Hari/Tanggal-
Mata Uji- Course KDK November 2021
Day/Date
NIM :
JAWABAN :
2 . PARADIGMA KEPERAWATAN adalah cara pandang yang mendasar atau cara kita
melihat, memikirkan, memberi makna, menyikapi dan memilih tindakan terhadap
berbagai fenomena yang ada dalam keperawatan. Dengan demikian, paradigma
keperawatan berfungsi sebagai acuan atau dasar dalam melaksanakan praktek
keperawatan (Gaffar, 1997).
2). Nursing is sharing 🡪 berbagi, diskusi dengan antar sesama perawat dan
anggota tim kesehatan lain.
4). Nursing is crying 🡪 menangis, menerima respon emosional dari perawat atau
orang lain sebagai sesuatu hal yang biasa pada situasi senang atau duka.
5). Nursing is believing in others 🡪 percaya org lain, perawat meyakini bahwa
orang lain memiliki hasrat dan kemampuan untuk meningkatkan status
kesehatannya.
4. Peran perawat sesuai dengan Konsorsium ilmu kesehatan tahun 1989, yaitu:
b) Sebagai Advokat
Perawat Berperan sebagai advokat, atau dapat diartikan juga sebagai pelindung pasien.
Dimana seorang perawat harus mampu untuk merahasiakan hal-hal yang tidak boleh
diketahui oleh orang lain, seperti hak-hak privacy pasien dan sebagainya. Seorang perawat
juga harus bertanggung jawab atas keselamatan pasien, Sehingga apapun jenis pelayanan
kesehatan yang diberikan kepada pasien, Maka harus disepakati terlebih dahulu oleh
pasien (dengan terlebih dahulu diberikan penjelasan).
c) Sebagai Edukator
Setiap Keluarga dan pasien yang datang ke pelayanan kesehatan atau rumah sakit
seringkali terlihat bingung dan khawatir, kondisi ini biasanya diakibatkan karena
ketidaktahuan tentang penyakit yang dialami pasien, dan tidak tahu apa yang harus
dilakukan sehingga mereka memerlukan informasi (edukator). Edukator sendiri dapat
diartikan sebagai pemberian informasi kepada pasien atau keluarga, sehingga mereka jadi
paham tentang diagnosa yang menjangkitnya.
Dalam memberikan edukator, perawat harus mampu untuk berkomunikasi secara jelas,
dan mudah dipahami. Terutama dalam pemilihan kata atau kalimat.
d) Sebagai Koordinator
Dalam menjalankan peran perawat sebagai koordinator, maka seorang perawat harus
memiliki konsentrasi dan pemikiran yang baik. Setiap pelayanan yang diberikan kepada
pasien harus terorganisir dan terarah sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan,
sehingga kesembuhan pasien menjadi lebih cepat dan terukur.
Mengkoordinir pelayanan kesehatan dimulai dari tim perawatan terlebih dahulu, membagi
tugas tiap perawat, dan memberikan perawatan sesuai jadwal yang ditentukan. Sehingga
kegagalan perawatan sangat minim.
e) Sebagai Kolaborator
Peran Kolaborator atau kolaborasi, menjadi salah satu bagian yang penting dalam
penyembuhan pasien. Di rumah sakit sendiri, terdapat berbagai profesi untuk membantu
penyembuhan pasien, yaitu seperti (perawat, farmasi, gizi, analis, dan dokter). Sehingga
perawat perlu untuk menyampaikan apa saja yang sedang dialami oleh pasien saat ini,
agar nantinya penanganan atau pemberian pelayanan kesehatan dapatberjalan dengan baik.
Misalnya seperti kolaborator antara perawat dengan tim gizi, yang menyampaikan bahwa
Si A alergi terhadap kacang-kacangan. Sehingga ahli gizi mencarikan makanan pengganti
yang lainnya.
f) Sebagai Konsultan
Perawat juga dapat berperan sebagai konsultan, apalagi perawat merupakan orang yang
paling dekat dengan pasien. Dimana pasien dapat menceritakan berbagai keluh kesahnya,
baik sebelum sakit atau setelah sakit. sehingga perawat dapat memberikan solusi, atau
memberikan dukungan kepada pasien.
