 atau lebih muda. Luka bakar jarang terjadi pada umur 80 tahun ke
atas.Sekitar 80% luka bakar terjadi dirumah pada anak dibawah umur 3 tahun, penyebab luka
bakar paling umum adalah kecelakaan jatuh pada kepala. Pada umur 3-14 tahun, penyebab
paling sering adalah dari nyala api yang membakar baju. Dari umur ini sampai 60 tahun, luka
bakar paling sering disebabkan oleh kecelakaan industri. Setelah umur ini, luka bakar
biasanya terjadi karena kebakaran dirumah akibat rokok yang membakar tempat tidur atau
yang berhubungan dengan lupa mental.
Angka mortalitas luka bakar sudah banyak berkurang bersama dengan kemajuan dalam
perawatan luka bakar. Walaupun luka bakar pada pasien sangat muda dan tua masih
membawa peningkatan namun resiko mortalitas. Gambaran untuk kelompok umur 14-44
tahun menunjukkan banyak perbaikan angka kematian karena luka bakar dibuat menurut
“LA50” atau bahwa prestentase luas permukaan tubuh dari luka bakar derajat 2 dan 3 yang

13
dapat menimbulkan kematian pada 50% pasien yang mengalaminya. Sering pasien luka bakar
yang besar dirwat pada 1940 dan 1950 menunjukkan “LA50” sekitar 45%. Kelompok curreri
baru-baru ini menunjukkan hasil penelitian yang dilakukan lebih dari 16 tahun, dan LA50
pada kelompok umur 15-14 sebesar 63% . perbaikan ini berhubungan dengan perkembangan
pada perawatan syok luka bakar, infeksi, trauma inhalasi, nutrisi operasi, dan penutupan luka
bakar.

C. Jenis- jenis Luka Bakar


1. Luka Bakar Listrik

Lewatnya tenaga listrik bervoltase tinggi melalui jaringan menyebabkan


perubahannya menjadi tenaga panas. Yang menimbulkan luka bakr yang tidak hanya
mengenai kulit dan jaringan subkutis, tetapi juga seua jaringan pada jalur arus listrik
tersebut . Tahanan listrik jaringan bervariasi, dengan tulang, tendo dan kulit yang paling
tahan sedangkan darah dan jaringan saraf memiliki tahanan yang rendah. Ian
menyebabkan arus listrik lebih suka berjalan melalui cairan jaringan dan sepanjang
berkas neurovaskuler ia menyebabkan kerusakan vaskuler atau saraf pada jarak tertentu
dari daerah bakar kulit.
Luka bakar listrik biasanya disebabkan oleh kontak dengan sumber tenaga bervoltase
tinggi seperti terjadi pada petugas listrik yang bekerja didekat sumber listrik yang kuat.
Anggota gerak merupakan tempat kontak yang terlazim, dengan tangan dan lengan yang
lebih sering cidera dari pada tungkai dan kaki. Anggota gerak dengan luka bakar listrik
mudah terkena komplikasi sindrom kompartemen karena adanya luka otot yang dalam
atau vaskular. Dengan rusaknya otot, pengeluaran mioglobin ke aliran darah dan
timbulanya mioglobinuria sering terlihat pada luka bakar listrik.
2. Luka Bakar Kimia

Luka kulit karena bahan kimia berbeda dengan luka karena panas yaitu derajat luka
berhubungan langsung dengan lama kontak. Karena itu, dokter dapat merubah langsung
kedalaman luka dengan perawatan yang cermat. Karena kedalaman luka juga ditentukan
oleh kosentrasi agen yang ada pada kulit, maka pengeceran dengan pembelian yang
banyak menjadi tahap berikut pada penatalaksanaan pasien. Pertambahan kedalaman luka

14
mungkin terlihat dengan irigasi karena dipermudah masuknya ion hidrokfil kelapisan
kulit yang lebih dalam. Setelah pembuangan bahan kimia yang salah, luka bakar ini
diterapi dengan cara standar luka bakar kulit apapun. Luka bakar kecil sering dapat
diatasi terapi rawat jalan,tetapi cidera besar membutuhkan protokol resusitasi standar dan
pantau kemungkinan efek sistemik karena absorpsi.
D. Etiologi

