NERS ANGKATAN XI
DISUSUN OLEH :
NIM. C03119130
MENGETAHUI :
1. TGL :
TANGGAL PENGUMPULAN 2. TEPAT WAKTU
3. TERLAMBAT
SARAN PRESEPTOR
AKADEMIK
KONTRAK BELAJAR
NIM :C03119130
Ruang : Kelompok IV A
Selama 6 hari 1. PPNI (2017). Standar Untuk mencapai tujuan Selama pembelajaran saya Untuk menjaga agar saya
proseses Diagnosis tersebut saya akan: akan menunjukkan dapat mencapai tujuan,
pembelajaran Pada Keperawatan kemampuan saya dalam saya merencanakan waktu
1. Mencari sumber yang
awal praktek di Indonesia: Definisi mengelola pasien dengan sebagai berikut:
relevan
Ruang ICU saya dan Indikator Luka Bakar melalui: Hari Pertama:
2. Konsultasi dan
mampu membuat Diagnostik, Edisi 1.
diskusi dengan 1. Mempresentasekan 1. Orientasi
Laporan Pendahuluan Jakarta: DPP PPNI
preseptor. hasil laporan kepada 2. Melakukan bimbingan
pada Pasien yang 2. PPNI (2018). Standar
pembimbing/presptor dengan dosen
mengalami ARDS Luaran Keperawatan
2. Tersusunnya laporan preceptor akademik
(Adult Resiratory Indonesia: Definisi
kasus pukul 09.00 melalui
Distres Syndrom) dan Kriteria Hasil
Keperawatan, Edisi 1. 3. Pengesahan media online zoom
Jakarta: DPP PPNI pembimbing untuk 3. Membuat Kontrak
3. PPNI (2018). Standar mencapai kompentesi Belajar
Intervensi a. Mengumpulkan data 4. Membuat laporan
Keperawatan riwayat kesehatan pendahuluan dengan
Indonesia: Definisi b. Pemeriksaan fisik diagnosa medis ARDS
dan Tindakan c. Memberikan sesuai kasus yang di
Keperawatan, Edisi 1. tindakan mandiri berikan
Jakarta: DPP PPNI sesuai dengan 5. Hari Kedua:
kebutuhan pasien 1. Pembagian kasus oleh
d. Melakukan preceptor
observasi pada 2. menyususn asuhan
pasien keperawatan dengan
diagnosa medis ARDS
di muali dari
pengkajian sampai
pada analisa data focus
3. Melakukan
bimbingan/konsultasi
demgan dosen
preseptor akademik
melalui media online
zoom pukul 08:30
Hari Ketiga:
1. Melakukan penegakan
diagnosis keperawatan
sampai pada
intervensi
keperawatan
2. Melakukan
bimbingan/konsultasi
dengan preseptor dan
responsi laporan
pendahuluan
Hari Keempat:
1. Diskusi dan
konsultasi dengan
preceptor
2. Menyusun rencana
keperawatan meliputi
implementasi dan
evaluasi keperawatan
pada pasien ARDS.
3. Membuat leaflet dan
SAP ARDS
4. Menyelesaikan
perbaikan kontrak
belajar, laporan
pendahuluan dan
asuhan keperawatan
ARDS.
Hari Kelima:
1. Melakukan Video
Baseside Learning
terkait intervensi yang
di rencanakan.
2. Melakukan minicies
kasus ARDS
Hari Keenam:
1. Melakukan simulasi
penkes ARDS
2. Pengumpulan seluruh
tugas
LAPORAN PENDAHULAN ADULT RESPIRATORY DISTRES SYNDROM
(ARDS)
NERS ANGKATAN XI
DISUSUN OLEH :
NIM. C03119130
MENGETAHUI :
1. TGL :
TANGGAL PENGUMPULAN 4. TEPAT WAKTU
5. TERLAMBAT
SARAN PRESEPTOR
AKADEMIK
ARDS dapat terjadi akibat cedera langsung kapiler paru atau alveolus.
