Anda di halaman 1dari 62

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pemeriksaan fisik keperawatan menggunakan 4 cara yaitu dengan cara
inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi. Pemeriksaan fisik biasanya
dilakukan Head to toe yaitu dimulai dari bagian kepala dan sampai ke bagian
anggota gerak. Pemeriksaan fisik keperawatan pada prinsipnya dikembangkan
berdasarkan model keperawatan yang lebih difokuskan pada respon yang
ditimbulkan akibat masalah kesehatan yang dialami. Pemeriksaan fisik
keperawatan harus mencerminkan diagnosa fisik yang secara umum perawat
dapat membuat perencanaan tindakan untuk mengatasinya. Untuk
mendapatkan data yang akurat sebelum pemeriksaan fisik dilakukan
pengkajian riwayat kesehatan, riwayat psikososial, sosial-ekonomi dan lain -
lain. Hal ini memungkinkan pengkajian yang fokus dan tidak menimbulkan
bias dalam mengambil kesimpulan terhadap masalah yang ditemukan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja anatomi fisiologi sistem integumen ?
2. Bagaimana pemeriksaan fisik sistem integumen ?
3. Apa saja anatomi fisiologi ekstremitas ?
4. Bagaimana pemeriksaan fisik ekstremitas ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui anatomi fisiologi sistem integumen.
2. Untuk mengetahui pemeriksaan fisik sistem integumen.
3. Untuk mengetahui anatomi fisiologi ekstremitas.
4. Untuk mengetahui pemeriksaan fisik ekstremitas.

Pemeriksaan Ekstremitas dan Integumen 1


BAB II

PEMBAHASAN

A. Anatomi Fisiologi Sistem Integumen


1. Anatomi dan Fisiologi Kulit
a) Anatomi Kulit
Kulit merupakan organ tubuh yang paling luas yang berkontribusi
terhadap total berat tubuh sebanyak 7 %. Keberadaan kulit memegang
peranan penting dalam mencegah terjadinya kehilangan cairan yang
berlebihan, dan mencegah masuknya agen-agen yang ada di
lingkungan seperti bakteri, kimia dan radiasi ultraviolet. Kulit juga
akan menahan bila terjadi kekuatan-kekuatan mekanik seperti gesekan
(friction), getaran (vibration) dan mendeteksi perubahan-perubahan
fisik di lingkungan luar, sehingga memungkinkan seseorang untuk
menghindari stimuli-stimuli yang tidak nyaman. Kulit membangun
sebuah barier yang memisahkan organ-organ internal dengan
lingkungan luar, dan turut berpartisipasi dalam berbagai fungsi tubuh
vital.

Gambar : Bagian-bagian Kulit

Pemeriksaan Ekstremitas dan Integumen 2


Kulit tersusun atas tiga lapisan, yaitu :
a. Epidermis
Epidermis berasal dari ektoderm, terdiri dari beberapa lapis
(multilayer). Epidermis sering kita sebut sebagai kuit luar.Epidermis
merupakan lapisan teratas pada kulit manusia dan memiliki tebal yang
berbeda-beda: 400-600 m untuk kulit tebal (kulit pada telapak tangan
dan kaki) dan 75-150 m untuk kulit tipis (kulit selain telapak tangan
dan kaki, memiliki rambut). Selain sel-sel epitel, epidermis juga
tersusun atas sel :
1) Melanosit
Menghasilkan melanin melalui proses melanogenesis.Melanosit
(sel pigmen) terdapat di bagian dasar epidermis. Melanosit
menyintesis dan mengeluarkan melanin sebagai respons terhadap
rangsangan hormon hipofisis anterior, hormon perangsang
melanosit (melanocyte stimulating hormone, MSH). Melanosit
merupakan sel-sel khusus epidermis yang terutama terlibat dalam
produksi pigmen melanin yang mewarnai kulit dan rambut.
Semakin banyak melanin, semakin gelap warnanya. Sebagian
besar orang yang berkulit gelap dan bagian-bagian kulit yang
berwarna gelap pada orang yang berkulit cerah (misal puting susu)
mengandung pigmen ini dalam jumlah yang lebih banyak. Warna
kulit yang normal bergantung pada ras dan bervariasi dari merah
muda yang cerah hingga cokelat. Penyakit sistemik juga akan
memengaruhi warna kulit . Sebagai contoh, kulit akan tampak
kebiruan bila terjadi inflamasi atau demam. Melanin diyakini
dapat menyerap cahaya ultraviolet dan demikian akan melindungi
seseorang terhadap efek pancaran cahaya ultraviolet dalam sinar
matahari yang berbahaya.
2) Sel Langerhans
Sel yang merupakan makrofag turunan sumsum tulang, yang
merangsang sel Limfosit T, mengikat, mengolah, dan

Pemeriksaan Ekstremitas dan Integumen 3


merepresentasikan antigen kepada sel Limfosit T. Dengan
demikian, sel Langerhans berperan penting dalam imunologi
kulit.Sel-sel imun yang disebut sel Langerhans terdapat di seluruh
epidermis. Sel Langerhans mengenali partikel asing atau
mikroorganisme yang masuk ke kulit dan membangkitkan suatu
serangan imun. Sel Langerhans mungkin bertanggungjawab
mengenal dan menyingkirkan sel-sel kulit displastik dan
neoplastik. Sel Langerhans secara fisik berhubungan dengan saraf-
sarah simpatis , yang mengisyaratkan adanya hubungan antara
sistem saraf dan kemampuan kulit melawan infeksi atau mencegah
kanker kulit. Stres dapat memengaruhi fungsi sel Langerhans
dengan meningkatkan rangsang simpatis. Radiasi ultraviolet dapat
merusak sel Langerhans, mengurangi kemampuannya mencegah
kanker.
3) Sel Merkel
Sel yang berfungsi sebagai mekanoreseptor sensoris dan
berhubungan fungsi dengan sistem neuroendokrin difus.
4) Keratinosit
Lapisan eksternal kulit tersusun atas keratinosit (zat tanduk) dan
lapisan ini akan berganti setiap 3-4 minggu sekali.
Lapisan-Lapisan Epidermis :
1) Stratum Korneum, terdiri atas 15-20 lapis sel gepeng, tanpa
inti dengan sitoplasma yang dipenuhi keratin. Lapisan ini
merupakan lapisan terluar dimana eleidin berubah menjadi
keratin yang tersusun tidak teratur sedangkan serabut
elastis dan retikulernya lebih sedikit sel-sel saling melekat
erat.Lebih tebal pada area-area yang banyak terjadi
gesekan (friction) dengan permukaan luar, terutama pada
tangan dan kaki. Juga merupakan lapisan keratinosit terluar
yang tersusun atas beberapa lapis sel-sel gepeng yang mati
dan tidak berinti.

Pemeriksaan Ekstremitas dan Integumen 4


2) Stratum Lucidum, tidak jelas terlihat dan bila terlihat
berupa lapisan tipis yang homogen, terang jernih, inti dan
batas sel tak terlihat. Stratum lucidum terdiri dari protein
eleidin.Merupakan lapisan sel gepeng yang tidak berinti
dan lapisan ini banyak terdapat pada telapak tangan & kaki.
3) Stratum Granulosum, terdiri atas 2-4lapis sel poligonal
gepeng yang sitoplasmanya berisikan granul keratohialin.
Pada membran sel terdapat granula lamela yang
mengeluarkan materi perekat antar sel, yang bekerja
sebagai penyaring selektif terhadap masuknya materi asing,
serta menyediakan efek pelindung pada kulit.2/3 lapisan ini
merupakan lapisan gepeng, dimana sitoplasma berbutir
kasar serta mukosa tidak punya lapisan inti.
4) Stratum Spinosum,tersusun dari beberapa lapis sel di atas
stratum basale. Sel pada lapisan ini berbentuk polihedris
dengan inti bulat/lonjong. Pada sajian mikroskop tampak
mempunyai tonjolan sehingga tampak seperti duri yang
disebut spinadan terlihat saling berhubungan dan di
dalamnya terdapat fibril sebagai intercellularbridge.Sel-sel
spinosum saling terikat dengan filamen; filamen ini
memiliki fungsi untuk mempertahankan kohesivitas
(kerekatan) antar sel dan melawan efek abrasi. Dengan
demikian, sel-sel spinosum ini banyak terdapat di daerah
yang berpotensi mengalami gesekan seperti telapak kaki.
5) Stratum Basal/Germinativum, merupakan lapisan paling
bawah pada epidermis, tersusun dari selapis sel-sel pigmen
basal, berbentuk silindris dan dalam sitoplasmanya terdapat
melanin.Pada lapisan basile ini terdapat sel-sel mitosis.

Pemeriksaan Ekstremitas dan Integumen 5


Gambar:
Lapisan-
Lapisan
Epidermis

b. Dermis
Dermis (kulit jangat) yaitu lapisan kulit di bawah epidermis.
Penyusun utama dari dermis adalah kolagen. Membentuk bagian
terbesar kulit dengan memberikan kekuatan dan struktur pada kulit,
memiliki ketebalan yang bervariasi bergantung pada daerah tubuh dan
mencapai maksimum 4 mm di daerah punggung. Dermis bersifat ulet
dan elastis yang berguna untuk melindungi bagian yang lebih dalam.
Dermis terdiri atas dua lapisan dengan batas yang tidak nyata, yaitu
stratum papilla dan stratum retikulosa.
1. Stratum papila, yang merupakan bagian utama dari papila dermis,
terdiri atas jaringan ikat longgar. Pada stratum ini didapati
fibroblast, sel mast, makrofag, dan leukosit yang keluar dari
pembuluh (ekstravasasi). Lapisan papila dermis berada langsung di
bawah epidermis tersusun terutama dari sel-sel fibroblas yang
dapat menghasilkan salah satu bentuk kolagen, yaitu suatu
komponen dari jaringan ikat. Dermis juga tersusun dari pembuluh
darah dan limfe, serabut saraf , kelenjar keringat dan sebasea, serta
akar rambut. Suatu bahan mirip gel, asam hialuronat, disekresikan
oleh sel-sel jaringan ikat. Bahan ini mengelilingi protein dan
menyebabkan kulit menjadi elastis dan memiliki turgor (tegangan).
Pada seluruh dermis dijumpai pembuluh darah, saraf sensorik dan
simpatis, pembuluh limfe, folikel rambut, serta kelenjar keringat
dan palit. Lapisan ini tipis mengandung jaringan ikat jarang.