Luka bakar dapat disebabkan oleh paparan api, baik secara langsung maupun tidak
langsung, misal akibat tersiram air panas yang banyak terjadi pada kecelakaan rumah
tangga. Selain itu luka bakar juga disebabkan oleh ledakan, aliran listrik, api, zat kimia,
uap panas, minyak panas, dan pajanan suhu tinggi dari matahari.
Ada lima mekanisme timbulnya luka bakar, yaitu :
a. Api : kontak dengan kobaran api.
b. Luka bakar cair : kontak dengan air mendidih, uap panas, dan minyak panas.
c. Luka bakar kimia : asam akan menimbulkan panas ketika kontak dengan jaringan
organik.
d. Luka bakar listrik : tidak terlalu sering terjadi di Indonesia. Bisa timbul dari sambaran
petir atau aliran listrik. Luka bakar listrik memiliki karakteristik yang unik, sebab
sekalipun sumber panas (listrik) berasal dari luar tubuh, tetapi kebakaran/kerusakan
yang parah justru terjadi di dalam tubuh.
e. Luka bakar kontak : kontak langsung dengan obyek panas, misalnya dengan wajan
panas atau knalpot sepeda motor. Hal ini sangat sering terjadi di Indonesia.
E. Patofisiologi Luka Bakar

Luka bakar suhu pada tubuh terjadi baik karena konduksi panas langsung atau radiasi
elektromagnetik. Derajat luka bakar berhubungan dengan beberapa faktor, termasuk
konduksi jaringan yang terkena ,waktu kontak dengan sumber tenaga panas dan pigmentasi
permukaan. Saraf dan pembuluh darah merupakan struktur yang kurang tahan terhadap
konduksi panas, sedang tulang, paling tahan. Jaringan lain memiliki konduksi sedang.
Sumber- sumber radiasi elektromagnetik meliputi sinar X, gelombang mikro, sinar
ultraviolet, dan cahaya tampak. Radiasi ini merusak jaringan baik dengan panas
(gelombang mikro) atau ionisasi (sinar X).

15
Sel-sel dapat menahan temperature sampai 44°C tanpa kerusakan bermakna.
Antara 44°C dan 51°C, kecepatan kerusakan jaringan berlipat ganda untuk tiap derajat
kenaikan temperature dan waktu penyinaran yang terbatas yang dapat ditoleransi diatas
51°C, protein terdenaturasi dan kecepatan kerusakan jaringan sangat hebat. Temperatur
diatas 70°C menyebabkan kerusakan selular yang sangat cepat dan hanya periode
penyinaran sangat singkat yang dapat ditahan. Pada rentang panas yang lebih rendah
tubuh dapat mengeluarkan tenaga panas dengan perubahan sirkulasi tetapi pada rentang
panas lebih tinggi, hal ini tidak efektif.
Luka bakar terbentuk dari beberapa daerah dimulai dengan daerah koagulasi
jaringan pada titik kerusakan maksimal. Mengelilingi daerah koagulasi terdapat daerah
statis yang ditandai dengan aliran darah yang cepat dan terdiri dari sel-sel yang masih
dapat diselamatkan. Di sekeliling daerah statis terletak daerah hiperemia, tempat sel
kurang rusak dan dapat sembuh sempurna. Dengan pengeringan atau infeksi, sel pada
daerah statis dapat hilang dan luka dengan kedalaman tidak penuh diubah menjadi
kedalaman penuh salah satu tujuan perawatan luka bakar adalah menghindari hilangnya
kedua daerah luar ini.
Luka bakar secara klasik, dibagi atas derajat satu, dua dan tiga. Luka derajat satu
hanya mengenai epidermis luar dan tampak sebagai daerah hiperemia dan eritema. Luka
bakar derajat dua mengenai lapisan epidermis yang lebih dalam dan sebagian dermis serta
d disertai lepuh, edema, dan basah. Luka derajat tiga mengenai semua lapisan epidermis
dan dermis serta biasanya tampak sebagai luka kering, seringkali dengan vena koagulasi
yang terbayang melalui permukaan kulit.
Walaupun klasifikasi luka bakar ini cukup bermanfaat dan dewasa sering
digunakan, namun luka bakar ini lebih baik dklasifikasikan sebagai sebagian ketebalan
kulit dan seluruh ketebalan kulit. Luka sebagian ketebalan kulit meliputi luka derajat satu
dan dua, luka seluruh ketebalan kulit meliputi luka derajat tiga. Penggunaan sistem
klasifikasi kedalaman luka ini dapat memberi gambaran klinik tentang apakah luka
sembuh secara spontan atau apakah membutuh cangkokan. Pada evaluasi awal, sering
sulit untuk memeriksa kedalaman luka, terutama pada luka dermis yang dalam (derajat
dua).

