PENDAHULUAN
1.2 TUJUAN
1.2.1 Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah menyelesaikan blok ini mahasiswa mampu untuk memberikan asuhan
keperawatan pada pasien dengan gangguan system Integumen.
1.2.2 Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
1. Mampu menjelaskan anatomi, fisiologi, fisika, kimia dan biokimia system
Integumen
2. Mampu menjelaskan patofisiologi system Integumen (kasus-kasus yang sering
terjadi pada berbagai tingkat usia di aerah, nasional, regional, dan internasional)
3. Mampu melakukan pengkajian system Integumen
4. Mampu merumuskan masalah pada berbagai kasus gangguan system Integumen
5. Mampu menetapkan perencanaan, implementasi dan evaluasi pada berbagai kasus
gangguan system Integumen
6. Mampu mendokumentasikan berbagai kasus gangguan system Integumen
7. Mampu melakukan system layanan kesehatan dengan memanfaatkan asuransi
kesehatan pada masyarakat tidak mampu
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Seluruh tubuh manusia bagian terluar terbungkus oleh suatu sistem yang disebut sebagai
sistem integumen. Sistem integumen adalah sistem organ yang paling luas.Sistem ini terdiri atas
kulit dan aksesorisnya, termasuk kuku, rambut, kelenjar (keringat dan sebaseous), dan reseptor
saraf khusus (untuk stimuli perubahan internal atau lingkungan eksternal). Integumen merupakan
kata yang berasal dari bahasa Latin “integumentum“, yang berarti “penutup”. Sesuai dengan
fungsinya, organ-organ pada sistem integumen berfungsi menutup organ atau jaringan dalam
manusia dari kontak luar.
Sistem Integumen pada manusia terdiri dari kulit, kuku, rambut, kelenjar keringat,
kelenjar minyak dan kelenjar susu. Sistem integumen mampumemperbaikisendiri (self-
repairing) & mekanisme pertahanan tubuh pertama (pembatas antara lingkungan luar tubuh
Kulit merupakan organ tubuh yang paling luas yang berkontribusi terhadap total berat
tubuh sebanyak 7 %. Keberadaan kulit memegang peranan penting dalam mencegah terjadinya
kehilangan cairan yang berlebihan, dan mencegah masuknya agen-agen yang ada di lingkungan
seperti bakteri, kimia dan radiasi ultraviolet. Kulit juga akan menahan bila terjadi kekuatan-
kekuatan mekanik seperti gesekan (friction), getaran (vibration) dan mendeteksi perubahan-
perubahan fisik di lingkungan luar, sehingga memungkinkan seseorang untuk menghindari
stimuli-stimuli yang tidak nyaman. Kulit membangun sebuah barier yang memisahkan organ-
organ internal dengan lingkungan luar, dan turut berpartisipasi dalam berbagai fungsi tubuh vital.
1.1 Epidermis
Epidermis berasal dari ektoderm, terdiri dari beberapa lapis (multilayer). Epidermis
sering kita sebut sebagai kuit luar.Epidermis merupakan lapisan teratas pada kulit manusia dan
memiliki tebal yang berbeda-beda: 400-600 μm untuk kulit tebal (kulit pada telapak tangan dan
kaki) dan 75-150 μm untuk kulit tipis (kulit selain telapak tangan dan kaki, memiliki rambut).
Selain sel-sel epitel, epidermis juga tersusun atas lapisan:
Setiap kulit yang mati akan terganti tiap 3- 4 minggu. Epidermis akan bertambah tebal
jika bagian tersebut sering digunakan. Persambungan antara epidermis dan dermis di sebut rete
ridge yang berfunfgsi sebagai tempat pertukaran nutrisi yang essensial. Dan terdapat kerutan
yang disebut fingers prints. Pada daerah kulit terdapat juga kelenjar keringat. Kelenjar keringat
terdiri dari fundus (bagian yang melingkar) dan duet yaitu saluran semacam pipa yang bermuara
pada permukaan kulit membentuk pori-pori keringat. Semua bagian tubuh dilengkapi dengan
kelenjar keringat dan lebih banyak terdapat dipermukaan telapak tangan, telapak kaki, kening
dan di bawah ketiak. Kelenjar keringat mengatur suhu badan dan membantu membuang sisa-sisa
pencernaan dari tubuh. Kegiatannya terutama dirangsang oleh panas, latihan jasmani, emosi dan
obat-obat tertentu.
1.2 Dermis
Merupakan bagian yang paling penting di kulit yang sering dianggap sebagai “True Skin”
karena 95% dermis membentuk ketebalan kulit.Terdiri atas jaringan ikat yang menyokong
epidermis dan menghubungkannya dengan jaringan subkutis. Tebalnya bervariasi, yang paling
tebal pada telapak kaki sekitar 3 mm.Kulit jangat atau dermis menjadi tempat ujung saraf
perasa, tempat keberadaan kandung rambut, kelenjar keringat, kelenjar-kelenjar palit atau
kelenjar minyak, pembuluh-pembuluh darah dan getah bening, dan otot penegak rambut
(muskulus arektor pili). Lapisan ini elastis & tahan lama, berisi jaringan kompleks ujung-ujung
syaraf, kelenjar sudorifera, kelenjar. Sebasea, folikel jaringan rambut & pembuluh darah yang
juga merupakan penyedia nutrisi bagi lapisan dalam epidermis.
Dermis atau cutan (cutaneus), yaitu lapisan kulit di bawah epidermis. Penyusun utama
dari dermis adalah kolagen. Membentuk bagian terbesar kulit dengan memberikan kekuatan dan
struktur pada kulit, memiliki ketebalan yang bervariasi bergantung pada daerah tubuh dan
mencapai maksimum 4 mm di daerah punggung. Dermis terdiri atas dua lapisan dengan batas
yang tidak nyata, yaitu stratum papilare dan stratum reticular.