Pemeriksaan Ekstremitas dan Integumen 6


2. Stratum retikulosa, mengandung jaringan pengikat rapat dan serat
kolagen. Sebagian besar lapisan ini tersusun bergelombang, sedikit
serat retikulin dan banyak serat elastin. Sesuai dengan arah jalan
serat-serat tersebut terbentuk garis ketegangan kulit. Bahan dasar
dermis merupakan bahan matrik amorf yang membenam pada serat
kolagen, elastin dan turunan kulit. Glikosaminoglikans utama kulit
adalah asamhialuronat, dermatan sulfat dengan perbandingan yang
beragam di berbagai tempat, bahan dasar ini sangat hidrofilik.
Lapisan ini terdiri dari anyaman jaringan ikat yang lebih tebal.
Dalam lapisan ini ditemukan sel-sel fibrosa, sel histiosit, pembuluh
darah, pembuluh getah bening, saraf, kandung rambut kelenjar
sebasea, kelenjar keringat, sel lemak dan otot penegak rambut.

Lapisan dermis juga ini mengandung sel-sel khusus yang membantu


mengatur suhu, melawan infeksi, air menyimpan dan suplai darah dan
nutrisi ke kulit. Sel-sel khusus dari dermis juga membantu dalam
mendeteksi sensasi dan memberikan kekuatan dan fleksibilitas untuk
kulit. Komponen dermis meliputi;
a) Pembuluh darah berfungsi sebagai transport oksigen dan nutrisi ke
kulit dan mengeluarkan produk sampah. Kapal ini juga mengangkut
vitamin D dari kulit tubuh.
b) Pembuluh getah bening sebagai pasokan (cairan susu yang
mengandung sel-sel darah putih dari sistem kekebalan tubuh) pada
jaringan kulit untuk melawan mikroba.
c) Kelenjar Keringat untuk mengatur suhu tubuh dengan mengangkut
air ke permukaan kulit di mana ia dapat menguap untuk
mendinginkan kulit.
d) Sebasea (minyak) kelenjar yaitu membantu untuk kulit tahan air dan
melindungi terhadap mikroba. Mereka melekat pada folikel rambut.
e) Folikel rambut, seperti rongga berbentuk tabung yang melampirkan
akar rambut dan memberikan nutrisi pada rambut.

Pemeriksaan Ekstremitas dan Integumen 7


f) Sensory reseptor syaraf yang mengirimkan sensasi seperti sentuhan,
nyeri, dan intensitas panas ke otak.
g) Kolagen protein struktural tangguh yang memegang otot dan organ
di tempat dan memberikan kekuatan dan bentuk ke jaringan tubuh.
h) Elastin protein karet yang memberikan elastisitas dan membuat kulit
merenggang. Hal ini juga ditemukan di ligamen, organ, otot dan
dinding arteri.

c. Subkutan atau Hipodermis


Lapisan bawah kulit (fasia superficial) terdiri dari jaringan
pengikat longgar. Komponennya serat longgar, elastic dan sel lemak.
Pada lapisan adipose terdapat susunan lapisan subkutan yang
menentukan mobilitas kulit di atasnya, bila terdapat lobules lemak
yang merata di hypodermis membentuk bantalan lemak yang disebut
panikulus adi posus. Pada daerah perut, lapisan ini dapat mencapai
ketebalan 3 cm. pada kelopak mata, penis dan skrotum lapisan
hypodermis tidak mengandung lemak. Bagian superficial hypodermis
mengandung kelenjar keringat dan folikel rambut.
Dalam lapisan hypodermis terdapat anyaman pembuluh arteri,
pembuluh vena, anyaman araf yang berjalan sejajar dengan permukaan
kulit dibawah dermis. Lapisan ini mempunyai ketebalan bervariasi dan
mengikat kulit secara longgar terhadap jaringan dibawahnya.

b) Fisiologis Kulit
Jaras reseptor kulit berada didalam kulit. Jaras visceral
berhubungan dengan persepsi keadaan intern. Pada organ sensorik kulit
terdapat empat jaras, yaitu rasa raba/tekan, dingin, panas, dan rasa sakit.
Kulit mengandung berbagai ujung sensorik termasuk ujung saraf
telanjangatau tidak bermielin(selaput). Pelebaran saraf terminal dan ujung
yang berselubung ditemukan pada jaringan fibrosa berakhir sekitar folikel
rambut.

Pemeriksaan Ekstremitas dan Integumen 8


Pada pemeriksaan histologist, kulit hanya mengandung saraf
telanjang yang berfungsi sebagai mekanoreseptor yang memberikan
respon terhadap rangsangan raba. Ujung saraf sekitar folikel rambut
menerima rasa raba dan gerakan rambut yang menimbulkan perasaan (raba
taktil). Rasa sentuhan disebabkan rangsangan pada ujung saraf pada kulit
berbeda-beda menurut ujung saraf yang dirangsang. Panas , dingin dan
sakit ditimbulkan karena tekanan dalam rasa dari suatu benda, misalnya
mengenai otot dan tulang.
Indra raba terdapat pada kulit disamping itu juga sebagai pelepas
panas yang ada pada tubuh . kulit mempunyai banyak ujung-ujung saraf
rasa raba yang menerima rangsangan dari luar , diteruskan ke pusat saraf
di otak. Reseptor-reseptor tersebar luas pada lapisan epitel dan jaringan
ikat tubuh manusia. Di dalam kulit terdapat tempat-tempat tertentu yang
sensitif terhadap panas dan sakit.

Fungsi Kulit :
1. Fungsi Termoregulasi
Panas tubuh dihasilkan dari aktivitas metabolic dan pergerakan otot.
Pengeluaran panas melalui kulit berlangsung melalui proses evaporasi
air (perubahan molekul air) yang disekresi oleh kelenjar keringat dan
juga melalui proses perspirasi (sekresi keringat), difusi molekul air
melalui kulit. Dalam pengaturan suhu tubuh kulit berperan
mengeluarkan keringat dan kontraksi otot dengan pembuluh darah
kulit.kulit kaya akan pembuluh darah sehingga memungkinkan kulit
dapat nutrisi yang cukup baik. Tonus vascular dipengaruhi oleh saraf
simpatis (asetilkolin)
2. Fungsi Proteksi
Kulit menjaga bagian dalam tubuh terhadap gangguan fisis yang dapat
menimbulkan iritasi dan gangguan panas. Bantalan lemak di bawah
kulit berperan sebagai pelindung terhadap gangguan fisis. Melanosit

Pemeriksaan Ekstremitas dan Integumen 9


melindungi kulit dari sinar matahari. Proteksi rangsangan kimia karena
stratum korneum yang impermeable terhadap zat kimia dan air.
3. Fungsi Absorpsi
Kemampuan absorpsi kulit memengaruhi tebal dan tipisnya kulit,
hidrasi, kelembaban, dan metabolism. Penyerapan terjadi melalu celah
antar sel, menembus sel-sel epidermis dan saluran kelenjar.
4. Fungsi Eksresi
Kelenjar kulit mengeluarkan zat yang tidak berguna dalam tubuh
berupa NaCl, asam urat dan ammonia. Lapisan sebum berguna untuk
melindungi kulit karena lapisan sebummengandung minyak untuk
melindungi kulit, menahan air yang berlebihan sehingga kulit tidak
menjadi kering.
5. Fungsi Persepsi
Kulit mengandung ujung-ujung saraf sensorik di dermis dan subkutis
untuk merangsang panas yang diterima oleh dermis dan subkutis.
Sedangkan untuk rangsangan dingin terjadi di dermis. Perbedaan
dirasakan oleh papilla dermis markel renviel yang terletak pada
dermis, sedangkan tekanan dirasakan oleh epidermis serabut saraf
sensorik yang lebih banyak jumlahnya didaerah erotic.
6. Fungsi Pembentukan Pigmen
Melanosit membentuk warna kulit . enzim melanosom dibentuk alat
golgi dengan bantuan tiroksinasi yang meningkatkan metabolisme sel ,
ion Cu dan oksigen. Sinar matahari memengaruhi melanosom, pigmen
yang tersebar di epidermis melalui tangan-tangan dendrite, sedangkan
lapisan dibawah oleh melanofag. Warna kulit tidak selamanya
dipengaruhi oleh pigmen kulit melainkan juga oleh tebal atau tipisnya
kulit.
7. Fungsi Keratinasi
Sel basal akan berpindah ke atas dan erubah bentuk menjadi sel
spinosum. Makin keatas sel ini semakin gepeng dan ergranula menjadi
sel granulosum. Selanjutnya intisel menghilang dan keratinosit

Pemeriksaan Ekstremitas dan Integumen 10


menjadi sel tanduk yang amorf. Proses ini berlangsung terus menerus
seumur hidup.keratinosit melalui proses sintesis dan generasi menjadi
lapisan tanduk yang berlangsung kira-kira 14-21 hari. Keratin memberi
perlindungan kulit terhadap infeksi melalui mekanisme fisiologis.

2. Anatomi dan Fisiologi Rambut


Rambut berupa benang keratin elastis yang berkembang dari epidermis
dan tersebar di sekujur tubuh kecuali telapak kaki, telapak tangan,
permukaan dorsal falang distal, sekitar lubang dubur, dan urogenital.
Setiap rambut mempunyai batang yang bebas dan akar yang tertanam di
dalam kulit. Akar rambut dibungkus oleh folikel rambut yang berbentuk
tabung terdiri dari bagian berasal dari epidermis (epitel) dan bagian berasal
dari dermis (jaringan ikat). Pada ujung bawah folikel menggembung
membentuk bulbus rambut, beberapa kelenjar sebasea, dan seberkas otot
polos (erector pili). Kontraksi otot ini menyebabkan tegaknya rambut.
Struktur rambut :
a. Medulla : Bagian tengah rambut yang longgar terdiri dari 2-3 lapis
sel kubis mengerut satu sama lain, dipisahkan oleh ruang berisi
udara. Bulu halus pendek jenis bulu roma, sebagian rambut kepala,
dan rambut pirang tidak mempunyai medulla. Sel-selnya sering
mengandung pigmen dan keratin. Sel-sel medulla termasuk keratin
lunak.
b. Korteks : Bagian utama rambut beberapa lapis sel gepeng, panjang
berbentuk, gelondong membentuk keratin keras. Fibril keratin
tersusun sejajar dan granula pigmen terdapat di dalam dan diantara
sel-selnya. Rambut hitam mengandung pigmen. Oksidasi udara
yang terkumpul di dalam ruang antara sel korteks mengubah warna
rambut.
c. Kutikula : Terdapat pada permukaan selapis sel tipis jernih, yaitu
kutikula tidak berinti kecuali yang terdapat pada akar rambut. Sel-
selnya tersusun seperti genting dengan ujung menghadap ke atas.

Pemeriksaan Ekstremitas dan Integumen 11


Penampang melintang rambut beragam sesuai dengan ras.
Misalnya, rambut lurus pada bangsa Mongol, Eskimo, sedangkan
Indian Amerika tampak bundar pada potongan melintang dan
rambut berombak, pada beberapa bangsa Afrika dan Papua
penampangnya lonjong.