16
Kedalaman luka tidak hanya tergantung pada tipe agen bakar dan saat kontaknya
tetapi juga terhadap ketebalan kulit di daerah luka dan penyediaan darahnya. Daerah-
daerah berkulit tebal membutuhkan kontak lebih lama teradap sumber panas untuk
mendapat luka seluruh ketebalan kulit dari pada daerah berkulit lebih tipis. Kulit pasien
lanjut usia dan bayi lebih tipis pada semua daerah dari pada kelompok umur lain serta
merupakan faktor pertimbangan penting untuk menentukan kedalaman luka bakar pada
pasien ini.
F. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala pada luka bakar dapat ditentukan berdasarkan klasifikasi luka bakar itu
sendiri diantaranya :

Luka bakar diklasifikasikan berdasarkan :


1). Kedalaman pengaruh panas terhadap tubuh, dikenal dengan “Derajat luka Bakar” I s/d
III
a. Derajat I adalah derajat luka bakar dimana terjadi kematian pada lapisan atas
epidermis kulit yang disertai pelebaran pembuluh darah sehingga kulit tampak
kemerah-merahan.
b. Derajat II adalah derajat luka bakar dimana terjadi kerusakan epidermis dan
dermis, sedangkan pembuluh darah dibawah kulit menumpuk dan mengeras.
Selain timbul warna kemerah-merahan pada kulit juga timbul gelembung-
gelembung.
c. Derajat III adalah derajat luka bakar dimana terjadi kerusakan diseluruh sel epitel
kulit (epidermis, dermis, dan sub kutis) dan otot. Pembuluh darah mengalami
trombosis.
2). Luasnya permukaan tubuh yang terkena pengaruh panas.

Luka bakar dinyatakan dalam persen luas tubuh. Untuk dewasa, perkiraan luas
tubuh yang terkena didasarkan pada bagian tubuh yang terkena menurut “rumus 9”
(rule of nine) yang dikembangkan oleh wallace (1940) :
a. Kepala 9%
b. Tubuh bagian depan 18%
c. Tubuh bagian belakang 18%

17
d. Ekstremitas atas 18 %
e. Ekstremitas bawah kanan 18%
f. Ekstremitas bawah kiri 18%
g. Organ genital 1%
G. Respon Metabolisme Terhadap Luka Bakar

Luka bakar tidak hanya berpengaruh terhadap kulit dan jaringan subkutis, tetapi
juga mengalami efek primer atau sekunder pada setiap sistem tubuh didekatnya. Efek ini
berhubungan langsung dengan kedalaman dan luas luka. Beberapa efek ini bersifat
sementara dan tidak tampak secara klinik ; lainnya bersifat jangka panjang dan jelas
terlihat.
Ada peningkatan permeabilitas kapiler pada daerah luka bakar yang berhubungan
dengan faktor-faktor yang belum seluruhnya jelas. Tetapi , sudah terbukti bahwa
hilangnya integritas kapiler ini meluas keseluruh tubuh pada penderita luka bakar,
melebihi 25-30% dari seluruh daerah permukaan tubuh. Oleh karena itu, luka bakar yang
lebih besar ini menyebabkan transudasi cairan isotonik dan protein yang besar keruang
ekstrakapsular, yang mengakibatkan berkurangnya volume plasma sirkulasi. Efek
segeranya adalah pembentukan edema, dengan berkurangnya curah jantung dan kenaikan
ketahanan vaskular perifer. Setelah tarjadinya luka, integritas kapiler kembali, umumnya
setelah 12 jam dan semakin cepat setelah 18-24 jam. Sejumlah peningkatan permeabilitas
kapiler dapat terlihat 3 minggu setelah luka.
Hemolisis eritrosit terjadi pada daerah luka; ia bervariasi yang tergantung atas
kedalaman dan luas luka. Umumnya hanya mengenai sejumlah kecil masa ertrosit. tetapi,
jaringan parut luka bakar yang lama hilang dapat mengurangi hemtokrit. Efek yang lebih
nyata pada sebagian pasien adalah berkurangnya rentang hidup eritrosit, yang berkurang
30 % dari normal.
Selain perubahan yang besar pada volume intravaskuler, juga terjadi perubahan
fungsi jantung. Curah jantung berkurang 30% dari normal pada luka bakar yang
mengenai 50% atau lebih permukaan tubuh. Dangan resiusitasi cairan, nilai akan segera
kembali normal tetapi, pada pasien yang tidak dirawat, pemulihan curah jantung normal
baru terjadi setelah 36 jam. Setelah itu, fungsi jantung meningkat melebihi normal dan
tetap untuk waktu yang lam. Penyebab berkuragnya fungsi myocardium yang sebenarnya