1. Stratum papilare, yang merupakan bagian utama dari papila dermis, terdiri atas jaringan
ikat longgar. Pada stratum ini didapati fibroblast, sel mast, makrofag, dan leukosit yang keluar
dari pembuluh (ekstravasasi). Lapisan papila dermis berada langsung di bawah epidermis
tersusun terutama dari sel-sel fibroblas yang dapat menghasilkan salah satu bentuk kolagen, yaitu
suatu komponen dari jaringan ikat. Dermis juga tersusun dari pembuluh darah dan limfe, serabut
saraf , kelenjar keringat dan sebasea, serta akar rambut. Suatu bahan mirip gel, asam hialuronat,
disekresikan oleh sel-sel jaringan ikat. Bahan ini mengelilingi protein dan menyebabkan kulit
menjadi elastis dan memiliki turgor (tegangan). Pada seluruh dermis dijumpai pembuluh darah,
saraf sensorik dan simpatis, pembuluh limfe, folikel rambut, serta kelenjar keringat dan palit.
Lapisan ini tipis mengandung jaringan ikat jarang.
2. Stratum retikulare, yang lebih tebal dari stratum papilare dan tersusun atas jaringan ikat
padat tak teratur. Terdiri atas serabut-serabut penunjang (kolagen, elastin, retikulin), matiks
(cairan kental asam hialuronat dan kondroitin sulfat serta fibroblas). Serta terdiri dari sel
fibroblast yang memproduksi kolagen dan retikularis yang terdapat banyak pembuluh darah ,
limfe, akar rambut, kelenjar keringat dan kelenjar sebaseus.
Lapisan dermis juga ini mengandung sel-sel khusus yang membantu mengatur suhu,
melawan infeksi, air menyimpan dan suplai darah dan nutrisi ke kulit. Sel-sel khusus dari dermis
juga membantu dalam mendeteksi sensasi dan memberikan kekuatan dan fleksibilitas untuk
kulit. Komponen dermis meliputi:
Pembuluh darah berfungsi sebagai transport oksigen dan nutrisi ke kulit dan
mengeluarkan produk sampah. Kapal ini juga mengangkut vitamin D dari kulit tubuh.
Pembuluh getah bening sebagai pasokan (cairan susu yang mengandung sel-sel darah
putih dari sistem kekebalan tubuh) pada jaringan kulit untuk melawan mikroba.
Kelenjar Keringat untuk mengatur suhu tubuh dengan mengangkut air ke permukaan
kulit di mana ia dapat menguap untuk mendinginkan kulit.
Sebasea (minyak) kelenjar yaitu membantu untuk kulit tahan air dan melindungi terhadap
mikroba. Mereka melekat pada folikel rambut.
Folikel rambut, seperti rongga berbentuk tabung yang melampirkan akar rambut dan
memberikan nutrisi pada rambut.
Sensory reseptor syaraf yang mengirimkan sensasi seperti sentuhan, nyeri, dan intensitas
panas ke otak.
Kolagen protein struktural tangguh yang memegang otot dan organ di tempat dan
memberikan kekuatan dan bentuk ke jaringan tubuh.
Elastin protein karet yang memberikan elastisitas dan membuat kulit merenggang. Hal ini
juga ditemukan di ligamen, organ, otot dan dinding arteri.
Pada bagian subdermis ini terdiri atas jaringan ikat longgar berisi sel-sel lemak
di dalamnya.Pada lapisan ini terdapat ujung-ujung saraf tepi, pembuluh darah dan getah bening.
Untuk sel lemak pada subdermis, sel lemak dipisahkan oleh trabekula yang fibrosa. Lapisan
terdalam yang banyak mengandung sel liposit yang menghasilkan banyak lemak. Disebut juga
panikulus adiposa yang berfungsi sebagai cadangan makanan. Berfungsi juga sebagai bantalan
antara kulit dan setruktur internal seperti otot dan tulang. Sebagai mobilitas kulit, perubahan
kontur tubuh dan penyekatan panas.Sebagai bantalan terhadap trauma. Tempat penumpukan
energi.
Lapisan ini terutama mengandung jaringan lemak, pembuluh darah dan limfe, saraf-saraf
yang berjalan sejajar dengan permukaan kulit. Cabang-cabang dari pembuluh-pembuluh dan
saraf-saraf menuju lapisan kulit jangat. Jaringan ikat bawah kulit berfungsi sebagai bantalan atau
penyangga benturan bagi organ-organ tubuh bagian dalam, membentuk kontur tubuh dan sebagai
cadangan makanan. Ketebalan dan kedalaman jaringan lemak bervariasi sepanjang kontur tubuh,
paling tebal di daerah pantat dan paling tipis terdapat di kelopak mata. Jika usia menjadi tua,
kinerja liposit dalam jaringan ikat bawah kulit juga menurun. Bagian tubuh yang sebelumnya
berisi banyak lemak, lemaknya berkurang sehingga kulit akan mengendur serta makin
kehilangan kontur.
2) Fungsi kulit.
Di dalam lapisan kulit jangat terdapat dua macam kelenjar yaitu kelenjar keringat dan
kelenjar palit.
a. Kelenjar keringat
Kelenjar keringat terdiri dari fundus (bagian yang melingkar) dan duet yaitu saluran
semacam pipa yang bermuara pada permukaan kulit, membentuk pori-pori keringat. Semua
bagian tubuh dilengkapi dengan kelenjar keringat dan lebih banyak terdapat di permukaan
telapak tangan, telapak kaki, kening dan di bawah ketiak. Kelenjar keringat mengatur suhu badan
dan membantu membuang sisa-sisa pencernaan dari tubuh. Kegiatannya terutama dirangsang
oleh panas, latihan jasmani, emosi dan obat-obat tertentu. Ada dua jenis kelenjar keringat yaitu :
1) Kelenjar keringat ekrin, kelenjar keringat ini mensekresi cairan jernih, yaitu keringat yang
mengandung 95 – 97 % air Dan mengandung beberapa mineral, seperti garam, sodium klorida,
granula minyak, glusida dan sampingan dari metabolisma seluler. Kelenjar keringat ini terdapat
di seluruh kulit, mulai dari telapak tangan dan telapak kaki sampai ke kulit kepala. Jumlahnya di
seluruh badan sekitar dua juta dan menghasilkan 14 liter keringat dalam waktu 24 jam pada
orang dewasa. Bentuk kelenjar keringat ekrin langsing, bergulung-gulung dan salurannya
bermuara langsung pada permukaan kulit yang tidak ada rambutnya.
