Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PENDAHULUAN

ANFIS KULIT, RAMBUT DAN KUKU

NAMA : PUTRI

UNIT : KODAU
LAPORAN PENDAHULUAN
A. ANATOMI FISIOLOGI SISTEM INTEGUMENT
1. KULIT
a. Definisi
Kulit merupakan organ tubuh paling luas yang berkontribusi
terhadap total berat tubuh sebanyak 7% keberadaan kulit memegang
peranan penting dalam mencegah terjdinya kehilangan cairan yang
berlebihan, dan mencegah masuknya agen-agen yang ada
lingkungan seperti bakteri, kimia dan radiasi ultraviolet. Kulit juga
akan menahan bila terjadi kekuatan-kekuatan mekanik seperti
gesekan (friction), getaran (vibration) dan mendeteksi perubahan-
perubahan fisik di lingkungan luar, sehingga memungkinkan
seseorang untuk menghindari stimuli-stimuli yang tidak nyaman
(Weller, et al, 2015).
Sistem integument merupakan garis pertama pertahanan tubuh
terhadap bakteri,virus dan lainnya. Sistem integument merupakan
bagian sistem organ yang paling luas yang mencakup kulit, rambut,
kuku, kelenjar keringat. Kata ini berasal dari bahasa latin
“integumentum”, yang berarti “penutup” sesuai dengan fungsinya,
organ-organ pada sistem integument berfungsi menutup organ atau
jaringan dalam tubuh manusia dari kontak luar (Sherwood, Tortora &
Derrickson, 2017).
Menurut Andriyani, Triana & Juliarti, 2015 kulit terdiri dari tiga
lapisan :

Epidermis
Dermis

Hipodermis
1) Epidermis
Menurut (Sherwood, Tortora & Derrickson 2017)
epidermis berasal dari ekstoderm, terdiri dari beberapa lapis
(multilayer). Epidermis sering kita sebut sebagai kulit luar.
Epidermis merupakan lapisan teratas pada kulit manusia dan
memiliki tebal yang berbeda-beda : 400-600 pm untuk kulit
tebal (kulit pada telapak tangan dan kaki) dan 75-150 pm
untuk kulit tipis (kulit selain telapak tangan dan kaki, memiliki
rambut) selain sel-sel epitel. Epidermis juga tersusun atas 4
lapisan sel:

Keratinosit

Langerhans

Markel

Melanosit

a) Melanosit, yaitu sel yang menghasilkan melanin melalui


proses melanogenesis. Melanosit (sel pigmen) terdapat
dibagian dasar epidermis. Melanosit menyintesis dan
mengeluarkan melanin sebagai respons terhadap
terhadap rangsangan hormon hipofisis anterior, hormon
perangsang melanosit (melanocyte stimulating hormone
MSH). Melanosit merupakan sel-sel khusus epidermis
yang terutama terlihat dalam produksi pigmen melanin
yang mewarnai kulit dan rambut. semakin banyak
melanin semakin gelap warnanya. Sebagian besar orang
yang berkulit gelap dan bagian-bagian kulit yang
berwarna gelap pada orang yang berkulit cerah (misal
putting susu) mengandung pigmen ini dalam jumlah yang
lebih banyak warna kulit yang normal tergantung pada
rasa dan pervariasi dari merah mudah yang cerah hingga
coklat. Penyakit sistemik juga akan memengaruhi warna
kulit. Sebagai contoh, kulit akan mulai tampak kebiruan
bila terjadi iflamasi atau demam. Melanin diyakini dapat
menyerap cahaya ultraviolet dan demikian akan
melindungi seseorang terhadap efek pancaran cahaya
ultaviolet dalam sinar matahari yang berbahaya.
b) Sel langerhans yaitu sel yang merupakan makrofag
turunan sumsum tulang, yang merangsang sel linfosit T,
mengikat, mengola dan mengepresentasikan antigen
kepada sell limfosit T. dengan demikian, sel langerhans
berperan penting dalam imunologi kulit sel-sel imun yang
disebut sel langerhans terdapat di seluruh epidermis. Sel
langerhans mengenali partikel asing atau mikrooganisme
yang masuk ke kulit dan membangkitkan suatu serangan
imun. Sel langerhans mungkin bertanggung jawab
mengenal dan menyingkirkan sel-sel kulit displastik dan
neoplastik sel langerhans secara fisik berhubungan
dengan saraf-saraf simpatis, yang mengisyaratkan
hubungan antara sistem syaraf dan kemampuan kulit
melawan infeksi atau mencega kanker kulit. Stres dapat
mempengaruhi kulit langerhans dengan meningkatkan
rangsang simpatik. Radiasi ultra violet dapat merusak sel
langerhans, mengurangi kemampuan mencegah kanker.
c) Sel merkel, yaitu sel yang berfungsi sebagai
mekanoreseptor sensorik dan berhubungan dengan
fungsi neuroedokrin difus.
d) Keratinosit, lapisan ekstermal kulit tersusun atas
karatinosit (zat tanduk) dan lapis an ini akan berganti
setiap 3-4 minggu sekali. Karatinosit yang secara
bersusun dari lapisan luar hingga paling dalam sebagai
berikut:

 Stratum Korneum merupakan lapisan terluar yang


terdiri dari beberapa lapis sel gepeng mati, tak berinti,
dan protoplasma yang berubah menjadi keratin
(Djuanda, et al., 2017).
 Stratum Lusidum merupakan lapisan yang berada
dibawah korneum, stratum lusidum adalah lapisan sel
gepeng tak berinti dan protoplasma yang berubah
menjadi protein (eleidin). Lapisan tersebut Nampak
jelas pada telapak tangan dan kaki (Djuanda, et al.,
2017).
 Stratum granulosum merupakan lapisan yang terdiri
dari 2 atau 3 lapis sel gepeng dengan sitoplasma
kasar dan ada inti disela-selanya. Butir-butir kasar
tersebut terdiri dari keratohialin. Biasanya tidak
terdapat mukosa pada lapisan ini. Lapisan ini
nampak jelaas pada telapak tangan dan kaki
(Djuanda, et al., 2017).
 Stratum Spinosum atau biasa disebut prickle cell
layer terdiri dari beberapa lapis sel yang berbentuk
poligonal dengan besar yang berbeda-beda karena
adanya proses mitosis Protoplasmanya jernih karena
banyak mengandung glikogen, dan inti terletak di
tengah-tengah. Semakin dekat dengan permukaan,
maka betuk sel ini akan berubah menjadi gepeng.
Antar sel-sel spinosum memiliki jembatan antara sel
(intercellular bridges) terdiri dari protoplasma dan
keratin. Jembatan-jembatan sel akan mengalami
perlekatan dan berubah menjadi bentuk tebal, bulat
dan kecil yang disebut nodulus Bizzozero. Antar sel
spinosum terdapat sel Langerhans. Sel-sel pada
stratum spinosum terdapat glikogen yang melimpah
(Djuanda, et al., 2017).
 Stratum Basale Stratum basale merupakan sel
dengan bentuk kubus (kolumnar) yang tersusun
vertikal di antara demo-epidermal berbentuk mirip
pagar (palidase). Stratum basale adalah bagian
terbawah epidermis. Sel-sel basale bermitosis dan
berfungsi reproduktif (Djuanda, et al., 2017).

