Anda di halaman 1dari 55

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Seluruh tubuh manusia bagian terluar terbungkus oleh suatu sistem yang disebut sebagai
sistem integumen. Sistem integumen adalah sistem organ yang paling luas. Sistem ini terdiri
atas kulit dan aksesorisnya, termasuk kuku, rambut,  kelenjar (keringat dan sebaseous), dan
reseptor saraf khusus (untuk stimuli perubahan internal atau lingkungan eksternal).
Kulit merupakan sistem organ yang luar biasa melindungi struktur internal tubuh dari
kerusakan, mencegah dehidrasi, lemak dan menghasilkan vitamin dan hormon. Hal ini juga
membantu untuk mempertahankan homeostasis dalam tubuh dengan membantu dalam
pengaturan suhu tubuh dan keseimbangan air serta juga membantu untuk memberikan
perlindungan dari radiasi ultraviolet yang berbahaya. Kulit adalah organ sensorik dalam hal
ini memiliki reseptor untuk mendeteksi panas dan dingin, sentuhan, tekanan dan nyeri.
Komponen pelengkap kulit termasuk rambut, kuku, kelenjar keringat dan kelenjar minyak.
Luka bakar adalah kerusakan jaringan tubuh terutama kulit akibat trauma panas, elektrik,
kimia dan radiasi (Smith, 1998).
Luka bakar adalah kerusakan pada kulit diakibatkan oleh panas, kimia atau radio aktif
(Wong, 2003).
Luka bakar disebabkan oleh perpindahan energi dari sumber panas ke tubuh. Panas tersebut
dapat dipindahkan melalui konduksi dan radiasi elektro magnetic. (Effendi. C, 1999).

1.2 TUJUAN
1.2.1 Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah menyelesaikan blok ini mahasiswa mampu untuk memberikan asuhan
keperawatan pada pasien dengan gangguan system Integumen.
1.2.2 Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
1. Mampu menjelaskan anatomi, fisiologi, fisika, kimia dan biokimia system
Integumen
2. Mampu menjelaskan patofisiologi system Integumen (kasus-kasus yang sering
terjadi pada berbagai tingkat usia di aerah, nasional, regional, dan internasional)
3. Mampu melakukan pengkajian system Integumen
4. Mampu merumuskan masalah pada berbagai kasus gangguan system Integumen
5. Mampu menetapkan perencanaan, implementasi dan evaluasi pada berbagai kasus
gangguan system Integumen
6. Mampu mendokumentasikan berbagai kasus gangguan system Integumen
7. Mampu melakukan system layanan kesehatan dengan memanfaatkan asuransi
kesehatan pada masyarakat tidak mampu
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 TINJAUAN PUSTAKA BERDASARKAN TEORI


1. Anatomi Fisiologi Sistem Integumen

1.) Anatomi sistem integumen


1.1 Struktur dan fungsi kulit.

            Seluruh tubuh manusia bagian terluar terbungkus oleh suatu sistem yang disebut sebagai
sistem integumen. Sistem integumen adalah sistem organ yang paling luas.Sistem ini terdiri atas
kulit dan aksesorisnya, termasuk kuku, rambut,  kelenjar (keringat dan sebaseous), dan reseptor
saraf khusus (untuk stimuli perubahan internal atau lingkungan eksternal). Integumen merupakan
kata yang berasal dari bahasa Latin “integumentum“, yang berarti “penutup”. Sesuai dengan
fungsinya, organ-organ pada sistem integumen berfungsi menutup organ atau jaringan dalam
manusia dari kontak luar.

            Sistem Integumen pada manusia terdiri dari kulit, kuku, rambut, kelenjar keringat,
kelenjar minyak dan kelenjar susu. Sistem integumen mampumemperbaikisendiri (self-
repairing) & mekanisme pertahanan tubuh pertama (pembatas antara lingkungan luar tubuh

dengan dalam tubuh).

            Kulit merupakan organ tubuh yang paling luas yang berkontribusi terhadap total berat
tubuh sebanyak 7 %. Keberadaan kulit memegang peranan penting dalam mencegah terjadinya
kehilangan cairan yang berlebihan, dan mencegah masuknya agen-agen yang ada di lingkungan
seperti bakteri, kimia dan radiasi ultraviolet. Kulit juga akan menahan bila terjadi kekuatan-
kekuatan mekanik seperti gesekan (friction), getaran (vibration) dan mendeteksi perubahan-
perubahan fisik di lingkungan luar, sehingga memungkinkan seseorang untuk menghindari
stimuli-stimuli yang tidak nyaman. Kulit membangun sebuah barier yang memisahkan organ-
organ internal dengan lingkungan luar, dan turut berpartisipasi dalam berbagai fungsi tubuh vital.

1.) Kulit tersusun atas tiga lapisan, yaitu :

1.1     Epidermis  

            Epidermis berasal dari ektoderm, terdiri dari beberapa lapis (multilayer). Epidermis
sering kita sebut sebagai kuit luar.Epidermis merupakan lapisan teratas pada kulit manusia dan
memiliki tebal yang berbeda-beda: 400-600 μm untuk kulit tebal (kulit pada telapak tangan dan
kaki) dan 75-150 μm untuk kulit tipis (kulit selain telapak tangan dan kaki, memiliki rambut).
Selain sel-sel epitel, epidermis juga tersusun atas lapisan:

1. Melanosit, yaitu sel yang menghasilkan melanin melalui proses melanogenesis.Melanosit


(sel pigmen) terdapat di bagian dasar epidermis. Melanosit menyintesis dan mengeluarkan
melanin sebagai respons terhadap rangsangan hormon hipofisis anterior, hormon perangsang
melanosit (melanocyte stimulating hormone, MSH). Melanosit merupakan sel-sel khusus
epidermis yang terutama terlibat dalam produksi pigmen melanin yang mewarnai kulit dan
rambut. Semakin banyak melanin, semakin gelap warnanya. Sebagian besar orang yang berkulit
gelap dan bagian-bagian kulit yang berwarna gelap pada orang yang berkulit cerah (misal puting
susu) mengandung pigmen ini dalam jumlah yang lebih banyak. Warna kulit yang normal
bergantung pada ras dan bervariasi dari merah muda yang cerah hingga cokelat. Penyakit
sistemik juga akan memengaruhi warna kulit . Sebagai contoh, kulit  akan tampak kebiruan bila
terjadi inflamasi atau demam. Melanin diyakini dapat menyerap cahaya ultraviolet dan demikian
akan melindungi seseorang terhadap efek pancaran cahaya ultraviolet dalam sinar matahari yang
berbahaya.
2. Sel Langerhans, yaitu sel yang merupakan makrofag turunan sumsum tulang, yang
merangsang sel Limfosit T, mengikat, mengolah, dan merepresentasikan antigen kepada sel
Limfosit T. Dengan demikian, sel Langerhans berperan penting dalam imunologi kulit.Sel-
sel imun yang disebut sel Langerhans terdapat di seluruh epidermis. Sel Langerhans mengenali
partikel asing atau mikroorganisme yang masuk ke kulit dan membangkitkan suatu serangan
imun. Sel Langerhans mungkin bertanggungjawab mengenal dan menyingkirkan sel-sel kulit
displastik dan neoplastik. Sel Langerhans secara fisik berhubungan dengan saraf-sarah simpatis ,
yang mengisyaratkan adanya hubungan antara sistem saraf dan kemampuan kulit melawan
infeksi atau mencegah kanker kulit. Stres dapat memengaruhi fungsi sel Langerhans dengan
meningkatkan rangsang simpatis.  Radiasi ultraviolet dapat merusak sel Langerhans, mengurangi
kemampuannya mencegah kanker.
3. Sel Merkel, yaitu sel yang berfungsi sebagai mekanoreseptor sensoris dan berhubungan
fungsi dengan sistem neuroendokrin difus.
4. Keratinosit, lapisan eksternal kulit tersusun atas keratinosit (zat tanduk) dan lapisan ini
akan berganti setiap 3-4 minggu sekali. Keratinosit yang secara bersusun dari lapisan paling luar
hingga paling dalam  sebagai berikut:
 Stratum Korneum, terdiri atas 15-20 lapis sel gepeng, tanpa inti dengan sitoplasma yang
dipenuhi keratin. Lapisan ini merupakan lapisan terluar dimana eleidin berubah menjadi keratin
yang tersusun tidak teratur sedangkan serabut elastis dan retikulernya lebih sedikit sel-sel saling
melekat erat.Lebih tebal pada area-area yang banyak terjadi gesekan (friction) dengan
permukaan luar, terutama pada tangan & kaki. Juga merupakan lapisan keratinosit terluar yang
tersusun atas beberapa lapis sel-sel gepeng yang mati dan tidak berinti.
 Stratum Lucidum, tidak jelas terlihat dan bila terlihat berupa lapisan tipis yang homogen,
terang jernih, inti dan batas sel tak terlihat. Stratum lucidum terdiri dari protein
eleidin.Merupakan lapisan sel gepeng yang tidak berinti dan lapisan ini banyak terdapat pada
telapak tangan & kaki.
 Stratum Granulosum, terdiri atas 2-4lapis sel poligonal gepeng yang sitoplasmanya
berisikan granul keratohialin. Pada membran sel terdapat granula lamela yang mengeluarkan
materi perekat antar sel, yang bekerja sebagai penyaring selektif terhadap masuknya materi
asing, serta menyediakan efek pelindung pada kulit.2/3 lapisan ini merupakan lapisan gepeng,
dimana sitoplasma berbutir kasar serta mukosa tidak punya lapisan inti.
 Stratum Spinosum,tersusun dari beberapa lapis sel di atas stratum basale. Sel pada lapisan
ini berbentuk polihedris dengan inti bulat/lonjong. Pada sajian mikroskop tampak mempunyai
tonjolan sehingga tampak seperti duri yang disebut spinadan terlihat saling berhubungan dan di
dalamnya terdapat fibril sebagaiintercellularbridge.Sel-sel spinosum saling terikat dengan
filamen; filamen ini memiliki fungsi untuk mempertahankan kohesivitas (kerekatan) antar sel
dan melawan efek abrasi. Dengan demikian, sel-sel spinosum ini banyak terdapat di daerah yang
berpotensi mengalami gesekan seperti telapak kaki.
 Stratum Basal/Germinativum, merupakan lapisan paling bawah pada epidermis, tersusun
dari selapis sel-sel pigmen basal, berbentuk silindris dan dalam sitoplasmanya
terdapat melanin.Pada lapisan basile ini terdapat sel-sel mitosis.

            Setiap kulit yang mati akan terganti tiap 3- 4 minggu. Epidermis akan bertambah tebal
jika bagian tersebut sering digunakan. Persambungan antara epidermis dan dermis di sebut rete
ridge yang berfunfgsi sebagai tempat pertukaran nutrisi yang essensial. Dan terdapat kerutan
yang disebut fingers prints. Pada daerah kulit terdapat juga kelenjar keringat. Kelenjar keringat
terdiri dari fundus (bagian yang melingkar) dan duet yaitu saluran semacam pipa yang bermuara
pada permukaan kulit membentuk pori-pori keringat. Semua bagian tubuh dilengkapi dengan
kelenjar keringat dan lebih banyak terdapat dipermukaan telapak tangan, telapak kaki, kening
dan di bawah ketiak. Kelenjar keringat mengatur suhu badan dan membantu membuang sisa-sisa
pencernaan dari tubuh. Kegiatannya terutama dirangsang oleh panas, latihan jasmani, emosi dan
obat-obat tertentu.