18
belum jelas, tetapi mungkin di sebabkan faktor plasma yang cukup besar pada luka bakar
yang mengenai daerah permukaan tubuh lebih dari 40% (TBSA).
Ketidaknormalan fungsi ginjal terlihat pada oenderita luka bakar terutama
berhubungan dengan perubahan volume sirkulasi plasma dan curah jantung. Walaupun
penurunan aliran plasma ginjal yang lama dapat menimbulkan curah yang tinggi atau
kegangalan ginjal oligouria pada penderita luka bakar, resusitasi cairan yang tepat waktu
dan cukup besar dapat menghilangkan keadaan ini.
Selain kehilangan cairan yang merupakan keadaan skunder dari hilangnya
integritas kapiler, penderita luka bakar juga mengalami kenaikan penguapan air. Selama
40 jam pertama, kehilangan ini terutama disebabkan oleh eksudat pada permukaan luka.
Daerah kehilangan seluruh ketebalan kulit mula-mula kering, dan kurang mengalami
penguapan air tetapi dengan melunaknya eskar, penguapan air meningkat denagan cepat.
Pada luka bakar seluruh ketebalan kulit yang luas, penguapan dapat mencpai 6-8 liter
perhari. kehilangan ini dapat ditentukan dengan rumus:
(25+ persentase luka TBSA) x luas seluruh permukaan tubuh dalam meter persegi = mL
kehilangan air per jam
Perubahan funsi paru-paru pada penderita luka bakar sama dengan setiap
penderita trauma. Perubahan ini sebanding dengan besar luka. Penderita luka bakar paru-
paru akan mengalami perubahan yang besar pada fungsu paru-paru, tatapi keaadaan ini
berhubungan dengan faktor lokal dan bukan karena perubhan sistemik luka kulit.
Beberapa ketidaknormalan juga terlihat pada plasma dan unsur setubuh pada
penderita luka bakar. Perubahan pada plasma meliputi kenaikan enzim hati, berkurangnya
protein dan albumin serum serta perubahan produk lemak keaadaan ini berhubungan
langsung dengan keparahan luka dan dengan kekecualian pengurangan albumin, secara
klinik tidak penting. Berkurangnya albumin serum sangat nyata pada penderita luka bakar
dan tetap ada sampai luka tertutup. Jumlah leukosit meningkat segera pada enderita luka
bakar dan mungkin akan tetap meningkat selama waktu yang lama. Penurunan jumlah
leukosit yang tiba-tiba mengantikan kenaikan yang ada, yang menandai timbulnya sepsis.
Leukotaksis dan fagositosis terbukti berkurangnya pada luka bakar.

19
H. Farmakologi
a. Perak nitrat

Perak nitrat merupakan obat topikal dengan efek antiseptik yang umumnya digunakan
untuk manajemen luka karena memiliki efek kautersisasi.
1. Indikasi

Sebagai antiseptik dan kauterisasi pada luka, perak nitrat digunakan dengan cara
mempelkan kasa bertangkai pada lesi 2-3 kali seminggu selama hingga 3 minggu. Dapat
juga diberikan pada ulkus melalui balutan kasa yang mengandung larutan perak nitrat.
Sebelum diberikan, dapat dipertimbangkan untuk melakukan anestesi lokal pada luka.

