Kulit merupakan organ tipis yang luas di tubuh yang tidak hanya berfungsi
sebagai sawar mekanis antara lingkungan eksternal dan jaringan di bawahnya, tetapi
secara dinamis juga terlibat dalam mekanisme pertahanan dan berbagai fungsi lain.
(Sherwood,2010).
Warna kulit berbeda-beda, dari kulit yang berwarna terang (fair skin), pirang
dan hitam, warna merah muda pada telapak kaki dan tangan bayi, serta warna hitam
kecoklatan pada genitalia orang dewasa. Demikian pula kulit bervariasi mengenai
lembut, tipis dan tebalnya; kulit yang elastis dan longgar terdapat pada palpebral,
bibir dan preputium, kulit yang tebal dan tegang terdapat di telapak kaki dan tangan
dewasa. Kulit yang tipis terdapat pada muka, yang lembut pada leher dan badan, dan
Pembagian kulit secara garis besar tersusun atas tiga lapisan utama yaitu:
Tidak ada garis tegas yang memisahkan dermis dan subkutis, subkutis ditandai
dengan adanya jaringan ikat longgar dan adanya sel dan jaringan lemak.
dan terdiri atas beberapa lapis sel-sel gepeng yang mati, tidak berinti, dan
sel gepeng dengan sitoplasma berbutir kasar dan terdapat inti di antaranya.
d. Stratum spinosum (stratum Malphigi) atau disebut pula prickle cell layer
(lapisan akanta) terdiri atas beberapa lapis sel yang berbentuk polygonal
jembatan antar sel (intercellular bridges) yang terdiri atas protoplasma dan
sumsum tulang dan berfungsi sebagai makrofag. Sel ini juga menghasilkan
bahan antigen dan antibodi yang menjaga tubuh melalui mekanisme reaksi
(Juanda,2009).
berwarna muda, dengan sitoplasma basofilik dan inti gelap, dan mengandung
menipis, berdegenerasi, dan mati menjadi lapis keratin yang dilepas setiap hari
Lapisan keratinisasi bersifat kedap udara, cukup kedap air, dan sulit
ditembus oleh sebagian besar bahan. Lapisan ini berfungsi menahan lewatnya
bahan dalam kedua arah antara tubuh dan lingkungan eksternal. Sebagai
contoh, lapisan ini memperkecil kehilangan air dan konstituen vital lain dari
tubuh. Manfaat lapisan keratinisasi protektif dalam menahan cairan tubuh ini
atasnya terdapat sel bakal (precursor cells) yang akan menjadi melanosit.
sel sebagai payung yang melindungi kulit dari efek sinar ultraviolet. Kadar
Lapisan dermis
Lapisan dermis jauh lebih tebal daripada epidermis. Lapisan ini terdiri dari
lapisan elastik dan fibrosa padat dengan elemen-elemen selular dan folikel rambut.
a. Pars papilare, yaitu bagian yang menonjol ke epidermis, berisi ujung serabut
bagian ini terdiri atas serabut-serabut penunjang misalnya serabut kolagen, elastin
dan retikulin. Dasar (matriks) lapisan ini terdiri atas cairan kental asam hialuronat
dan kondroitin sulfat, di bagian ini terdapat pula fibroblas. Serabut kolagen
kolagen. Kolagen terdiri dari rantai asam amino hidroksiprolin, hidroksilisin, dan
glisin yang membentuk serat. Serat ini mempunyai sifat elastis sehingga kulit dapat
Fungsi pengaturan suhu tubuh didapat dari adanya dua lapis pleksus pembuluh darah
dermis, satu pada batas antara dermis dan subkutis dan satu di lapisan papiler dermis.
Di antara pleksus ini, tersebar badan Glomus yang mengandung pirau (shunt) arteri
vena; bila pirau terbuka, aliran darah ke kulit membesar dan panas terpancar keluar.
Termoregulasi ini diaktifkan oleh rangsangan saraf otonom yang juga mempersarafi
Terdapat juga reseptor saraf sensoris berupa badan Pacini, Meissner dan Rufini yang
berakhir pada sel Merkel di dasar epidermis dan pada folikel rambut; fungsinya
Sebagai penutup, kulit melindungi tubuh dari trauma mekanis, radiasi, kimiawi dan
dari kuman infeksius. Asam laktat dalam keringat dan asam amino hasil perubahan
dapat hidup komensal di lapisan keratin, muara rambut, dan kelenjar sebaseus.