2) Dermis
Dermis adalah lapisan jaringan ikat yang terletak
dibawah epidermis, dan merupakan bagian terbesar dari kulit.
Kulit jangat atau dermis menjadi tempat saraf perasa, tempat
keberadaan kandung rambut, kelenjar keringat, kelenjar-
kelenjar palit atau kelenjar minyak, pembuluh-pembuluh
darah dan getah bening, dan otot penegak rambut (muskulus
srektor pili). Sel-sel umbi rambut yang berada di dasar
kandung rambut, terus-menerus membelah dalam
membentuk batang rambut. Kelenjar palit yang menempel
disaluran kandung rambut. Kulit jangat sering disebut kulit
sebenarnya dan 95% kulit jangat membentuk ketebalan kulit.
Ketebalan rata-rata kulit jangat diperkirakan antara 1-2 mm
dan yang paling tipis terdapat di kelopak mata serta yang
paling tebal terdapat di telapak tangan dan telapak kaki.
Susunan dasar kulit jangat dibentuk oleh serat-serat, matriks
interfibrilar yang menyerupai selai dan sel-sel (Djuanda, et
al., 2017).
Keberadaan ujung-ujung saraf perasa dalam kulit jangat,
memungkinkan membedakan berbagai rangsangan dari luar.
Masing-masing saraf perasa memiliki fungsi tertentu, seperti
saraf dengan fungsi mendeteksi rasa sakit, sentuhan,
tekanan, nyeri, panas dan dingin. Saraf perasa juga
memungkinkan segera bereaksi terhadap hal-hal yang dapat
merugikan diri kita. Jika kita mendadak menjadi sangat takut
atau sangat tegang, otot penegak rambut yang menempel di
kandung rambut, akan mengerut dan menjadikan bulu roma
atau bulu kuduk berdiri. Kelenjar palit yang menempel di
kandung rambut memproduksi minyak untuk melumasi
permukaan kulit dan batang rambut. Sekresi minyaknya
dikeluarkan melalui muara kandung rambut. Kelenjar keringat
menghasilkan cairan keringat yang dikeluarkan di permukaan
kulit melalui pori-pori kulit. Di permukaan kulit, minyak dan
keringat membentuk lapisan pelindung yang disebut acid
mantel atau sawar asam dengan nilai pH sekitar 5,5 sawar
asam merupakan penghalang alami yang efektif dalam
menangkal berkembang biaknya jamur, bakteri dan berbagai
jasad renik lainnya dipermukaan kulit. Keberadaan dan
keseimbangan nilai pH, perlu terus-menerus dipertahankan
dan di jaga agar jangan sampai menghilang oleh pemakaian
kosmetika (Djuanda, et al., 2017).
Pada dasarnya dermis terdiri atas sekumpulan serat-
serat elastis yang dapat membuat kulit berkerut akan kembali
ke bentuk semula dan serat protein ini yang disebut kolagen.
Serat-serat kolagen ini disebut juga jaringan penunjang,
karena fungsinya adalah membentuk jaringan-jaringan kulit
yang menjaga kekeringan dan kelenturan kulit. Berkurangnya
protein akan menyebabkan kulit menjadi kurang elastid dan
mudah mengendur hingga timbul kerutan. Faktor lain yang
menyebabkan kulit berkerut yaitu faktor usia atau kekurangan
gizi. Dari fungsi ini tampak bahwa kolagen mempunyai peran
penting bagi kesehatan dan kecantikan kulit. Perlu
diperhatikan bahwa luka yang terjadi di kulit jangat dapat
menimbulkan cacat permanen, hal ini disebabkan kulit jangat
tidak memiliki kemampuan memperbaiki diri sendiri seperti
yang dimiliki kulit ari (Djuanda, et al., 2017).
Didalam lapisan kulit jangat atau dermis terdapat dua
macam kelenjar yaitu kelenjar keringat dan kelenjar palit
(Susanto dan Ari, 2013).
a) Kelenjar keringat

