Anda di halaman 1dari 14

KEDOKTERAN

KELUARGA
WRAP UP
SKENARIO3
Pembiayaan Kesehatan

Ketua : Razky Noormansyah 1102012231


Sekertaris : Sasadara Pramudita 1102012262
Anggota : Rizky Febriansyah 1102011240
Tiara Windasari Agustin 1102011279
Muhammad Ibnu Hajar 1102012176
Monica Permatasari 1102012167
Nimas Aritia Bayumurti 1102012193
Sari Nur Rahmawati 1102012261
Siti Amanda Seanuria 1102012277
Tesha Islami Monika 1102012293
Thirafi Prastito1102012294

Pembiayaan
Kesehatan

Dr. Ahmad, 31 tahun, praktek di sebuah klinik dokter keluarga. Klinik ini dikelola dengan
baik sehingga dalam waktu yang relatif singkat mengalami kemajuan yang cukup pesat dan
dikenal luas di masyarakat. Suatu hari kedatangan seorang pasien, Ny, A, 38 tahun dengan
kehamilan trimester 1 pada G5P2A2. Pasien ingin melakukan pemeriksaan kehamilan secara
rutin di klinik Dr. Ahmad karena pasien mendapat informasi bahwa pelayanan di klinik ini baik.
Pasien mempunyai keluhan sering mual, muntah, lemas , cepat lelah dan sesak. Dokter
kemudian melakukan pemeriksaan fisik bersama bidan. Pada pemeriksaan ditemukan bahwa
kandungan dalam kondisi yang baik namun ibu tampak pucat, takikardi, murmur, takipnea,
dan terdapat nyeri tekan epigastrium.

Dr. Ahmad menyarankan agar pasien mengikuti pemeriksaan ANC yang teratur dan
menjelang partus kelak pasien akan dirujuk ke spesialis Obgyn yang sudah bekerja sama
dengan klinik dokter keluarga tersebut. Pasien menanyakan ke dokter tentang pilihan
pembiayaan proses persalinan, mengingat kemungkinan membutuhkan biaya yang lebih
besar.

1. Memahami dan Menjelaskan Manajemen Klinik


Dokter keluarga

Syarat SDM dalam klinik dokter keluarga:


Dokter: 2
Bidan: 1
Asisten analis: 1 (honor)
Asisten apoteker: 1
Staf administrasi dan keuangan: 1
OB: 1
Manajemen klinik

Peningkatan Kemampuan & Pengembangan Staf


Bentuk: Kursus, pelatihan, pendidikan formal,dll
Bentuk Lain: Selia Bestari (peer review) di antara sesama staf (medis dan non-medis)
Pengaturan: Bisa dibuat perjanjian tersendiri
Proses: berdasarkan permintaan karyawan atau kebutuhan KDK
Untuk tenaga medis
PKB (pendidikan kedokteran berkelanjutan) Seminar, Simposium, Lokakarya.
Peer Review: Pembahasan kasus secara EBM
Kursus singkat untuk satu ketrampilan tertentu (ATLS, ACLS, EKG, Kepemimpinan, dll)
Pendidikan formal (S2 Aktuaria, S2 Kesehatan Kerja, dll)
Untuk paramedis
Kursus keperawatan
Peer Review: Diskusi kelompok
membahas satu masalah (rutin)
Kursus Manajemen pengelolaan
keperawatan di klinik (asuhan keperawatan,dll)
Pendidikan formal seperti Akademi Keperawatan, Akademi Kebidanan, dll
Untuk tenaga non-medis
Kursus penggunaan alat tertentu
Kursus Manajemen laboratorium,
Pemeriksaan Kesehatan Berkala
Pendidikan Formal seperti Akademi Penata Rontgen, AKK, Kursus perpajakan
2. Memahami dan Menjelaskan Standar Pemeriksaan
Kedokteran Keluarga

1) Anamnesis
2) Pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
3) Penegakkan diagnosis dan diagnosis banding
4) Prognosis
5) Konseling
6) Konsultasi
7) Rujukan
8) Tindak lanjut
9) Tindakan
10) Pengobatan rasional
11) Pembinaan keluarga
3. Memahami dan Menjelaskan Konsultasi dan
Rujukan

Konsultasi adalah upaya meminta bantuan


profesional terkait penangan suatu kasus penyakit
yang sedang ditangani oleh seorang dokter,
kepada dokter lain yang lebih ahli di bidangnya.
Namun kewenangan penanganan masih berada
pada dokter keluarga yang bersangkutan.

Rujukan adalah upaya melimpahkan wewenang


dan tanggung jawab penanganan kasus penyakit
yang sedang ditangani oleh seorang dokter
kepada dokter lain yang sesuai.
Macam-macam Rujukan :
Rujukan medis:
Rujukan pasien (transfer of patient)
Rujukan ilmu pengetahuan (transfer of knowledge)
Rujukan bahan (transfer of specimens)
Rujukan kesehatan:
Rujukan tenaga
Rujukan sarana
Rujukan operasional
4. Memahami dan Menjelaskan Sistem Pembiayaan
Kesehatan di Klinik Kedokteran Keluarga

Pengertian

Biaya kesehatan didefinisikan besarnya dana yang


harus disediakan untuk menyelenggarakan dan atau
memanfaatkan berbagai upaya kesehatan yang
diperlukan oleh perorangan, keluarga, kelompok dan
masyarakat. (Azrul A., 1996)

Terdapat 3 jenis pembiayaan kesehatan berdasarkan


ideologi negara di dunia, yaitu :
Sosialis(welfare state)
Liberalis-kapitalis
Kombinasi antara sosialis dan kapitalis
BPJS dan JKN
BPJS Kesehatan (Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial Kesehatan)merupakanBadan Usaha Milik
Negara yang ditugaskan khusus oleh pemerintah
untuk menyelenggarakanjaminan pemeliharaan
kesehatan bagi seluruh rakyat Indonesia.

Sedangan JKN merupakan program pelayanan


kesehatan terbaru yang merupakan kepanjangan dari
Jaminan Kesehatan Nasional yang sistemnya
menggunakan sistem asuransi. Artinya, seluruh
warga Indonesia nantinya wajib menyisihkan
sebagian kecil uangnya untuk jaminan kesehatan di
masa depan
Antara JKN dan BPJS tentu berbeda. JKN merupakan nama
programnya, sedangkan BPJS merupakan badan
penyelenggaranya yang kinerjanya nanti diawasi oleh
DJSN (Dewan Jaminan Sosial Nasional).
Sementara bagi peserta perorangan akan membayar
iuran sebesar kemampuan dan kebutuhannya. Untuk saat
ini sudah ditetapkan bahwa:

- Untuk mendapat fasilitas kelas I dikenai iuran Rp 59.500


per orang per bulan

- Untuk mendapat fasilitas kelas II dikenai iuran Rp 42.500


per orang per bulan

- Untuk mendapat fasilitas kelas III dikenai iuran Rp 25.500


per orang per bulan
5. Memahami dan Menjelaskan Peran Dokter Keluarga
Dengan Mitra Kerjanya

Mitra kerja dokter ialah Sesama dokter, perawat,


bidan, petugas rumah sakit atau pun puskesmas
serta klinik, pasien dan petugas lainnya

Anggota Tim interdisiplin

Tim pelayanan kesehatan interdisiplin merupakan


sekolompok profesional yang mempunyai aturan
yang jelas, tujuan umum dan berbeda keahlian. Tim
akan berfungsi baik jika terjadi adanya konstribusi
dari anggota tim dalam memberikan pelayanan
kesehatan terbaik. Anggota tim kesehatan
meliputi : pasien, perawat, dokter, fisioterapi,
pekerja sosial, ahli gizi, manajer, dan apoteker.
6. Memahami dan Menjelaskan Adab Dokter Merawat
Pasien Sakit Menurut Islam

Sebagai hamba Allah, seorang dokter muslim harus


mempunyai tujuan hidup: Hasanah fid-dunya dan hasanah
fil-akhirah. Ia semata-mata mengabdi kepada Allah (QS. Al-
Anam: 112) dengan menjauhi segala larangan (QS. Al Imran:
110) dan mematuhi semua perintah Allah, rasul-Nya dan Ulil
Amri. Seorang dokter muslim juga harus mampu mengobati
penyakit jasmani, rohani, sosial serta gangguan pada iman
dan Islam pasiennya.

Dengan demikian, seorang dokter muslim harus menyadari


bahwa ia adalah khalifah Allah dalam pengobatan yang
senantiasa berlaku sopan kepada semua pasiennya dan
selalu mendoakan agar Allah memberikan kesembuhan
kepada pasien yang ditanganinya.

Anda mungkin juga menyukai