2) Kelenjar keringat apokrin, yang hanya terdapat di daerah ketiak, puting susu, pusar, daerah
kelamin dan daerah sekitar dubur (anogenital) menghasilkan cairan yang agak kental, berwarna
keputih-putihan serta berbau khas pada setiap orang. Sel kelenjar ini mudah rusak dan sifatnya
alkali sehingga dapat menimbulkan bau. Muaranya berdekatan dengan muara kelenjar sebasea
pada saluran folikel rambut. Kelenjar keringat apokrin jumlahnya tidak terlalu banyak dan hanya
sedikit cairan yang disekresikan dari kelenjar ini. Kelenjar apokrin mulai aktif setelah usia akil
baligh dan aktivitasnya dipengaruhi oleh hormon.
b. Kelenjar palit
Kelenjar palit terletak pada bagian atas kulit jangat berdekatan dengan kandung rambut
terdiri dari gelembung-gelembung kecil yang bermuara ke dalam kandung rambut (folikel).
Folikel rambut mengeluarkan lemak yang meminyaki kulit dan menjaga kelunakan rambut.
Kelenjar palit membentuk sebum atau urap kulit. Terkecuali pada telapak tangan dan telapak
kaki, kelenjar palit terdapat di semua bagian tubuh terutama pada bagian muka.
Pada umumnya, satu batang rambut hanya mempunyai satu kelenjar palit atau kelenjar
sebasea yang bermuara pada saluran folikel rambut. Pada kulit kepala, kelenjar palit
menghasilkan minyak untuk melumasi rambut dan kulit kepala. Pada kebotakan orang dewasa,
ditemukan bahwa kelenjar palit atau kelenjar sebasea membesar sedangkan folikel rambut
mengecil. Pada kulit badan termasuk pada bagian wajah, jika produksi minyak dari kelenjar palit
atau kelenjar sebasea berlebihan, maka kulit akan lebih berminyak sehingga memudahkan
timbulnya jerawat.
Warna kulit sangat beragam, dari yang berwarna putih mulus, kuning, coklat, kemerahan
atau hitam. Setiap warna kulit mempunyai keunikan tersendiri yang jika dirawat dengan baik
dapat menampilkan karakter yang menarik. Warna kulit terutama ditentukan oleh :
1. Oxyhemoglobin yang berwarna merah
2. Hemoglobin tereduksi yang berwarna merah kebiruan
3. Melanin yang berwarna coklat
4. Keratohyalin yang memberikan penampakan opaque pada kulit, serta
5. Lapisan stratum corneum yang memiliki warna putih kekuningan atau keabu-
abuan.
Dari semua bahan-bahan pembangun warna kulit, yang paling menentukan warna kulit
adalah pigmen melanin. Banyaknya pigmen melanin di dalam kulit ditentukan oleh faktor-faktor
ras, individu, dan lingkungan. Melanin dibuat dari tirosin sejenis asam amino dan dengan
oksidasi, tirosin diubah menjadi butir-butir melanin yang berwarna coklat, serta untuk proses ini
perlu adanya enzimtirosinase dan oksigen. Oksidasi tirosin menjadi melanin berlangsung lebih
lancar pada suhu yang lebih tinggi atau di bawah sinar ultra violet. Jumlah, tipe, ukuran dan
distribusi pigmen melanin ini akan menentukan variasi warna kulit berbagai golongan ras atau
bangsa di dunia. Proses pembentukan pigmen melanin kulit terjadi pada butir-
butir melanosom yang dihasilkan oleh sel-sel melanosit yang terdapat di antara sel-sel basal
keratinosit di dalam lapisan benih.
Struktur Rambut
Ada dua macam keratin rambut, yaitu :
1. Keratin Lunak :terdapat pada seluruh permukaan kulit, terutama kulit tebal, yaitu
pada bagian medulla rambut. Secara Histologis :terlihat perubahan sel-sel epidermis : mula-mula
sitoplasma mengandung keratohialin berubah menjadi sel-sel jernih (Str. Lusidum), dan
selanjutnya sel-sel mengalami keratinisasi kemudian desquamasi.
2. Keratin keras :terdapat pada kuku, kutikula dan kortex rambut. Pembentukannya
tidak melalui butir-butir keratohialin, Str. Lusidum, tetapi perubahannya terjadi perlahan-lahan
dari sel-sel epidermis yang tetap hidup, menjadi keratin. Keratin keras bersifat keras, tidak
mengalami desquamasi dan lebih banyak mengandung sullfur.
Rambut terdiri dari medula yang terdiri dari keratin lunak dan kortex serta kutikula yang terdiri
dari keratin keras.
Medula: Merupakan bagian tengah rambut, terdiri dari sel-sel yang mengalami
keratinisasi. Sel-selnya terpisah satu sama lain, dan antara sel-sel kadang-kadang terdapat udara /
cairan. Bagian ini tak terdapat pada rambut tipis / halus.
Kortex : Merupakan bagian terbesar dari rambut, terdiri dari sel-sel berbentuk runcing,
yang mengalami keratinisasi dan banyak mengandung pigmen.
Kutikula : Merupakan membran tipis, terdiri dari sel-sel pipih/gepeng yang mengalami
keratinisasi, transparan. Secara mikroskopis tersusun seperti genting, terdiri dari 1-3 lapis sel-sel
yang sebagian mengalami keratinisasi.
Pada rambut terdapat folikel-folikel rambut. Folikel rambut terdiri dari komponen dermis
dan epidermis. Pada dasarnya folikel rambut bagian dermis terlihat menonjol, disebut papila
yang terdiri dari :jaringan ikat, pembuluh darah dan sel-sel saraf .Bagian luar papilla diliputi sel-
sel epitel yang disebut germinal matrik, dan ujung folikel rambut tampak membesar. Sel-sel
germinal matrik (puncak papila) berproliferasi membentuk rambut yang dapat tumbuh terus.
Dan untuk warna yang ada pada rambut tergantung kualitas dan kuantitas pigmen korteks. Bila
sedikit / kurang tampak putih. Campuran rambut putih dan berpigmen, tampak abu-abu (uban).
Rambut coklat atau hitam disebabkan oleh adanya melanin. Melanosit terdapat pada matrix
folikel rambut, yang dapat mengalami mitosis. Melanosit kemudian akan terdorong keatas.
Aliran darah untuk kulit berasal dari subkutan tepat di bawah dermis. Arteri membentuk
anyaman yang disebut retecutaneum yaitu anyaman pembuluh darah di jaringan subkutan, tepat
di bawah dermis. Cabang-cabang berjalan ke superficial dan kedalam. Fungsi vaskularisasi yang
kedalam ini adalah untuk memelihara jaringan lemak dan folikel rambut.
Cabang yang menembus stratum reticulare, member cabang ke :folikel rambut, kelenjar
keringat dan kelenjar sebasea. Pada perbatasan Str. Reticullare Str. Papilare membentuk
anyaman ke 2 yang disebut Rete Sub Papillare berupa pembuluh darah yang lebih kecil.
Arteriole-arteriole dari retesubpapillare berjalan kearah epidermis dan berubah menjadi anyaman
kapiler (capilary beds). Pembuluh kapiler ini terdapat pada tepat di bawah epidermis, sekitar
matrik folikel rambut, papilla folikel rambut, sekitar kelenjar keringat dan sebasea. Selain itu di
bagian superfisial di stratum retikulare terdapat anyaman pembuluh darah yang disebut
pleksuspapilaris.
Pada keadaan temperature udara lebih rendah dari tubuh maka kapiler venulae di stratum
papilare dan subpapilare menyempit sehingga temperature tubuh tidak banyak yang hilang. Bila
udara panas kelenjar keringat aktif memproduksi keringat kapiler dan venulae dilatasi penguapan
keringat.
Melindungi kulit dari pengaruh buruk:Alis mata melindungi mata dari keringat agar tidak
mengalir ke mata, bulu hidung (vibrissae).
Menyarig udara pada hidung.
Serta berfungsi sebagai pengatur suhu.
Pendorong penguapan keringat.
Indera peraba yang sensitive.
Saat pertumbuhan rambut terdapat 3 fase yang akan terjadi, diantaranya :
Masa peralihan dimulai dari penebalan jaringan ikat di sekitar folikel rambut. Bagian tengah akar
rambut menyempit dan bagian di bawahnya melebar dan mengalami pertandukan sehingga
terbentuk gada (club) berlangsung 2-3 minggu.
3. Fase Istirahat(Telogen)
Berlangsung kurang lebih 4 bulan, rambut mengalami kerontokan 50 – 100 lembar rambut
rontok dalam tiap harinya. Faktor pendukung terjadinya kerontokan rambut jika terjadi trauma ,
stress dan sebagainya.
Pada kulit di bawah kuku terdapat banyak pembuluh kapiler yang memiliki suplai darah
kuat sehingga menimbulkan warna kemerah-merahan. Seperti tulang dan gigi, kuku merupakan
bagian terkeras dari tubuh karena kandungan airnya sangat sedikit. Pertumbuhan kuku jari
tangan dalam satu minggu rata-rata 0,5 – 1,5 mm, empat kali lebih cepat dari pertumbuhan kuku
jari kaki. Pertumbuhan kuku juga dipengaruhi oleh panas tubuh. Nutrisi yang baik sangat penting
bagi pertumbuhan kuku. Sebaliknya, kalau kekurangan gizi atau menderita anoreksia nervosa,
pertumbuhan kuku sangat lamban dan rapuh. Kuku adalah bagian terminal lapisan tanduk yang
menebal.
Lapisan kuku terdiri dari tiga lapisan horizontal yang masing-masing adalah:
1. Lapisan dorsal tipis yang dibentuk oleh matriks bagian proksimal (1/3 bagian).
2. Lapisan intermediet yang dibentuk oleh matriks bagian distal (2/3 bagian).
3. Lapisan ventral yang dibentuk oleh lapisan tanduk dasar kuku dan hiponikium yang
mengandung keratin lunak.
Lunula atau bulan sabit terletak di proksimal lapisan kuku. Lunula merupakan ujung
akhir matriks kuku. Warna putih lunula disebabkan epitel yang lebih tebal dari epitel kasar kuku
dan kurang melekatnya epitel dibawahnya sehingga transmisi warna pembuluh drah kurang
dipancarkan. Daerah di bawah lapisan kuku disebut hiponikium. Alur kuku dan lipat kuku
merupakan batas dan pelindung kuku. Lipat kuku proksimal merupakan perluasan epidermis,
bersama kuku yang melindungi matriks kuku. Produk akhirnya adalah kutikel. Pada matriks
kuku terdapat sel melanosit
1. Fungsi Kulit :
c. Pengaturan suhu
d. Ekskresi : melalui perspirasi atau berkeringat, membuang sejumlah kecil urea.
2. Sensori persepsi :
mengandung reseptor terhadap panas, dingin, nyeri, sentuhan atau raba, tekanan Fisika dasar
hilangnya panas dari kulit
a. Radiasi (60%) : kehilangan panas dalam bentuk infra merah (gelombang elektromagnetik)
b. Konduksi (3%) : melalui konduksi langsung dari permukaan tubuh ke benda-benda lain.
Sedangkan konduksi ke udara (15%) terjadi jika suhu diudara lebih rendah dari suhu tubuh.
c. Konveksi : terjadi jika udara yang telah panas bersentuhan dengan tubuh dari proses konduksi
menyebarkan panas ke udara lainnya yang masih dingin. Kecepatan ini makin meningkat apabila
ada angin.
d. Evaporasi : sebagai mekanisme pendinginan yang penting pada suhu tubuh sangat tinggi.