Kelenjar keringat terdiri dari fundus (bagian yang


melingkari) dan duet yaitu saluran semacam pipa yang
bermuara pada permukaan kulit, membentuk pori-pori
keringat. Semua bagian tubuh dilengkapi dengan kelenjar
keringat dan lebih banyak terdapat dipermukaan telapak
tangan, telapak kaki, kening dan di bawah ketiak. Kelenjar
keringat mengatur suhu badan dan membantu membuang
sisa-sisa pencernaan dari tubuh. Kegiatannya terutama
dirangsang oleh panas, latihan jasmani, dan obat-obat
tertentu. Ada 2 jenis kelenjar keringat yaitu:
 Kelenjar ekrin, kelenjar keringat ini mensekreksi cairan
jernih, yaitu keringat yang mengandung 95-97% air dan
mengandung beberapa mineral, seperti garam, sodium
klorida, granula minyak, glusida dan sampingan dari
metabolisme seluler. Kelenjar keringat ini terdapat di
seluruh kulit, mulai dari telapak tangan dan telapak kaki
sampai ke kulit kepala. Umlahnya di seluruh badan
sekitar dua juta dan menghasilkan 14 liter keringat
dalam waktu 24 jam pada orang dewasa. Bentuk
kelenjar keringat ekrin langsing, bergulung-gulung dan
salurannya bermuara langsung pada permukaan kulit
yang tidak ada rambutnya.
 Kelenjar apokrin, yang hanya terdapat di daerah ketiak,
puting susu, pusar, daerah kelamin dan daerah sekitar
dubur (anogenital) menghasilkan cairan yang agak
kental, berwarna keputih-putihan serta berbau khas
pada setiap orang, sel kelenjar ini mudah rusak dan
sifatnya alkali sehingga dapat menimbulkan bau.
Muaranya berdekatan dengan muara kelenjar sebasea
pada saluran folikel rambut. Kelenjar keringat apokrin
jumlahnya tidak terlalu banyak dan hanya sedikit cairan
yang disekresikan dari kelenjar ini. Kelenjar apokrin
mulai aktif setelah usia akil baligh dan aktivitasnya
dipengaruhi oleh hormon.

b). Kelenjar Palit


Kelenjar palit terletak pada bagian atas kulit jangat
berdekatan dengan kandung rambut terdiri dari gelembung-
gelembung kecil yang bermuara kedalam kandung rambut
(folikel). Folikel rambut mengeluarkan lemak yang
meminyaki kulitdan menjaga kelunakan rambut. Kelenjar
palit membentuk sebum atau urap kulit. Terkecuali pada
telapak tangan dan telapak kaki, kelenjar palit terdapat di
semua bagian tubuh terutama pada bagian muka. Pada
umumnya, satu batang rambut hanya mempunyai satu
kelenjar palit atau kelenjar sebasea yang bermuara pada
saluran folikel rambut. Pada kulit kepala, kelenjar palit
mengasilkan minyak untuk melumasi rambut dan kulit
kepala. Pada kebotakan orang dewasa, ditemukan bahwa
kelenjar palit atau kelenjar sebasea membesar sedangkan
folikel rambut mengecil. Pada kulit badan termasuk pada
bagian wajah, jika produksi minyak dari kelenjar palit atau
kelenjar sebasea berlebihan, maka kulit akan lebih
berminyak sehingga memudahkan timbulnya jerawat
(Weller, et al, 2015).