Gambar : Struktur Rambut

Folikel rambut merupakan selubung yang terdiri dari sarung jaringan


ikat bagian luar (sarung akar dermis) yang berasal dari dermis dan
sarung akar epitel bagian dalam berasal dari epidermis. Folikel yang
menggembung membentuk bulbus rambut yang berhubungan dengan
papilla tempat persatuan akar rambut dan selubungnya. Sarung akar
asal dermis :
a. Lapisan paling luar berkas serta kolagen kasar yang berjalan
memanjang sesuai dengan lapisan reticular dermis.
b. Lapisan tengah lebih tebal sesuai dengan lapisan papilla dermis.
Lapisan ini padat sel dan mengandung serat jaringan ikat halus
yang tersusun melingkar.
c. Lapisan dalam berupa sabuk homogeny sempit yang disebut
glassy membrane basal di bawah epidermis.

Pemeriksaan Ekstremitas dan Integumen 12


Sarung akar sel epidermis (epitel) mempunyai lapisan luar yang
menyambung dengan lapis-lapis dalam epidermis yang sesuai dengan
lapis-lapis pemukaan yang sudah berkembang. Sarung akar rambut
luar mempunyai selapis sel poligonal yang menyerupai sel-sel stratum
spinosum epidermis. Sarung akar rambut dalam adalah sarung berzat
tanduk membungkus akar rambut yang sedang tumbuh, menghasilkan
keratin lunak, juga ditemukan pada epidermis. Sarung ini tidak tampak
lagi di atas muara kelenjar sebasea dalam folikel.
Susunan rambut adalah sebagai berikut :
1. Batang rambut merupakan bagian rambut yang terdapat di luar
kulit. Bila dibuat potongan sebuah rambut akan terlihat dari luar
ke dalam :
2. Selaput rambut , merupakan lapisan yang paling luar terdiri dari
sel-sel yang tersusun seperti sisik ikan, dapat diketahui bila rambut
disasak dengan baik. Rambut yang sering disasak akan
meregangkan hubungan sel-sel selaput rambut sehingga merusak
selaput rambut dan cairan mudah masuk ke dalam rambut.
3. Kulit rambut : korteks rambut merupakan lapisan kulit yang paling
tebal, terdiri dari lapisan tanduk berbentuk kumparan tersusun
memanjang butir-butir myelin. Sel tanduk terdiri dari serabut
keratin. masing-masing sel tanduk yang disebut fibril diuraikan
menjadi satuan serat yang lebih halus disebut myofibril. Rambut
mempunyai sifat daya elastic yang akan bertambah apabila dalam
keadaan basah dan dihangatkan.
4. Sumsum rambut (medulla) : bagian yang paling dalam dibentuk
oleh sel tanduk. Bentuknya seperti anyaman dengan rongga yang
berisis udara. Bagian ini sangat tipis, mengandung ,edula dan
sumsum rambut. Ini hanya terdapat pada rambut yang tebal,
misalnya pada alis, kumis, dan sebagian rambut kepala.

Pemeriksaan Ekstremitas dan Integumen 13


5. Akar rambut , merupakan bagian rambut yang tertanam miring
dalam kulit, terselubung oleh kandung rambut (folikel rambut).
Akar rambut ini tertanam amat dalam, dapat mencapai lapisan
hypodermis.
6. Kandung rambut adalah tabung yang menyelubungi akar rambut
mulai dari permukaan kulit sampai bagian bawah umbi rambut.
Pada selubung ini terdapat unsur-unsur :
Unsure dari lapisan dermis. Jaringan ikat yang berasal dari
lapisan dermis atau kulit jangat membentuk tiga lapisan,
lapisan serabut kolagen dan elastic yang teratur mengandung
pembuluh darah dan saraf, serta lapisan serabut sirkuler yang
tersusun selang-seling dengan sel yang berbentuk kumparan
dan selaput bening (hialin) yang tidak mempunyai bentuk
tertentu.
Unsure lapisan epidermis, terdapat pada umbi rambut yang
terdiri dari lapisan-lapisan kandung akar luar dan kiandung
akar dalam. Kandung akar dalam tersusun dari luar ke dalam
lapisan hanle, terdiri dari sel lapis kuboid dengan inti gepeng,
dan terdiri dari 1-2 lapis sel tanduk gepeng yang mengandung
inti dan selaput kutikula. Kandung akar rambut bentuknya
seperti sisik ikan. Kandung akar rambut (akar luar dan akar
dalam).
7. Papil rambut : Bagian bawah folikel ranmbut berbentuk lonjong
seperti telur yang ujung bawahnya terbuka, berisi jaringan ikat
tanpa serabut elastic, ke dalamnya masuk pembuluh kapiler untuk
menyuplai nutrisi ke umbi rambut. Diantara sel-sel papil terdapat
sel-sel melanosit yang menghasilkan pigmen melanin yang
memberi warna pada kulit yang disebarklan ke dalam korteks dan
medulla rambut.
8. Umbi rambut (tunas rambut) merupakan bagian akar rambut yang
melebar, merupakan sel bening yang terus menerus bertambah

Pemeriksaan Ekstremitas dan Integumen 14


banyak berkembang secara mitosis. Daerah ini subur, berdekatan
dengan pembuluh-pembuluh papil rambut, dan menghasilkan sel-
sel baru untuk korteks rambut, dan menghasilkan sel-sel baru
untuk korteks untuk korteks rambut pengganti sel-sel, yang sudah
tua akan terdorong ke atas.
9. M. elektorpili adalah otot penegak rambut yang terdiri dari otot
polos yang terdapat pada kandung rambut dengan perantaraan
serabut elastic. Bila otot ini berkontraksi rambut akan tegak,
kelenjar akan mengalami kompresi sehingga isinya didorong
keluar untuk melimasi rambut.
Ada beberapa fungsi rambut, diantaranya :
a. Melindungi kulit dari pengaruh buruk: Alis mata melindungi mata
dari keringat agar tidak mengalir ke mata, bulu hidung (vibrissae).
b. Menyaring udara pada hidung.
c. Sebagai pengatur suhu.
d. Pendorong penguapan keringat.
e. Indera peraba yang sensitive.

3. Anatomi dan Fisiologi Kuku


Kuku merupakan lempeng yang membentuk pelindung pembungkus
permukaan dorsal falang jari tangan dan jari kaki. Strukturnya
berhubungan dengan dermis dan epidermis. Pertumbuhan kuku terjadi
sepanjang garis datar lengkung dan sedikit miring terhadap permukaan
pada bagian proksimalnya.
Kuku berproliferasi membentuk matrik kuku. Epidermis yang tepat
di bawah menjadi dasar kuku yang berbentuk U bila dilihat dari atas, diapit
oleh lipatan kulit dinding kuku. Di sini terdapat kelenjar keeingat dan
folikel. Sel-selnya banyak mengandung fibril. Sitoplasma hilang pada
tahap akhir setelah sel menjadi homogen, menjadi zat tanduk dan menyatu
dengan lempeng kuku. Tidak pernah dijumpai granula keratohialin di
dalam sel matrik dan keratin kuku. Pada lapisan dalam matrik kuku

Pemeriksaan Ekstremitas dan Integumen 15


mengandung melanosit sehingga lempeng kuku mungkin berpigmen pada
ras kulit hitam.
Lempeng kuku terdiri dari sisik epidermis yang menyatu erat dan
tidak mengelupas. Badan kuku berwarna bening sehingga kelihatan
kemerahan karena ada pembuluh kapiler darah dalam dasar kuku. Sel-sel
stratum korneum meluas dari dinding kuku ke permukaan lempeng kuku
sebagai epikondrium atau kutikula. Dengan bertambahnya sel-sel baru
dalam akar kuku menghasilkan geseran lambat lempeng kuku di atas dasar
kuku. Laju pertumbuhan kuku rata-rata 0,5 mm per minggu. Pertumbuhan
ini lebih pesat pada jari tangan dari pada jari kaki dan bila lempeng kuku
dicabut paksa, asalkan matriksnya tidak rusak, kuku akan tumbuh kembali.
Bagian kuku terdiri dari:
1) Matriks kuku merupakan pembentuk jaringan kuku yang baru.
2) Dinding kuku (nail wall) merupakan lipatan-lipatan kulit yang
menutupi bagian pinggir dan atas.
3) Dasar kuku (nail bed) merupakan bagian kulit yang ditutupi kuku.
4) Alur kuku (nail grove) merupakan celah antar dinding dan dasar
kuku.
5) Akar kuku (nail root) merupakan bagian proksimal kuku.
6) Lempeng kuku (nail plate) merupakan bagian tengah kuku yang
dikelilingi dinding kuku.
7) Lunula merupakan bagian lempeng kuku yang berwarna putih
didekat akar kuku berbentuk bulan sabit, sering tertutup oleh kulit.
8) Eponikium (kutikula) merupakan dinding kuku bagian proksima,
kulit arinya menutupi bagian permukaan lempeng kuku.
9) Hiponikium merupakan dasar kuku, kulit ari dibawah kuku yang
bebas (free edge) menebal.

Pemeriksaan Ekstremitas dan Integumen 16


Gambar : Bagian Kuku

B. Pemeriksaan Fisik Sistem Integumen


1. Pengkajian Riwayat Kesehatan
Pada saat merawat pasien dengan gangguan dermatologic, perawat
mendapatkan informasi penting melalui riwayat kesehatan pasien dan
observasi langsung. Dalam banyak kasus, pasien atau keluarganya merasa
lebih nyaman berbicara dengan perawat dan menyampaikan informasi
penting yang mungkin disimpannya atau lupa disampaikan ketika
berbicara dengan dokter atau petugas kesehatan yang lain.
2. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik pada kulit, rambut dan kuku adalah inspeksi dan palpasi.
Sistem integument meliputi kulit, rambut, dan kuku. Sistem ini berfungsi
memberikan proteksi eksternal bagi tubuh, membantu dalam proses
pengaturan suhu tubuh, sebagai sensor nyeri, dan indera peraba.
a. Kulit
Keterampilan perawat dalam pengkajian fisik dan pemahamanya
terhadap anatomi dan fungsi kulit dapat menjamin bahwa setiap

Pemeriksaan Ekstremitas dan Integumen 17


penyimpangan dari keadaan normal akan dapat dikenali, dilaporkan,
dan didokumentasikan. Pemeriksaan pada kulit adalah non-invasif.
Lesi pada kulit bisa saja hanya terjadi pada epidermis, tapi juga bisa
hingga jaringan kulit yang lebih dalam.
Karakteristik kulit normal meliputi :
a. Warna
Warna kulit normal bervariasi antara orang yang satu dengan
lainnya, dan berkisar dari warna gading hingga cokelat gelap. Kulit
bagian tubuh yang terbuka, khususnya di kawasan yang beriklim
panas dan banyak cahaya matahari, cenderung lebih berpigmen
daripada bagian tubuh lainnya. Efek vasodilatasi yang ditimbulkan
oleh demam, sengatan matahari, dan inflamsi akan menimbulkan
bercak merah muda atau kemerahan pada kulit. Pucat merupakan
keadaan tidak adanya atau berkurangnya tonus, serta vaskularitas
kulit yang normal dan paling jelas terlihat pada konjungtiva. Warna
kebiruan pada sianosis menunjukan hipoksia selular dan mudah
terlihat pada ekstermitas, dasar kuku, bibir, serta membrane
mukosa. Ikterus, yaitu kulit yang mengunung, berhubungan
langsung dengan kenaikan kadar bilirubin serum dan sering kali
terlihat pada sclera, serta membrane mukosa.
b. Tekstur kulit
Tekstur kulit normalnya lembut dan kencang. Pajanan matahari,
proses penuaan, dan perokok berat akan membuat kulit sedikit
lembut. Normalnya kulit adalah elastic dan dapat cepat kembali
apabila dilakukan pencubitan yang sering disebut dengan turgor
kulit baik.
c. Suhu
Suhu kulit normalnya hangat, walaupun pada beberapa kondisi
pada bagian perifer seperti tangan dan telapak kaki akan teraba
dingin akibat suatu kondisi vasokontriksi.
d. Kelembapan

Pemeriksaan Ekstremitas dan Integumen 18


Secara normal kulit akan teraba kering apabila disentuh. Pada
beberapa kondisi seperti adanya peningkatan aktivitas dan pada
peningkatan kecemasan, kelembapan akan meningkat.
e. Bau busuk
Kulit normalnya bebas dari segala bau yang tidak mengenakan.
Bau yang tajam secara normal dapat ditemukan pada peningkatan
produksi keringat terutama pada area aksila dan lipat paha.