2. Kontraindikasi

Penggunaan perak nitrat pada epistaksis harus berhati-hati, karena dapat


menyebabkan perforasi septum. Karena itu, sebaiknya hindari penggunaan perak nitrat
pada kedua lubang hidung. Obat ini dapat menodai pakaian, tidak untuk pada wajah dan
regio anogenital, serta sebaiknya tidak digunakan secara luas pada kulit.
3. Efek samping

Efek samping penggunaan perak nitrat yang perlu diperhatikan adalah argyria. Selain itu,
perlu juga mewaspadai perak nitrat yang tertelan. Argyria merupakan perubahan warna
kulit akibat riwayat kontak dengan partikel perak, bisa bersumber dari perak nitrat,
anting, jarum akupuntur, dan sumber lainnya.
4. Dosis
Sebagai antiseptik dan kauterisasi pada luka, perak nitrat digunakan dengan cara
mempelkan kasa bertangkai pada lesi 2-3 kali seminggu selama hingga 3 minggu. Dapat
juga diberikan pada ulkus melalui balutan kasa yang mengandung larutan perak nitrat.
Sebelum diberikan, dapat dipertimbangkan untuk melakukan anestesi lokal pada luka.

20
b. Perak sulfadiazin

Perak sulfadiazine digunakan sebagai antibakteri topikal untuk mencegah terjadinya


infeksi pada luka bakar derajat 2 atau 3. Obat ini disintesis dari perak nitrat dan natrium
sulfadiazine. Penelitian terbaru menunjukkan perak sulfadiazine menghambat proses
penyembuhan luka dan memiliki efek sitotoksik pada sel host.
1. Indikasi

Indikasi perak sulfadiazine sebagai terapi luka bakar dengan dosis pemberian 1-2 kali
sehari di luka bakar yang sudah dibersihkan. Perak sulfadiazine dianggap sebagai baku
emas terapi luka bakar derajat dua karena kemampuan antibakterinya yang sempurna, dan
ketersediaannya yang luas terutama di negara maju. Krim perak sulfadiazine digunakan
sebagai terapi tambahan untuk mencegah dan mengobati infeksi pada luka bakar derajat 2
dan 3 setelah tata laksana resusitatif selesai. Pengendalian pertumbuhan bakteri dapat
mencegah semakin dalamnya luka pada luka derajat 2 menjadi luka derajat 3 akibat
infeksi. Penggunaan antibiotik sistemik secara bersamaan dapat dilakukan jika terdapat
bukti / dicurigai infeksi. Saat ini, perak sulfadiazine dan mafenid masih menjadi agen
antiinfeksi topikal pilihan pada pasien luka bakar.
2. Kontraindikasi
Pemberian krim perak sulfadiazine dikontraindikasikan pada ibu hamil yang mendekati
atau sudah aterm, neonatus prematur atau neonatus berusia kurang dari 2 bulan, dan pasien
yang diketahui memiliki hipersensitivitas terhadap perak sulfadiazine atau salah satu
komponen dalam formulasinya
3. Efek samping
Jika krim perak sulfadiazine diberikan pada area tubuh yang luas dan/atau terdapat
kerusakan jaringan, sulfadiazine dapat diserap secara sistemik dan menghasilkan efek
samping khas antibiotik golongan sulfonamid, seperti gangguan hematologi
(agranulositosis, anemia aplastik, trombositopenia, dan anemia hemolitik), reaksi
hipersensitivitas (sindrom Steven Johnson, dermatitis eksfoliatif), gangguan
gastrointestinal, hepatitis dan nekrosis hepatoseluler, nefrosis toksik, dan gangguan sistem
saraf pusat.

21
4. Dosis
Perak sulfadiazin diberikan sebagai suspensi 1% dalam krim yang larut dalam air. Tetapi
komponen aktifnya hanya sedikit larut dalam air sehingga kurang dapat menembus eskar
luka bakar dengan kedalaman seluruh kulit.
c. Mafenid Asetat

Obat ini digunakan sendiri atau dengan obat lain untuk membantu mencegah dan
mengobati infeksi luka pada pasien dengan luka bakar yang parah. Mafenide merupakan obat
kulit yang termasuk dalam kelas obat yang dikenal sebagai antibiotik sulfa. Ia bekerja dengan
membunuh bakteri yang dapat menginfeksi luka terbuka. Membunuh bakteri ini dapat
membantu untuk mempromosikan penyembuhan luka dan mengurangi risiko bakteri
menyebar ke kulit di sekitarnya atau ke darah, sehingga dapat membantu mencegah infeksi
darah yang serius (sepsis).
1. Indikasi