b. Fungsi kulit
1) Fungsi absorpsi
Kulit tidak dapat menyerap air, tetapi dapat menyerap
larut-lipid seperti vitamin A, D, E, dan K, oksigen,
karbondioksida. Kemampuan absorpsi kulit dipengaruhi oleh
tebal tipisnya kulit, hidrasi, kelembaban, dan metabolism.
Penyerapan dapat berlangsung melalui celah antar sel atau
melalui muara saluran kelenjar, tetapi lebih banyak yang
melalui sel-sel epidermis daripada melalui muara kelenjar
(Watson, 2018).
2) Fungsi ekskresi
Kulit berfungsi sebagai tempat pembuangan suatu cairan
yang keluar dari dalam tubuh dengan perantara 2 kelenjar
keringan, yakni kelenjar keringat sebaseae dan kelenjar
keringat (Watson, 2018).
3) Pengaturan suhu tubuh
Sistem pengaturan suhu dilakukan dengan melebarkan
pembuluh darah. Kulit akan mengeluarkan sejumlah keringat
dalam keadaan panas melalui pori-pori, panas
dalam tubuh dibawa keluar bersama keringat. Sebaliknya, jika
kondisi udara dingin, pembuluh darah akan mengecil.
Pengecilan pembuluh darah ini bertujuan untuk
menahan panas keluar dari tubuh yang berlebihan. Dengan
adanya sistem pengaturan ini, maka suhu tubuh akan selalu
dalam kondisi stabil (Susilo, 2019).
4) Pelindung
Kulit dapat melindungi tubuh dari gangguan fisik berupa
tekanan dan gangguan yang bersifat kimiawi. Selain itu, kulit
juga dapat melindungi kita dari gangguan biologis seperti
halnya serangan bakteri dan jamur. Kulit juga menjaga tubuh
agar tidak kehilangan banyak cairan dan melindungi tubuh dari
sinar UV (Gibson, 2016).
5) Fungsi perabah
Pada lapisan dermis terdapat kumpulan saraf yang bisa
menangkap rangsangan beruupa suhu, nyeri dan tekanan.
Rangsangan tersebut akan disampaikan ke otak sebagai pusat
informasi sehingga dapat mengetahui apa yang dirasakan
(Gibson, 2016).

c. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perubahan pada kulit


1) Faktor intrinsikantara lain, yaitu:
 Genetik, dimana pada orang tertentu memiliki kulit yang
kering kecendurangan untuk mengalami penuaan lebih
awal.
 Hormon, pengaruhnya terlihat jelas pada wanita yang
mengalami menopause. Dimana wanita yang mengalami
menopause maka hormon estrogen akan menurun yang
dapat menyebabkan elastisitas kulit berkurang sehingga
kulit menjadi kering dan keriput
 Rasial, berbagai ras manusia memiliki perbedaan struktur
terutama peranan melanin yang berfungsi sebagai proteksi
terhadap paparan sinar ultraviolet. Orang kulit putih lebih
mudah terbakar sinar ultravioletdibanding orang yang
berkulit yang berwarna, sehingga padakulit putih lebih
cepat terjadi proses penuaan.
2) Faktor ekstrinsik antara lain, yaitu:
 Sinar matahari, kerusakan yang diakibatkan oleh sinar
ultraviolet berupa eritema, edema, nyeri diikuti eksfoilasi,
tanning dan penuaan dini.
 Perawatan kulit yang kurang tepat menyebabkan kulit
menjadi kering seperti pemakaian sabun berlebihan dan
pembersih yang mengandung alkohol tinggi, kelembapan
udara yang rendah, ruangan ber AC dan paparan angin.
 Faktor yang berhubungan dengan pembentukan radikal
bebas, diantaranya adalah pajanan sinar UV, radiasisinar
X, polusi udara (asap mobil, freon dan asap rokok),
pajanan dengan bahan kimia dan bahanpada makanan
seperti: pengawet, pelezat dan pewarna. Senyawa oksigen
reaktif (SOR)yang terbentuk akibat stress oksidatif sangat
berperan dalam proses penuaan, yakni pada metabolisme
kolagen.
3) Faktor lainnya yaitu:
 Nutrisi atau gizi yang kurang, dimana sel-sel memerlukan
zat-zat yang penting untuk regenerasi kulit sehingga kulit
tetap sehat.
 Pola hidup yang tidak tepat seperti kebiasaan merokok,
alkohol, dan kopi yang berlebihan karena bahan kimia
pada asap tembakau juga dapat menurunkan
produksi kolagen, elastin, dan vitamin A di kulit.
Inilah yang menyebabkan elastisitas kulit menurun
dan membuatnya menjadi berkerut, kendur, serta
tampak lebih tua.
 Stress dan waktu istrahat yang kurang dapat
meningkatkan beberapa hormon yaitu hormon adrenalin
dan kortison sehingga dapat memicu penuaan.
 Bentuk otot muka yang berulang-ulang dan berlangsung
lama seperti: cemberut, mengerutkan kening atau dahi
akan memunculkan garis-garis diwajah.
 Penyakit sistemik seperti diabetes militus, arteroschlerosis,
autoimun menyebabkan system biologik terganggu.
 Penurunan berat badan yang drastis dapat menyebabkan
lapisan lemak di bawah kulit berkurang.