 1.2     Dermis

            Merupakan bagian yang paling penting di kulit yang sering dianggap sebagai “True Skin”
karena  95%  dermis membentuk ketebalan kulit.Terdiri atas jaringan ikat yang menyokong
epidermis dan menghubungkannya dengan jaringan subkutis. Tebalnya bervariasi, yang paling
tebal pada telapak kaki sekitar 3 mm.Kulit jangat atau dermis  menjadi tempat ujung saraf
perasa, tempat keberadaan kandung rambut, kelenjar keringat, kelenjar-kelenjar palit atau
kelenjar minyak, pembuluh-pembuluh darah dan getah bening, dan otot penegak rambut
(muskulus arektor pili). Lapisan ini elastis & tahan lama, berisi jaringan kompleks ujung-ujung
syaraf, kelenjar sudorifera, kelenjar. Sebasea, folikel jaringan rambut & pembuluh darah yang
juga merupakan penyedia nutrisi bagi lapisan dalam epidermis.
            Dermis atau cutan (cutaneus), yaitu lapisan kulit di bawah epidermis. Penyusun utama
dari dermis adalah kolagen. Membentuk bagian terbesar kulit dengan memberikan kekuatan dan
struktur pada kulit, memiliki ketebalan yang bervariasi bergantung pada daerah tubuh dan
mencapai maksimum 4 mm di daerah punggung. Dermis terdiri atas dua lapisan dengan batas
yang tidak nyata, yaitu stratum papilare dan stratum reticular.

1. Stratum papilare, yang merupakan bagian utama dari papila dermis, terdiri atas jaringan
ikat longgar. Pada stratum ini didapati fibroblast, sel mast, makrofag, dan leukosit yang keluar
dari pembuluh (ekstravasasi). Lapisan papila dermis berada langsung di bawah epidermis
tersusun terutama dari sel-sel fibroblas yang dapat menghasilkan salah satu bentuk kolagen, yaitu
suatu komponen dari jaringan ikat. Dermis juga tersusun dari pembuluh darah dan limfe, serabut
saraf , kelenjar keringat dan sebasea, serta akar rambut. Suatu bahan mirip gel, asam hialuronat,
disekresikan oleh sel-sel jaringan ikat. Bahan ini mengelilingi protein dan menyebabkan kulit
menjadi elastis dan memiliki turgor (tegangan). Pada seluruh dermis dijumpai pembuluh darah,
saraf sensorik dan simpatis, pembuluh limfe, folikel rambut, serta kelenjar keringat dan palit.
Lapisan ini tipis mengandung jaringan ikat jarang.
2. Stratum retikulare, yang lebih tebal dari stratum papilare dan tersusun atas jaringan ikat
padat tak teratur. Terdiri atas serabut-serabut penunjang (kolagen, elastin, retikulin), matiks
(cairan kental asam hialuronat dan kondroitin sulfat serta fibroblas). Serta terdiri dari sel
fibroblast yang memproduksi kolagen dan retikularis yang terdapat banyak pembuluh darah ,
limfe, akar rambut, kelenjar keringat dan kelenjar sebaseus.

            Lapisan dermis juga ini mengandung sel-sel khusus yang membantu mengatur suhu,
melawan infeksi, air menyimpan dan suplai darah dan nutrisi ke kulit. Sel-sel khusus dari dermis
juga membantu dalam mendeteksi sensasi dan memberikan kekuatan dan fleksibilitas untuk
kulit. Komponen dermis meliputi:

 Pembuluh darah berfungsi sebagai transport oksigen dan nutrisi ke kulit dan
mengeluarkan produk sampah. Kapal ini juga mengangkut vitamin D dari kulit tubuh.
 Pembuluh getah bening sebagai pasokan (cairan susu yang mengandung sel-sel darah
putih dari sistem kekebalan tubuh) pada jaringan kulit untuk melawan mikroba.
 Kelenjar Keringat untuk mengatur suhu tubuh dengan mengangkut air ke permukaan
kulit di mana ia dapat menguap untuk mendinginkan kulit.
 Sebasea (minyak) kelenjar yaitu membantu untuk kulit tahan air dan melindungi terhadap
mikroba. Mereka melekat pada folikel rambut.
 Folikel rambut, seperti rongga berbentuk tabung yang melampirkan akar rambut dan
memberikan nutrisi pada rambut.
 Sensory reseptor syaraf yang mengirimkan sensasi seperti sentuhan, nyeri, dan intensitas
panas ke otak.
 Kolagen protein struktural tangguh yang memegang otot dan organ di tempat dan
memberikan kekuatan dan bentuk ke jaringan tubuh.
 Elastin protein karet yang memberikan elastisitas dan membuat kulit merenggang. Hal ini
juga ditemukan di ligamen, organ, otot dan dinding arteri.

1.3     Subkutan atau Hipodermis

            Pada bagian subdermis ini terdiri atas jaringan ikat longgar berisi sel-sel lemak
di dalamnya.Pada lapisan ini terdapat ujung-ujung saraf tepi, pembuluh darah dan getah bening.
Untuk sel lemak pada subdermis, sel lemak dipisahkan oleh trabekula yang fibrosa. Lapisan
terdalam yang banyak mengandung sel liposit yang menghasilkan banyak lemak. Disebut juga
panikulus adiposa yang berfungsi sebagai cadangan makanan. Berfungsi juga sebagai bantalan
antara kulit dan setruktur internal seperti otot dan tulang. Sebagai mobilitas kulit, perubahan
kontur tubuh dan penyekatan panas.Sebagai bantalan terhadap trauma. Tempat penumpukan
energi.

            Lapisan ini terutama mengandung jaringan lemak, pembuluh darah dan limfe, saraf-saraf
yang berjalan sejajar dengan permukaan kulit. Cabang-cabang dari pembuluh-pembuluh dan
saraf-saraf menuju lapisan kulit jangat. Jaringan ikat bawah kulit berfungsi sebagai bantalan atau
penyangga benturan bagi organ-organ tubuh bagian dalam, membentuk kontur tubuh dan sebagai
cadangan makanan. Ketebalan dan kedalaman jaringan lemak bervariasi sepanjang kontur tubuh,
paling tebal di daerah pantat dan paling tipis terdapat di kelopak mata. Jika usia menjadi tua,
kinerja liposit dalam jaringan ikat bawah kulit juga menurun. Bagian tubuh yang sebelumnya
berisi banyak lemak, lemaknya berkurang sehingga kulit akan mengendur serta makin
kehilangan kontur.

2) Fungsi kulit.

Kulit mempunyai berbagai fungsi yaitu sebagai berikut :


1. Pelindung atau proteksi
Epidermis terutama lapisan tanduk berguna untuk menutupi jaringanjaringan tubuh di sebelah
dalam dan melindungi tubuh dari pengaruhpengaruh luar seperti luka dan serangan kuman.
Lapisan paling luar dari kulit ari diselubungi dengan lapisan tipis lemak, yang menjadikan kulit
tahan air. Kulit dapat menahan suhu tubuh, menahan luka-luka kecil, mencegah zat kimia dan
bakteri masuk ke dalam tubuh serta menghalau rangsang-rangsang fisik seperti sinar ultraviolet
dari matahari.
2. Penerima rangsang
Kulit sangat peka terhadap berbagai rangsang sensorik yang berhubungan dengan sakit, suhu
panas atau dingin, tekanan, rabaan, dan getaran. Kulit sebagai alat perasa dirasakan melalui
ujung-ujung saraf sensasi.
3. Pengatur panas atau thermoregulasi
Kulit mengatur suhu tubuh melalui dilatasi dan konstruksi pembuluh kapiler serta melalui
respirasi yang keduanya dipengaruhi saraf otonom. Tubuh yang sehat memiliki suhu tetap kira-
kira 98,6 derajat Farenheit atau sekitar 36,50C. Ketika terjadi perubahan pada suhu luar, darah
dan kelenjar keringat kulit mengadakan penyesuaian seperlunya dalam fungsinya masing-
masing. Pengatur panas adalah salah satu fungsi kulit sebagai organ antara tubuh dan
lingkungan. Panas akan hilang dengan penguapan keringat.
4. Pengeluaran (ekskresi)
Kulit mengeluarkan zat-zat tertentu yaitu keringat dari kelenjar-kelenjar keringat yang
dikeluarkan melalui pori-pori keringat dengan membawa garam, yodium dan zat kimia lainnya.
Air yang dikeluarkan melalui kulit tidak saja disalurkan melalui keringat tetapi juga melalui
penguapan airtransepidermis sebagai pembentukan keringat yang tidak disadari.
5. Penyimpanan.
Kulit dapat menyimpan lemak di dalam kelenjar lemak.
6. Penyerapan terbatas
Kulit dapat menyerap zat-zat tertentu, terutama zat-zat yang larut dalam lemak dapat diserap ke
dalam kulit. Hormon yang terdapat pada krim muka dapat masuk melalui kulit dan
mempengaruhi lapisan kulit pada tingkatan yang sangat tipis. Penyerapan terjadi melalui muara
kandung rambut dan masuk ke dalam saluran kelenjar palit, merembes melalui dinding
pembuluh darah ke dalam peredaran darah kemudian ke berbagai organ tubuh lainnya.
7. Penunjang penampilan
Fungsi yang terkait dengan kecantikan yaitu keadaan kulit yang tampak halus, putih dan bersih
akan dapat menunjang penampilan Fungsi lain dari kulit yaitu kulit dapat mengekspresikan
emosi seseorang seperti kulit memerah, pucat maupun konstraksi otot penegak rambut.

1.2 Kelenjar pada kulit.

            Di dalam lapisan kulit jangat terdapat dua macam kelenjar yaitu kelenjar keringat dan
kelenjar palit.

a.     Kelenjar keringat

            Kelenjar keringat terdiri dari  fundus  (bagian yang melingkar) dan  duet  yaitu saluran
semacam pipa yang bermuara pada permukaan kulit, membentuk  pori-pori keringat.  Semua
bagian tubuh dilengkapi dengan kelenjar keringat dan lebih banyak terdapat di permukaan
telapak tangan, telapak kaki, kening dan di bawah ketiak. Kelenjar keringat mengatur suhu badan
dan membantu membuang sisa-sisa pencernaan dari tubuh.  Kegiatannya terutama dirangsang
oleh panas, latihan jasmani, emosi dan obat-obat tertentu.  Ada dua jenis kelenjar keringat yaitu :

1)      Kelenjar keringat ekrin, kelenjar keringat ini mensekresi cairan jernih, yaitu keringat yang
mengandung 95 – 97 % air Dan mengandung beberapa mineral, seperti garam, sodium klorida,
granula minyak, glusida dan sampingan dari metabolisma seluler. Kelenjar keringat ini terdapat
di seluruh kulit, mulai dari telapak tangan dan telapak kaki sampai ke kulit kepala. Jumlahnya di
seluruh badan sekitar dua juta dan menghasilkan 14 liter keringat dalam waktu 24 jam pada
orang dewasa. Bentuk kelenjar keringat  ekrin langsing, bergulung-gulung dan salurannya
bermuara langsung pada permukaan kulit yang tidak ada rambutnya.