Namun, karena kapiler dan alveolus berhubungan sangat erat, maka destruksi
yang luas pada salah satunya biasanya menyebabkan estraksi yang lain. Hal ini
terjadi akibat pengeluaran enzim-enzim litik oleh sel-sel yang mati, serta reaksi
peradangan yang terjadi setelah cedera dan kematian sel. Contoh-contoh kondisi
yang mempengaruhi kapiler dan alveolus disajikan di bawah ini.
1. Sistemik :
a. Syok karena beberapa penyebab
b. Sepsis gram negative
c. Hipotermia
d. Hipertermia
e. Takar lajak obat ( Narkotik, Salisilat, Trisiklik, Paraquat, Metadone,
Bleomisin )
f. Gangguan hematology ( DIC, Transfusi massif, Bypass kardiopulmonal )
g. Eklampsia
h. Luka bakar
2. Pulmonal :
a. Pneumonia ( Viral, bakteri, jamur, penumosistik karinii )
b. Trauma ( emboli lemak, kontusio paru )
c. Aspirasi ( cairan gaster, tenggelam, cairan hidrokarbon )
d. Pneumositis
3. Non-Pulmonal :
A. Cedera kepala
B. Peningkatan TIK
C. Pascakardioversi
D. Pankreatitis
E. Uremia
F. TANDA DAN GEJALA
Timbul serangan
ARDS
Inflamasi/kerusakan
jringan paru
Kelemahan otot
Ekspansi paru menurun Permeabilitas ka[iler meningkat
V. MANIFESTASI KLINIK
a. Penurunan kesadaran mental
b. Takikardi, takipnea
c. Dispnea dengan kesulitan bernafas
d. Terdapat retraksi interkosta
e. Sianosis
f. Hipoksemia
g. Auskultasi paru : ronkhi basah, krekels, stridor, wheezing
h. Auskultasi jantung : BJ normal tanpa murmur atau gallop
VI. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan hasil Analisa Gas Darah :
a. Hipoksemia ( pe ↓ PaO2 )
b. Hipokapnia ( pe ↓ PCO2 ) pada tahap awal karena hiperventilasi
c. Hiperkapnia ( pe ↑ PCO2 ) menunjukkan gagal ventilasi
d. Alkalosis respiratori ( pH > 7,45 ) pada tahap dini
e. Asidosis respiratori / metabolik terjadi pada tahap lanjut
2. Pemeriksaan Rontgent Dada :
a. Tahap awal ; sedikit normal, infiltrasi pada perihilir paru
b. Tahap lanjut ; Interstisial bilateral difus pada paru, infiltrate di alveoli
3. Tes Fungsi paru :
a. Pe ↓ komplain paru dan volume paru
b. Pirau kanan-kiri meningkat
VII. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Untuk menegakkan diagnosa ARDS sangat tergantung dari pengambilan
anamnesa klinis yang tepat. Pemeriksaan laboraturium yang paling awal adalah
hipoksemia, sehingga penting untuk melakukan pemeriksaan gas-gas darah arteri
pada situasi klinis yang tepat, kemudian hiperkapnea dengan asidosis respiratorik
pada tahap akhir. Pada permulaan, foto dada menunjukkan kelainan minimal dan
kadang-kadang terdapat gambaran edema interstisial. Pemberian oksigen pada
tahap awal umumnya dapat menaikkan tekanan PO2 arteri ke arah yang masih
dapat ditolelir. Pada tahap berikutnya sesak nafas bertambah, sianosis penderita
menjadi lebih berat ronki mungkin terdengar di seluruh paru-paru. Pada saat ini
foto dada menunjukkan infiltrate alveolar bilateral dan tersebar luas. Pada saat
terminal sesak nafas menjadi lebih hebat dan volume tidal sangat menurun,
kenaikan PCO2 dan hipoksemia bertambah berat, terdapat asidosis metabolic
sebab hipoksia serta asidosis respiratorik dan tekanan darah sulit dipertahankan.