Mafenid asetat merupakan suspensi 11,1% dalam dasar yang larut air. Ia berdiskusi
melalui eskar untuk memberikan aktivitas antimikrobial yang adekuat didalam dan
dibawah jaringan noviable. Ia memiliki spektrum aktivitas gram negatif yang luas, tetapi
kurang efektif terhadap stafilokokus . Mafenid asetat adalah agen terbaik untuk digunakan
dalam luka bakar yang sudah terkontaminasi dan yang dengan pertumbuhan dibawah eskar
yang diragukan.
2. Kontraindikasi

Hipersensitivitas pada Mafenide Acetate adalah sebuah kontraindikasi. Sebagai


tambahan, Mafenide Acetatetidak boleh dikonsumsi jika Anda memiliki kondisi berikut:
hipersensitivitas
3. Efek samping

Berikut adalah daftar efek samping yang memungkinkan yang dapat terjadi dalam
obat-obat yang mengandung Mafenide Acetate. Ini bukanlah daftar yang komprehensif.
Efek-efek samping ini memungkinkan, tetapi tidak selalu terjadi. Beberapa efek samping
ini langka tetapi serius. Konsultasi pada dokter Anda jika Anda melihat efek samping
berikut, terutama jika efek samping tidak hilang.

22
1) Sensasi rasa sakit atau terbakar
2) Ruam
3) Pruritus
4) Eritema
5) Edema wajah
6) Pembengkakan
7) Hives
8) Lecet
9) Eosinofilia
10) Hiperventilasi

4. Dosis

Dosis Anak-anak untuk Luka Bakar – Eksternal. Larutan:> 3 bulan: tutupi luka bakar

dan daerah pencangkokan dengan larutan mafenide. Kasa harus tetap basah dengan

menyuntikkan larutan ke dalam tabung larutan setiap 4 jam atau membasahi kasa setiap 6

sampai 8 jam, sesuai kebutuhan.

Krim: Terapkan untuk debridement luka bakar yang telah dibersihkan sekali atau dua kali

sehari, dengan ketebalan tidak lebih dari 1/16 inci. Krim harus diterapkan kembali setiap

kali krim menipis untuk menjaga luka bakar tertutup setiap saat. Lapisan tipis kasa dapat

digunakan, jika perlu. Pengobatan harus dilanjutkan sampai penyembuhan berlangsung

dengan baik atau kulit siap untuk pencangkokan.

23
I. Terapi Diet

1. Tujuan diet

Tujuan diet luka bakar adalah untuk mempercepat penyembuhan dan mencegah
terjadinya gangguan metabolik serta mempertahankan status gizi secara optimal selama proses
penyembuhan, dengan cara:
a. Mengusahakan dan mempercepat penyembuhan jaringan yang rusak
b. Mencegah terjadinya keseimbangan nitrogen yang negatif
c. Memperkecil terjadinya hiperglikemia dan hipergliseridemia
d. Mencegah terjadinya gejala-gejala kekurangan zat gizi mikro

2. Syarat diet
Syarat-syarat diet luka bakar adalah :
a. Memberikan makanan dalam bentuk cair sedini mungkin atau Nutrisi Enternal Dini
(NED)
b. Kebutuhan energi dihitung dengan pertimbangan kedalaman dan luas luka bakar
yaitu:
1).Menurut curreri: 25 kkal/kg BB aktual + 40 kkal x % luka bakar.
2). Menurut asosiasi dietetik australia berdasarkan % luka bakar

Luka bakar (%) Kebutuhan energi (kkal)


<10 1,2 x AMB
11-20 1,3 x AMB
21-30 1,5x AMB
31-50 1,8x AMB
>50 2,0x AMB

AMB(Angka Metabolisme Basal)


a). Protein tinggi, yaitu 20-25% dari kebutuhan energi total
b). Lemak sedang, yaitu 15-20% dari kebutuhan energi total. Pemberian lemak yang
tinggi menyebabkan penundaan respons kekebalan, sehingga pasien lebih mudah
terkena infeksi