Dengan adanya konsultan antara pasien dan perawat, maka masalah yang dialami oleh
pasien akan semakin jelas. Sehingga dapat membantu perawat dalam menentukan masalah
yang dihadapi oleh pasien dan menarik perencanaan yang akan diberikan.
g) Sebagai Pembaharu
Berbagai penyakit yang timbul pada masyarakat semakin hari semakin banyak dan kuat,
sehingga perlu adanya peningkatan pelayanan kesehatan, maka dari itu inilah pentingnya
peran perawat sebagai pembaharu. Dengan adanya perombakan dari sistem pelayanan
kesehatan yang kurang bagus, akan meningkatkan penyembuhan dan pengobatan pasien.
Jadi seorang perawat tidak hanya boleh berdiam diri dan menerima tekhnik perawatan
saja, tetapi harus mampu untuk mengembangkannya menjadi lebih baik.
Uraian kegiatan tugas Penata Anestesi di bawah pengawasan atas pelimpahan wewenang
secara mandat dari dokter spesialis anestesiologi atau dokter lain dalam rangka
membantu pelayanan anestesi.
a. Promosi Kesehatan.
b. Perlindungan khusus (specific protection).
c. Diagnosis dini dan pengobatan segera (early diagnosis and prompt treatment).
d. Pembatasan cacat (disability limitation)
e. Rehabilitasi (rehabilitation).
1). Pencegahan primer: promosi kesehatan (health promotion) dan perlindungan khusus
(specific protection).
2). Pencegahan sekunder: diagnosis dini dan pengobatan segera (early diagnosis and prompt
treatment), pembatasan cacat (disability limitation).
3). Pencegahan tersier: rehabilitasi Pencegahan primer dilakukan pada masa individu belum
menderita sakit, upaya yang dilakukan ialah: Promosi kesehatan/health promotion yang
ditujukan untuk meningkatkan daya tahan tubuh terhadap masalah kesehatan.
Perlindungan khusus (specific protection): upaya spesifik untuk mencegah terjadinya
penularan penyakit tertentu, misalnya melakukan imunisasi, peningkatan ketrampilan
remaja untuk mencegah ajakan menggunakan narkotik dan untuk menanggulangi stress
dan lain-lain.
Pencegahan sekunder dilakukan pada masa individu mulai sakit Diagnosa dini dan pengobatan
segera (early diagnosis and prompt treatment), tujuan utama dari tindakan ini ialah
1) mencegah penyebaran penyakit bila penyakit ini merupakan penyakit menular, dan
2) untuk mengobati dan menghentikan proses penyakit, menyembuhkan orang sakit dan
mencegah terjadinya komplikasi dan cacat Pembatasan cacat (disability limitation) pada
tahap ini cacat yang terjadi diatasi, terutama untuk mencegah penyakit menjadi
berkelanjutan hingga mengakibatkan terjadinya cacat yang lebih buruk lagi.
Pencegahan tersier Rehabilitasi, pada proses ini diusahakan agar cacat yang di derita tidak
menjadi hambatan sehingga individu yang menderita dapat berfungsi optimal secara fisik,
mental dan sosial.
8. Adalah Yang Mampu menjangkau pelayanan Kesehatan yang bermutu tanpa adanya
hambatan, baik yang bersifat ekonomi, maupun non ekonomi.
Pelayanan Kesehatan bermutu yang dimaksudkan disini adalah pelayanan Kesehatan yang
memuaskan pemakaian jasa pelayanan serta yang diselenggarakan sesuai dengan standar
dan etika pelayanan profesi.
Pelayanan kesehatan tingkat tiga ini ditujukan kepada masyarakat yang membutuhkan
pelayanan jalan maupun pelayanan rawat inap (rehabilitasi) pada kelompok atau
masyarakat.
Ada pun kategori pasien yang membutuhkan pelayanan kesehatan tersier ini adalah
mereka yang tidak dapat ditangani pada pelayanan kesehatan sekunder.
Fasiltias kesehatan yang dapat memberikan pelayanan kesehatan tersier atau tingkat
ketiga ini adalah rumah sakit tipe A, rumah sakit tipe B seperti RSUD, RSUP ataupun
rumah sakit swasta.