2)      Kelenjar keringat apokrin, yang hanya terdapat di daerah ketiak, puting susu, pusar, daerah
kelamin dan daerah sekitar dubur (anogenital) menghasilkan cairan yang agak kental, berwarna
keputih-putihan serta berbau khas pada setiap orang. Sel kelenjar ini mudah rusak dan sifatnya
alkali sehingga dapat menimbulkan bau. Muaranya berdekatan dengan muara kelenjar sebasea
pada saluran folikel rambut. Kelenjar keringat apokrin jumlahnya tidak terlalu banyak dan hanya
sedikit cairan yang disekresikan dari kelenjar ini. Kelenjar apokrin mulai aktif setelah usia akil
baligh dan aktivitasnya dipengaruhi oleh hormon.

b.     Kelenjar palit 

            Kelenjar palit terletak  pada bagian atas kulit jangat berdekatan dengan kandung rambut
terdiri dari gelembung-gelembung kecil yang bermuara ke dalam kandung rambut (folikel).
Folikel rambut mengeluarkan lemak yang meminyaki kulit dan menjaga kelunakan rambut.
Kelenjar palit membentuk sebum atau urap kulit. Terkecuali pada telapak tangan dan telapak
kaki, kelenjar palit terdapat di semua bagian tubuh terutama pada bagian muka.

            Pada umumnya, satu batang rambut hanya mempunyai satu kelenjar palit atau kelenjar
sebasea yang bermuara pada saluran folikel rambut. Pada kulit kepala, kelenjar palit 
menghasilkan minyak untuk melumasi rambut dan kulit kepala. Pada kebotakan orang dewasa,
ditemukan bahwa kelenjar palit atau kelenjar sebasea membesar sedangkan folikel rambut
mengecil. Pada kulit badan termasuk pada bagian wajah, jika produksi minyak dari kelenjar palit
atau kelenjar sebasea berlebihan, maka kulit akan lebih berminyak sehingga memudahkan
timbulnya jerawat.

1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi warna kulit.

            Warna kulit sangat beragam, dari yang berwarna putih mulus, kuning, coklat, kemerahan
atau hitam. Setiap warna kulit mempunyai keunikan tersendiri yang jika dirawat dengan baik
dapat menampilkan karakter yang menarik. Warna kulit terutama ditentukan oleh :
1. Oxyhemoglobin yang berwarna merah
2. Hemoglobin tereduksi yang berwarna merah kebiruan
3. Melanin yang berwarna coklat
4. Keratohyalin yang memberikan penampakan opaque pada kulit, serta
5. Lapisan stratum corneum yang memiliki warna putih kekuningan atau keabu-
    abuan.
            Dari semua bahan-bahan pembangun warna kulit, yang paling menentukan warna kulit
adalah pigmen melanin. Banyaknya pigmen melanin di dalam kulit ditentukan oleh faktor-faktor
ras, individu, dan lingkungan. Melanin dibuat dari tirosin sejenis asam amino dan dengan
oksidasi, tirosin diubah menjadi butir-butir melanin yang berwarna coklat, serta untuk proses ini
perlu adanya enzimtirosinase dan oksigen. Oksidasi tirosin menjadi melanin berlangsung lebih
lancar pada suhu yang lebih tinggi atau di bawah sinar ultra violet. Jumlah, tipe, ukuran dan
distribusi pigmen melanin ini akan menentukan variasi warna kulit berbagai golongan ras atau
bangsa di dunia. Proses pembentukan pigmen melanin kulit terjadi pada butir-
butir melanosom yang dihasilkan oleh sel-sel melanosit yang terdapat di antara sel-sel basal
keratinosit di dalam lapisan benih.

2. Struktur anatomi kuku dan rambut.

1. Struktur anatomi rambut.


Rambut adalah organ seperti benang yang tumbuh di kulit terutama. Rambut muncul dari
epidermis (kulit luar), walaupun berasal dari folikel rambut yang berada jauh di bawah dermis.
Struktur mirip rambut, yang disebut trikoma, juga ditemukan pada tumbuhan. Rambut terdapat di
seluruh kulit kecuali telapak tangan kaki dan bagian dorsal dari falang distal jari tangan, kaki,
penis, labia minora dan bibir.

            Pertumbuhan rambut dimulai pada bulanke 3 masajanin. Mula-mula epidermis


mengalami invasike dermis. Pertumbuhan rambut pertama kali terjadi pad adaerah :alis, dagu,
bibir atas selanjutnya diikuti bagian lain yang akan di tutup kulit tipis. Invasi epidermis ini akan
menjadi folikel rambut yang nantinya akan tumbuh menjadirambut.Pada bulanke 5 sampaike6 
janin mempunyai rambut yang sangat halus yang disebut Lanugo. Sebelum lahir Lanugo rontok,
kecuali pada daerah :alis, kelopak mata dan kulitkepala. Beberapa bulan setelah lahir, rambut-
rambut ini rontok, diganti yang lebih kasar yang disebut vellus. Padamasapuber :tumbuh rambut
di sekitar saxila dan pubes. Pada pria juga tumbuh kumis, jenggot, dan lain-lain. Rambut kasar
terdapat pada :kepala, alis dan tumbuh pada masapuber, disebutsebagai “Terminal Hairs”.

 Struktur Rambut
Ada dua macam keratin rambut, yaitu :

1. Keratin Lunak :terdapat pada seluruh permukaan kulit, terutama kulit tebal, yaitu
pada bagian medulla rambut. Secara Histologis :terlihat perubahan sel-sel epidermis : mula-mula
sitoplasma mengandung keratohialin berubah menjadi sel-sel jernih (Str. Lusidum), dan
selanjutnya sel-sel mengalami keratinisasi kemudian desquamasi.
2. Keratin keras :terdapat pada kuku, kutikula dan kortex rambut. Pembentukannya
tidak melalui butir-butir keratohialin, Str. Lusidum, tetapi perubahannya terjadi perlahan-lahan
dari sel-sel epidermis yang tetap hidup, menjadi keratin. Keratin keras bersifat keras, tidak
mengalami desquamasi dan lebih banyak mengandung sullfur.
Rambut terdiri dari medula yang terdiri dari keratin lunak dan kortex serta kutikula yang terdiri
dari keratin keras.

 Medula: Merupakan bagian tengah rambut, terdiri dari sel-sel yang mengalami
keratinisasi. Sel-selnya terpisah satu sama lain, dan antara sel-sel kadang-kadang terdapat udara /
cairan. Bagian ini tak terdapat pada rambut tipis / halus.
 Kortex   : Merupakan bagian terbesar dari rambut, terdiri dari  sel-sel berbentuk runcing,
yang mengalami keratinisasi dan banyak mengandung pigmen.
 Kutikula : Merupakan membran tipis, terdiri dari sel-sel pipih/gepeng yang mengalami
keratinisasi, transparan. Secara mikroskopis tersusun seperti genting, terdiri dari 1-3 lapis sel-sel
yang sebagian mengalami keratinisasi.

            Pada rambut terdapat folikel-folikel rambut. Folikel rambut  terdiri dari komponen dermis
dan epidermis. Pada dasarnya folikel rambut bagian dermis terlihat menonjol, disebut papila
yang terdiri dari :jaringan ikat, pembuluh darah dan sel-sel saraf .Bagian luar papilla diliputi sel-
sel epitel yang disebut germinal matrik, dan ujung folikel rambut tampak membesar. Sel-sel
germinal matrik (puncak papila) berproliferasi membentuk rambut yang dapat tumbuh terus.

Dan untuk warna yang ada pada rambut tergantung kualitas dan kuantitas pigmen korteks. Bila
sedikit / kurang tampak putih. Campuran rambut putih dan berpigmen, tampak abu-abu (uban).
Rambut coklat atau hitam disebabkan oleh adanya melanin. Melanosit terdapat pada matrix
folikel rambut, yang dapat mengalami mitosis. Melanosit kemudian akan terdorong keatas.

Aliran darah untuk kulit berasal dari subkutan tepat di bawah dermis. Arteri membentuk
anyaman yang disebut retecutaneum yaitu anyaman pembuluh darah di jaringan subkutan, tepat
di bawah dermis. Cabang-cabang berjalan ke superficial dan kedalam. Fungsi vaskularisasi yang
kedalam ini adalah untuk memelihara jaringan lemak dan folikel rambut.

            Cabang yang menembus stratum reticulare, member cabang ke :folikel rambut, kelenjar
keringat dan kelenjar sebasea. Pada perbatasan Str. Reticullare Str. Papilare membentuk
anyaman ke 2 yang disebut Rete Sub Papillare berupa pembuluh darah yang lebih kecil.
Arteriole-arteriole dari retesubpapillare berjalan kearah epidermis dan berubah menjadi anyaman
kapiler (capilary beds). Pembuluh kapiler ini terdapat pada tepat di bawah epidermis, sekitar
matrik folikel rambut, papilla folikel rambut, sekitar kelenjar keringat dan sebasea. Selain itu di
bagian superfisial di stratum retikulare terdapat anyaman pembuluh darah yang disebut
pleksuspapilaris.

            Pada keadaan temperature udara lebih rendah dari tubuh maka kapiler venulae di stratum
papilare dan subpapilare menyempit sehingga temperature tubuh tidak banyak yang hilang. Bila
udara panas kelenjar keringat aktif memproduksi keringat kapiler dan venulae dilatasi penguapan
keringat.

Ada beberapa fungsi rambut, diantaranya :

 Melindungi kulit dari pengaruh buruk:Alis mata melindungi mata dari keringat agar tidak
mengalir ke mata, bulu hidung (vibrissae).
 Menyarig udara pada hidung.
 Serta berfungsi sebagai pengatur suhu.
 Pendorong penguapan keringat.
 Indera peraba yang sensitive.
Saat pertumbuhan rambut terdapat 3 fase yang akan terjadi, diantaranya :

1. Fase pertumbuhan (Anagen)


Sel-sel matriks melalui mitosis membentuk sel-sel baru mendorong sel-sel lebih tua ke atas.
Aktivitas ini lamanya 2-6 tahun 90 % dari 100.000 folikel rambut kulit kepala normal mengalami
fase pertumbuhan pada satu saat.

2. Fase Peralihan (Katagen)

Masa peralihan dimulai dari penebalan jaringan ikat di sekitar folikel rambut. Bagian tengah akar
rambut menyempit dan bagian di bawahnya melebar dan mengalami pertandukan sehingga
terbentuk gada (club) berlangsung 2-3 minggu.

3. Fase Istirahat(Telogen)

Berlangsung kurang lebih 4 bulan, rambut mengalami kerontokan 50 – 100 lembar rambut
rontok dalam tiap harinya. Faktor pendukung terjadinya kerontokan rambut jika terjadi trauma ,
stress dan sebagainya.

2. Struktur anatomi kuku.


            Kuku tumbuh dari sel mirip gel lembut yang mati, mengeras, dan kemudian terbentuk
saat mulai tumbuh dari ujung jari. Kulit ari pada pangkal kuku berfungsi melindungi dari
kotoran. Fungsi utama kuku adalah melindungi ujung jari yang lembut dan penuh urat saraf, serta
mempertinggi daya sentuh. Secara kimia, kuku sama dengan rambut yang antara lain terbentuk
dari keratin protein yang kaya akan sulfur.

            Pada kulit di bawah kuku terdapat banyak pembuluh kapiler yang memiliki suplai darah
kuat sehingga menimbulkan warna kemerah-merahan. Seperti tulang dan gigi, kuku merupakan
bagian terkeras dari tubuh karena kandungan airnya sangat sedikit. Pertumbuhan kuku jari
tangan dalam satu minggu rata-rata 0,5 – 1,5 mm, empat kali lebih cepat dari pertumbuhan kuku
jari kaki. Pertumbuhan kuku juga dipengaruhi oleh panas tubuh. Nutrisi yang baik sangat penting
bagi pertumbuhan kuku. Sebaliknya, kalau kekurangan gizi atau menderita anoreksia nervosa,
pertumbuhan kuku sangat lamban dan rapuh. Kuku adalah bagian terminal lapisan tanduk yang
menebal.