Beberapa jenis lesi pada kulit adalah sebagai berikut :


a) Lesi primer kulit.
Jenis Lesi Keterangan Gambar
Bula Lesi yang berisi cairan,
diameter >2cm (disebut juga
blister).
Disebabkan oleh keracunan
getah pohon ek (jenis pohon
yang batangnya keras),
dermatitis lvy (sejenis
tanaman menjalar), bullous
pemfigoid bulosa, luka bakar
derajat 2.
Komedo Disebabkan karena
tertutupnya duktus
pilosebaceous, eksfoliatif,
terbentuk dari sebum dan
keratin.
Komedo hitam komedo
terbuka , komedo putih
komedo tertutup.

Pemeriksaan Ekstremitas dan Integumen 19


Kista Massa semi padat atau kapsul
yang berisi cairan yang
berada dalam kulit (misalnya
jerawat).

Macula Datar, berpigmen, bentuknya


melingkar, luasnya < 1cm
(misalnya, bekas rubella).

Nodul Lesi berupa tonjolan, lebih


tinggi dari jaringan sekitar
dan lebih dalam dari pada
papula. Meluas hingga
lapisan dermal, berdiameter
0,5 2cm.
Papula Inflamasi dengan lesi naik
hingga 0,5 cm. Warnanya
bisa sama atau berbeda
dengan warna kulit.

Tumor Lesi padat, lebih tinggi dari


kulit sekitar, meluas hingga
jaringan dermal dan
subkutan.

Pemeriksaan Ekstremitas dan Integumen 20


Vesikel Permukaan kulit naik,
berbatas jelas, terisi cairan,
diameternya < 0,5cm.

b) Lesi sekunder kulit


Jenis Lesi Keterangan Gambar
Atropi Penipisan kulit pada
bagian tubuh tertentu
(misalnya proses
penuaan).

Krusta Sebum yang


mongering, eksudat
serosa, purulen, atau
sanguineous di bawah
kulit yang mengalami
erosi sehingga
muncul kepermukaan
kulit sebagai vesikel,
bula atau pustula.
Erosi Lesi berbatas tidak
tegas, kehilangan
lapisan jaringan
epidermis superficial.

Pemeriksaan Ekstremitas dan Integumen 21


Ekskoriasi/Abrasi Garukan / goresan
linear, dengan daerah
sekitarnya mengalami
abrasi. Biasanya
dilakukan oleh diri
sendiri.

Likenifikasi Lapisan kulit yang


menebal, kulit yang
tampak sering
digaruk (misalnya,
atopic dermatitis
kronis).

Fisura Belahan pada kulit


yang bertepi rata,
dapat meluas ke
lapisan dermal.

Skar Jaringan ikat yang


disebabkan oleh
trauma, inflamasi
dalam, atau
pembedahan.
Berwarna merah jika
baru terjadi, jika
sudah lama akan
tampak berwarna
lebih muda dan datar.

Pemeriksaan Ekstremitas dan Integumen 22


Ulkus Kerusakan pada
lapisan epidermal dan
dermal, dapat meluas
ke jaringan subkutan.
Biasanya sembuh
dengan menyisakan
skar.

Langkah langkah Pemeriksaan Fisik Integumen

Kulit :
1. Inspeksi
a. Lihat warna kulit klien bahwa sinar matahari. Normalnya kulit berwarna
cerah merah muda hingga kecokelatan ataupun hitam. Kulit yang tidak
terkena sinar matahari akan berwarna lebih terang, dan tampak pucat pada
orang yang tidak pernah / jarang terpapar sinar matahari.
b. Lihat adanya lesi pada kulit (primer ataupun sekunder).
c. Lihat apakah kulit klien tampak berminyak.
2. Palpasi
a. Raba permukaan kulit, rasakan kelembapannya. Normalnya kulit teraba
lembap, tetapi tidak basah.
b. Rasakan suhu pada permukaan tubuh, normalnya tubuh akan teraba
hangat.
c. Cubit sedikit pada bagian dada, atau lengan bagian dalam. Turgor kulit
akan kembali dalam waktu < 2 detik (nilai normal).
d. Untuk mengetahui adanya pitting edema, tekan perlahan pada daerah
pretibialis, dorsum pedis, atau sacrum. Jika ditemukan pitting edema, pada
area yang ditekan akan tampak bekas jari pemeriksa dan akan kembali
dengan lambat (> 2 detik).

Pemeriksaan Ekstremitas dan Integumen 23


Rambut
1. Inspeksi
a. Perhatikan penyebaran rambut di seluruh tubuh, penyebaran
rambut akan tampak lebih banyak pada pria dibandingkan wanita.
Lihat kebersihannya, catat adanya tinea kapitis, tinea korporis,
kutu, dan lain-lain. Lihat warnanya, warna rambut berbeda-beda
tergantung suku bangsanya.
2. Palpasi
a. Rasakan apakah rambut berminyak. Tarik sedikit rambut, catat
jika ada kerontokan rambut atau alopesia (rontok berlebihan).

Kuku
Kondisi kuku mencerminkan status kesehatan umum, status nutrisi,
pekerjaan, dan tingkat perawatan diri seseorang, bahkan status psikologis
juga dapat diungkapkan dari adanya bukti bukti gigitan kuku. Sebelum
mengkaji, kondisi kuku mencerminkan status kesehatan umum, status
nutrisi, pekerjaan, dan tingkat perawatan diri seseorang bahkan status
psikologis juga dapat diungkapkan dari adanya bukti bukti gigitan
kuku. Sebelum mengkaji kuku, perawat mengumpulkan riwayat singkat.
Bagian kuku yang paling dapat dilihat adalah plat kuku, lapisan
transparan sel epitel yang menutupi bantalan kuku. Vaskularitas bantalan
kuku member warna lapisan di bawah kuku. Semilunar, area putih
dibagian dasar bantalan kuku disebut lunula, yaitu merupakan dari nama
plat kuku terbentuk.
1. Inspeksi
a. Perhatikan bentuk kuku dan warna dasar kuku. Normalnya dasar
kuku berwarna merah muda cerah karena mengandung banyak
pembuluh darah.
b. Sudut normal antara kuku dengan pangkalnya adalah 160 derajat.
c. Perhatikan sekitar kuku, apakah ada lesi atau perlukaan.

Pemeriksaan Ekstremitas dan Integumen 24


2. Palpasi
a. Tekan ujung jari untuk memeriksa Capillary Refil Time (CRT)
yaitu waktu pengisian balik kapiler. Normalnya akan kembali
dalam waktu < 2 detik.

Beberapa kelainan pada kuku :


Jenis Keterangan Gambar
Jari gada Terjadi karena
(clubbing kondisi hipoksia
finger) dalam waktu yang
lama.
Sudut antara kuku
dengan dasarnya >
180 derajat.

Koilonika Bentuk kuku


(koilonychia) seperti sendok,
disebabkan karena
anemia dalam
jangka waktu yang
lama.
Paronikia Ditandai dengan
(paronychia) adanya edema pada
dasar kuku.
Diakibatkan karena
trauma atau infeksi
yang bersifat local.

Pemeriksaan Ekstremitas dan Integumen 25


Garis Beau Biasa terjadi karena
penyakit infeksi
yang kronis.
Ditandai dengan
garis transversal
pada permukaan
kuku.

Onikomikosis Terjadi karena adanya


infeksi jamur pada
kuku.

Onycholysis Proses terlepasnya


kuku karena
onikomikosis yang
tidak ditangani.

Pemeriksaan Ekstremitas dan Integumen 26


C. Anatomi dan Fisiologi Ektremitas
1. Ekstremitas Atas

Bagian gelang bahu mengikat lengan rangka aksial. Masing masing terdiri
atas scapula (bidang bahu) dan klavikula (collarbone). Skapula merupakan
tulang pipih, lebar, yang berfungsi untuk tempat melekatnya beberapa otot
yang menggerakkan lengan atas
Skapula terdiri dari beberapa bagian yaitu :
a. Fossa glenoidalis : cekungan yang membentuk sendi putar dengan
humerus
b. Spina : tonjolan panjang posterior untuk melekatnya otot
c. Prosesus Akromialis : berartikulasio dengan klavikula.

Pada saat klavikula membentuk artikulasio pada bagian lateralnya dengan


scapula dan pada bagian medial dengan manubrium sterni. Dalam posisi ini
klavikula berperan sebagai pengikat bagi scapula dan mencegah bahu bergerak
lebih jauh ke depan
Klavikula terdiri atas beberapa bagian yaitu :
. Ekstremitas Akromialis : berartikulasio dengan scapula.
a. Sternal : berarti kulasio dengan manubrium sterni

Pemeriksaan Ekstremitas dan Integumen 27


Humerus adalah tulang panjang lengan atas. Bagian humerus dengan scapula
membentuk sendi peluru. Pada bagian distal humerus dengan ulna membentuk
sendi engsel, sendi ini hanya memungkinkan gerakan pada satu bidang, yaitu
gerakan ke depan dan ke belakang tanpa gerakan ke samping
Humerus terjadi atas beberapa bagian yaitu
a. Kaput : tonjolan bundar yang berartikulasio dengan scapula
b. Fossa olekrani : cekungan oval posterior untuk prosesus olekrani ulna
c. Kapitulum : tonjolan bundar superior bersendi dengan radius
d. Troklea : permukaan konkaf yang berartikulasio dengan ulna

Tulang ulna bawah terdiri dari ulna dan radius. Radius dan ulna pada bagian
proksimal membentuk sendi putar yang memungkinkan gerakan membalik
telapak tangan ke atas dan ke bawah. Radius menyilang ulna sehingga
memungkinkan melakukan gerakan yang bervariasi. Pada agian radius terdapat
kaput, kaput ini berartikulasi dengan ulna. Sedangkan, pada bagian ulna terdiri
atas dua bagian yaitu prosesus olekrani dan insisura seminularis

Karpal merupakan tulang kecil yang terletak pada pergelangan tangan, pada
karpal terdapat sendi geser diantara ke-8 tulang. Kedepalan tulang tersebut yaitu :
a. Os skafoideum, Os triquetrum, Os trapezium,Os kapitatum, Os lunatum,
Os pisiforme, Os trapezoideum, Os homatum.
b. Karpal membentuk artikulasio dengan ujung distal radius dan ulna,dengan
ujung proksimal metacarpal.