2. RAMBUT

Rambut merupakan benang keratin elastis yang


berkembang dari epidermis tersebar diseluruh tubuh kecuali
telapak kaki dan telapak tangan, permukaan dorsal falang distal,
sekitar lubang dubur, dan urogenital. Setiap rambut mempunyai
batang yang bebas dan akar yang tetanam dalam kulit, akar
rambut dibungkus oleh folikel rambut yang berbentuk tabung terdiri
atas bagian yang berasal dari epidermis (epitel) dan bagian yang
berasal dari dermis (jaringan ikat). Pada ujung bawah folikel
mengembung membentuk bulbus rambut, beberapa kelenjar
sebasea, dan seberkas otot polos (erektor pili). Kontraksi otot ini
menyebabkan tegaknya rambut sebab rambut terpancang miring
berbentuk sudut tumpul.
a. Struktur rambut
1) Batang rambut: merupakan bagian rambut yang tedapat di
luar kulit. Kalau dibuat potongan, sebuah rambut akan
terlihat dari luar ke dalam.
2) Selaput rambut (kutikula): merupakan lapisan yang paling
luar, terdiri atas sel-sel tanduk yang tersusun seperti sisik
ikan, dapat diketahui kalau rambut disasak dengan baik.
Rambut yang sering disasak akan meregangkan hubungan
sel-sel selaput rambut sehingga merusak selaput rambut
dan cairan mudah masuk ke dalam rambut.
3) Kulit rambut: korteks rambut merupakan lapisan kulit yang
paling tebal terdiri atas lapisan tanduk berbentuk kumparan
tersusun memanjang dan mengandung butir-butir mielin.
Sel tanduk terdiri atas serabut keratin, masing-masing sel
tanduk yang disebut fibril diuraikan menjadi satuan serat
yang lebih halus disebut mikrofibril. Rambut mempunyai
sifat daya elastisitas akan bertambah apabila dibasahkan
dan dihangatkan.
4) Sumsum rambut (medula): bagian yang paling dalam
bentuk oleh sel tanduk, bentunya seperti anyaman dengan
rongga berisi udara. Bagian ini sangat tipis mengandung
medula dan sum-sum rambut ini hanya terdapat pada
rambut yang tebal misalkan pada alis, kumis, dan sebagian
rambut kepala.
5) Akar rambut: merupakan bagian rambut yang terrtanam
miring dalam kulit, terselubung oleh kandung rambut (folikel
rambut). Akar ini tertanam sangat dalam hingga dapat
mencapai lapisan hipodermis.
6) Otot penegak rambut yang terdiri atas otot polos yang
terdapat pada kandung rambut dengan perantaraan serabut
elastis. Bila otot ini berkontraksi, rambut akan tegak dan
kelenjar akan mengalami kompresi sehingga isinya di
dorong keluar untuk melumas rambut.
b. Fungsi rambut
1) Sebagai pelindung: pada muara lubang telinga/hidung
terhadap benda-benda yang masuk serta melindungi kulit
terhadap sinar ultraviolet dan panas.
2) Mengatur suhu: pengaturan panas dengan cara bulu badan
menyimpan panas.
3) Pembungan keringat dan air: karena permukaan yang lebih
luas, rambut akan membantu penguapan keringat.
4) Pengaturan emosi: apabila mengalami ketakutan bulu
tengkuk berdiri.
5) Sebagai alat perasa: rambut membesar rangsangan
sentuhan terhadap kulit.