24
c). Karbohidrat sedang yaitu 50-60% dari kebutuhan energi total. Bila pasien
mengalami trauma jalan napas (trauma inhalasi), karbohidrat diberikan 45-55% dari
kebutuhan energi total.
d).Vitamin diberikan diatas Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang dianjurkan, untuk
membantu mempercepat penyembuhan. Vitamin umumnya ditambahkan dalam
bentuk suplemen. Kebutuhan beberapa jenis vitamin adalah sebagai berikut:
1. Vitamin A minimal 2 x AKG
2. Vitamin B minimal 2 x AKG
3. Vitamin C minimal 2 x AKG
4. Vitamin E 200 SI.
e). Mineral tinggi, terutama zat besi, seng, natrium, kalium, kalsium, fosfor, dan
magnesium. Sebagian mineral diberikan dalam bentuk suplemen.
f). Cairan tinggi. Akibat luka bakar terjadi kehilangan cairan dan elektrolit secara
intensif. Pada 48 jam pertama, pemberian cairan bertujuan untuk mengganti cairan
yang hilang agar tidak terjadi shock
3. Jenis diet dan indikasi pemberian
Diet luka bakar I. Diet luka bakar I diberikan kepada pasien luka bakar berupa cairan Air Gula
Garam Soda (AGGS)
Komposisi cairan AGGS adalah :
a. Air 200 ml
b. Gula/sirup 25g/30 ml
c. Garam dapur 2g/2 bks
d. Soda kue 1g /1 bks
Diet luka bakar II. Diet luka bakar II merupakan perpindahan dari diet luka bakar I, yaitu
diberikan segera setelah pasien mampu menerima caira AGGS
4. Bahan makanan sehari dan nilai gizi
a. Bentuk cair . Dapat dilihat pada makanan cairan penuh
b. Bentuk saring . Dapat dilihat pada makanan saring
c. Bentuk lunak. Dapat dilihat pada diet makanan lunak

25
d. Bentuk biasa. Dapat dilihat pada diet energi tinggi protein tinggi (Diet EPTP) bila pasien
tidak dapat menghabiskan porsi makan biasa, maka frekuensi makan dapat ditambah
menjadi 4 x makanan utama
5. Bahan makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan
Bahan makanan yang dianjurkan semua bahan makanan sumber energi dan protein seperti
susu, telur, daging, ayam, dan keju, serta gula pasir dan sirup. Bahan makanan yang tidak
dianjurkan Bahan makanan hiperalergik seperti udang
6. Contoh menu sehari
Contoh menu sehari untuk diet luka bakar dapat dilihat dari makanan cairan penuh, makanan
saring, makanan lunak, makanan biasa, dan diet ETPT.

26
BAB
PENUTUP

A. Kesimpulan
Itegumen mencangkup kulit yang membungkus permukaan tubuh degan turuannya
termasuk kuku, rambut dan kelenjer. Kulit adalah lapisan keleer yang terdapat pada
bagian luar yang menutupi da melidugi bangian tubuh. kulit berhubunga dengan selaput
lendir yang melapsis rngga lubang, masuk. Pada permukaan kulit yang bermuara kelejer
keringat dan kelenjer mukosa. Kulit disebut juga integument atau kutis, timbih dari dua
macam jaringan yaitu jaringan epitel yang menumbuhkan lapisan epidermis dan jaringan
pengikat (penunjang) yang menumbuhkan lapisan epidermis (Kulit dalam ).
Luka bakar adalah kerusakan jaringan permukaan tubuh disebabkan oleh panas pada suhu
tinggi yang menimbulkan reaksi pada seluruh sistem metabolisme. Luka bakar dapat
disebabkan oleh ledakan aliran listrik, api, zat kimia, uap panas, minyak panas, matahari
dan sebagainya. Luka bakar dapat timbul akibat kulit terpajan kesuhu tinggi, syok listrik,
atau bahan kimia. Luka bakar diklasifikasikan berdasarkan kedalaman dan luas daerah
yang terbakar.

B. Saran
Kami dari kelompok berharap dengan adanya makalah ini sipembaca dapat menambah
wawasannya tentang patdislgi integument dan luka bakar, dan semoga ilmu yang sudah
terterap dimakalah ini dapatdiaplikasikan dalam kehidupan sehari hari.

27
DAFTAR PUSTAKA

Almatsier,sunita(ed).2004. Penuntun diet edisi baru. Jakarta: PT gramedia pustaka utama


Sabiston, David C.1995. Buku Ajar Bedah. Jakarta : EGC
Corwin, Elizabeth J.2009. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta : EGC
Almatsier, Sunita. 2013. Penuntun Diet. Jakarta : Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama
Gedung Kompas Gramedia
Syaifuddi,Drs,H.AMK.2013.Anatomi fisiologi,Penerbit buku kedoktera ECG.

28

Anda mungkin juga menyukai