Falang merupakan tulang yang menyusun jari jari. Ada dua buah falanges pada
ibu jari dan tiga buah jari lainnya. Diantara falanges terdapat sendi engsel
sedangkan pada ibu jari terdapat sendi karpo metakarpal yang memungkinkan ibu
jari menyilang di depan telapak tangan dan menggenggam.

Pemeriksaan Ekstremitas dan Integumen 28


2. Ekstremitas Bawah
Gelang panggul terdiri atas dua tulang koksa yang bersatu di bagian anterior
pada simfisis pubis. Posterior melekat pada sakrum kolumna vertebralis yang
membentuk sakroiliaka. Setiap koksa terdiri dari :
a. Ilium : bagian atas tulang panggul yang melebar, yang membentu sendi
sakroiliaka
b. Iskium : bagian bawah posterior
c. Pubis : bagian anteromedial. Dua os pubis membentuk pada simfisis pubis
dengan kartilago fibrosa

Pada orang dewasa koksa melekat erat yang dilekatkan oleh kartilago fibrosa
dibagian simfisis pubis. Sudut pubis dibentuk diantara kedua tulang pubis. Sudut
pubis wanita lebih besar dari pria karena digunakan sebagai jalan lahir
Asetabulum adalah soket yang membentuk sendi peluru antara femur dan
tulang pinggul. Soket yang terbentuk dibagian pelvis lebih dalam dan besar karena
persendian digunakan untuk menahan berat tubuh. Dengan hal ini maka femur
tidak mudah untuk dislokasi meskipun untuk aktivitas berat.
Bagian distal femur (kondilus) berhubungan dengan tibia dan fibula kemudian
membentuk lutut. Pada tibia terdapat malleolus medialis yang merupakan tonjolan
distal (tulang pergelangan kaki). Dibagian depan lutut ditemukan patela atau
tulang lutut. Tibia yang bisa dirasakan dipermukaan kulit, sedangkan bagian
distal tibia adalah maleolus medialis. Fibila ada dibelakang tibia. Pada fibula
terdapat malleolus medialis yang merupakan tonjolan distal lateral.
Fibula tidak membentuk sendi lutut sehingga fibula tidak berfungsi untuk
menopang seluruh berat badan, namun fibula sangat penting karena digunakan
sebagai tempat melekatnya otot dan untuk menstabilkan pergelangan kaki
Tulang tarsal adalah tujuh tulang yang membentuk tumit (kalkaneus). Tulang
ini lebih besar dan kuat daripada tulang ditelapak tangan. Pada tarsal terdapat talus
yang merupakan bagian yang berarti kulasio dengan kalkaneus dan tibia.
Metatarsal adalah lima tulang yang membentuk telapak kaki. Falangs adalah
tulang yang membentuk jari kaki

Pemeriksaan Ekstremitas dan Integumen 29


D. Pemeriksaan Fisik Ekstremitas
Suatu sistem untuk mengumpulkan data pada alat gerak pada tubuh manusia
meningkatkan efisiensi dan memperoleh hasil pemeriksaan yang aktual,
dimana ekstremitas terbagi menjadi dua bagian, yaitu :
1. Ekstremitas atas
a. Bahu
2) Atur Posisi
3) Minta klien duduk berhadapan dengan pemeriksa, berdiri atau tidur
dengan posisi supine

a. Inspeksi
1) Kulit disekitar sendi bahu, perhatikan warna dan keutuhan kulit
2) Bahu dan arah frontal, perhatikan kesimetrisan bahu kanan dan
kiri. Perhatikan ukuran dan bentuk klavikula dan spakula dari arah
anterior dan posterior
b. Palpasi
1) Sendi sternoklavikular
Mulai palpasi dari sendi sternoklavikular, kemudian bergerak
lateral sepanjang klavikula kearah sendi akromioklavikular.
Palpasi kearah bawah subakromial dan tuberkulus mayor dari
humerus. Periksa apakah daerah ini cukup lembut.

2) Tendon otot biseps dan triseps


Periksa rentang pergerakan sendi
a) Fleksi Ekstensi
Minta klien untuk mengangkat tangan keatas hingga lengan
berada di sisi telinga (fleksi). Sudut fleksi adalah 1800.
Minta klien untuk menurunkan lengan hingga melewati
garis koronal tubuh (ekstensi). Sudut ekstensi adalah 500.

b) Abduksi Adduksi

Pemeriksaan Ekstremitas dan Integumen 30


Minta klien untuk mengangkat lengan ke arah samping
tubuh semaksimal mungkin, kemudian menurunkan lengan
sejauh mungkin hingga melewati garis medial tubuh. Sudut
abduksi adalah 1800.
c. Eksternal Rotasi Internal Rotasi
Minta klien untuk mengangkat lengan ke arah samping
setinggi bahu dan menekuk siku hingga jari menghadap ke
atas, kemudian gerakkan lengan hingga ujung jari
menghadap kebawah.
Luruskan kembali. Sudut eksternal dan internal adalah 900
d. Periksa kekuatan otot-otot bahu
- Minta klien melakukan gerakan-gerakan pada point 5,
tetapi beri tahanan pada saat klien bergerak. Nilailah
kekuatan otot dengan menggunakan standar skala 0-5.

b. Siku
1. Inspeksi
a) Dukung lengan klien dengan tangan non dominan
b) Inspeksi aspek lateral dan medial siku. Perhatikan kesimetrisan
kedua siku dan kulit pada area siku.
2. Palpasi
a) Aspek lateral dan medial prosesus olekranon
b) Otot biseps brachi dan triseps brachi untuk mengetahui tonus
dan massa otot
c) Arteri Brachialis
- Minta klien untuk meluruskan siku
- Palpasi arteri brachialis pada area superior fossa antecubiti.
Catat irama, amplitudo, frekuensi dan kesimetrisan pada
kedua lengan.
- Periksa rentang pergerakan sendi
d) Fleksi Ekstensi

Pemeriksaan Ekstremitas dan Integumen 31


Minta klien untuk menekuk siku semaksimal mungkin dan
meluruskan kembali. Sudut fleksi siku adalah 1600 dan sudut
ekstensi adalah 180/00.
e) Pronasi supinasi
- Minta klien untuk meletakkan kedua lengan diatas paha
dengan siku fleksi.
- Minta klien menghadapkan telapak tangan ke arah atas
kemudian ke arah bawah. Sudut pronasi dan supinasi
adalah 900.
f) Periksa kekuatan otot
- Minta klien untuk melakukan fleksi siku dan beri tahanan
- Lakukan prosedur yang sama untuk gerakan ekstensi
- Nilai kekuatan otot dengan menggunakan skala 0-5
g) Periksa refleks
- Refleks Biseps
Minta klien duduk dengan relaks dan meletakkan kedua
telapak tangan diatas paha
Dukung lengan bagian bawah dengan tangan non dominan
Letakkan telunjuk tangan non dominan diatas tendon biseps
Pukulkan refleks hammer diatas telunjuk. Observasi
kontraksi otot biseps (fleksi siku)

- Refleks Triseps

Pemeriksaan Ekstremitas dan Integumen 32


Dengan posisi yang sama denga point a, pukulkan refleks
hammer pada prosesus olekranon. Observasi kontraksi otot
triseps (ekstensi siku)

c. Pergelangan Tangan Dan Telapak Tangan

1. Inspeksi

1) Pergelangan tangan dan punggung tangan


2) Perhatikan warna kulit dan kesimetrisan kedua pergelangan
tangan. Perhatikan adanya bengkak dan deformitas
3) Telapak tangan
Perhatikan warna kulit dan penonjolan pada daerah proksimal
ibu jari
2. Palpasi
a) Pergelangan tangan dan telapak tangan untuk mengetahui
tekstur dan suhu area tersebut. Pada keadaan normal suhu
dikedua area sama

b) Sendi pergelangan tangan dan jari-jari tangan


Gerakan kedua ibu jari pemeriksa dikedua sisi pergelangan
tangan klien dan periksa struktur pada sendi
Turunkan kedua ibu jari ke arah jari-jari klien, periksa
struktur pada sendi interfalangeus

c) Otot-otot yang menggerakkan pergelangan tangan jari-jari

Pemeriksaan Ekstremitas dan Integumen 33


Palpasi otot disisi anterior dan posterior lengan bawah
klien untuk mengetahui tonus otot.
Arteri Radialis
Letakkan 3 jari diatas arteri radialis dan perhatikan
kecepatan, frekuensi, irama, amplitudo dan kesimetrisan
pada kedua lengan

d) Periksa rentang pergerakan sendi


1) Fleksi Ekstensi pergelangan tangan
Minta klien untuk menekuk telapak tangan ke arah atas dan
kemudian kearah bawah. Sudut fleksi siku adalah 900 dan
sudut ekstensi adalah 700.
- Radial dan Ulnar deviasi

Minta klien untuk menekuk telapak tangan kearah sisi ibu


jari, kemudian kearah sisi jari kelingking (medial dan
lateral). Sudut radial deviasi adalah 200 dan sudut ulnar
deviasi adalah 550.
2. Fleksi Ekstensi jari-jari tangan
Minta klien untuk menekuk jari-jari tangan kearah bawah,
kemudian kearah atas sejauh mungkin. Sudut fleksi adalah 900
dan sudut ekstensi adalah 300.
3. Abduksi dan adduksi jari-jari tangan
Minta klien untuk merenggangkan jari-jari tangan dan
kemudian merapatkannya kembali. Sudut abduksi dan adduksi
adalah 200.
4. Radial dan Ulnar deviasi ibu jari
Minta klien untuk menggerakkan ibu jari ke arah medial dan
kemudian kearah lateral
5. Oposisi

Pemeriksaan Ekstremitas dan Integumen 34


Minta klien untuk menyentuhkan ujung ibu jari dengan ujung
jari lainnya secara bergantian. Perhatikan kemudahan bergerak

e) Periksa kekuatan otot


1) Pergelangan tangan
Letakkan lengan bawah klien diatas meja dengan telapak
tangan menghadap keatas. Minta klien untuk melakukan
gerakan fleksi telapak tangan dengan melawan tahanan.
- Jari-jari
Minta klien untuk merenggangkan jari-jari dengan melawan
tahanan.
- Periksa refleks brachioradialis
Minta klien duduk dan meletakkan telapak tangan
diatas paha dengan posisi pronasi.
Pukulkan refleks hammer diatas tendon (kira-kira 2-3
inchi dari pergelangan tangan). Observasi gerakan fleksi
dan supinasi telapak tangan.

2. Ekstremitas bawah
a. Panggul
Beri posisi. Minta klien untuk tidur pada posisi supine
1) Inspeksi
Posisi panggul dan kaki

Pemeriksaan Ekstremitas dan Integumen 35


Bandingkan kesimetrisan kedua panggul
Kulit diarea panggul. Perhatikan warna kulit dan keutuhan kulit
diarea tersebut
2) Palpasi
a) Sendi panggul
Letakkan telapak tangan pada Krista iliaka diaspek lateral dan
palpasi
b) Otot-otot disekitar panggul
Palpasi otot dan illiopsoas untuk mengetahui tonus otot
c) Arteri Femoralis
Minta klien untuk tidur dengan kedua tungkai pada posisi
eksternal rotasi
Palpasi arteri femoralis untuk mengetahui kecepatan,
irama, amplitudo dan kesimetrisan
d) Periksa rentang pergerakan sendi
- Fleksi Ekstensi
Naikkan tungkai ke arah atas dengan lutut ekstensi,
kemudian turunkan kembali. Sudut fleksi dengan lutut
ekstensi adalah 200.
Naikkan tungkai ke arah atas mendekati abdomen
dengan lutut fleksi, kemudian turunkan kembali. Sudut
fleksi dengan lutut fleksi adalah 1200.
Lakukan pemeriksaan pada kedua tungkai
- Eksternal Internal rotasi
Tekuk lutut, gerakkan lutut mendekati dan kemudian
menjauhi garis medial tubuh. Sudut internal rotasi
adalah 400 dan sudut eksternal rotasi adalah 450.
- Abduksi Adduksi
Gerakkan tungkai kearah samping menjauhi garis
tengah tubuh dan kemudian gerakkan kearah medial

Pemeriksaan Ekstremitas dan Integumen 36


sampai melewati garis tengah tubuh sejauh mungkin.
Sudut abduksi adalah 450 dan sudut adduksi adalah 300.

- Hiperekstensi
Minta klien tidur dengan posisi prone
Dengan lutut ekstensi, naikkan tungkai ke arah belakang
sampai atas sejauh mungkin. Sudut hiperekstensi adalah
150.
Lakukan pemeriksaan pada kedua tungkai

e) Periksa kekuatan otot-otot panggul


1) Bantu klien kembali ke posisi semula
2) Minta klien melakukan gerakan fleksi dengan melawan
tahanan
3) Minta klien melakukan gerakan abduksi dan adduksi
dengan melawan tahanan

b. Lutut
Beri posisi . Minta klien untuk duduk dengan kedua tungkai
bawah menggantung
1. Inspeksi
Warna kulit dan struktur lutut
Warna kulit harus sama dengan dibagian tubuh lain,
patella harus berada ditengah dengan kedua sisi cekung
Otot quadrisep dari aspek anterior
Observasi bentuk dan ukuran otot
Struktur dan bentuk lutut pada saat klien berdiri. Lutut
harus sejajar dengan paha dan tumit
2. Palpasi

Pemeriksaan Ekstremitas dan Integumen 37


1) Struktur otot dan jaringan pendukung
2) Palpasi otot untuk mengetahui tonus dan massa otot

a) Sendi Tibiofemoralis
Palpasi dengan menggunakan ibu jari disepanjang sisi
tibia ke arah atas hingga memutari patella ke arah luar
b) Arteri poplitea
- Minta klien untuk tidur dengan posisi prone
- Naikkan tungkai bawah hingga lutut fleksi
- Palpasi arteri poplitea untuk mengetahui kecepatan,
irama, amplitudo dan kesimetrisan pada kedua
tungkai
3) Periksa rentang pergerakan sendi
a) Fleksi Ekstensi
Minta klien untuk tidur dengan posisi supine
Tekuk lutut dan naikkan tungkai hingga mendekati
abdomen, kemudian luruskan kembali. Sudut fleksi lutut
adalah 1200.
Lakukan pemeriksaan pada kedua tungkai
4) Periksa kekuatan otot lutut
Minta klien untuk melakukan gerakan fleksi lutut dengan
melawan tahanan. Nilai kekuatan otot dengan menggunakan
skala 0-5.

5) Periksa refleks patella


Minta klien duduk dengan kaki menggantung
Palpasi lokasi tendon platella (arah anterior dari patella).
Pukulkan refleks hammer pada tendon. Observasi ekstensi
tungkai bawah dan kontraksi otot quadrisep.

Pemeriksaan Ekstremitas dan Integumen 38


3. Pergelangan Kaki Dan Telapak Kaki
Beri posisi. Minta klien untuk tidur denga posisi supine
a. Inspeksi
Kulit untuk mengetahui warna dan integritas kulit
Struktur dan posisi pergelangan dan telapak kaki. Observasi
kesejajaran telapak kaki, tumit dan tungkai
b. Palpasi
1) Sendi pergelangan kaki
Pegang telapak kaki dengan 2 tangan
Palpasi aspek inferior dan lateral dari tumit
2) Tendon achilles
Palpasi tendon achilles mulai dari os. Calcaneus ke arah atas
untuk mengetahui struktur sendi dan adanya nyeri
3) Sendi metatarsofalangeus
Palpasi mulai dari bawah mata kaki ke arah jari-jari kaki
untuk mengetahui struktur dan adanya nyeri
4) Sendi interfalangeus
Palpasi dari sisi kanan dan kiri telapak kaki. Untuk
mengetahui struktur sendi dan adanya nyeri
5) Arteri dorsalis pedis
Minta klien untuk menekuk lutut

Pemeriksaan Ekstremitas dan Integumen 39


Palpasi arteri dorsalis pedis untuk mengetahui kecepatan,
irama, amplitudo dan kesimetrisan pada kedua tungkai
c. Periksa rentang pergerakan sendi
Dorsifleksi Plantarfleksi
- Minta klien duduk dengan kedua kaki tergantung
- Minta klien untuk menekuk telapak kaki ke arah atas dan
kemudian ke arah bawah. Sudut dorsifleksi adalah 200 dan
sudut plantarfleksi adalah 450.
Inversi Eversi
- Minta klien untuk menekuk telapak kaki ke arah samping
hingga telapak kaki menghadap ke arah medial tubuh.
Sudut normal inversi adalah 300.
- Minta klien untuk menekuk telapak kaki ke arah samping
hingga telapak kaki menghadap ke arah lateral. Sudut eversi
adalah 200.
Fleksi Ekstensi jari-jari kaki
- Minta klien menekuk jari-jari ke arah bawah, kemudian
meluruskan kembali
d. Periksa kekuatan otot
1) Otot-otot tumit
Minta klien melakukan gerakan plantarfleksi dan
dorsifleksi dengan melawan tahanan. Nilai kekuatan otot
dengan menggunakan skala 0-5.
2) Otot jari-jari kaki
Minta klien melakukan gerakan fleksi dan ekstensi jari-jari
dengan melawan tahanan.
3) Periksa Tendon Achilles
Pegang telapak kaki dengan tangan non dominan
Pukul tendon Achilles dengan menggunakan bagian lebar
refleks hammer
Observasi plantar fleksi telapak kaki

Pemeriksaan Ekstremitas dan Integumen 40


Pemeriksaan Ekstremitas dan Integumen 41
KEMENTERIAN KESEHATAN RI

POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM JURUSAN KEPERAWATAN

CHECKLIST PEMERIKSAAN SISTEM INTEGUMEN

Nama Mahasiswa : .

NIM : .

Nilai
Aspek yang Dinilai 0 1 2
A. Definisi :
Pemeriksaan fisik pada kulit, rambut
dan kuku adalah inspeksi dan palpasi.
Sistem integument meliputi kulit,
rambut, dan kuku. Sistem ini berfungsi
memberikan proteksi eksternal bagi
tubuh, membantu dalam proses
pengaturan suhu tubuh, sebagai sensor
nyeri, dan indera peraba.

B. Tujuan :
1. Mengetahui kondisi kuku dan kulit
2. Mengetahui perubahan oksigenasi,
sirkulasi, kerusakan jaringan
setempat dan hidrasi
Prosedur Pelaksanaan
A. Tahap Pre Interaksi
1. Persiapan Pasien :
a. Memperkenalkan diri
b. Bina hubungan saling percaya
c. Meminta pengunjung atau
keluarga meninggalkan ruangan
d. Menjelaskan tujuan

Pemeriksaan Ekstremitas dan Integumen 42


e. Menjelasakan langkah prosedur
yang akan dilakukan
f. Menyepakati waktu yang akan
digunakan
2. Persiapan Alat dan Bahan :
a. Pencahayaan yang cukup/lampu
b. Sarung tangan (untuk lesi basah
atau berair)
3. Persiapan Lingkungan
a. Sampiran

B. Tahap Orientasi
1. Memberi salam, panggil klien
dengan panggilan yang disenangi
2. Memperkenalkan nama perawat
3. Jelaskan prosedur dan tujuan
tindakan pada klien atau keluarga
4. Menjelaskan tentang kerahasiaan

C. Tahap Kerja
Kulit :
1. Inspeksi
a. Lihat warna kulit klien bahwa sinar
matahari. Normalnya kulit berwarna cerah
merah muda hingga kecokelatan ataupun
hitam. Kulit yang tidak terkena sinar
matahari akan berwarna lebih terang, dan
tampak pucat pada orang yang tidak
pernah / jarang terpapar sinar matahari.
b. Lihat adanya lesi pada kulit (primer
ataupun sekunder).

Pemeriksaan Ekstremitas dan Integumen 43


c. Lihat apakah kulit klien tampak
berminyak.
2. Palpasi
a. Raba permukaan kulit, rasakan
kelembapannya. Normalnya kulit teraba
lembap, tetapi tidak basah.
b. Rasakan suhu pada permukaan tubuh,
normalnya tubuh akan teraba hangat.
c. Cubit sedikit pada bagian dada, atau
lengan bagian dalam. Turgor kulit akan
kembali dalam waktu < 2 detik (nilai
normal).
d. Untuk mengetahui adanya pitting edema,
tekan perlahan pada daerah pretibialis,
dorsum pedis, atau sacrum. Jika
ditemukan pitting edema, pada area yang
ditekan akan tampak bekas jari pemeriksa
dan akan kembali dengan lambat (> 2
detik).

Rambut
1. Inspeksi
a. Perhatikan penyebaran rambut di seluruh
tubuh, penyebaran rambut akan tampak
lebih banyak pada pria dibandingkan
wanita. Lihat kebersihannya, catat
adanya tinea kapitis, tinea korporis,
kutu, dan lain-lain. Lihat warnanya,
warna rambut berbeda-beda tergantung
suku bangsanya.
b.

Pemeriksaan Ekstremitas dan Integumen 44


2. Palpasi
a. Rasakan apakah rambut berminyak.
Tarik sedikit rambut, catat jika ada
kerontokan rambut atau alopesia (rontok
berlebihan).

Kuku
1. Inspeksi
a. Perhatikan bentuk kuku dan warna dasar
kuku. Normalnya dasar kuku berwarna
merah muda cerah karena mengandung
banyak pembuluh darah.
b. Sudut normal antara kuku dengan
pangkalnya adalah 160 derajat.
c. Perhatikan sekitar kuku, apakah ada lesi
atau perlukaan.

2. Palpasi
a. Tekan ujung jari untuk memeriksa
Capillary Refil Time (CRT) yaitu waktu
pengisian balik kapiler. Normalnya akan
kembali dalam waktu < 2 detik.

D. Tahap Terminasi
1. Menanyakan pada klien apa yang
dirasakan setelah dilakukan kegiatan
2. Menyimpulkan hasil prosedur yang
dilakukan
3. Melakukan kontrak untuk tindakan
selanjutnya

Pemeriksaan Ekstremitas dan Integumen 45


4. Berikan reinforcement sesuai dengan
kemampuan klien

E. Tahap Dokumentasi
Catat seluruh hasil tindakan dalam
catatan keperawatan

Keterangan :

0 = Tidak dikerjakan

1 = Dikerjakan tidak lengkap/tidak sempurna

2 = Dikerjakan dengan benar/sempurna

Penguji Praktek

()

Pemeriksaan Ekstremitas dan Integumen 46


KEMENTERIAN KESEHATAN RI

POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM JURUSAN KEPERAWATAN

CHECKLIST PEMERIKSAAN EKSTREMITAS ATAS DAN BAWAH

Nama Mahasiswa : .

NIM : .

NILAI
ASPEK YANG DINILAI
0 1 2
PENGERTIAN:
Suatu sistem untuk mengumpulkan data pada alat gerak pada tubuh
manusia meningkatkan efisiensi dan memperoleh hasil pemeriksaan
yang aktual, dimana ekstremitas terbagi menjadi dua bagian, yaitu
Ekstremitas Atas dan Ekstremitas Bawah
TUJUAN:
Mengetahui data-data klien yang terkait
1. Panggul
2. Lutut
3. Pergelangan kaki
4. Telapak kaki
INDIKASI:
Lihat dan amati setiap bagian tersebut, lakukan pengobatan bila terjadi
gangguan terhadap:
1. Panggul
2. Lutut
3. Pergelangan kaki dan
4. Telapak kaki
KONTRAINDIKASI:
Hindari benturan-benturan yang keras.
PERSIAPAN:
1. Persiapan Alat Dan Bahan
a. Reflek hamer
b. Senter
2. Persiapan Pasien
a. Memperkenalkan diri
b. Menjelaskan tujuan

Pemeriksaan Ekstremitas dan Integumen 47


c. Menjelaskan langkah prosedur yang akan dilakukan
d. Mengatur posisi klien
3. Persiapan Lingkungan
a. Memasang sampiran
b. Menutup jendela/pintu
TAHAP PRE-INTERAKSI
1. Cuci tangan.
2. Siapkan alat dan bahan
3. Mengecek kembali data klien.
TAHAP ORIENTASI
1. Memberi salam, panggil klien dengan panggilan yang
disenangi.
2. Memperkenalkan nama perawat.
3. Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan pada klien atau keluarga
klien.
TAHAP KERJA
Mulailah pemeriksaan dari ekstremitas atas terlebih dahulu, kemudian
dilanjutkan dengan ekstremitas bawah. Untuk tiap bagian, lakukan
terlebih dahulu pemeriksaan dengan cara inspeksi,kemudian palpasi,
pemeriksan rentang pergerakan sendi, kekuatan otot dan diakhiri
dengan pemeriksaan refleks. Lakukan urutan langkah-langkah berikut
ini :

EKSTREMITAS ATAS
1. Bahu
a. Atur Posisi
Minta klien duduk berhadapan dengan pemeriksa,
berdiri atau tidur dengan posisi supine
b. Inspeksi
Kulit disekitar sendi bahu, perhatikan warna dan
keutuhan kulit

Bahu dan arah frontal, perhatikan kesimetrisan bahu


kanan dan kiri. Perhatikan ukuran dan bentuk

Pemeriksaan Ekstremitas dan Integumen 48


klavikula dan spakula dari arah anterior dan posterior
c. Palpasi
3) Sendi sternoklavikular
Mulai palpasi dari sendi sternoklavikular, kemudian
bergerak lateral sepanjang klavikula kearah sendi
akromioklavikular.
Palpasi kearah bawah subakromial dan tuberkulus
mayor dari humerus. Periksa apakah daerah ini
cukup lembut.
4) Tendon otot biseps dan triseps
d. Periksa rentang pergerakan sendi
a) Fleksi Ekstensi
Minta klien untuk mengangkat tangan keatas
hingga lengan berada di sisi telinga (fleksi).
Sudut fleksi adalah 1800.
Minta klien untuk menurunkan lengan hingga
melewati garis koronal tubuh (ekstensi). Sudut
ekstensi adalah 500.
b) Abduksi Adduksi
Minta klien untuk mengangkat lengan ke arah
samping tubuh semaksimal mungkin, kemudian
menurunkan lengan sejauh mungkin hingga
melewati garis medial tubuh. Sudut abduksi
adalah 1800.
5) Eksternal Rotasi Internal Rotasi
Minta klien untuk mengangkat lengan ke arah
samping setinggi bahu dan menekuk siku hingga
jari menghadap ke atas, kemudian gerakkan
lengan hingga ujung jari menghadap kebawah.
Luruskan kembali. Sudut eksternal dan internal

Pemeriksaan Ekstremitas dan Integumen 49


adalah 900.

6) Periksa kekuatan otot-otot bahu


Minta klien melakukan gerakan-gerakan pada
point 5, tetapi beri tahanan pada saat klien
bergerak. Nilailah kekuatan otot dengan
menggunakan standar skala 0-5.
6. Siku
a. Inspeksi
Dukung lengan klien dengan tangan non
dominan
Inspeksi aspek lateral dan medial siku.
Perhatikan kesimetrisan kedua siku dan kulit
pada area siku.
c. Palpasi
Aspek lateral dan medial prosesus olekranon
Otot biseps brachi dan triseps brachi untuk
mengetahui tonus dan massa otot
Arteri Brachialis
Minta klien untuk meluruskan siku
Palpasi arteri brachialis pada area superior fossa
antecubiti. Catat irama, amplitudo, frekuensi
dan kesimetrisan pada kedua lengan.
d. Periksa rentang pergerakan sendi
a) Fleksi Ekstensi
Minta klien untuk menekuk siku semaksimal
mungkin dan meluruskan kembali. Sudut fleksi
siku adalah 1600 dan sudut ekstensi adalah
180/00.
b) Pronasi supinasi

Pemeriksaan Ekstremitas dan Integumen 50


Minta klien untuk meletakkan kedua lengan
diatas paha dengan siku fleksi.
Minta klien menghadapkan telapak tangan ke
arah atas kemudian ke arah bawah. Sudut
pronasi dan supinasi adalah 900.
e. Periksa kekuatan otot
Minta klien untuk melakukan fleksi siku dan beri
tahanan
Lakukan prosedur yang sama untuk gerakan
ekstensi
Nilai kekuatan otot dengan menggunakan skala 0-5
f. Periksa refleks
1) Refleks Biseps
Minta klien duduk dengan relaks dan
meletakkan kedua telapak tangan diatas paha
Dukung lengan bagian bawah dengan tangan
non dominan
Letakkan telunjuk tangan non dominan diatas
tendon biseps
Pukulkan refleks hammer diatas telunjuk.
Observasi kontraksi otot biseps (fleksi siku)

2) Refleks Triseps
Dengan posisi yang sama denga point a,
pukulkan refleks hammer pada prosesus
olekranon. Observasi kontraksi otot triseps

Pemeriksaan Ekstremitas dan Integumen 51


(ekstensi siku)

7. Pergelangan Tangan Dan Telapak Tangan

a. Inspeksi

Pergelangan tangan dan punggung tangan

Perhatikan warna kulit dan kesimetrisan kedua


pergelangan tangan. Perhatikan adanya bengkak
dan deformitas
Telapak tangan
Perhatikan warna kulit dan penonjolan pada
daerah proksimal ibu jari
b. Palpasi

f) Pergelangan tangan dan telapak tangan untuk


mengetahui tekstur dan suhu area tersebut. Pada
keadaan normal suhu dikedua area sama
g) Sendi pergelangan tangan dan jari-jari tangan
Gerakan kedua ibu jari pemeriksa dikedua sisi
pergelangan tangan klien dan periksa struktur
pada sendi
Turunkan kedua ibu jari ke arah jari-jari klien,
periksa struktur pada sendi interfalangeus
h) Otot-otot yang menggerakkan pergelangan
tangan jari-jari
Palpasi otot disisi anterior dan posterior

Pemeriksaan Ekstremitas dan Integumen 52


lengan bawah klien untuk mengetahui tonus
otot.
Arteri Radialis
Letakkan 3 jari diatas arteri radialis dan
perhatikan kecepatan, frekuensi, irama,
amplitudo dan kesimetrisan pada kedua
lengan
c. Periksa rentang pergerakan sendi
a) Fleksi Ekstensi pergelangan tangan
Minta klien untuk menekuk telapak tangan ke
arah atas dan kemudian kearah bawah. Sudut
fleksi siku adalah 900 dan sudut ekstensi adalah
700.
b) Radial dan Ulnar deviasi
Minta klien untuk menekuk telapak tangan kearah
sisi ibu jari, kemudian kearah sisi jari kelingking
(medial dan lateral). Sudut radial deviasi adalah 200
dan sudut ulnar deviasi adalah 550.

3) Fleksi Ekstensi jari-jari tangan


Minta klien untuk menekuk jari-jari tangan kearah
bawah, kemudian kearah atas sejauh mungkin.
Sudut fleksi adalah 900 dan sudut ekstensi adalah
300.
4) Abduksi dan adduksi jari-jari tangan
Minta klien untuk merenggangkan jari-jari tangan
dan kemudian merapatkannya kembali. Sudut
abduksi dan adduksi adalah 200.
5) Radial dan Ulnar deviasi ibu jari
Minta klien untuk menggerakkan ibu jari ke arah
medial dan kemudian kearah lateral
6) Oposisi
Minta klien untuk menyentuhkan ujung ibu jari
dengan ujung jari lainnya secara bergantian.
Perhatikan kemudahan bergerak
d. Periksa kekuatan otot

a) Pergelangan tangan

Letakkan lengan bawah klien diatas meja dengan


telapak tangan menghadap keatas. Minta klien

Pemeriksaan Ekstremitas dan Integumen 53


untuk melakukan gerakan fleksi telapak tangan
dengan melawan tahanan.

b) Jari-jari
Minta klien untuk merenggangkan jari-jari dengan
melawan tahanan.
e. Periksa refleks brachioradialis

Minta klien duduk dan meletakkan telapak tangan


diatas paha dengan posisi pronasi.

Pukulkan refleks hammer diatas tendon (kira-kira 2-


3 inchi dari pergelangan tangan). Observasi gerakan
fleksi dan supinasi telapak tangan.

EKSTREMITAS BAWAH

1. PANGGUL
Beri posisi
Minta klien untuk tidur pada posisi supine
1) Inspeksi
Posisi panggul dan kaki
Bandingkan kesimetrisan kedua panggul
Kulit diarea panggul. Perhatikan warna kulit dan
keutuhan kulit diarea tersebut

Pemeriksaan Ekstremitas dan Integumen 54


2) Palpasi
a) Sendi panggul
Letakkan telapak tangan pada Krista iliaka diaspek
lateral dan palpasi
b) Otot-otot disekitar panggul
Palpasi otot dan illiopsoas untuk mengetahui tonus
otot
c) Arteri Femoralis
Minta klien untuk tidur dengan kedua tungkai
pada posisi eksternal rotasi
Palpasi arteri femoralis untuk mengetahui
kecepatan, irama, amplitudo dan kesimetrisan

3) Periksa rentang pergerakan sendi


1) Fleksi Ekstensi
Naikkan tungkai ke arah atas dengan lutut
ekstensi, kemudian turunkan kembali. Sudut
fleksi dengan lutut ekstensi adalah 200.
Naikkan tungkai ke arah atas mendekati
abdomen dengan lutut fleksi, kemudian
turunkan kembali. Sudut fleksi dengan lutut
fleksi adalah 1200.
Lakukan pemeriksaan pada kedua tungkai
2) Eksternal Internal rotasi
Tekuk lutut, gerakkan lutut mendekati dan
kemudian menjauhi garis medial tubuh. Sudut
internal rotasi adalah 400 dan sudut eksternal
rotasi adalah 450.
3) Abduksi Adduksi
Gerakkan tungkai kearah samping menjauhi
garis tengah tubuh dan kemudian gerakkan

Pemeriksaan Ekstremitas dan Integumen 55


kearah medial sampai melewati garis tengah
tubuh sejauh mungkin. Sudut abduksi adalah
450 dan sudut adduksi adalah 300.
4) Hiperekstensi
Minta klien tidur dengan posisi prone
Dengan lutut ekstensi, naikkan tungkai ke arah
belakang atas sejauh mungkin. Sudut
hiperekstensi adalah 150.
Lakukan pemeriksaan pada kedua tungkai

4) Periksa kekuatan otot-otot panggul


Bantu klien kembali ke posisi semula
Minta klien melakukan gerakan fleksi dengan
melawan tahanan
Minta klien melakukan gerakan abduksi dan adduksi
dengan melawan tahanan
2. Lutut
Beri posisi
Minta klien untuk duduk dengan kedua tungkai bawah
menggantung
a. Inspeksi
Warna kulit dan struktur lutut
Warna kulit harus sama dengan dibagian tubuh
lain, patella harus berada ditengah dengan kedua
sisi cekung
Otot quadrisep dari aspek anterior
Observasi bentuk dan ukuran otot
Struktur dan bentuk lutut pada saat klien berdiri.
Lutut harus sejajar dengan paha dan tumit
b. Palpasi
Struktur otot dan jaringan pendukung

Pemeriksaan Ekstremitas dan Integumen 56


Palpasi otot untuk mengetahui tonus dan massa
otot
1) Sendi Tibiofemoralis
Palpasi dengan menggunakan ibu jari disepanjang
sisi tibia ke arah atas hingga memutari patella ke
arah luar
2) Arteri poplitea
Minta klien untuk tidur dengan posisi prone
Naikkan tungkai bawah hingga lutut fleksi
Palpasi arteri poplitea untuk mengetahui
kecepatan, irama, amplitudo dan kesimetrisan
pada kedua tungkai
c. Periksa rentang pergerakan sendi
1) Fleksi Ekstensi
Minta klien untuk tidur dengan posisi supine
Tekuk lutut dan naikkan tungkai hingga
mendekati abdomen, kemudian luruskan
kembali. Sudut fleksi lutut adalah 1200.
Lakukan pemeriksaan pada kedua tungkai
d. Periksa kekuatan otot lutut
Minta klien untuk melakukan gerakan fleksi lutut
dengan melawan tahanan. Nilai kekuatan otot dengan
menggunakan skala 0-5.
e. Periksa refleks patella
Minta klien duduk dengan kaki menggantung
Palpasi lokasi tendon platella (arah anterior dari
patella).
Pukulkan refleks hammer pada tendon.
Observasi ekstensi tungkai bawah dan kontraksi
otot quadrisep.

Pemeriksaan Ekstremitas dan Integumen 57


3. Pergelangan Kaki Dan Telapak Kaki
Beri posisi
Minta klien untuk tidur denga posisi supine
a. Inspeksi
Kulit untuk mengetahui warna dan integritas kulit
Struktur dan posisi pergelangan dan telapak kaki.
Observasi kesejajaran telapak kaki, tumit dan tungkai
b. Palpasi
6) Sendi pergelangan kaki
Pegang telapak kaki dengan 2 tangan
Palpasi aspek inferior dan lateral dari tumit
7) Tendon achilles
Palpasi tendon achilles mulai dari os. Calcaneus ke
arah atas untuk mengetahui struktur sendi dan
adanya nyeri
8) Sendi metatarsofalangeus
Palpasi mulai dari bawah mata kaki ke arah jari-
jari kaki untuk mengetahui struktur dan adanya
nyeri
9) Sendi interfalangeus
Palpasi dari sisi kanan dan kiri telapak kaki. Untuk
mengetahui struktur sendi dan adanya nyeri
10) Arteri dorsalis pedis
Minta klien untuk menekuk lutut
Palpasi arteri dorsalis pedis untuk mengetahui
kecepatan, irama, amplitudo dan kesimetrisan pada
kedua tungkai

Pemeriksaan Ekstremitas dan Integumen 58


c. Periksa rentang pergerakan sendi
1) Dorsifleksi Plantarfleksi
Minta klien duduk dengan kedua kaki
tergantung
Minta klien untuk menekuk telapak kaki ke
arah atas dan kemudian ke arah bawah. Sudut
dorsifleksi adalah 200 dan sudut plantarfleksi
adalah 450.

2) Inversi Eversi
- Minta klien untuk menekuk telapak kaki ke arah
samping hingga telapak kaki menghadap ke arah
medial tubuh. Sudut normal inversi adalah 300.
- Minta klien untuk menekuk telapak kaki ke arah
samping hingga telapak kaki menghadap ke arah
lateral. Sudut eversi adalah 200.
3) Fleksi Ekstensi jari-jari kaki
- Minta klien menekuk jari-jari ke arah bawah,
kemudian meluruskan kembali
d. Periksa kekuatan otot
1) Otot-otot tumit
Minta klien melakukan gerakan plantarfleksi dan
dorsifleksi dengan melawan tahanan. Nilai kekuatan otot
dengan menggunakan skala 0-5.
2) Otot jari-jari kaki
Minta klien melakukan gerakan fleksi dan ekstensi jari-
jari dengan melawan tahanan.
3) Periksa Tendon Achilles
Pegang telapak kaki dengan tangan non dominan
Pukul tendon Achilles dengan menggunakan bagian
lebar refleks hammer
Observasi plantar fleksi telapak kaki

Pemeriksaan Ekstremitas dan Integumen 59


TAHAP TERMINASI
1. Evaluasi perasaan klien
2. Lakukan kontrak waktu untuk kegiatan selanjutnya
3. Cuci tangan
DOKUMENTASI
Catat hasil tindakan yang telah dilakukan dalam catatan keperawatan.

Keterangan:

0 = tidak dilakukan sama sekali

1 = dilakukan tidak sepenuhnya dan dengan bantuan

2 = dilakukan sepenuhnya tanpa bantuan

Pemeriksaan Ekstremitas dan Integumen 60


BAB III
PENUTUP
d) Kesimpulan
Pemeriksaan fisik pada sistem integumen meliputi kulit , rambut dan kuku.
Pemeriksaan yang dilakukan adalah dengan cara Inspeksi dan palpasi. Pada
pemeriksaan fisik kulit hal yang dikaji adalah pada warna, kelembapan,
tekstur kulit, suhu, dan bau busuk. Kalau pada pemeriksaan fisik rambut
meliputi pemeriksaan pada warna,kebersihan, distribusi, dan tekstur.
Sedangkan pemeriksaan pada kuku meliputi pemeriksaan pada warna ,
bentuk kuku, sudut kuku dan Capillary Refill Time. Sedangkan pemeriksaan
fisik pada ekstremitas yaitu suatu sistem untuk mengumpulkan data pada alat
gerak pada tubuh manusia meningkatkan efisiensi dan memperoleh hasil
pemeriksaan yang aktual, dimana ekstremitas terbagi menjadi dua bagian,
yaitu Ekstremitas Atas dan Ekstremitas Bawah.
e) Saran
Makalah ini disusun untuk memudahkan proses belajar mengajar, baik
sebagai materi bimbingan klinik maupun sebagai materi ajar pada mata
kuliah Sistem Integumen. Setelah mengetahui tentang cara pemeriksaan fisik
pada sistem integumen diharapkan agar kita sebagai perawat dapat
melakukan pemeriksaan fisik pada Sistem Integumen dengan baik dan benar.

Pemeriksaan Ekstremitas dan Integumen 61


DAFTAR PUSTAKA

Arif Muttaqin, Kumala Sari. 2011. Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem


Integumen. Jakarta : Salemba Medika

Debora, Oda. 2011. Proses Keperawatan dan Pemeriksaan Fisik. Malang :


Salemba Medika

Potter, Patricia A. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC

Potter, Patricia A. 2010. Fundamental Keperawatan Edisi 7 Buku 2. Jakarta :


Salemba Medika

Syaifuiddin.2010. Anatomi dan Fisiologi : Kurikulum berbasis Kompetensi untuk


Keperawatan dan Kebidanan, Edisi 4. Jakarta ; EGC

Pemeriksaan Ekstremitas dan Integumen 62

Anda mungkin juga menyukai