3. KUKU
a. Definisi
Merupakan lempeng yang membentuk pelindung
pembungkus permukaan dorsal falang terakhir jaringan dan jari
kaki. Berdasarkan struktur dan hubungan dengan dermis dan
epidermis, pertumbuhan kuku terjadi sepanjang garis datar
lengkung dan sedikit miring terhadap permukaan pada bagian
proksimalnya.
Dasar kuku yang menandung lapisan-lapisan epidermis dan
dermis, di bawahnya mempunyai rabung memanjang. Disini
terdapat kelenjar keringat dan folikel. Sel-selnya banyak
mengandung fibril sitoplasma yang hilang pada tahap akhir
setelah menjadi homogen (berstruktur sama) lalu menjadi zat
tanduk, dan menyatu dengan lempeng kuku. Tidak pernah
dijumpai granula keratohialin di dalam sel matriks dan keratin
kuku. Pada lapisan kuku mengandung melanosit sehingga
lempeng kuku mungkin berpigmen pada ras hitam.
Dengan bertambahnya sel-sel baru dalam akar kuku
menghasilkan geseran lambat lempeng kuku di atas dasar
kuku. Laju pertumbuhan kuku rata-rata 0,5 mm per minggu.
Pertumbuhan ini lebih pesat pada jari tangan daripada jari kaki
dan bila lempeng kuku dicabut paksa asalkan matriksnya tidak
rusak kuku akan tumbuh kembali.
b.

Struktur kuku
1) Lunula: merupakan bagian lempeng kuku yang berwarna
putih, didekat akar kuku berbentuk bulan sabit, sering
tertutup oleh kulit.
2) Hyponychium : area stratum corneum yang menebal
berfungsi untuk melindungi kuku agar tidak menusuk
jaringan dibawahnya.
3) Eponychium (cuticle): merupakan dinding kuku bagian
proximinal, kulit arinya menutupi bagian permukaan lempeng
kuku. Kutikula merupakan jaringan yang melapisi nail plate
pada dasar kuku anda. Bagian ini berfungsi melindungi sel-
sel keratin baru yang muncul secara perlahan dari nail bed.
4) Akar kuku (Nail root): merupakan bagian proksimal kuku.
5) Dinding kuku (Nail wall): merupakan lipatan-lipatan kulit yang
menutupi bagian pinggir dan atas.
6) Alur kuku (Nail groove): merupakan celah antar dinding dan
dasar kuku, alur kuku yang terdapat disisi badan kuku
7) Lempeng kuku (Nail plate): merupakan bagian dari kuku
yang paling kelihatan. Nail plate merupakan bagian keras
yang anda lihat saat memperhatikan kuku jari.
8) Nail fold: merupakan kulit yang membingkai setiap nail plate
dari ketiga sisi.
9) Bagian proksimal kuku: bagian ke arah akar kuku
10)Bagian distal: bagian ke arah ujung kuku bebas
c. Fungsi kuku
1) Melindungi dari kotoran
2) Melindungi ujung jari yang lembut dan penuh urat saraf.
3) Serta mempertinggi daya sentuh.
DAFTAR PUSTAKA

Andriyani, R.,Triana, A. & Juliarti, W. (2015). Buku Ajar Biologi


Perkembangan. Edisi 1. Yogyakarta: Deepublish

Susanto dan Ari. (2013). Penyakit Kulit. Yogyakarta: Nuha Medika

Watson. R. (2018). Anatomi dan Fisiologi. Buku Kedokteran ECG.


Jakarta. Ed 10

Weller, R.B., Hunter, H.J.A., and Mann, M.W. 2015, Clinical


Dermatology, Fifth Edition, John Wiley and sons Ltd., Chichester.
Djuanda, 2017 Ilmu Penyakit kullit dan kelamin, Jakarrta : Penerbit FK
UL
Watson, Roger. 2018. Anatomi dan Fisiologi Untuk Perawat. Edisi 10.
Ali Bahasa sitti syabariyah. Jakarta: EGC
Gibson. 2016, Majemen Sumber Daya Manusia, Edisi Keempat.
Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai