Anda di halaman 1dari 8

Kampus :

Jl. Tulang Bawang Selatan No. 26


Tegalsari Kadipiro Surakarta 57136
Telp. (0271) 734955

UJIAN TENGAH SEMESTER GENAP 2021/2022


EXAM MID ODD SEMESTER 2021/2022
PROGRAM STUDI D4 KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI

Hari/Tanggal-
Mata Uji- Course KDK November 2021
Day/Date

Smt./Klas- Class Alih Jenjang Jam ke-Session Jam

Penguji- Examiner M.Hafiduddin Waktu-Duration 90 menit

PETUNJUK MENGERJAKAN SOAL


1. Berdoa dan niatkan bahwa ujian ini merupakan bentuk ikhtiar kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Tuliskan terlebih dahulu identitas saudara di dalam kolom lembar jawaban yang telah tersedia!
3. Kerjakan secara jujur dan rapi !
4. Sifat soal tertutup (CLOSED BOOK).

Jawablah soal dibawah ini dengan singkat dan jelas

1. Apa pernyataan Fasafah Keperawatan ?


2. Jelaskan Paradigma keperawatan ?
3. Dalam merawat pasien menggunakan kiat-kiat keperawatan. sebutkan kiat-kiat yang anda
gunakan untuk merawat pasien . sebutkan dan jelaskan minimal 5 kiat
4. Sebutkan peran perawat sesuai dengan Konsorsium ilmu kesehatan tahun 1989
5. Sebutkan peran perawat dan berilah contoh yang sesuai dengan tugas anda sebagai penata
anestesi ?
6. sesuai dengan pekerjaan saudara sistem apa dan profesi penata anestesi sebagai sub sistem?
7. sebutkan dan jelaskan tingkat pelayanan menurut Level dan clark thn 2005 ?
8. Dalam mewujudkan Indonesia sehat slah satunya meningkatkan pelayanan kesehatan yang
bermutu, merata dan terjangkau. apa yang dimaksud pelayanan yg bermutu, merata dan
terjangka itu ?
9. Dalam sistem pelayanan kesehatan ada bentuk pelayanan kesehatan apa saja itu dan jelskan ?
10. Apa saja ruang lingkup penata anestesi ?
NAMA : Bustanil Irfandi

NIM :

DOSEN PENGUJI : M. Hafiduddin, S.Kep., M.Kes

JAWABAN :

1 . FALSAFAH adalah keyakinan terhadap nilai-nilai yang menjadi pedoman untuk


mencapai suatu tujuan dan dipakai sebagai pandangan hidup. Falsafah menjadi ciri utama
pada suatu komunitas baik komunitas berskala besar maupun berskala kecil, salah
satunya adalah komunitas profesi keperawatan.

FALSAFAH KEPERAWATAN adalah kenyakinan perawat terhadap nilai-nilai


keperawatan yang menjadi pedoman dalam memberikan asuhan keperawatan, baik
kepada individu, keluarga, kelompok maupun masyarakat.

Dalam falsafah keperawatan pasien di pandang sebagai MAHLUK HOLISTIC, yang


harus dipenuhi segala kebutuhannya, baik kebutuhan biologis, psikolois, sosial dan
spiritual yang diberikan secara komprehensif.

2 . PARADIGMA KEPERAWATAN adalah cara pandang yang mendasar atau cara kita
melihat, memikirkan, memberi makna, menyikapi dan memilih tindakan terhadap
berbagai fenomena yang ada dalam keperawatan. Dengan demikian, paradigma
keperawatan berfungsi sebagai acuan atau dasar dalam melaksanakan praktek
keperawatan (Gaffar, 1997).

3. 5 Kiat dalam merawat klien;


1). Nursing is caring 🡪 peduli, semua pasien diperlakukan sama.

2). Nursing is sharing 🡪 berbagi, diskusi dengan antar sesama perawat dan
anggota tim kesehatan lain.

3). Nursing is laughing 🡪 tertawa, senyum dapat meningkatkan rasa nyaman


klien.

4). Nursing is crying 🡪 menangis, menerima respon emosional dari perawat atau
orang lain sebagai sesuatu hal yang biasa pada situasi senang atau duka.

5). Nursing is believing in others 🡪 percaya org lain, perawat meyakini bahwa
orang lain memiliki hasrat dan kemampuan untuk meningkatkan status
kesehatannya.
4. Peran perawat sesuai dengan Konsorsium ilmu kesehatan tahun 1989, yaitu:

a) Sebagai Pemberi Asuhan Keperawatan


Peran Perawat yang paling utama yaitu memberikan asuhan keperawatan. Seperti yang
digambarkan maslow dalam bentuk pyramid, bahwa manusia memiliki 5 tingkatan
kebutuhan, mulai dari kebutuhan fisiologis sampai pada tahap aktualisasi diri. seorang
perawat akan mengkaji apakah kebutuhan fisiologisnya baik atau tidak, jika tidak maka
akan diselsaikan masalahnya, pada tahap dasar ini ada 5 kebutuhan yang harus dipenuhi
seperti kebutuhan oksigen dan sebagainya.

b) Sebagai Advokat
Perawat Berperan sebagai advokat, atau dapat diartikan juga sebagai pelindung pasien.
Dimana seorang perawat harus mampu untuk merahasiakan hal-hal yang tidak boleh
diketahui oleh orang lain, seperti hak-hak privacy pasien dan sebagainya. Seorang perawat
juga harus bertanggung jawab atas keselamatan pasien, Sehingga apapun jenis pelayanan
kesehatan yang diberikan kepada pasien, Maka harus disepakati terlebih dahulu oleh
pasien (dengan terlebih dahulu diberikan penjelasan).

c) Sebagai Edukator
Setiap Keluarga dan pasien yang datang ke pelayanan kesehatan atau rumah sakit
seringkali terlihat bingung dan khawatir, kondisi ini biasanya diakibatkan karena
ketidaktahuan tentang penyakit yang dialami pasien, dan tidak tahu apa yang harus
dilakukan sehingga mereka memerlukan informasi (edukator). Edukator sendiri dapat
diartikan sebagai pemberian informasi kepada pasien atau keluarga, sehingga mereka jadi
paham tentang diagnosa yang menjangkitnya.

Dalam memberikan edukator, perawat harus mampu untuk berkomunikasi secara jelas,
dan mudah dipahami. Terutama dalam pemilihan kata atau kalimat.
d) Sebagai Koordinator
Dalam menjalankan peran perawat sebagai koordinator, maka seorang perawat harus
memiliki konsentrasi dan pemikiran yang baik. Setiap pelayanan yang diberikan kepada
pasien harus terorganisir dan terarah sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan,
sehingga kesembuhan pasien menjadi lebih cepat dan terukur.

Mengkoordinir pelayanan kesehatan dimulai dari tim perawatan terlebih dahulu, membagi
tugas tiap perawat, dan memberikan perawatan sesuai jadwal yang ditentukan. Sehingga
kegagalan perawatan sangat minim.

e) Sebagai Kolaborator
Peran Kolaborator atau kolaborasi, menjadi salah satu bagian yang penting dalam
penyembuhan pasien. Di rumah sakit sendiri, terdapat berbagai profesi untuk membantu
penyembuhan pasien, yaitu seperti (perawat, farmasi, gizi, analis, dan dokter). Sehingga
perawat perlu untuk menyampaikan apa saja yang sedang dialami oleh pasien saat ini,
agar nantinya penanganan atau pemberian pelayanan kesehatan dapatberjalan dengan baik.
Misalnya seperti kolaborator antara perawat dengan tim gizi, yang menyampaikan bahwa
Si A alergi terhadap kacang-kacangan. Sehingga ahli gizi mencarikan makanan pengganti
yang lainnya.

f) Sebagai Konsultan
Perawat juga dapat berperan sebagai konsultan, apalagi perawat merupakan orang yang
paling dekat dengan pasien. Dimana pasien dapat menceritakan berbagai keluh kesahnya,
baik sebelum sakit atau setelah sakit. sehingga perawat dapat memberikan solusi, atau
memberikan dukungan kepada pasien.

Dengan adanya konsultan antara pasien dan perawat, maka masalah yang dialami oleh
pasien akan semakin jelas. Sehingga dapat membantu perawat dalam menentukan masalah
yang dihadapi oleh pasien dan menarik perencanaan yang akan diberikan.

g) Sebagai Pembaharu
Berbagai penyakit yang timbul pada masyarakat semakin hari semakin banyak dan kuat,
sehingga perlu adanya peningkatan pelayanan kesehatan, maka dari itu inilah pentingnya
peran perawat sebagai pembaharu. Dengan adanya perombakan dari sistem pelayanan
kesehatan yang kurang bagus, akan meningkatkan penyembuhan dan pengobatan pasien.
Jadi seorang perawat tidak hanya boleh berdiam diri dan menerima tekhnik perawatan
saja, tetapi harus mampu untuk mengembangkannya menjadi lebih baik.

5. 1). Pelayanan asuhan kepenataan anestesi dalam pra anestesi

2). Pelayanan asuhan kepenataan anestesi dalam intra anestesi

3). Pelayanan asuhan kepenataan anestesi dalam pasca anastesi

Uraian kegiatan tugas Penata Anestesi di bawah pengawasan atas pelimpahan wewenang
secara mandat dari dokter spesialis anestesiologi atau dokter lain dalam rangka
membantu pelayanan anestesi.

6. 1). Yang menitikberatkan pada pelayanan kuratif


2). Yang menitikberatkan pada pelayanan promotif dan preventif

7. Tingkat pelayanan menurut Level dan clark thn 2005

a. Promosi Kesehatan.
b. Perlindungan khusus (specific protection).
c. Diagnosis dini dan pengobatan segera (early diagnosis and prompt treatment).
d. Pembatasan cacat (disability limitation)
e. Rehabilitasi (rehabilitation).

Dalam perkembangan selanjutnya untuk mengatasi masalah kesehatan termasuk penyakit di


kenal tiga tahap pencegahan.

1). Pencegahan primer: promosi kesehatan (health promotion) dan perlindungan khusus
(specific protection).

2). Pencegahan sekunder: diagnosis dini dan pengobatan segera (early diagnosis and prompt
treatment), pembatasan cacat (disability limitation).

3). Pencegahan tersier: rehabilitasi Pencegahan primer dilakukan pada masa individu belum
menderita sakit, upaya yang dilakukan ialah: Promosi kesehatan/health promotion yang
ditujukan untuk meningkatkan daya tahan tubuh terhadap masalah kesehatan.
Perlindungan khusus (specific protection): upaya spesifik untuk mencegah terjadinya
penularan penyakit tertentu, misalnya melakukan imunisasi, peningkatan ketrampilan
remaja untuk mencegah ajakan menggunakan narkotik dan untuk menanggulangi stress
dan lain-lain.

Pencegahan sekunder dilakukan pada masa individu mulai sakit Diagnosa dini dan pengobatan
segera (early diagnosis and prompt treatment), tujuan utama dari tindakan ini ialah

1) mencegah penyebaran penyakit bila penyakit ini merupakan penyakit menular, dan
2) untuk mengobati dan menghentikan proses penyakit, menyembuhkan orang sakit dan
mencegah terjadinya komplikasi dan cacat Pembatasan cacat (disability limitation) pada
tahap ini cacat yang terjadi diatasi, terutama untuk mencegah penyakit menjadi
berkelanjutan hingga mengakibatkan terjadinya cacat yang lebih buruk lagi.
Pencegahan tersier Rehabilitasi, pada proses ini diusahakan agar cacat yang di derita tidak
menjadi hambatan sehingga individu yang menderita dapat berfungsi optimal secara fisik,
mental dan sosial.

8. Adalah Yang Mampu menjangkau pelayanan Kesehatan yang bermutu tanpa adanya
hambatan, baik yang bersifat ekonomi, maupun non ekonomi.
Pelayanan Kesehatan bermutu yang dimaksudkan disini adalah pelayanan Kesehatan yang
memuaskan pemakaian jasa pelayanan serta yang diselenggarakan sesuai dengan standar
dan etika pelayanan profesi.

9. Bentuk pelayanan ada 3 :


a. Primary Health Care (Pelayanan Kesehatan Tingkat
Pertama);
Sifat pelayanan kesehatan primer adalah berobat jalan (Ambulatory Services)
pada pasien yang sakit ringan atau masyarakat sehat untuk meningkatkan kesehatannya.
Fasilitas kesehatan untuk mendukung pelayanan kesehatan primer ini seperti
Puskesmas atau klinik.

b. Secondary Helath Care (Pelayanan Kesehatan Tingkat


Kedua);
Pelayanan kesehatan sekunder (secondary health care) bersifat spesialis atau
subspesialis yang dilakukan oleh dokter spesialis dan dokter subspesialis
terbatas. Pelayanan kesehatan sekunder atau tingkat kedua ini ditujukan kepada
masyarakat atau kelompok yang membutuhkan pelayanan jalan atau pelayanan
rawat inap.
Ada pun kriteria sasaran pelayanan kesehatan sekunder ini adalah pasien yang
tidak lagi dapat ditangani oleh pelayanan kesehatan primer.
Fasilitas kesehatan yang dapat memberikan pelayanan kesehatan sekunder ini
seperti rumah sakit tipe C, rumah sakit tipe D seperti RSUD atau rumah sakit
swasta.

c. Tertiary Health Services (Pelayanan Kesehatan Tingkat


Ketiga)
Pelayanan kesehatan tersier (tertiary health care) mengutamakan pelayanan ---
subspesialis dan subspesialis luas yang dilakukan oleh dokter subspesialis dan
dokter subspesialis luas.

Pelayanan kesehatan tingkat tiga ini ditujukan kepada masyarakat yang membutuhkan
pelayanan jalan maupun pelayanan rawat inap (rehabilitasi) pada kelompok atau
masyarakat.

Ada pun kategori pasien yang membutuhkan pelayanan kesehatan tersier ini adalah
mereka yang tidak dapat ditangani pada pelayanan kesehatan sekunder.
Fasiltias kesehatan yang dapat memberikan pelayanan kesehatan tersier atau tingkat
ketiga ini adalah rumah sakit tipe A, rumah sakit tipe B seperti RSUD, RSUP ataupun
rumah sakit swasta.

10. Ruang Lingkup Perawat Anestesi


 Pra anestesi / pembedahan
 Selama anestesi / pembedahan
 Pasca anestesi / pembedahan
 Perawatan gawat darurat
 Perawatan intensif
 Semua pelayanan yang memerlukan perawatan anestesi

Anda mungkin juga menyukai