Jika terjadi perlukaan, sel epitel pada kelenjar sebaseus, folikel rambut, dan kelenjar
keringat akan bermitosis dan bermigrasi menutupi permukaan luka. Bila tidak ada sel
epitel yang tersisa, luka yang tak begitu luas masih bisa ditutup dengan proses mitosis
dan migrasi benih epitel dari tepi luka dibantu dengan proses kontraksi luka. Migrasi
epitel hanya bisa berlangsung dengan arah mendatar atau menurun tetapi tidak bisa ke
arah yang lebih tinggi, misalnya bila luka sudah tertutup granuloma.
Lapisan subkutis
Lapisan subkutis merupakan kelanjutan dermis, terdiri atas jaringan ikat longgar
berisi sel-sel lemak di dalamnya. Sel-sel lemak merupakan sel bulat, besar, dengan
Sel-sel ini membentuk kelompok yang dipisahkan satu dengan yang lain oleh
trabekula yang fibrosa. Lapisan sel-sel lemak disebut panikulus adiposa, berfungsi
sebagai cadangan makanan. Di lapisan ini terdapat ujung-ujung saraf tepi, pembuluh
darah dan getah bening. Tebal tipisnya jaringan lemak tidak sama bergantung pada
dan penis sangat sedikit. Lapisan lemak ini juga merupakan bantalan.
Selain lapisan utama kulit, kulit juga memiliki turunan yang disebut sebagai adneksa
kulit. Adneksa kulit terdiri atas kelenjar-kelenjar kulit, rambut dan kuku.
a. Kelenjar kulit
Ada dua macam kelenjar keringat, yaitu kelenjar ekrin yang kecil-kecil, terletak
dangkal di dermis dengan sekret yang encer, dan kelenjar aprokrin yang lebih besar
Kelenjar ekrin telah dibentuk sempurna pada 28 minggu kehamilan dan baru
berfungsi 40 minggu setelah kelahiran. Saluran kelenjar ini berbentuk spiral dan
beberapa faktor dan dipengaruhi oleh saraf kolinergik, faktor panas dan stress
emosional.
mammae, pubis, labia minora, dan saluran telinga luar. Fungsi apokrin pada manusia
belum jelas, pada waktu lahir kecil, tetapi pada pubertas mulai besar dan
mengeluarkan sekret. Keringat mengandung air, elektrolit, asam laktat dan glukosa,
Kelenjar palit (glandula sebasea) terletak di seluruh permukaan kulit manusia kecuali
Kelenjar palit disebut juga kelenjar holokrin karena tidak berlumen dan sekret
kelenjar ini berasal dari dekomposisi sel-sel kelenjar. Kelenjar palit biasanya terdapat
di samping akar rambut dan muaranya terdapat pada lumen akar rambut (folikel
rambut). Sebum mengandung trigliserida, asam lemak bebas, skualen, wax ester, dan
kelenjar palit sedikit, pada pubertas menjadi lebih besar dan banyak serta mulai
b. Kuku
Kuku adalah bagian terminal lapisan tanduk (stratum korneum) yang menebal. Bagian
kuku yang terbenam dalam kulit jari disebut akar kuku (nail root), bagian yang
terbuka di atas dasar jaringan lunak kulit pada ujung jari disebut badan kuku (nail
plate), dan yang paling ujung adalah bagian kuku yang bebas. Kuku tumbuh dari akar
menutupi kuku di bagian proksimal disebut eponikium sedangkan kulit yang ditutupi
c. Rambut
Rambut terdiri atas bagian yang terbenam dalam kulit (akar rambut) dan bagian yang
berada di luar kulit (batang rambut). Ada dua macam tipe rambut, yaitu lanugo yang
merupakan rambut halus, tidak mengandung pigmen dan terdapat pada bayi, dan
rambut terminal yaitu rambut yang lebih kasar dengan banyak pigmen, mempunyai
Pada manusia dewasa selain rambut di kepala, juga terdapat bulu mata, rambut ketiak,
seks (androgen). Rambut halus di dahi dan badan lain disebut rambut velus.
Rambut tumbuh secara siklik, fase anagen (pertumbuhan) berlangsung 2-6 tahun
dengan kecepatan tumbuh kira-kira 0,35 mm per hari. Fase telogen (istirahat)
berlangsung beberapa bulan. Di antara kedua fase tersebut terdapat fase katagen
(involusi temporer). Pada satu saat 85% seluruh rambut mengalami fase anagen dan
Rambut normal dan sehat berkilat, elastis dan tidak mudah patah, dan
dapat menyerap air. Komposisi rambut terdiri atas karbon 50,60%, hydrogen
6,36%, nitrogen 17,14%, sulfur 5,0% dan oksigen 20,80%. Rambut dapat
2.2 Keloid
2.2.1 Definisi
Keloid adalah pembentukan jaringan parut berlebihan (pertumbuhan proliferatif)
diatas permukaan kulit yang disebabkan oleh trauma atau luka dan bekas operasi
karena sintesis dan deposisi yang tidak terkontrol dari jaringan kolagen pada dermis.
(Fitzpatrick,T.B.,2008).
Luka pada kulit seperti luka bakar, insisi pembedahan, ulkus dan lain-lain
diperbaiki melalui deposisi dari komponen yang akan membentuk kulit baru.
membentuk matriks di mana serat-serat struktural, saraf dan pembuluh darah berada.
atau keloid. Jaringan parut abnormal tersebut dapat menyebabkan gangguan psikis
Gambar 2. Keloid
2.2.2 Epidemiologi
Keloid dapat diturunkan dominan dan resesif autosom. Meskipun dapat terjadi
pada semua kelompok usia, jarang ditemukan pada bayi baru lahir atau orang tua dan
memiliki kejadian tertinggi di individu yang berusia 10-20 tahun. Pada keloid tingkat
kolagen lebih tinggi dibandingkan rata-rata jaringan parut. Keloid terletak di lokasi
yang sebagian besar menjadi perhatian kosmetik, beberapa keloid dapat menyebabkan
kontraktur, yang dapat mengakibatkan hilangnya fungsi jika diatasnya bersama atau
dalam pengrusakan signifikan jika terletak di wajah. Keloid bentuk yang lebih sering
pada orang Polinesia dan Cina daripada orang India dan Malaysia. Sebanyak 16% dari
orang dalam sampling acak dari Afrika hitam dilaporkan memiliki keloid. Orang
putih setidaknya umumnya terkena. Prevalensi ini telah dilaporkan lebih tinggi pada
wanita muda dari pada laki-laki muda. Keloid mempengaruhi kedua jenis kelamin
sama-sama dalam kelompok usia lainnya. Onset terjadi paling sering pada individu
2.2.3 Etiologi
Selain trauma, faktor penyebab yang mungkin untuk terjadinya keloid masih
luka yang tidak baik seperti infeksi, luka bakar, inflamasi kronis, penutupan luka yang
tidak adekuat, tegangan yang berlebihan, benda asing dan trauma berulang, namun
dapat muncul pada luka yang bersih.(Steifert,2009). Beberapa faktor lain yang
diketahui berpengaruh adalah herediter dan ras, umur dan faktor endokrin, jenis luka
2.2.4 Pathogenesis
Secara umum, keloid timbul setelah cedera atau inflamasi kulit pada individu
yang beresiko. Keloid dapat terjadi dalam jangka waktu satu bulan sampai satu tahun
setelah trauma atau inflamasi. Trauma kulit pada dermis retikuler atau lapisan kulit
lebih dalam lagi cenderung berpotensi menjadi skar hipertrofik dan keloid. Beberapa
penyebab keloid yang sering dilaporkan adalah: akne, folikulitis, varicella, vaksinasi,
tindik telinga, luka robek dan luka operasi. Luka kecil sekalipun, bahkan bintil bekas
Penelitian di Taiwan mendapatkan bahwa 10% remaja mendapat keloid pada tempat
bekas injeksi vaksin Bacil Calmette Guerin (BCG). (Robles& Berg, 2007) Setelah
factor (EGF), insulin like growth factor-1 (IGF-1) dan platelet-derived growth
factor (PDGF). Growth factor berfungsi merekrut dan mengaktifkan sel netrofil,
terjadi down-regulation gen yang terkait apoptosis. Selain itu pada biakan fibroblas
penurunan kebutuhan growth factor . Ladin dkk melaporkan bahwa fibroblas keloid
Fibroblas keloid (FK) menghasilkan kolagen dalam jumlah banyak. Selain itu
kolagen tipe I dan memiliki kapasitas untuk berproliferasi 20 kali lebih besar
spesifik. Immunoglobin (Ig) yang meningkat pada keloid, adalah: IgA, IgG dan IgM.
Pelepasan produk sel mast yang dimediasi oleh IgE juga berperan pada pembentukan
mengakibatkan peningkatan jumlah kolagen pada keloid. Aktifitas metabolik sel mast
juga berperan danmendasari terjadinya rasa gatal yang sering menyertai kondisi ini.
tetap terlokalisir dalam sel. Salah satu sitokin yang dimaksud adalah TGF-α1.
Produksi asam hyaluronat meningkat pada fibroblas keloid, dan kadarnya kembali
dengan teori ini, berdasarkan temuan kadar asam hyaluronat yang lebih rendah dalam
Luka adalah keadaan di mana kontinuitas jaringan rusak bisa karena akibat trauma, kimiawi,
listrik, radiasi. Proses yang terjadi secara alami bila terjadi luka dibagi dalam tiga fase.
(Sjamsuhidajat,2010).
Secara klinis keloid merupakan nodul fibrosa, papul atau plak, keras, elastis,
berkilat, tidak teratur, berbatas tegas, terdapat telangiektasis dan berwarna merah
muda, merah sampai coklat gelap.( Brunicardi,2007). Pasien sering mengeluhkan rasa
gatal dan nyeri. (Butler,2008). Keloid cenderung tumbuh lambat lebih dari beberapa
kolagen yang tersusun melingkar. Keloid biasanya diagnosis banding dengan skar
Skar hipertrofi sama dengan keloid, namun secara klinis tinggi skarnya tidak tumbuh
secara fisik maupun psikologis dan menyebabkan dampak negatif pada kualitas
hidupnya. (Brunicardi,2007).
Walaupun prevalensi keloid ini tinggi pada populasi umum, namun masih
ada penanganan keloid yang dinyatakan 100% efektif. Ada beberapa penanganan
(Juanda,2009) (Sherwood,2010) .
Gambar 7. Keloid
2.3.5 Penatalaksanaan Keloid
pemahaman tentang patogenesis keloid yang ada saat ini, terdapat tiga pendekatan
masalah yang sulit, karena rendahnya respon penyembuhan terhadap berbagai terapi
dan cenderung kambuh. Keloid yang hanya diterapi dengan pembedahan memiliki angka
kekambuhan sampai 80%. Pada algoritma yang terdapat dalam referat ini, ukuran dan
Penggolongan ini penting karena lesi yang kecil (dini) dapat diterapi secara radikal
dengan cara pembedahan dan terapi adjuvant. Terapi laser sebagai monoterapi juga
efektif untuk terapi radikal keloid dini. Terapi konservatif non bedah, tidak efektif jika
digunakan sebagai monoterapi.5 Diskusi dengan pasien untuk menentukan tujuan akhir
terapi merupakan hal penting yang harus dilakukan dalam menangani keloid yang
besar dan multipel. Pasien dengan keloid berukuran besar biasanya disertai infeksi
dan nyeri, sehingga pengurangan ukuran massa keloid dan terapi simtomatik dengan
A. Konservatif
Kortikosteroid Intralesi
tumor bekas luka yang menebal atau jika seseorang diketahui memiliki riwayat
5-Fluorouracil
dalam pengobatan kanker dan glaukoma. Dalam sel 5-FU dikonversikan menjadi
substrat aktif yang menghambat sintesis DNA dengan cara kompetitif terhadap
yang baik untuk menangani keloid. Kemampuan 5-FU untuk untuk mengganggu
pembentukan keloid. Teknik yang digunakan dalam penelitian efikasi 5-FU terhadap
keloid adalah dengan injeksi intralesi atau menempatkan kain yang sebelumnya
direndam dengan 5-FU selama 5 menit sebelum luka ditutup. Efek samping yang
sering terjadi adalah nyeri di lokasi injeksi, ulserasi dan rasa terbakar. (Robles,2007).
dengan interval 1 pekan, sebanyak 6 kali, mendapatkan hasil yang baik. Perbaikan
papila dermis tanpa tanda atrofi, pigmentary incontinence, penurunan ekspresi Ki-67
dan penurunan ekspresi TGF-b. Ki-67 adalah petanda proliferasi sel. Fitzpatrick juga
melaporkan perbaikan klinis pada keloid yang diterapi dengan injeksi intralesi 5-FU,
trombositopenia, maka pasien harus dimonitor gambaran darah tepinya secara ketat.
Terapi menggunakan 5-FU juka tidak dianjurkan untuk wanita hamil atau menyusui
Pemberian silikon gel sheeting secara topikal merupakan alternatif lain untuk
penanganan keloid. Silikon ini dapat melembutkan dan menurunkan pruritus, merah
dan nyeri.Penggunaan silikon sedikitnya 12 jam perhari atau dua kali sehari dalam
beberapa bulan agar efektif. Dapat digunakan sebagai terapi tambahan seperti pada
terapi pembedahan, kortikosteroid intralesi dan laser. Silokon gel sheet ini merupakan
campuran dan kombinasi dari beberapa ekstrak herbal dan derivate silicone. Oleh ahli
setelah bedah eksisi. Namun, ada sebuah penelitian lanjutan yang dilakukan oleh
seorang ahli dari Thailand Muangman dkk tahun 2001, tentang pengunaan gel ini
C. Pembedahan
Ada 50% kemungkinan kambuh dan lesi yang meluas setelah prosedur
pembedahan. Penutupan kulit yang terdiri dari beberapa teknik yaitu v-plasty atau
w-plasty untuk mereduksi kulit yang tegang yang diketahui dapat mengurangi
eksisi total atau eksisi intralesi bertahap. Bila eksisi menimbulkan luka yang luas
atau lebar, luka harus ditutup dengan full thickness skin graft (FTSG) karena
tegangan yang terjadi akibat pemaksaan penutupan luka primer akan memicu
Gambar 8. W-plasty
plasty, atau dengan teknik geometric broken line closure (GBLC). Teknik Z-
plasty berguna untuk memperpanjang parut dengan mengubahnya dari parut yang
melintang atau melawan relaxed skin tension lines (RSTL) menjadi parut yang
paralel dengan garis lipatan kulit. Teknik W-plasty berguna untuk menyamarkan
parut yang panjang dan lurus serta tidak paralel dengan RSTL. Teknik GLBC
juga dapat digunakan untuk parut panjang yang tidak paralel dengan RSTL,
D. Bedah Beku
atau dikombinasi dengan injeksi KIL telah lama digunakan sebagai terapi keloid.
Kelemahan dari bedah beku cryotherapy adalah nyeri yang ditimbulkan cukup berat
danwaktu penyembuhan yang lama, sehingga pasien sering tidak datang kembali.
Metoda inimemerlukan kombinasi dengan cara pengobatan lain. Pada pasien dengan
warna kulitgelap dapat terjadi efek hipopigmentasi, yang dapat menimbulkan masalah
baru. ( Thompson,2001).
E. Laser
laser (PDL) memberikan angka respon yang baik dan menurunkan kekambuhan.
Mekanisme kerjanya masih belum jelas. Diketahui PDL 585 nm memiliki target
yang berlebihan pada keloid dapat dihancurkan, selanjutnya terjadi hipoksia lokal.
(Robles,2007).