VIII. PENATALAKSANAAN MEDIS
a. Pasang jalan nafas yang adekuat “ Pencegahan infeksi
b. Mekanik “ Dukungan nutrisi
c. TEAP “Monitor system terhadap respon
d. Pemantauan oksigenasi arteri “Perawatan kondisi dasar
e. Cairan
f. Farmakologi ( O2, Diuretik, A.B )
IX. KOMPLIKASI
Menurut Hudak & Gallo ( 1997 ), komplikasi yang dapat terjadi
pada ARDS adalah :
a. Abnormalitas obstruktif terbatas ( keterbatasan aliran udara )
b. Defek difusi sedang
c. Hipoksemia selama latihan
d. Toksisitas oksigen
e. Sepsis
1. PENGKAJIAN
A. Pengkajian primer
1) Airway
a) Kaji apakah ada Peningkatan sekresi pernapasan
b) Kaji apakah Terdengar adanya bunyi napas ronchi
c) Kaji apakah Tidak ada jejas badan daerah dada
2) Breathing
a) Kaji apakah ada Peningkatan frekuensi napas
b) Kaji pernapasan Napas dangkal dan cepat
c) Kaji apakah ada Kelemahan otot pernapasan
d) Kaji apakah ada Kesulitan bernapas : sianosis
3) Circulation
a) Kaji apakagh ada Penurunan curah jantung : gelisah, letargi, takikardia
b) Kaji apakah klien mengeluh Sakit kepala
c) Kaji apakah klien Pingsan, berkeringat banyak, Reaksi emosi yang
kuat, Pusing, mata berkunang – kunang
4) Disability
a) Dapat terjadi penurunan kesadaran
Triase : merah
B. Pengkajian Sekunder
Pengkajian sekunder adalah pengkajian yang terstruktur dan sistematif
bertujuan untuk mengidentifikasi kondisi pasien lebih detail dan
berfokus.
1) Riwayat kesehatan : dalam hal ini, keluarga dan orang terdekat
pasien dapat di libatkan dalam menggali riwayat kesehatan pasien
2) Pital sign : pengkajian ini termasuk denyut nadi,
pernafasan, tekanan darah, suhu tubuh dan saturasi oksigen.
3) Pemeriksaan fisik : Pemeriksaan fisik di lakukan secara head to
toe. Dalam hal ini di lakukan pemeriksaan fisik mulai dari :
a. Pernafasan
Inspeksi : Bentuk dada tidak simetris antara kiri dan kanan,
pergerakan dada tidak simetris antara kiri dan kanan, ekspansi paru
menurun, terdapat odema di semua lapang paru dextra sinistra, nampak
terpasang ventilator degan frekuensi pernapasan 17x/menit dengan
PEEP, tampak pernapasan lambat nafas dangkal.
Palpasi : Tidak ada kelainan pada kulit bagian dada, tidak ada
masa, tidak ada nyeri tekan.
Perkusi : Perkusi paru kiri dan kanan redup, batas paru ICS ke-5
Auskultasi : suara nafas vesikuer kiri dan kanan, tidak terdapat suara
nafas tambahan.
b. Kardiovaskuler
Inspeksi : Bentuk dada normal, tidak ada jejas
Palpasi : Tidak terdapat masa, dan tidak ada nyeri tekan.
Perkusi : Batas jantung atas pada ICS 3, batas jantung bawah pada
ICS 5, batas kiri pada midclavikula, batas kanan sejejar dengan sisi
sternum kanan.
Askultasi : suara jantung 1 terdengar bunyi “lub” pada ICS ke 5
sebelah kiri sternumdi atas apeks jantung, suara jantung 2 terdengar
“dub” ICS 2, tidak ada bunyi jantung tambahan.
d. Gastrointestinal
Inspeksi :Bentuk abdomen simetris kiri dan kanan, tidak ada luka,
tidak ada pembengkakan, tidak ada pendarahan.