Lapisan kuku terdiri dari tiga lapisan horizontal yang masing-masing adalah:

1.      Lapisan dorsal tipis yang dibentuk oleh matriks bagian proksimal (1/3 bagian).

2.      Lapisan intermediet yang dibentuk oleh matriks bagian distal (2/3 bagian).

3.   Lapisan ventral yang dibentuk oleh lapisan tanduk dasar kuku dan hiponikium yang
mengandung keratin lunak.

Lunula atau bulan sabit terletak di proksimal lapisan kuku. Lunula merupakan ujung
akhir matriks kuku. Warna putih lunula disebabkan epitel yang lebih tebal dari epitel kasar kuku
dan kurang melekatnya epitel dibawahnya sehingga transmisi warna pembuluh drah kurang
dipancarkan. Daerah di bawah lapisan kuku disebut hiponikium. Alur kuku dan lipat kuku
merupakan batas dan pelindung kuku. Lipat kuku proksimal merupakan perluasan epidermis,
bersama kuku yang melindungi matriks kuku. Produk akhirnya adalah kutikel. Pada matriks
kuku terdapat sel melanosit

Bagian kuku terdiri dari:

 Matriks kuku merupakan pembentuk jaringan kuku yang baru.


 Dinding kuku (nail wall) merupakan lipatan-lipatan kulit yang menutupi bagian pinggir
dan atas.
 Dasar kuku (nail bed) merupakan bagian kulit yang ditutupi kuku.
 Alur kuku (nail grove)  merupakan celah antar dinding dan dasar kuku.
 Akar kuku (nail root) merupakan bagian proksimal kuku.
 Lempeng kuku (nail plate) merupakan bagian tengah kuku yang dikelilingi dinding kuku.
 Lunula merupakan bagian lempeng kuku yang berwarna putih didekat akar kuku
berbentuk bulan sabit, sering tertutup oleh kulit.
 Eponikium (kutikula) merupakan dinding kuku bagian proksima, kulit arinya menutupi
bagian permukaan lempeng kuku.
 Hiponikium merupakan dasar kuku, kulit ari dibawah kuku yang bebas (free edge)
menebal.

2. Fisiologi Sistem Integumen

1. Fungsi Kulit :

1. Kulit memiliki banyak fungsi diantaranya adalah :

a. Menutupi dan melindungi organ – organ dibawahnya

b. Melindungi tubuh dari masuknya mikroorganisme dan benda asing

c. Pengaturan suhu
d. Ekskresi : melalui perspirasi atau berkeringat, membuang sejumlah kecil urea.

e. Sintesis : konversi 7-dehydrocholesterol menjadi vit D3 (Cholecalciferol) dengan bantuan


sinar UV.

f. Tempat penimbun lemak.

2. Sensori persepsi :

mengandung reseptor terhadap panas, dingin, nyeri, sentuhan atau raba, tekanan Fisika dasar
hilangnya panas dari kulit

a. Radiasi (60%) : kehilangan panas dalam bentuk infra merah (gelombang elektromagnetik)

b. Konduksi (3%) : melalui konduksi langsung dari permukaan tubuh ke benda-benda lain.
Sedangkan konduksi ke udara (15%) terjadi jika suhu diudara lebih rendah dari suhu tubuh.

c. Konveksi : terjadi jika udara yang telah panas bersentuhan dengan tubuh dari proses konduksi
menyebarkan panas ke udara lainnya yang masih dingin. Kecepatan ini makin meningkat apabila
ada angin.

d. Evaporasi : sebagai mekanisme pendinginan yang penting pada suhu tubuh sangat tinggi.

3. Proses Berkeringat

Panas merangsang hipotalamus anaterior (area preoptik), impuls dipindahkan melalui jaras
otonom ke medula spinalis dan kemudian melalui saraf simpatis ke kulit ke seluruh tubuh. Saraf
simpatis merangsang kelenjar keringat untuk memproduksi keringat.

4. Warna Pada Kulit dan Fungsi Melanin

Kulit mendapatkan warna dari 3 faktor :


a. Adanya melanin (pigmen gelap yang diproduksi melanosit) : Melanin berfungsi untuk
melindungi kulit dari sinar ultraviolet yang berlebih

b. Pigmen berwarna kuning (karoten) : Dalam sel lemak dermis dan hipodermis

c. Warna darah : Dalam pembuluh dermal dibawah lapisan epidermis

5.  Proses dan Tahapan Penyembuhan luka

Fase-fase penyembuhan luka

·         Fase Inflamasi : terjadi sejak terjadi luka sampai kira-kira hari ke-5. Fase ini menyebabkan
pendarahan, dan menghentikannya dengan cara vasokonstriksi, retraksi atau pengerutan
pembuluh darah yang putus dan reaksi hemostatis terjadi karena trombosit dan jala fibrin keluar
sehingga menyebabkan pembekuan. reaksi inflamasi yaitu sel mast menghasilkan serotenin dan
histamin yang menyebabkan eksudasi cairan dan peradangan itu menyebabkan membengkak,
terjadi kemerahan, rasa nyeri dan panas.

·     Fase Poliperasi : berasal dari sel mensenkrim yang belum deferensiasi menghasilkan
mukopolisakarida, asam amino glisin dan prolin yang merupakan bahan dasar kolagen, serat
yang akan mempertautkan tepi luka. Proses ini baru berhenti setelah epitel saling menyentuh dan
menutup seluruh permukaan luka.

·         Fase Peyudahan : odim dan sel radang di serap sel muda menjadi matang, kapiler baru
menutup dan diserap kembali, kolagen yang berlebih diserap sisanya mengerut sesuai dengan
regangan yang ada, selama proses ini dihasilkan jaringan parut yang pucat, tipis dan lemas serta
mudah di gerakkan dari dasar.

6. Kelenjar-Kelenjar Pada Kulit dan Fungsinya :         

a. Kelenjar Sudoriferus atau Kelenjar Keringat

      1. Eccrine atau Mesocrin :

fungsinya mengatur suhu tubuh, mengeluarkan keringat dengan proses fisiologis.


2. Apokrin atau Odiferus  :
fungsinya menghasilkan keringat yang mengandung lemak, mengeluarkan keringat
dengan bau husus terdapat di ketiak, areola mamae, labium mayora, anal dan genital.

b. Kelenjar Sebaseous atau Kelenjar Minyak

sekret dari kelenjar ini disebut sebum fungsinya melembabkan kulit, mencegah terjadinya
absorpsi dan penguapan dari kulit.

PATOFISIOLOGI

Akibat pertama luka bakar adalah syok karena kaget dan kesakitan. Pembuluh kapiler yang
terpajan suhu tinggi rusak dan permeabilitas meninggi. Sel darah yang ada di dalamnya ikut
rusak sehingga dapat terjadi anemia. Meningkatnya permeabilitas menyebabkan oedem dan
menimbulkan bula yang banyak elektrolit. Hal itu menyebabkan berkurangnya volume cairan
intravaskuler. Kerusakan kulit akibat luka bakar menyebabkan kehilangan cairan akibat
penguapan yang berlebihan, masuknya cairan ke bula yang terbentuk pada luka bakar derajat dua
dan pengeluaran cairan dari keropeng luka bakar derajat tiga.
Bila luas luka bakar kurang dari 20%, biasanya mekanisme kompensasi tubuh masih bisa
mengatasinya, tetapi bila lebih dari 20% akan terjadi syok hipovolemik dengan gejala yang khas,
seperti gelisah, pucat, dingin, berkeringat, nadi kecil, dan cepat, tekanan darah menurun, dan
produksi urin berkurrang. Pembengkakkan terjadi pelan-pelan, maksimal terjadi setelah delapan
jam.
Pada kebakaran dalam ruang tertutup atau bila luka terjadi di wajah, dapat terjadi kerusakan
mukosa jalan napas karena gas, asap, atau uap panas yang terhisap. Oedem laring yang
ditimbulkannya dapat menyebabkan hambatan jalan napas dengan gejala sesak napas, takipnea,
stridor, suara serak dan dahak bewarna gelap akibat jelaga.
Dapat juga keracunan gas CO dan gas beracun lainnya. Karbon monoksida akan mengikat
hemoglobin dengan kuat sehingga hemoglobin tak mampu lagi mengikat oksigen. Tanda
keracunan ringan adalah lemas, bingung, pusing, mual dan muntah. Pada keracunan yang berat
terjadi koma. Bisa lebih dari 60% hemoglobin terikat CO, penderita dapat meninggal. Setelah 12
– 24 jam, permeabilitas kapiler mulai membaik dan mobilisasi serta penyerapan kembali cairan
edema ke pembuluh darah. Ini di tandai dengan meningkatnya diuresis.

2.2 TINJAUAN PUSTAKA BERDASARKAN KASUS


A. KONSEP DASAR MEDIS
A. PENGERTIAN

Luka bakar adalah kerusakan jaringan tubuh terutama kulit akibat trauma panas, elektrik, kimia
dan radiasi (Smith, 1998).

Luka bakar adalah kerusakan pada kulit diakibatkan oleh panas, kimia atau radio aktif (Wong,
2003).

Luka bakar disebabkan oleh perpindahan energi dari sumber panas ke tubuh. Panas tersebut
dapat dipindahkan melalui konduksi dan radiasi elektro magnetic. (Effendi. C, 1999).

Jadi luka bakar adalah kerusakan pada kulit yang disebabkan oleh panas, kimia, elektrik maupun
radiasi.

B. PENYEBAB

Menurut Wong 2003, luka bakar dapat disebabkan oleh ;

1. Panas : basah (air panas, minyak)

kering (uap, metal, api)

2. Kimia : Asam kuat seperti Asam Sulfat

Basa kuat seperti Natrium Hidroksida

3. Listrik : Voltage tinggi, petir

4. Radiasi : termasuk X-ray

C. TANDA DAN GEJALA

Menurut Wong and Whaley’s 2003, tanda dan gejala pada luka bakar adalah :
1. Grade I

Kerusakan pada epidermis (kulit bagian luar), kulit kering kemerahan, nyeri sekali, sembuh
dalam 3 - 7 hari dan tidak ada jaringan parut.

2. Grade II

Kerusakan pada epidermis (kulit bagian luar) dan dermis (kulit bagian dalam), terdapat vesikel
(benjolan berupa cairan atau nanah) dan oedem sub kutan (adanya penimbunan dibawah kulit),
luka merah dan basah, mengkilap, sangat nyeri, sembuh dalam 21 - 28 hari tergantung
komplikasi infeksi.

3. Grade III

Kerusakan pada semua lapisan kulit, nyeri tidak ada, luka merah keputih-putihan (seperti merah
yang terdapat serat putih dan merupakan jaringan mati) atau hitam keabu-abuan (seperti luka
yang kering dan gosong juga termasuk jaringan mati), tampak kering, lapisan yang rusak

tidak sembuh sendiri (perlu skin graf).