Laser karbondioksida (CO2) merupakan salah satu jenis laser yang pertama
kalidigunakan untuk terapi keloid. Pada tahun 1982 continous wave CO2 laser sukses
dalameksisi keloid. Keuntungan laser adalah bersifat non traumatik dan memiliki efek
wave CO2 laser yang dilanjutkan dengan penyembuhan luka sekunder, gagal
menekan pertumbuhan dan mencegah rekurensi keloid. Saat ini laser CO2 digunakan
F. Radioterapi
dipercaya. Hasil yang lebih baik didapati bila dikombinasi dengan pembedahan
dengan tingkat kekambuhan yang lebih rendah dan merupakan salah satu cara yang
efektif. Radiasi dilakukan segera setelah pembedahan. Pada salah satu penelitian,
pasien mendapat radiasi 1500-2000 rad. Hati-hati penggunaan luas dari radiasi ini,
karena ditakutkan efek karsinogenesisnya. Efek samping yang sering terjadi adalah
karsinogenesis, sehingga walaupun resiko ini kemungkinan kecil terjadi pada keloid,
pasien harus tetap diberitahu agar waspada karena secara teori hal itu mungkin terjadi.
(Robles,2007).
Terapi ini sebaiknya dilakukan pada pasien dewasa dan kecacatan yang
bermakna akibat keloid, yang gagal dengan penanganan keloid lain. (Robles,2007).
2.3.6 Pencegahan
Hal yang lebih penting adalah mencegah terjadinya parut yang buruk, yaitu
dengan menerapkan teknik pembedahan yang baik, perawatan luka yang benar, dan
memberikan perhatian khusus bila pasien yang ditangani termasuk dalam kelompok
berisiko tinggi keloid, terutama bila pembedahan dilakukan pada daerah tubuh
Faktor yang dapat dikelola untuk mencegah terjadinya keloid adalah daya
mekanik luka, pencegahan infeksi luka dan reaksi benda asing. Beberapa hal yang
3. Hindarkan luka dari gaya mekanis langsung (misalnya gesekan atau garukan)
5. Untuk pasien dengan luka di telinga, kurangi kontak dengan bantal ketika tidur,
8. Setelah pembedahan dan trauma, luka yang terjadi harus dijaga tetap bersih
9. Setelah pembedahan dan trauma, hindari kontak antara dermis daerah luka
yang populer untuk luka patologis, dan terapi ini merupakan tatalaksana utama dalam
pengelolaan keloid (Gupta,2011). Bergantung pada ukuran dan lokasi lesi dan pada
usia pasien, dosisnya bervariasi antara 10 sampai 40 mg / mL, dan interval perawatan
atrofi ireversibel epidermis. (Gupta,2011). Suntikan harus diulang setiap 3-4 minggu
sekali tergantung pada sebagian besar keloid dan respon terapeutik. (Mustoe,2002).
menghambat proliferasi fibroblas, dan menginduksi regresi bekas luka, yang mungkin
growth growth factor (TGF) -β1 dan untuk menginduksi apoptosis pada
pembedahan dikombinasikan dengan eksisi bedah pada bekas luka patologis dan
saja juga efektif dalam mengurangi volume lesi pada mayoritas pasien. Literatur
sebelumnya telah melaporkan bahwa volume parut rata-rata berkurang dari 0,73 ±
Efek samping dari terapi ini meliputi rasa sakit pada area suntikan,
penipisan dan atrofi dari kulit dan jaringan subkutan, pertumbuhan dari.Pertumbuhan
jerawat akibat steroid, pelebaran kapiler, perkembangan dari limfogen sekunder dan
yang relatif tinggi 9% sampai 50%. (Niessen,1999). Keloid dalam area wajah
memiliki tingkat kekambuhan yang lebih besar dibanding di daerah perioral. Alasan
yang mungkin untuk kekambuhan yang lebih besar ini bisa berupa ketegangan pada
kulit dan ketegangan luka di wilayah perioral yang memiliki banyak pergerakan.
(Park,2012) . Efek samping yang lebih serius meliputi nekrosis kulit lokal,
perawatan lainnya. Pada tahun 2002, para ahli internasional merekomendasikan agar
kortikosteroid dosis 2,5 sampai 40 mg per situs digunakan. (Ogawa,2009). Eksisi
suntikan berulang pada interval mingguan selama 2 sampai 5 minggu dan selanjutnya
dilanjutkan dengan suntikan bulanan 4 sampai 6 bulan menghasilkan hasil yang baik
(Atiyeh,2007). Hasil terapi dapat lebih baik dan kekambuhan dari lesi keloid dapat
berkurang bila kortikosteroid digabungkan dengan terapi lain seperti operasi, laser