Auskultasi : Bisisng usus normal 12x/menit di hitung selama satu menit
penuh.
Palpasi : Dinding perut normal, Tidak ada pembengkakan hepar.
Perkusi : Tidak ada bunyi tambahan
e. Muskuloskeletal
Kekuatan otot : Klien terjadi penurunan kesadaran
1111 1111
1111 1111
f. Genitourinaria
Klien Tidak terpasang kateter.
g. Integumen
Turgor kulit baik, kulit teraba hangat dan tampak pucat.
h. Endokrin
Tyroid : Tidak ada pembengkakan Tiroid.
DM : Tidak dapat di kaji.
i. Psikososial
Lingkungan tempat tinggal klien bersih, rumah klien berdekatan dengan
tetangga, pasien memiliki hubungan yang baik dengan anggota keluarga.
j. Istirahat tidur
Saat sehat pola tidur klien kurang lebih 8-9 jam/hari, setelah Sakit klien
dalam keadaan penurunan kesadaran, klien dalam keadaan mengantuk.
k. Nutrisi:
Sebelum sakit pola makan klien baik dengan frekuensi makan 3x/hari,
setelah sakit klien makan dengan menggunakan alat bantu makanan dan
dibantu keluarga.
2. PATHWAY ARDS
Trauma langsung / trauma tidak
langsung pada paru
Timbul serangan
ARDS
Inflamasi/kerusakan
jringan paru
Kelemahan otot
Ekspansi paru menurun Permeabilitas ka[iler meningkat
3. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Pola Napas Tidak Efektif berhubungan dengan hilangnya fungsi jalan
nafas
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan alveolar hipoventilasi,
penumpukan cairan di permukaan alveoli
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan otot
4. Hipervolemia
4. INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan Tujuan Intervensi
No
(SDKI) (SLKI) (SIKI)
1. Kolaborasi
penentuan dosis
oksigen
Kolaborasi
penggunaan oksigen
saat aktivitas
dan/atau tidur.
NERS ANGKATAN XI
DISUSUN OLEH :
NIM. C03119130
MENGETAHUI :
1. TGL :
TANGGAL PENGUMPULAN 6. TEPAT WAKTU
7. TERLAMBAT
SARAN PRESEPTOR
AKADEMIK
1. Identitas Klien
b. Kardiovaskuler
Inspeksi : Bentuk dada normal, tidak ada jejas
Palpasi : Tidak terdapat masa, dan tidak ada nyeri tekan.
Perkusi : Batas jantung atas pada ICS 3, batas jantung bawah pada
ICS 5, batas kiri pada midclavikula, batas kanan sejejar dengan sisi
sternum kanan.
Askultasi : suara jantung 1 terdengar bunyi “lub” pada ICS ke 5
sebelah kiri sternumdi atas apeks jantung, suara jantung 2 terdengar
“dub” ICS 2, tidak ada bunyi jantung tambahan.
d. Gastrointestinal
Inspeksi :Bentuk abdomen simetris kiri dan kanan, tidak ada luka,
tidak ada pembengkakan, tidak ada pendarahan.
Auskultasi : Bisisng usus normal 12x/menit di hitung selama satu menit
penuh.
Palpasi : Dinding perut normal, Tidak ada pembengkakan hepar.
Perkusi : Tidak ada bunyi tambahan
e. Muskuloskeletal
Kekuatan otot : Klien terjadi penurunan kesadaran
1111 1111
1111 1111
f. Genitourinaria
Klien Tidak terpasang kateter.
g. Integumen
Turgor kulit baik, kulit teraba hangat dan tampak pucat.
h. Endokrin
Tyroid : Tidak ada pembengkakan Tiroid.
DM : Tidak dapat di kaji.
i. Psikososial
Lingkungan tempat tinggal klien bersih, rumah klien berdekatan dengan
tetangga, pasien memiliki hubungan yang baik dengan anggota keluarga.
j. Istirahat tidur
Saat sehat pola tidur klien kurang lebih 8-9 jam/hari, setelah Sakit klien
dalam keadaan penurunan kesadaran, klien dalam keadaan mengantuk.
k. Nutrisi:
Sebelum sakit pola makan klien baik dengan frekuensi makan 3x/hari,
setelah sakit klien makan dengan menggunakan alat bantu makanan dan
dibantu keluarga.
6. Monitoring tiap jam (form monitoring)
Tidak dapat di kaji.
7. Terapi
Nebulizer via Ventilator
8. Pemeriksaan laboratorium
- Hasil AGD:
- PH : 7,47
- PaO2 : 70 mmHg
- PCO2 : 32 mmHg
- SaO2 : 90%
- HCO3 : 23 mmHg
- Leukosit : 14.000/mm3
- WBC : 1200/mm3
9. Analisa data
No Tgl/jam Data Fokus Etiologi Problem
1. 23-juni- Data subjektif : - ARDS Gangguan
2020/ Data Objektif : Pertukaran
12:00 1) PaO2 : 70 Inflamasi/kerusakan Gas
mmHg jaringan paru
2) PCO2 : 32
mmHg Permeabilitas kapiler
3) PH : 7,47 meningkat
4) Klien Nampak
terpasang Penekanan tekanan osmotic
ventilator interstisial
5) Nampak
Terdapat odema Edema paru
di semua lapang
paru dextra Aliran darah dan cairan
sinistra. dalam alveoli menurun
Kolaps alveoli
Gangguan Pertukaran
Gas
2. 23-juni- Data subjektif : - Aktivasi kaskade inflamasi Hipertermia
2020/ Data Objektif :
13:30 1) Dari hasil Aktifitasi sel efektor (fase
pemeriksaan amplifikasi)
laboratorium
leukosit : 14.000 Neutrofil tertarik dan
mm/3 tertahan di paru
2) Tanda-tanda
vital : Melepaskan mediator
Suhu badan : inflamasi ( oksidan dan
38,5OC peotease)
Tekanan darah :
100/70 mmHg Terjadi inflamasi
Frekuensi
pernapasan : Mempengaruhi hipotalamus
17x/menit
dengan PEEP peningkatan set poin
Frekiensi nadi : hipotalamus
85x/menit
Hipertermia
8) Atur intervasl
pemantauan
respirasi sesuai
kondisi pasien
9) Dokumentasika
n hasil pemantauan
Edukasi
12. Implementasi
Kamis, (L.01001 S:
25-juni- ) O:
2020 1) Kesadaran
13:00 1) Mengidentifikasi somnolen
penyebab hipertermia
2) Tanda-tanda
(mis. Dehidrasi, terpapar
vital :
lingkungan panas,
penggunaan inkubator) a) Suhu badan :
2) Memonitor suhu tubuh 38,5OC
13:15 3) Memonitor haluaran b) Tekanan
urine
13:25 darah : 100/70
4) Memberikan cairan oral
13:45 mmHg
5) Melakukan pendinginan
c) Frekuensi
eksternal (mis. Selimut
pernapasan :
hipotermia atau kompres
dingin pada dahi, leher,
17x/menit
27-juni- (I. S:
2020 06194) O:
1) Kesadaran
11:00 1) Melakukan Auskultasi somnolen
bunyi napas 2) PaO2 : 70
11:15 2) Memonitor analisa gas mmHg
darah dibawah
11: 20 3) Memonitor saturasi normal
oksigen 3) PCO2 : 32
mmHg
dibawah
normal
4) Klien Nampak
masih Terdapat
odema di
semua lapang
paru dextra
sinistra.
A : masalah belum
teratasi
P : lanjut intervensi.
1) Melakukan
Palpasi
kesimetrisan
ekspansi paru
12) Melakukan
Auskultasi bunyi
napas
13) Monitor
saturasi oksigen
27-juni- (I. S:
2020 06194) O:
5) Kesadaran
somnolen
11:45 1) Memonitor haluaran 6) Tanda-tanda
urine vital :
11:50 2) Memonitor cairan oral i) Suhu badan :
11:55 3) Melonggarkan atau 38,5OC
melepaskan pakaian j) Tekanan
12:00 4) Membasahi dan kipasi darah : 100/70
permukaan tubuh mmHg
12:10 5) Memberikan cairan oral k) Frekuensi
pernapasan :
17x/menit
dengan PEEP
l) Frekiensi nadi :
85x/menit
A : masalah belum
teratasi
P : lanjut intervensi
1) Memonitor
cairan oral
2) mengganti linen
setiap hari atau
lebih sering jika
mengalami
hiperhidrosis
(keringan
berlebih)
SATUAN ACARA PENYULUHAN ARDS
NERS ANGKATAN XI
DISUSUN OLEH :
NIM. C03119130
MENGETAHUI :
1. TGL :
TANGGAL PENGUMPULAN 8. TEPAT WAKTU
9. TERLAMBAT
SARAN PRESEPTOR
AKADEMIK
ARDS
Waktu : 09.00-selesai
Sasaran : Masyarakat
Metode : Kelompok
Media : leaflet
Materi : terlampir
A. Tujuan
Tujuan Umum
Tujuan Khusus
C. Strategi Pelaksanaan
Penyuluhan kesehatan dilakukan pada hari Jumat tanggal 25 juni 2020 pukul
09.00 WIB
D. Metode
Ceramah
Diskusi/ tanya jawab
E. Susunan Acara
Tahap Kegiatan Waktu
Penutup 5 menit
F. Media
1) Leaflet
G. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
1) Kesepakatan dengan keluarga Tn C. (waktu dan tempat)
2) Kesiapan materi penyaji
2. Evaluasi Proses
1) Masyarakat antusias untuk bertanya tentang hal-hal yang tidak
diketahuinya
2) Masyarakat menjawab semua pertanyaan yang telah diberikan
1. Mahasiswa
1) Dapat memfasilitasi jalannya penyuluhan
2) Dapat menjalankan peranannya sesuai dengan tugas
2. Evaluasi Hasil
1) Kegiatan penyuluhan berjalan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan
2) Adanya kesepakatan antara keluarga dengan perawat dalam melaksanakan
implementasi keperawatan selanjutnya.
3. Daftar pertanyaan
a. Apa definisi ARDS
b. Bagaimana pencegahan yang bisa dilakukan secara mandiri ARDS
ARDS (Acute Respiratory Distress Syndrome)
1) DEFINISI
ARDS adalah suatu sindrom gagal napas akut akibat kerusakan sawar
membran kapiler alveoli sehingga menyebabkan edema paru akibat peningkatan
permeabilitas. Hal ini dapat timbul sebagai komplikasi pada berbagai penyakit
interna dan bedah. Harus dibedakan antara ARDS dengan acute lung injury (ALI)
yaitu suatu bentuk ARDS yang lebih ringan.
ARDS adalah suatu penyakit yang ditandai oleh kerusakan luas alveolus
dan / atau membran kapiler paru.ARDS selalu terjadi setelah suatu gangguan
besar pada system paru, kardiovaskular, atau tubuh secara luas
(Corwin,2000;420).
2) ETIOLOGI
a. Pneumoni virus,
b. Bakteri
Dukungan nutrisi Infeksi dari kontaminasi alat bantu Pengencer darah dapat
napas.
mencegah pembekuan pada
Monitor system terhadap
Fibrosis paru atau pembentukan paru – paru atau kaki.
respon jaringan ikat di paru