Metode Rule of Nines untuk menentukan daerah permukaan tubuh total

(Body surface Area : BSA) untuk orang dewasa adalah :

-          Kepala, muka, leher             9 %

-          Dada                                       9 %

-          Perut                                       9 %

-         Pinggang                                9 %

-          Bokong                                  9 %

-          Lengan + tangan kanan           9 %

-          Lengan + tangan kiri               9 %

-          Paha kanan                              9 %


-          Paha kiri                                  9 %

-          Betis kanan                              9 %

-          Betis kiri                                  9 %

-          Kemaluan                                1 %        

11 x 9 % + 1 % = 100 % ·        

Rumus menghitung kebutuhan cairan :

Kebutuhan cairan : 4 cc BB ( dalam Kg) x Luas luka bakar (%)

D. PATOFISIOLOGI

Luka bakar (combustio) pada tubuh dapat terjadi karena konduksi panas langsung atau radiasi
elektromagnetik. Setelah terjadi luka bakar yang parah, dapat mengakibatkan gangguan
hemodinamika, jantung, paru, ginjal serta metabolik akan berkembang lebih cepat. Dalam
beberapa detik saja etelah terjadi jejas yang bersangkutan, isi curah jantung akan
menurun,mungkin sebagai akibat dari refleks yang berlebihan serta pengembalian vena yang
menurun. Kontaktibilitas miokardium tidak mengalami gangguan. Segera setelah terjadi jejas,
permeabilitas seluruhh pembuluh darah meningkat, sebagai akibatnya air, elektrolit, serta protein
akan hilang dari ruang pembuluh darah masuk ke dalam jarigan interstisial, baik dalam tempat
yang luka maupun yang tidak mengalami luka. Kehilangan ini terjadi secara berlebihan dalam 12
jam pertama setelah terjadinya luka dan dapat mencapai sepertiga dari volume darah. Selama 4
hari yang pertama sebanyak 2 pool albumin dalam plasma dapat hilang, dengan demikian
kekurangan albumin serta beberapa macam protein plasma lainnya merupakan masalah yang
sering didapatkan.

Dalam jangka waktu beberapa menit setelah luka bakar besar, pengaliran plasma dan laju filtrasi
glomerulus mengalami penurunan, sehingga timbul oliguria. Sekresi hormon antideuretika dan
aldosteron meningkat. Lebih lanjut lagi mengakibatkan penurunan pembentukan kemih,
penyerapan natrium oleh tubulus dirangsang, ekskresi kalium diperbesar dan kemih
dikonsentrasikan secara maksimal. Albumin dalam plasma dapat hilang, dengan demikian
kekurangan albumin serta beberapa macam protein plasma lainnya merupakan masalah yang
sering didapatkan.

Dalam jangka waktu beberapa menit setelah luka bakar besar, pengaliran plasma dan laju filtrasi
glomerulus mengalami penurunan, sehingga timbul oliguria. Sekresi hormon antideuretika dan
aldosteron meningkat. Lebih lanjut lagi mengakibatkan penurunan pembentukan kemih,
penyerapan natrium oleh tubulus dirangsang, ekskresi kalium diperbesar dan kemih
dikonsentrasikan secara maksimal.

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Menurut Doenges, 2000, diperlukan pemeriksaan penunjang pada luka bakar yaitu :

1. Laboratorium

Hitung darah lengkap : Hb (Hemoglobin) turun menunjukkan

adanya pengeluaran darah yang banyak sedangkan peningkatan lebih


dari 15% mengindikasikan adanya cedera, pada Ht (Hematokrit) yang
meningkat menunjukkan adanya kehilangan cairan sedangkan Ht turun
dapat terjadi sehubungan dengan kerusakan yang diakibatkan oleh panas
terhadap pembuluh darah.

Leukosit : Leukositosis dapat terjadi sehubungan dengan adanya infeksi atau

inflamasi.

GDA (Gas Darah Arteri) : Untuk mengetahui adanya kecurigaaan cedera inhalasi.

Penurunan tekanan oksigen (PaO2) atau peningkatan tekanan karbon


dioksida (PaCO2) mungkin terlihat pada retensi karbon monoksida.

Elektrolit Serum : Kalium dapat meningkat pada awal sehubungan dengan cedera

jaringan dan penurunan fungsi ginjal, natrium pada awal mungkin


menurun karena kehilangan cairan, hipertermi dapat terjadi saat
konservasi ginjal dan hipokalemi dapat terjadi bila mulai diuresis.
Natrium Urin : lebih besar dari 20 mEq/L mengindikasikan kelebihan cairan , kurang

dari 10 mEqAL menduga ketidak ade kuatan cairan.

Alkali Fosfat : Peningkatan Alkali Fosfat sehubungan dengan perpindahan

cairan interstisial atau gangguan pompa, natrium.

Glukosa Serum : Peninggian Glukosa Serum menunjukkan respon stress.

Albumin Serum : Untuk mengetahui adanya kehilangan protein pada edema cairan.

BUN atau Kreatinin : Peninggian menunjukkan penurunan perfusi

atau fungsi ginjal, tetapi kreatinin dapat meningkat karena cedera


jaringan.

Loop aliran volume : Memberikan pengkajian non-invasif terhadap efek atau luasnya cedera.

EKG : Untuk mengetahui adanya tanda iskemia miokardial atau distritmia.

Fotografi luka bakar : Memberikan catatan untuk penyembuhan luka bakar.

F. PENATALAKSANAAN MEDIS

Penatalaksanaan pasien luka bakar sesuai dengan kondisi dan pasien dirawat melibatkan
berbagai lingkungan perawatan dan disiplin ilmu antara lain mencakup penanganan awal
(ditempat kejadian), penanganan pertama di unit gawat darurat, penanganan diruang intensif atau
bangsal. Tindakan yang diberikan antara lain adalah terapi cairan, fisioterapi dan psikiatri. Pasien
dengan luka bakar memerlukan obat-obatan topical. Pemberian obat-obatan topical anti
microbial bertujuan tidak untuk mensterilkan luka akan tetapi akan menekan pertumbuhan
mikroorganisme dan mengurangi kolonisasi, dengan memberikan obat-obatan topical secara
tepat dan efektif dapat mengurangi terjadinya infeksi luka dan mencegah sepsis yang sering kali
masih menjadi penyebab kematian pasien.( Effendi. C, 1999).

B. KONSEP DASAR KEPERAWATAN

a. Pengkajian
1) Kaji luas, kedalaman luka bakar.

2) Vital sign.

3) Asupan dan keluaran cairan, residu urine saat pertama kali dipasang cateter.

Kebutuhan cairan : 4cc x BB (dalam Kg) x Luas luka bakar (%)

4) Berat jenis urine, warna urine, pH, kadar glukosa, aseton, protein serta nilai hemoglobbin.

5) Berat badan, riwayat berat pra-luka bakar, alergi, imunisasi tetanus, masalah medik

serta bedah pada masa lalu, penyakit sekarang dan penggunaan obat.

6) Tingkat kesadaran, status fisiologik, tingkat nyeri serta kecemasan dan perilaku klien.

b. Diagnosa keperawatan

1) gangguan integritas kulit

2) nyeri

3) resiko tinggi infeksi

4) gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan

5) gangguan mobilitas fisik

6) kekurangan volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh

7) gangguan perfusi jaringan


c.       Intervensi
1. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan kerusakan jaringan (Wong, 2003)

Tujuan : pasien menunjukkan penyembuhan luka.


Intervensi :

a. Cukur rambut 2 inchi dari daerah luka segera setelah terjadi luka bakar.

b. Bersihkan luka dan daerah sekitar

c. Jaga pasien agar tidak menggaruk dan memegang luka

d. Berikan tehnik distraksi pada pasien

e. Pertahankan perawatan luka untuk mencegah kerusakan epitel dan granulasi

f. Berikan kalori tinggi, protein tinggi dan makanan kecil

g. Berikan vitamin tambahan dan mineral-mineral

h. Tutup daerah terbakar untuk mencegah nekrosis jaringan

i. Monitor vital sign untuk mengetahui tanda infeksi

2. Nyeri berhubungan dengan trauma luka bakar (Wong, 2003).

Tujuan : Pasien menunjukkan pengurangan nyeri sampai tingkat yang diterima pasien.

Intervensi :

a. Kaji tingkat nyeri untuk pengobatan

b. Posisikan ekstensi untuk mengurangi nyeri karena gerakan

c. Laksanakan latihan aktif, pasif

d. Kurangi iritasi untuk mencegah nyeri.

e. Sentuh daerah yang tidak terjadi luka bakar untuk memberikan kontak fisik dan kenyamanan.

f. Berikan tehnik-tehnik pengurangan nyeri non pengobatan yang sesuai

g. Antisipasi kebutuhan medikasi pengobatan nyeri dan berikan sebelum nyeri tersebut terjadi.
3. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan kerusakan barier kulit, kerusakan respon
imun, prosedur invasif. (Effendi. C, 1999).

Tujuan : Menunjukkan tidak ada infeksi

Intervensi :

a. Laksanakan dan pertahankan kontrol infeksi sesuai kebijakan ruang

b. Pertahankan tehnik cuci tangan yang hati-hati bagi perawatan dan pengunjung

c. Pakai sarung tangan ketika merawat luka untuk meminimalkan terhadap agen infeksi.

d. Ambil eksudat, krusta untuk mengurangi sumber infeksi

e. Cegah kontak pasien dengan orang yang mengalami ISPA / infeksi kulit

f. Berikan obat antimikrobial dan penggantian. balutan pada luka

g. Monitor vital sign untuk mencegah sepsis

4. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan peningkatan

metabolisme, katabolisme, kehilangan nafsu makan (Wong, 2003)

Tujuan : nutrisi terpenuhi sesuai dengan kebutuhan tubuh

Intervensi :

a. Berikan perawatan oral

b. Berikan tinggi kalori, tinggi protein dan makanan kecil untuk mencegah kekurangan protein
dan memenuhi kebutuhan kalori.

c. Timbang BB tiap minggu untuk melengkapi status nutrisi

d. Catat intake dan output

e. Monitor diare dan konstipasi untuk mencegah intoleransi terhadap makanan


5. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan pergerakan (ROM) (Smith,
1998)

Tujuan : Pasien akan terbebas dari komplikasi : gangguan gerak, akan berpartisipasi dalam
latihan aktivitas yang tepat.

Intervensi :

a. Bantu pasien mendapatkan posisi yang tepat dan mobilitas bagi luka bakar : konsultasikan
dengan bagian ocupasi terapi untuk merencanakan latihan pergerakan

b. Lihat keluarga dalam perberian tindakan keperawatan.

c. Ajarkan latihan ROM aktif dan pasif setiap 4 jam, berikan pujian setiap kali pasien melakukan
latihan ROM

d. Ambulasi pasien secara dini jika memungkinkan.

e. Ubah posisi tiap 2 jam sekali pada area yang tertekan.

f. Beri antibiotic sebelum aktivitas karena nyeri.

6. kekurangan volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan


peningkatan permeabilitas kapiler yang mengakibatkan cairan elektrolit dan protein
masuk ke ruang interstisiel (Wahidi, 1996).

Tujuan : gangguan keseimbangan cairan dapat teratasi

Intervensi :

a. Observasi inteke dan output setiap jam.

b. Observasi tanda-tanda vital

c. Timbang berat badan

d. Ukur lingkar ektremitas yang terbakar tiap sesuai indikasi

e. Kolaborasi dengan tim medis dalam. pemberian cairan lewat infus


f. Awasi pemeriksaan laboratorium (Hb, Ht, Elektrolit, Natrium urine random)

7. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan penuruan curah jantung

(Carpenito, 2000)

Tujuan : Gangguan perfusi jaringan tidak terjadi.

Intervensi :

a. Kaji warna, sensasi, gerakan.

b. Tinggikan ekstremitas yang sakit dengan tepat.

c. Dorong latihan rentang gerak aktif pada bagian tubuh yang sakit

d. Selidiki nadi secara teratur.

e. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian caira


`BAB III

SKENARIO KASUS

3.1 KASUS

Seorang perempuan berusia 41 tahun masuk ruang IGD suatu rumah sakit dengan keluhan luka
bakar akibat terkena ledakan kompor. Pasien mengeluhkan sakit, rasa panas diarea luka bakar,
peristiwa terjadi pada pukul 06.00 pagi, keluarga membawa pasien ke RS dan tiba di IGD pada
pukul 07.00. hasil pengkajian didapatkan luka mengenai wajah, dada, punggung bagian atas dan
kedua tangan. Luka Nampak basah, warna luka merah muda, bulae (+), TD: 90/70. HR:
120x/menit, RR:26x/menit, suhu: 37,5 c. Produksi urine 600-800 cc/24 am, warna keruh. BB:
58Kg TB: 157cm.

Hasil Pemeriksaan Laboratorium diperoleh :

HB: 17,5 g/dl; Leukosit: 9.200 UL; Albumin: 3,0 g/dl; BUN: 50 mg/dl; Cr. 0,76 mg/dl: K: 5,6
meq/L: Na: 130 meq/L: GDS: 143 mg/dl

3.2 PROSES PEMECAHAN MASALAH

3.2.1 Kata kunci

1. Pasien mengeluh sakit, rasa panas diarea luka bakar


2. Hasil pengkajian didapatkan luka mengenai wajah, dada, punggung baian atas dan
kedua tangan.
3. Luka Nampak basah, wrna luka merah muda, bulae (+),
4. TD: 90/70, HR: 120x/menit, RR:26x/menit, suhu: 37,5C. Produksi urine 600-800
cc/24 jam, warna keruh.
5. BB: 58 kg, TB: 157 cm.
6. Hasil pemeriksaan laboratorium diperoleh:
HB: 17,5 g/dl; leukosit: 9.200 UL; 3,0 g/dl; BUN: 50 mg/dl; Cr: 0,76 mg/dl; K: 5,6
meq/L Na: 130 meq/dl; GDS: 143 mg/dl
3.2.2 Kata Sulit

1. Bula : sebuah lesi yang berisi cairan serosa diatas dermis.

2. Albumin : salah satu protein utama dalam plasma darah.

nilai normal albumin: 3,4 – 5,4 g/L

Nilai normal albumin urin: 0 – 8 mg d/L

3. BUN : Blood Urea Nitrogen atau kadar nitrogen urea darah

Normal : 15 – 40 mg/dl

4. Cr : Kreatinin, normal : 0,6 – 1,2 mg/dl

5 K : Kalium, 3,5 – 5,0 meq/L

6 Na : Natrium, 135 – 145 meq/L

7. GDS : Gula darah sewaktu, < 200 mg/dl

8. HB : Hemoglobin, 12-16 g/dl

3.2 PERTANYAAN PENTING

1. Mengapa pada luka bakar akan membuat TD menurun?


2. Kemungkinan komplikasi apa yang akan muncul pada pasien luka bakar?
3. Apa yang menyebabkan sehingga terjadi bula pada luka bakar?
4. Apa yang menyebabkan lbumin menrun atau rendah pada luka bakar?
3.3 JAWABAN PERTANYAAN
1. Luka bakar menyebabkan kulit rusak sehingga rentan terkena infeksi kuman dan infeksi tersebut
menyebar keseluruh tubuh dan mengancam nyawa. Tekanan darah menurun akibat kurangnya
cairan tubuh, cairan tubuh bisa hilang pada luka bakar yang luas. Begitu pulan ditambah dengan
kerusakan pembuluh darah akibat luka bakar. Akibatnya cairan tubuh berkkurang dan tekanan
darah menurun.
2. Apabila korban mengalami luka bakar derajat tiga yang dikategorikan cukup serius, kondisi
tersebut memicu terhadap berbagai komplikasi yang muncul selain kondisi yang yang lebih
serius terjadi. Komplikasi yang ditimbulkan akibat luka bakar yaitu:
 Adanya bekas luka, luka bakar pada umumnya seringkali menimbukan bekas luka
hingga keloid. Adapun yang dimaksud dengan keloid sendiri adalah pertumbuhan
jaringan bekas luka yang berlebih diatas kuli. Namun pada luka ringan biasanya hanya
meninggalkan bekas lukayang sedikit, yang biasnya dapat dikurangi dengn menggunakan
krim maupun salep pada bekas luka bakar dan juga memakai tabir surya
 Rendahnya volume darah, luka bakar dapat merusak pembuluh darah dan
menyebabkan hilangnya cairan.hal ini dapt menimbulkan rendahnya volume darah dalam
tubuh.
 Infeksi, infeksi dapat terjadi jika bakteri mulai berkembang biak diluka yang terbuka.
Oleh karena itu, penting untuk menjaga kebersihan luka yang melepuh yang telah pecah.
Beberapa tanda terjadinya infeksi adalah ketika luka tersa lebih sakit atau menjadi bau.
Selain itu, anda mungkin mengalamidemam dan pembekakan pada kulit yang terinfeksi.
- Masalah pernafasan, menghirup udara panas atau asap bisa melukai saluran udara dan
menyebabkan kesulitan dalam bernapas. Menghrup asap bisa merusak paru-parudan
menyebabkan kegagalan fungsi organ pernapasan.
- Masalah tulang dan persendian, luka bakaryang dalam bisa membatasi pergerakan
tulangdan jugapersendian. Bekas luka bisa menyebabkan kontraktur. Kontraktur adalh
ketika kulit, otot, maupunurat memendek dan/ atau mengencang. Akibatnya,sendi tida bsa
digerakan secara normal.
- Sengatan panas, sengatan panas adalah kondisi ketika suhu tubuh 40o celcius atau lebih.
Kondisi ini disebabkan oleh tubuh yang terlalu lama terkea pajanan terhadap sinar matahari
atau cuaca panas. Beberapa gejala antara lain:

Kelelahan yang parah


Kulit terlihat merah
Bernapas denan cepat
Mual dan muntah
Pusing atau sakit kepala
Denyut jantung cepat
Menjadi linglung.

- Suhu tubuh sangat rendah, jika sebagian besar kulit menjadi rusak terkea terbakar,
penderita bisakehilangan tubu dan resiko terkena hipotermia akan meningkat.
- Syok, syok adalah kondisi berbahaya yang muncul ketika tubuh kekurngan pasokan
oksigen. Orang terkena luka bakar parah bisa mengalami syok. Beberapa gejala syok
adalah ketika wajah terliht pucat, denyut jantung cepat, bernapas cepat atau pendek, sring
menguap, kut tersa dingin dn bahkan pingsan.
3. Pada luka bakar derajat sedang, umumnya akan muncul bula pada tempat-tempat yang
terkena paparan panas. Bula ini adalah cairan yang dilapisi oleh dinding tipis. Timbulnya
bula ini umumnya disebabkan oleh terjadinya kerusakan pada lapisan atas tengah kulit.
Dilapisan tengah terdapat kelenjar-kelenjar keringat yang memproduksi cairan. Karena
lapisan atasnya sudah rusak, maka cairan-cairan produksi kelenjar keringat ini akan
menumpuk dibagian luar kulit hingga membentuk bulla.
4. albumin rendah pada pasien luka bakar disebabkan oleh kehilangan protein.krena
terjadinya kerusakan protein yang signifikan akibat kulit terkena panas. Tubu akan
mengirimkan protein – protein untuk memperbaiki kulit. Digunakannya protein didalam
tubu ini menyebabkan kadar albumin rendah pada pasien dengan luka bakar
3.4 INFORMASI TAMBAHAN

Cara mengobati luka bakar secara alami dan cepat bisa dilakukan dengan membuat sendiri obat
untuk luka bakar agar tidak berbekas. Dengan menggunakan bahan-bahan alami seperti lidah buaya,
madu, mentimun dan lainnya luka bakar bisa disembuhkan dengan cepat. Mengatasi luka bakar dengan
menggunakan obat tradisional dinilai lebih aman, murah dan ampuh menghilangkannya.

Dan berikut ini adalah cara mengobati luka bakar secara alami dan cepat, yaitu:

1. Lidah Buaya
Cara mengatasi luka bakar yang melepuh, menggelembung dan berair bisa dihilangkan dengan
menggunakan lidah buaya. Tanaman ini memang memiliki khasiat yang luar biasa untuk kulit. Lidah
buaya atau aloe vera bisa menyembuhkan luka bakar dengan cepat dan tidak membekas. Mengoleskan
getah lidah buaya pada kulit yang terbakar bermanfaat untuk menghilangkan rasa panas dan membantu
mempercepat perbaikan jaringan kulit yang rusak. Berikut ini cara mengobati luka bakar dengan lidah
buaya, yaitu:

 Ambil 1 batang lidah buaya, kemudian cuci bersih dan ambil gelnya
 Luka bakar dibersihkan terlebih dahulu dengan air
 Oleskan gel lidah buaya tersebut pada kulit yang terluka
 Lakukan secara teratur hingga luka tersebut mengering
 Dengan penggunaan lendir lidah buaya tersebut akan mengatasi luka bakar dengan cepat dan
tidak membekas.

2. Madu
Madu termasuk salah satu obat untuk luka bakar agar tidak berbekas. Madu memiliki kandungan
antiseptik yang tinggi yang dapat menyembuhkan luka bakar ringan dengan cepat. Penggunaan madu
sangat manjur untuk luka bakar karena minyak karena setrika, air panas, knalpot dan minyak panas.
Manfaat madu akan mengurangi rasa panas dan mencegah luka bakar agar tidak berbekas. Berikut ini
cara mengobati luka bakar dengan madu, yaitu:
 Siapkan 1 sendok makan madu dan satu sendok makan minyak zaitun
 Campurkan dan sedikit diaduk agar tercampur
 Bersihkan luka bakar yang melepuh dengan air bersih
 Oleskan campuran madu dan minyak zaitun tersebut pada kulit yang terbakar
 Lakukan sesegera mungkin dan luka bakar akan cepat mengering dan tidak membekas
nantinya.

3. Mentimun
Mentimun atau timun memang sejak lama terkenal dengan manfaatnya untuk mengatasi masalah kulit.
Ternyata di dalam mentimun terdapat bahan silika alami yang dapat membantu mengatasi luka bakar
agar cepat sembuh dan tidak menimbulkan bekas. Seperti yang kita tahu, silika merupakan zat yang
bisa meningkatkan produksi kolagen pada kulit. Maka tak mengherankan jika selama ini timun sangat
ampuh mengatasi masalah kulit seperti kulit keriput dan lainnya. Hal itu tidak terlepas dari silika yang
ada pada buah mentimun. Begitu juga mentimun dipercaya merupakan obat luka bakar melepuh yang
manjur. Dan berikut ini adalah cara mengobati luka bakar dengan mentimun, yaitu:

 Ambil dan cuci mentimun ukuran sedang, kemudian parut hingga halus
 Tuangkan parutan tersebut pada wadah dan campurkan madu kemudian aduk hingga rata
 Untuk mencegah bekas luka bakar tambahkan juga 1 sendok gel lidah buaya
 Oleskan Obat tradisional luka bakar tersebut pada kulit yang terluka yang sudah dibersihkan
sebelumnya
 Lakukan 2 kali dalam sehari maka luka bakar akan sembuh tanpa membekas.

4. Daun Pare
Siapa sangka daun dari jenis sayur yang pahit ini bisa dijadikan obat tradisional luka bakar yang
ampuh. Pare atau paria bisa mengatasi luka bakar dengan cepat dan alami dengan menambahkan
tepung beras sebagai bahan tambahan. Dengan perpaduan dua bahan tersebut luka bakar yang melepuh
atau menggelembung dan berair akan segera sembuh dan tidak membekas. Berikut adalah cara
mengobati luka bakar dengan daun pare, yaitu:
 Sediakan beberapa lembar daun pare yang telah dicuci

 Tumbuk hingga halus dengan menambahkan sedikit air

 Kemudian campurkan bubuk beras atau tepung beras kemudian aduk hingga tercampur rata
hingga menjadi seperti salep

 Oleskan  salep untuk luka bakar alami tersebut pada kulit yang terbakar

 Penggunaan ramuan pare dan tepung beras terbukti mengatasi luka bakar secara alami dan cepat
tanpa bekas.

5. Kulit Pisang
Benda yang selama ini dianggap sebagai tak berguna atau sampah, ternyata bisa dibuat menjadi obat luka
bakar knalpot dan air panas. Dengan menggunakan kulit pisang tersebut luka bakar sembuh dengan cepat
dan kering. Caranya mengobati luka bakar dengan pisang cukup mudah,yaitu: Ambil kulit pisang dan
oleskan pada kulit yang terluka. Atau Anda juga bisa menggunakan buah pisang yang dilumatkan dan
menambahkan sedikit madu kemudian dioles pada kulit yang cidera bakar tersebut. mengoleskan dengan
cepat setelah terbakar akan menghilangkan luka bakar dan bekasnya dengan cepat juga.

3.5 INFORMASI BARU

video
3.6 ANALISA DATA

NO TANDA & GEJALA LUKA BAKAR LUKA BAKAR LUKA BAKAR


DERAJAT I DERAJAT II DERAJAT III
1. Nyeri √ √ −
2. Rasa panas diarea luka √ √ −
bakar
3. Luka Nampak basah − √ −
4. Warna luka merah muda √ √ −
5. Bula (+) − √ −
6. ↓ urin, warna keruh − √ √
7. TD : 90/70 − √ √
8. Luka mengenai wajah 9% √ √ √
9. Luka mengenai dada 9% √ √ √
10. Luka mengenai punggung √ √ √
bagian atas 9%
11. Luka mengenai kedua √ √ √
tangan 18%
BAB IV

ASUHAN KEPERAWATAN

4.1 PENGKAJIAN DAN DATA FOKUS


Pengkajian Tgl : Jam :
Tanggal MRS : No RM :
Ruang/ kelas : IGD DX masuk : Luka bakar derajat II
S. Informasi : Pasien
1. Data Biografi
Nama : Seorang Perempuan
Usia : 41 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pendidikan : -
Agama : -
Suku bangsa : -
Pekerjaan : -
Alamat : -
Tgl masuk RS : -
2. Riwayat Penyakit
1) Keluhan Utama : Luka bakar
2) Riwayat Keluhan Utama : seorang perempuan berusia 41 tahun,
masuk ruang IGD dengan keluhan sakit, rasa panas diarea luka bakar. Keluhan ini
dirasakan setelah terkena ledakan kompor pada pukul 06.00 pagi dan dibawa ke
RS dan tiba di IGD pukul 07.00. Keluhan utama yang dirasakan adalah Luka
bakar akibat terkena ledakan kompor.
3) Keluhan saat ini : klien mengeluh sakit,rasa panas di area
luka bakar.
4) Riwayat diagnosa medis :-
5) Riwayat penyakit dahulu :-
6) Penyakit yang diderita keluarga :-
7) Riwayat alergi :-
3. Pemeriksaan Fisik
1) ROS (Review Of System)
Keadaan umum : buruk
Kesadaran : compesmentis
TTV : Tekanan Darah : 90/70 mmHg
Frekuensi Nadi : 120 x/menit
Suhu : 37,5°C
Frekuensi Napas : 26x/m
Produksi urine : 600-800 cc/24 jam, warna keruh
BB : 58kg
TB : 157 cm
2) Sistem Pernafasan ( B1 Breathing)
1. Pola Napas : Takipnea, frekuensi napas 26 x/menit
2. Cheyne Stokes : tidak dikaji
3. Suara Nafas : Vesikuler
4. Sesak Nafas : Takipnea
5. Batuk : tidak dikaji
Masalah : ada masalah pada system pernapasan, frekuensi napas 26 x/menit.
3) Sistem Kardiovaskuler (B2 Cardiovaskular)
1. Irama Jantung : Reguler
2. S1/S2 : Lup/dup
3. Bunyi Jantung : Lupdup
4. CRT : tidak dikaji
5. Akral : hangat
6. Lain-lain : TD menurun, 90/70 (hipotensi), nadi cepat
120x/menit (takikardi)
Masalah : ada masalah pada system kardiovaskuler. Hipotensi
4) Sistem Pengindraan (B3 Brain)
1. GCS
Eyes :4
Verbal :5
Motorik :6
Total :15 (Compos mentis)

2. Refleks fisiologis : tidak dikaji


3. Istrahat tidur : tidak dikaji
Masalah : tidak ada
4. Pupil : tidak dikaji
5. Sclera/ konjugtiva : tidak dikaji
pendengaran : tidak dikaji
penciuman : tidak dikaji
masalah : tidak ada masalah pada system indera penglihatan
6. Sistem Perkemihan (B4 Bladder)
1. Kebersihan : tidak dikaji
2. Urin : 600-800 cc/24 jam
3. Warna : keruh
4. Bau : tidak dikaji
5. Alat Bantu
(kateter dll,) : tidak ada
6. Kandung Kemih : tidak dikaji
7. Nyeri Tekan : tidak dikaji
8. Lain-lain : ↓ Albumin : 3,0 g/dl, ↓natrium 130 meq/L, ↑ k :
5,6 meq/L
9. Gangguan : ada masalah pada sistem perkemihan, ↓ produksi
urine, ↓ Albumin, ↓natrium, ↑ k
7. Sistem Pencernaan (B5 Bowel)
1. Nafsu makan : tidak dikaji
2. Ferekuensi : tidak dikaji
3. Porsi makan : tidak dikaji
4. Minum : tidak dikaji
Mulut dan tenggorokan
1. Mulut : tidak dikaji
2. Mukosa : tidak dikaji
3. Tenggorokan : tidak dikaji
4. Pembesaran tonsil : tidak dikaji
5. Abdomen perut : tidak dikaji
6. Nyeri tekan : tidak dikaji
Lokasi :
7. Pembesaran Hepar : tidak dikaji
8. Pembesaran Lien : tidak dikaji
9. Buang Air Besar : tidak dikaji
10. Lain – lain : tidak ada
8. Sistem Muskuloskeletal/Integumen (B6 Bone)
1. Kemampuan pergerakan sendi : Terganggu
2. Kekuatan otot : melemah
Kulit
1. Warna kulit : merah muda
2. Hiperpigmentasi : tidak dikaji
3. Turgor : tidak dikaji
4. Odema : tidak dikaji
5. Lokasi : wajah, dada, punggung bagian atas, dan
kedua tangan
6. Lain – lain : bula (+), luka Nampak basah, warna luka
merah muda
7. Masalah : ada masalah pada system
musculoskeletal/integumen, terdapat luka bakar diwajah, dada, punggung
bagian atas, dan kedua tangan
9. Sistem Endokrin (B7 Endokrin)
1. Tiroid membesar : tidak dikaji
2. Hiperglikemia : tidak dikaji
3. Hipoglikemia : tidak dikaji
4. Luka ganggren : tidak dikaji
5. Lain – lain : tidak ada
Masalah : tidak ada masalah pada system endokrin
10. Psiko – sosial – spritual
1. Orang yang paling dekat : tidak dikaji
2. Hubungan dengan teman dan lingkungan sekitar : tidak dikaji
3. Kegiatan ibadah : tidak dikaji
4. Konsep diri : tidak dikaji
5. Terapi : tidak dikaji
6. Data penunjang : tidak dikaji
Pemeriksaan laboratorium
HB : 17,5 g/dl Leukosit : 9.200 UL
Albumin : 3,0 g/dl BUN : 50 Mg/dl
Cr : 0.76 mg/dl K : 5,6 meq/L
Na : 130 meq/L GDS : 143 mg/dl
4.2 IDENTIFIKASI DATA
1. Data Subjektif :
- Klien mengeluhkan luka bakar akibat ledakan kompor
- Klien mengeluh merasakan sakit
- Klien mengatakan rasa panas diarea luka bakar
2. Data Objektif :
- Klien Nampak meringis karena sakit
- Klien Nampak merasa panas diarea luka bakar
- Tanda-tanda vital :
Tekanan Darah : 90/70mmHg
Frekuensi Nadi : 120 x/menit
Frekuensi napas : 26x /menit
Suhu : 37,5 C
Produksi urine : 600-800 cc/24jam, warna keruh
BB : 58kg
TB : 157 cm
- Pemeriksaan laboratorium :
HB : 17,5 g/dl
Leukosit : 99.200 UL
Albumin : 3,0 g/dl
BUN : 50 mg/dl
Cr : 0,76 mg/dl
K : 5,6 meq/L
Na : 130 meq/L
GDS : 143 mg/dl
4.3 DATA BERDASARKAN GANGGUAN KEBUTUHAN
No Pengelompokan data Gangguan kebutuhan

1 Data subjektif Gangguan Integritas Kulit b.d


- Pasien mengeluh rasa panas diarea penurunan mobilitas d.d
luka bakar kerusakan lapisan kulit
Data objektif
- Luka mengenai wajah, dada,
punggung bagian atas, dan kedua
tangan
- Luka Nampak basah
- Warna luka merah muda
- Bullae (+)

2 Data subjektif Gangguan mobilitas fisik b.d


- klien mengeluh luka bakar akibat penurunan kekuatan otot d.d
terkena ledakan kompor gerakan terbatas
- klien mengeluh sakit, rasa panas di area
luka bakar
Data objektif
- luka mengenai wajah, dada,
punggung bagian atas dan kedua
tangan
3 Data subjektif : Gangguan Rasa nyaman b.d
- Klien mengeluhkan sakit kurang pengendalian
- Klien mengeluh rasa panas diarea lingkungan d.d mengeluh
luka bakar kepanasan
Data objektif : Domain :
- Klien tampak meringis sakit
- Luka mengenai wajah, dada,
punggung bagian atas dan kedua
tangan

- Terdapat bula

4 Data subjektif Resiko ketidakseimbangan


- Klien mengeluh rasa panas di area luka cairan b.d luka bakar d.d
bakar perdarahan
Data objektif
- Produksi urine 600-800 cc/24 jam
- Warna keruh
- Albumin 3,0 g/dl
- Na : 130 meq/L
- K : 5,6 meq/L

4.4 ANALISA DATA BERDASARKAN PENYIMPANGAN KDM


Respon utama : nyeri dan rasa panas diarea luka bakar
Penyakit : luka bakar derajat II

Arus listrik, Api, bahan


Radiasi kimia


Kontak dengan
permukaan kulit


Kontinuitas
jaringan


Peradangan
Dilatasi
sel
← Luka bakar

↓ ↓ ↓
Keruskaan pada Kulit

lapisan kemerahan
permeabilitas
atas/tengah kulit
kapiler

↓ ↓ ↓
Kebocoran Produksi cairan Timbul
kapiler kelenjar rasa panas
menumpuk

↓ ↓ ↓
Perpindahan cairan Bula Nyeri
dari intravaskuler
ke extravaskuler

↓ ↓ ↓
Kehilangan Na, Kerusakan Gangguan
proten/penurunan integritas kulit rasa nyaman
curah jantung


Gerakan
Aliran plsama
↓ produksi
urin
← ke ginjal ↓
terbatas

↓ ↓
Resiko
Gangguan
ketidakseimbang
mobilitas fisik
an cairan

4.5 DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN


Tanggal Masalah Keperawatan
No Pengkajian

1 Kerusakan integritas kulit


2 Gangguan mobilitas fisik
3 Gangguan rasa nyaman
4 Resiko ketidakseimbangan cairan

4.6 RUMUSAN DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Kerusakan integritas kulit
2. Gangguan mobilitas fisik
3. Gangguan rasa nyaman
4. Resiko ketidakseimbangan cairan

4.7 INTERVENSI
N DIAGNOSA NOC NIC
O
1. Kerusakan integritas kulit Tissue integrity: skin and 1. jaga kebersihan
b.d penurunan mobilitas mocus kulit agar tetap
d.d kerusakan lapisan kulit Membranes bersih dan
Definisi: Hemodyalis akses kering
perubahan/gangguan Criteria hasil : 2. monitor kulit
epidermis dan/atau dermis 1. integritas kulit yang akan adanya
Batasan karakteristik: ak biasa diprtahankan kemerahan
1. kerusakan lapisan (sensasi, elastisitas, 3. monitor aktivitas
kulit (dermis) tmperatur, hidrasi, dan mobilisasi
2. gangguan permukaan pigmentasi) tiada pasien
kulit(epidermis) luka/lesi pada kulit 4. monitor proses
3. invasi struktur tubuh 2. prfusi aringan baik kesembuhan
3. menunjukan area insisi
faktor yang berhubungan: pemahaman dalam 5. gunakan
Eksternal: proses perbaikan kulit preparat anti
1. Zat kimia, radiasi dan mencegah septic sesai
2. Usi yag ekstrem terjadinyasedera program
3. Kelembapan berulang 6. ganti balutan
4. Hipertermia, 4. mampu melindungi pada interval
hipotermia kulit dan waktu yang
5. Faktor mekanik mempertahankan sesuai atau
(mis., gaya gunting kelembaban kulit biarkan luka
[shearing forces] dan perawatan alami tetap terluka
6. Medikasi (tidak dibalut)
7. Lembab ssuai program
8. Imobilitas fisik
Internal :
1. Perubahan status
cairan
2. Perubahan
pigmentasi
3. Perubahan turgor
4. Faktor perkembangan
5. Kondisi
ketidakseimbangan
nutrisi (mis.,
obesitas, emasiasi)
6. Penurunan
imunologis
7. Penurunan sirkulasi
8. Kondisi gangguan
metabolic
9. Gangguan sensasi
10. Tonjolan tulang

2 Gangguan mobilitas b.d Kriteria hasil : NIC :


penurunan kekuatan otot 1. Ambulasi : 1. Promosi
d.d gerakan terbatas kemapuan untuk mekanika
Definisi : keterbatasan berjalan dari satu tubuh :
dalam, keterbatasan fisik tempat ke tempat lain memfasilitasi
mandiri dan terarah pada secara mandiri dengan penggunaan
tubuh atau satu e3kstremitas atau tanpa alat bantu postur dan
atau lebih 2. Ambulasi : kursi pergerakan
Batasan karakteristik : roda: kemampuan dalam aktivitas
1. kesulitan membolak- untuk berpindah adari sehari –
balik posisi tubuh astu tempat ke tempat untukmencegah
2. dyspnea saat lain menggunakan keleihan dan
beraktifitas kursi roda ketegangan atau
3. keterbatasan rentng 3. Keseimbangan: cedera
pergerakan sendi kemampuan untuk musculoskeletal
4. ketidaksabilan postur mempertahankan 2. Terapi latihan
tubuh (saat keseimbangan tubuh fisik :
melakukan rutinitas 4. Performa mekanika ambulasi :
aktivitas kehidupan tubuh: tindakan meningkatkan
sehari – hari) personal untuk dan membantu
5. melambatnya mempertahankan ke dalam berjalan
pergerakan sejajaran tubuh yang untuk
6. gerakan tidak teratur tepat dan untuk mempertahankan
atau tidak mencegah ketegangan atau
terkoordinasi otot skeletal mengembalikan
5. Pergarakan fungsi tubuh
factor yang berhubungan : terkoordinasi : autonomy dan
1. perubahan kemampuan otot volunteer selama
metabolism sel untuk bekerja pengobatan dan
2. indeks masa tubuh di bersama secara pemulihan dari
atas persentil ke-75 volunteer dalam kondisi sakit
sesuai usia gangguan mengasilkan gerakan atau cedera
kognitif yang bersetujuan 3. Terapi lapisan
3. kepercayaan budaya 6. Pergerakan sendi fisik :
terkait aktivitas (sebutkan sendi) : keseimbangan :
sesuai dengan usia rentang pergerakan menggunakan
penurunan kekuatan, sendi (sebutkan aktivitas, postur,
kendali, atau masa sendi) aktif dengan dan gerakan
otot gerakan atasinisiatif tertentu utuk
4. keadaan alam sendiri mempertahankan
persaan depresi atau 7. Mobilitas : , meningkatkan,
ansietas kemampuanuntuk atau memulihkan
5. Keterlambatan bergeak secara keseimbangan
perkembangan bertujuan dalam 4. Pengaturan
6. Ketidaknyamanan lingkugan sendiri posisi :
7. Intoleran aktivitas secara mandiri degan mengaturposisi
dan penurunan atau tanpa alat bantu pasien atau
kekuatan dan 8. Fungsi skeletal : bagian tubuh
ketahuan kemampuan tulang pasien secara
8. Kaku sendi atau untuk menyokong hati – hari untuk
kontraktur tubuh dan meningkatkan
9. Defisiensi memfasilitasi kesejahteraan
pegetahuan tentang pergerakan fisiologis dan
nilai aktivitas fisik 9. Performa berpindah psikologis
10. Kurang dukungan : kemampuan untuk 5. Pengaturan
lingkugan fisik atau mengubah letak tubuh posisi : kursi
sosial secara mandiri dengan roda : mengatur
11. Keterbatasan atau tanpa alat bantu posisi pasien
ketahanan dengan benar di
kardiovaskuler kursi roda
12. Hilangnya intergritas pilihan untuk
struktur tulang mencapai rasa
13. Medikasi nyaman,
14. Gangguan menigkatkan
muskoloskeletal integritas kulit,
15. Gangguan dan
neuromuscular menumbuhkan
16. Nyeri kemandirian
17. Program pebatasan pasien
pergerakan 6. Bantuan
18. Keengganan untuk perawatan-
memulai pergerakan diri : berpindah
19. Gaya hidup yang : membantu
kurang gerak atau individu untuk
disuse atau melemah mengubah posisi
20. Malnutrisi [umum tubuhnya
atau selektif]
21. Gangguan sensori
persepsi

3 Gangguan rasa nyaman Ansiety 1. gunakan


b.d kurang pengendalian Fear leavel pendekatan yang
lingkungan d.d mengeluh Sleep deprivation menenangkan
kepanasan Comfort, readlines for 2. jelaskan semua
Definisi: merasa kurang Enchanced prosedur dan apa
senang, lega, dan sempurna Criteria hasil: yang dirasakan
dalam dimensi fisik, 1. mampu mengontrol selama prosedur
psikospiritual, lingkingan, kecemasan 3. temani pasien
dan sosial 2. status lingkungan yag untuk
Batasan karakteristik: nyaman memberikan
1. ansietas 3. mengontrol nyeri keamanan dan
2. menangis 4. kualita tidur dan mengurangi
3. gangguan pola tidur istirahat adekuat takut
4. takut 5. agresi pengendalian 4. dengrkan dengan
5. ketidakmampuan diri penuh perhatian
untuk rileks 6. respon terhadap 5. instruksikan
6. iritabilitas pengobatan pasien
7. merintih 7. control gejala menggunakan
8. melaporkan measa 8. statuskenyamanan teknik relaksasii
dingin meningkat
9. melaporkan merasa 9. dapat mengontrol
panas ketakutan
10. melapokan perasaan 10. support social
tidak nyaman 11. keinginan untuk
11. melaporkan gejala hidup
distress
12. melaporkan ras lapar
13. melaporkan rasa gatal
14. melaporkan kurang
puas dengan keadaan
15. melaporkan kurang
senang dengan sitasi
tersebut
16. gelsah
17. berkeluh kesal
faktor yang berhubungan:
1. gejala terkait
penyakit
2. sumber yang tidak
adekuat
3. kurang pengendalian
lingkungan
4. kurag privasi
5. kurang control
situasional
6. stimulasi lingkungan
yang mengganngu
7. efek samping terkait
terapi (mis.,
medikasi, radiasi)

4 Resiko kekurangan volume Fluid balance 1. pertahankan


cairan b.d luka bakar d.d Hydration catatan intake
perdarahan Nutritional status : food and dan output yang
Definisi: beresiko fluid akurat
mengalami dehirasi vascular, Intake 2. monitor status
selular, atau intraselular. Criteria hasil : hidrasi
Faktor risiko: 1. mempertahankan 9kelembaban
1. Kehilangan volume urine output sesuai membrane
cairan aktif dengan usia dan BB, mukosa, nadi
2. Kurang pengetahuan BJ urine normal, HT adekuat, tekanan
3. Penyimpanan yang normal darah orostatik),
mempengaruhi 2. tekanan darah, nadi, jika diperlukan
absorbs cairan suhu tubuh dalam 3. monitor vital
4. Penyimpangan yang batas normal sign
mempengaruhi akses 3. tidak ada tanda – 4. monitr masukan
cairan tanda dehidrasi makanan / cairan
5. Pnyimpangan yang 4. elastisitas turgor kulit dan hitung intake
mempengaruhi baik, membrane kalori harian
asupan cairan mukosa lembab, tidak 5. kolaborasi
6. Kehilangan ada rasa haus yang pemberian iv
berlebihan melalui berlebihan 6. berikan cairan iv
rute normal (mis., pada uhu
diare) ruangan
7. Usia lanjut 7. kolaborasi
8. Berat badan ektrem dengan dokter
9. Faktor yang 8. monitor status
mempengruhi cairan termasuk
kebutuhan cairan intake dan
(mis., status ourput cairan
hipermetabolik) 9. monitor respon
10. Kegagalan fungsi pasien terhadap
regulator penambahan
11. Kehilangan cairan cairan
melalui rute 10. pemberian cairan
abnormal (mis., slang IV monitor
menetap0 adanya tanda dan
12. Agens fermasutikal gejala kelebihan
(mis., diuretic) volume cairan
11. monitor adnya
tanda gagal
ginjal
BAB V
KESIMPULAN
Luka bakar adalah hal yang paling umum namun merupakan bentuk cedera kulit yang
sebagian besar dapat di cegah, luka bakar merupakan kerusakan atau kehilangan jaringan
yang disebabkan kontak dengan sumber panas seperti api, air rasa panas, baan kimia, listrik
dan radiasi.
Dari skenario kasus diata, di lihat dari tanda dan gejala dapat di simpulkan pasien
mengalami gangguan sistem integument khususnya pada luka bakar. Selain itu kami
mengangkat diagnose keperawatan yang berguna untuk menetukan intervensi keperawatan
yang akan dilakukan seta kriteria hasil yang di harapakan pasien. Adapun diagnose terebut
kami angkat berdasarkan keluhan yang dirasakan oleh pasien yaitu: kerusakan integritas
kulit, gangguan mobilitas fisik, gangguan rasa nyaman, resiko ketidakseimbangan cairan.

Saran :
Setelah membaca modul ini, diharapakan mahasiswa dapat mengetahui selak beluk dari
penyakit luka bakar seperti dapat mengetahui anatomi dan fisiologi dari penyakit luka
bakar. Yang pada akhirnya dapat memberikan pelayanan dan asuan keperawatan yang baik
pada pasien yang menderita penyakit ini pada ksusnya. Serta mahasiswa harus lebih
memahami penggunaan nanda, NIC, NOC. Karena didalam keperawatan hal itu sangat
diperlukan terlebih lagi dalam merumuskan diagnose, penentuan intervensi keperawatan,
maupun rumusan kriteria hasil.

Anda mungkin juga menyukai