3. Proses Berkeringat
Panas merangsang hipotalamus anaterior (area preoptik), impuls dipindahkan melalui jaras
otonom ke medula spinalis dan kemudian melalui saraf simpatis ke kulit ke seluruh tubuh. Saraf
simpatis merangsang kelenjar keringat untuk memproduksi keringat.
b. Pigmen berwarna kuning (karoten) : Dalam sel lemak dermis dan hipodermis
· Fase Inflamasi : terjadi sejak terjadi luka sampai kira-kira hari ke-5. Fase ini menyebabkan
pendarahan, dan menghentikannya dengan cara vasokonstriksi, retraksi atau pengerutan
pembuluh darah yang putus dan reaksi hemostatis terjadi karena trombosit dan jala fibrin keluar
sehingga menyebabkan pembekuan. reaksi inflamasi yaitu sel mast menghasilkan serotenin dan
histamin yang menyebabkan eksudasi cairan dan peradangan itu menyebabkan membengkak,
terjadi kemerahan, rasa nyeri dan panas.
· Fase Poliperasi : berasal dari sel mensenkrim yang belum deferensiasi menghasilkan
mukopolisakarida, asam amino glisin dan prolin yang merupakan bahan dasar kolagen, serat
yang akan mempertautkan tepi luka. Proses ini baru berhenti setelah epitel saling menyentuh dan
menutup seluruh permukaan luka.
· Fase Peyudahan : odim dan sel radang di serap sel muda menjadi matang, kapiler baru
menutup dan diserap kembali, kolagen yang berlebih diserap sisanya mengerut sesuai dengan
regangan yang ada, selama proses ini dihasilkan jaringan parut yang pucat, tipis dan lemas serta
mudah di gerakkan dari dasar.
sekret dari kelenjar ini disebut sebum fungsinya melembabkan kulit, mencegah terjadinya
absorpsi dan penguapan dari kulit.
PATOFISIOLOGI
Akibat pertama luka bakar adalah syok karena kaget dan kesakitan. Pembuluh kapiler yang
terpajan suhu tinggi rusak dan permeabilitas meninggi. Sel darah yang ada di dalamnya ikut
rusak sehingga dapat terjadi anemia. Meningkatnya permeabilitas menyebabkan oedem dan
menimbulkan bula yang banyak elektrolit. Hal itu menyebabkan berkurangnya volume cairan
intravaskuler. Kerusakan kulit akibat luka bakar menyebabkan kehilangan cairan akibat
penguapan yang berlebihan, masuknya cairan ke bula yang terbentuk pada luka bakar derajat dua
dan pengeluaran cairan dari keropeng luka bakar derajat tiga.
Bila luas luka bakar kurang dari 20%, biasanya mekanisme kompensasi tubuh masih bisa
mengatasinya, tetapi bila lebih dari 20% akan terjadi syok hipovolemik dengan gejala yang khas,
seperti gelisah, pucat, dingin, berkeringat, nadi kecil, dan cepat, tekanan darah menurun, dan
produksi urin berkurrang. Pembengkakkan terjadi pelan-pelan, maksimal terjadi setelah delapan
jam.
Pada kebakaran dalam ruang tertutup atau bila luka terjadi di wajah, dapat terjadi kerusakan
mukosa jalan napas karena gas, asap, atau uap panas yang terhisap. Oedem laring yang
ditimbulkannya dapat menyebabkan hambatan jalan napas dengan gejala sesak napas, takipnea,
stridor, suara serak dan dahak bewarna gelap akibat jelaga.
Dapat juga keracunan gas CO dan gas beracun lainnya. Karbon monoksida akan mengikat
hemoglobin dengan kuat sehingga hemoglobin tak mampu lagi mengikat oksigen. Tanda
keracunan ringan adalah lemas, bingung, pusing, mual dan muntah. Pada keracunan yang berat
terjadi koma. Bisa lebih dari 60% hemoglobin terikat CO, penderita dapat meninggal. Setelah 12
– 24 jam, permeabilitas kapiler mulai membaik dan mobilisasi serta penyerapan kembali cairan
edema ke pembuluh darah. Ini di tandai dengan meningkatnya diuresis.
Luka bakar adalah kerusakan jaringan tubuh terutama kulit akibat trauma panas, elektrik, kimia
dan radiasi (Smith, 1998).
Luka bakar adalah kerusakan pada kulit diakibatkan oleh panas, kimia atau radio aktif (Wong,
2003).
Luka bakar disebabkan oleh perpindahan energi dari sumber panas ke tubuh. Panas tersebut
dapat dipindahkan melalui konduksi dan radiasi elektro magnetic. (Effendi. C, 1999).
Jadi luka bakar adalah kerusakan pada kulit yang disebabkan oleh panas, kimia, elektrik maupun
radiasi.
B. PENYEBAB
Menurut Wong and Whaley’s 2003, tanda dan gejala pada luka bakar adalah :
1. Grade I
Kerusakan pada epidermis (kulit bagian luar), kulit kering kemerahan, nyeri sekali, sembuh
dalam 3 - 7 hari dan tidak ada jaringan parut.
2. Grade II
Kerusakan pada epidermis (kulit bagian luar) dan dermis (kulit bagian dalam), terdapat vesikel
(benjolan berupa cairan atau nanah) dan oedem sub kutan (adanya penimbunan dibawah kulit),
luka merah dan basah, mengkilap, sangat nyeri, sembuh dalam 21 - 28 hari tergantung
komplikasi infeksi.
3. Grade III
Kerusakan pada semua lapisan kulit, nyeri tidak ada, luka merah keputih-putihan (seperti merah
yang terdapat serat putih dan merupakan jaringan mati) atau hitam keabu-abuan (seperti luka
yang kering dan gosong juga termasuk jaringan mati), tampak kering, lapisan yang rusak
- Pinggang 9 %
11 x 9 % + 1 % = 100 % ·
D. PATOFISIOLOGI
Luka bakar (combustio) pada tubuh dapat terjadi karena konduksi panas langsung atau radiasi
elektromagnetik. Setelah terjadi luka bakar yang parah, dapat mengakibatkan gangguan
hemodinamika, jantung, paru, ginjal serta metabolik akan berkembang lebih cepat. Dalam
beberapa detik saja etelah terjadi jejas yang bersangkutan, isi curah jantung akan
menurun,mungkin sebagai akibat dari refleks yang berlebihan serta pengembalian vena yang
menurun. Kontaktibilitas miokardium tidak mengalami gangguan. Segera setelah terjadi jejas,
permeabilitas seluruhh pembuluh darah meningkat, sebagai akibatnya air, elektrolit, serta protein
akan hilang dari ruang pembuluh darah masuk ke dalam jarigan interstisial, baik dalam tempat
yang luka maupun yang tidak mengalami luka. Kehilangan ini terjadi secara berlebihan dalam 12
jam pertama setelah terjadinya luka dan dapat mencapai sepertiga dari volume darah. Selama 4
hari yang pertama sebanyak 2 pool albumin dalam plasma dapat hilang, dengan demikian
kekurangan albumin serta beberapa macam protein plasma lainnya merupakan masalah yang
sering didapatkan.
Dalam jangka waktu beberapa menit setelah luka bakar besar, pengaliran plasma dan laju filtrasi
glomerulus mengalami penurunan, sehingga timbul oliguria. Sekresi hormon antideuretika dan
aldosteron meningkat. Lebih lanjut lagi mengakibatkan penurunan pembentukan kemih,
penyerapan natrium oleh tubulus dirangsang, ekskresi kalium diperbesar dan kemih
dikonsentrasikan secara maksimal. Albumin dalam plasma dapat hilang, dengan demikian
kekurangan albumin serta beberapa macam protein plasma lainnya merupakan masalah yang
sering didapatkan.
Dalam jangka waktu beberapa menit setelah luka bakar besar, pengaliran plasma dan laju filtrasi
glomerulus mengalami penurunan, sehingga timbul oliguria. Sekresi hormon antideuretika dan
aldosteron meningkat. Lebih lanjut lagi mengakibatkan penurunan pembentukan kemih,
penyerapan natrium oleh tubulus dirangsang, ekskresi kalium diperbesar dan kemih
dikonsentrasikan secara maksimal.
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Menurut Doenges, 2000, diperlukan pemeriksaan penunjang pada luka bakar yaitu :
1. Laboratorium
inflamasi.
GDA (Gas Darah Arteri) : Untuk mengetahui adanya kecurigaaan cedera inhalasi.
Elektrolit Serum : Kalium dapat meningkat pada awal sehubungan dengan cedera
Albumin Serum : Untuk mengetahui adanya kehilangan protein pada edema cairan.
Loop aliran volume : Memberikan pengkajian non-invasif terhadap efek atau luasnya cedera.
F. PENATALAKSANAAN MEDIS
Penatalaksanaan pasien luka bakar sesuai dengan kondisi dan pasien dirawat melibatkan
berbagai lingkungan perawatan dan disiplin ilmu antara lain mencakup penanganan awal
(ditempat kejadian), penanganan pertama di unit gawat darurat, penanganan diruang intensif atau
bangsal. Tindakan yang diberikan antara lain adalah terapi cairan, fisioterapi dan psikiatri. Pasien
dengan luka bakar memerlukan obat-obatan topical. Pemberian obat-obatan topical anti
microbial bertujuan tidak untuk mensterilkan luka akan tetapi akan menekan pertumbuhan
mikroorganisme dan mengurangi kolonisasi, dengan memberikan obat-obatan topical secara
tepat dan efektif dapat mengurangi terjadinya infeksi luka dan mencegah sepsis yang sering kali
masih menjadi penyebab kematian pasien.( Effendi. C, 1999).
a. Pengkajian
1) Kaji luas, kedalaman luka bakar.
2) Vital sign.
3) Asupan dan keluaran cairan, residu urine saat pertama kali dipasang cateter.
4) Berat jenis urine, warna urine, pH, kadar glukosa, aseton, protein serta nilai hemoglobbin.
5) Berat badan, riwayat berat pra-luka bakar, alergi, imunisasi tetanus, masalah medik
serta bedah pada masa lalu, penyakit sekarang dan penggunaan obat.
6) Tingkat kesadaran, status fisiologik, tingkat nyeri serta kecemasan dan perilaku klien.
b. Diagnosa keperawatan
2) nyeri
a. Cukur rambut 2 inchi dari daerah luka segera setelah terjadi luka bakar.
Tujuan : Pasien menunjukkan pengurangan nyeri sampai tingkat yang diterima pasien.
Intervensi :
e. Sentuh daerah yang tidak terjadi luka bakar untuk memberikan kontak fisik dan kenyamanan.
g. Antisipasi kebutuhan medikasi pengobatan nyeri dan berikan sebelum nyeri tersebut terjadi.
3. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan kerusakan barier kulit, kerusakan respon
imun, prosedur invasif. (Effendi. C, 1999).
Intervensi :
b. Pertahankan tehnik cuci tangan yang hati-hati bagi perawatan dan pengunjung
c. Pakai sarung tangan ketika merawat luka untuk meminimalkan terhadap agen infeksi.
e. Cegah kontak pasien dengan orang yang mengalami ISPA / infeksi kulit
Intervensi :
b. Berikan tinggi kalori, tinggi protein dan makanan kecil untuk mencegah kekurangan protein
dan memenuhi kebutuhan kalori.
Tujuan : Pasien akan terbebas dari komplikasi : gangguan gerak, akan berpartisipasi dalam
latihan aktivitas yang tepat.
Intervensi :
a. Bantu pasien mendapatkan posisi yang tepat dan mobilitas bagi luka bakar : konsultasikan
dengan bagian ocupasi terapi untuk merencanakan latihan pergerakan
c. Ajarkan latihan ROM aktif dan pasif setiap 4 jam, berikan pujian setiap kali pasien melakukan
latihan ROM
Intervensi :
(Carpenito, 2000)
Intervensi :
c. Dorong latihan rentang gerak aktif pada bagian tubuh yang sakit
SKENARIO KASUS
3.1 KASUS
Seorang perempuan berusia 41 tahun masuk ruang IGD suatu rumah sakit dengan keluhan luka
bakar akibat terkena ledakan kompor. Pasien mengeluhkan sakit, rasa panas diarea luka bakar,
peristiwa terjadi pada pukul 06.00 pagi, keluarga membawa pasien ke RS dan tiba di IGD pada
pukul 07.00. hasil pengkajian didapatkan luka mengenai wajah, dada, punggung bagian atas dan
kedua tangan. Luka Nampak basah, warna luka merah muda, bulae (+), TD: 90/70. HR:
120x/menit, RR:26x/menit, suhu: 37,5 c. Produksi urine 600-800 cc/24 am, warna keruh. BB:
58Kg TB: 157cm.
HB: 17,5 g/dl; Leukosit: 9.200 UL; Albumin: 3,0 g/dl; BUN: 50 mg/dl; Cr. 0,76 mg/dl: K: 5,6
meq/L: Na: 130 meq/L: GDS: 143 mg/dl
Normal : 15 – 40 mg/dl
- Suhu tubuh sangat rendah, jika sebagian besar kulit menjadi rusak terkea terbakar,
penderita bisakehilangan tubu dan resiko terkena hipotermia akan meningkat.
- Syok, syok adalah kondisi berbahaya yang muncul ketika tubuh kekurngan pasokan
oksigen. Orang terkena luka bakar parah bisa mengalami syok. Beberapa gejala syok
adalah ketika wajah terliht pucat, denyut jantung cepat, bernapas cepat atau pendek, sring
menguap, kut tersa dingin dn bahkan pingsan.
3. Pada luka bakar derajat sedang, umumnya akan muncul bula pada tempat-tempat yang
terkena paparan panas. Bula ini adalah cairan yang dilapisi oleh dinding tipis. Timbulnya
bula ini umumnya disebabkan oleh terjadinya kerusakan pada lapisan atas tengah kulit.
Dilapisan tengah terdapat kelenjar-kelenjar keringat yang memproduksi cairan. Karena
lapisan atasnya sudah rusak, maka cairan-cairan produksi kelenjar keringat ini akan
menumpuk dibagian luar kulit hingga membentuk bulla.
4. albumin rendah pada pasien luka bakar disebabkan oleh kehilangan protein.krena
terjadinya kerusakan protein yang signifikan akibat kulit terkena panas. Tubu akan
mengirimkan protein – protein untuk memperbaiki kulit. Digunakannya protein didalam
tubu ini menyebabkan kadar albumin rendah pada pasien dengan luka bakar
3.4 INFORMASI TAMBAHAN
Cara mengobati luka bakar secara alami dan cepat bisa dilakukan dengan membuat sendiri obat
untuk luka bakar agar tidak berbekas. Dengan menggunakan bahan-bahan alami seperti lidah buaya,
madu, mentimun dan lainnya luka bakar bisa disembuhkan dengan cepat. Mengatasi luka bakar dengan
menggunakan obat tradisional dinilai lebih aman, murah dan ampuh menghilangkannya.
Dan berikut ini adalah cara mengobati luka bakar secara alami dan cepat, yaitu:
1. Lidah Buaya
Cara mengatasi luka bakar yang melepuh, menggelembung dan berair bisa dihilangkan dengan
menggunakan lidah buaya. Tanaman ini memang memiliki khasiat yang luar biasa untuk kulit. Lidah
buaya atau aloe vera bisa menyembuhkan luka bakar dengan cepat dan tidak membekas. Mengoleskan
getah lidah buaya pada kulit yang terbakar bermanfaat untuk menghilangkan rasa panas dan membantu
mempercepat perbaikan jaringan kulit yang rusak. Berikut ini cara mengobati luka bakar dengan lidah
buaya, yaitu:
Ambil 1 batang lidah buaya, kemudian cuci bersih dan ambil gelnya
Luka bakar dibersihkan terlebih dahulu dengan air
Oleskan gel lidah buaya tersebut pada kulit yang terluka
Lakukan secara teratur hingga luka tersebut mengering
Dengan penggunaan lendir lidah buaya tersebut akan mengatasi luka bakar dengan cepat dan
tidak membekas.
2. Madu
Madu termasuk salah satu obat untuk luka bakar agar tidak berbekas. Madu memiliki kandungan
antiseptik yang tinggi yang dapat menyembuhkan luka bakar ringan dengan cepat. Penggunaan madu
sangat manjur untuk luka bakar karena minyak karena setrika, air panas, knalpot dan minyak panas.
Manfaat madu akan mengurangi rasa panas dan mencegah luka bakar agar tidak berbekas. Berikut ini
cara mengobati luka bakar dengan madu, yaitu:
Siapkan 1 sendok makan madu dan satu sendok makan minyak zaitun
Campurkan dan sedikit diaduk agar tercampur
Bersihkan luka bakar yang melepuh dengan air bersih
Oleskan campuran madu dan minyak zaitun tersebut pada kulit yang terbakar
Lakukan sesegera mungkin dan luka bakar akan cepat mengering dan tidak membekas
nantinya.
3. Mentimun
Mentimun atau timun memang sejak lama terkenal dengan manfaatnya untuk mengatasi masalah kulit.
Ternyata di dalam mentimun terdapat bahan silika alami yang dapat membantu mengatasi luka bakar
agar cepat sembuh dan tidak menimbulkan bekas. Seperti yang kita tahu, silika merupakan zat yang
bisa meningkatkan produksi kolagen pada kulit. Maka tak mengherankan jika selama ini timun sangat
ampuh mengatasi masalah kulit seperti kulit keriput dan lainnya. Hal itu tidak terlepas dari silika yang
ada pada buah mentimun. Begitu juga mentimun dipercaya merupakan obat luka bakar melepuh yang
manjur. Dan berikut ini adalah cara mengobati luka bakar dengan mentimun, yaitu:
Ambil dan cuci mentimun ukuran sedang, kemudian parut hingga halus
Tuangkan parutan tersebut pada wadah dan campurkan madu kemudian aduk hingga rata
Untuk mencegah bekas luka bakar tambahkan juga 1 sendok gel lidah buaya
Oleskan Obat tradisional luka bakar tersebut pada kulit yang terluka yang sudah dibersihkan
sebelumnya
Lakukan 2 kali dalam sehari maka luka bakar akan sembuh tanpa membekas.
4. Daun Pare
Siapa sangka daun dari jenis sayur yang pahit ini bisa dijadikan obat tradisional luka bakar yang
ampuh. Pare atau paria bisa mengatasi luka bakar dengan cepat dan alami dengan menambahkan
tepung beras sebagai bahan tambahan. Dengan perpaduan dua bahan tersebut luka bakar yang melepuh
atau menggelembung dan berair akan segera sembuh dan tidak membekas. Berikut adalah cara
mengobati luka bakar dengan daun pare, yaitu:
Sediakan beberapa lembar daun pare yang telah dicuci
Kemudian campurkan bubuk beras atau tepung beras kemudian aduk hingga tercampur rata
hingga menjadi seperti salep
Oleskan salep untuk luka bakar alami tersebut pada kulit yang terbakar
Penggunaan ramuan pare dan tepung beras terbukti mengatasi luka bakar secara alami dan cepat
tanpa bekas.
5. Kulit Pisang
Benda yang selama ini dianggap sebagai tak berguna atau sampah, ternyata bisa dibuat menjadi obat luka
bakar knalpot dan air panas. Dengan menggunakan kulit pisang tersebut luka bakar sembuh dengan cepat
dan kering. Caranya mengobati luka bakar dengan pisang cukup mudah,yaitu: Ambil kulit pisang dan
oleskan pada kulit yang terluka. Atau Anda juga bisa menggunakan buah pisang yang dilumatkan dan
menambahkan sedikit madu kemudian dioles pada kulit yang cidera bakar tersebut. mengoleskan dengan
cepat setelah terbakar akan menghilangkan luka bakar dan bekasnya dengan cepat juga.
video
3.6 ANALISA DATA
ASUHAN KEPERAWATAN
- Terdapat bula
↓
Kontak dengan
permukaan kulit
↓
Kontinuitas
jaringan
↓
Peradangan
Dilatasi
sel
← Luka bakar
→
↓ ↓ ↓
Keruskaan pada Kulit
↑
lapisan kemerahan
permeabilitas
atas/tengah kulit
kapiler
↓ ↓ ↓
Kebocoran Produksi cairan Timbul
kapiler kelenjar rasa panas
menumpuk
↓ ↓ ↓
Perpindahan cairan Bula Nyeri
dari intravaskuler
ke extravaskuler
↓ ↓ ↓
Kehilangan Na, Kerusakan Gangguan
proten/penurunan integritas kulit rasa nyaman
curah jantung
↓
Gerakan
Aliran plsama
↓ produksi
urin
← ke ginjal ↓
terbatas
↓ ↓
Resiko
Gangguan
ketidakseimbang
mobilitas fisik
an cairan
4.7 INTERVENSI
N DIAGNOSA NOC NIC
O
1. Kerusakan integritas kulit Tissue integrity: skin and 1. jaga kebersihan
b.d penurunan mobilitas mocus kulit agar tetap
d.d kerusakan lapisan kulit Membranes bersih dan
Definisi: Hemodyalis akses kering
perubahan/gangguan Criteria hasil : 2. monitor kulit
epidermis dan/atau dermis 1. integritas kulit yang akan adanya
Batasan karakteristik: ak biasa diprtahankan kemerahan
1. kerusakan lapisan (sensasi, elastisitas, 3. monitor aktivitas
kulit (dermis) tmperatur, hidrasi, dan mobilisasi
2. gangguan permukaan pigmentasi) tiada pasien
kulit(epidermis) luka/lesi pada kulit 4. monitor proses
3. invasi struktur tubuh 2. prfusi aringan baik kesembuhan
3. menunjukan area insisi
faktor yang berhubungan: pemahaman dalam 5. gunakan
Eksternal: proses perbaikan kulit preparat anti
1. Zat kimia, radiasi dan mencegah septic sesai
2. Usi yag ekstrem terjadinyasedera program
3. Kelembapan berulang 6. ganti balutan
4. Hipertermia, 4. mampu melindungi pada interval
hipotermia kulit dan waktu yang
5. Faktor mekanik mempertahankan sesuai atau
(mis., gaya gunting kelembaban kulit biarkan luka
[shearing forces] dan perawatan alami tetap terluka
6. Medikasi (tidak dibalut)
7. Lembab ssuai program
8. Imobilitas fisik
Internal :
1. Perubahan status
cairan
2. Perubahan
pigmentasi
3. Perubahan turgor
4. Faktor perkembangan
5. Kondisi
ketidakseimbangan
nutrisi (mis.,
obesitas, emasiasi)
6. Penurunan
imunologis
7. Penurunan sirkulasi
8. Kondisi gangguan
metabolic
9. Gangguan sensasi
10. Tonjolan tulang
Saran :
Setelah membaca modul ini, diharapakan mahasiswa dapat mengetahui selak beluk dari
penyakit luka bakar seperti dapat mengetahui anatomi dan fisiologi dari penyakit luka
bakar. Yang pada akhirnya dapat memberikan pelayanan dan asuan keperawatan yang baik
pada pasien yang menderita penyakit ini pada ksusnya. Serta mahasiswa harus lebih
memahami penggunaan nanda, NIC, NOC. Karena didalam keperawatan hal itu sangat
diperlukan terlebih lagi dalam merumuskan diagnose, penentuan intervensi keperawatan,
maupun rumusan kriteria hasil.