Anda di halaman 1dari 13

Rosalinda_Muklis

Jadilah Orang Besar dan Kesuksesan akan Mengejarmu


Rabu, 10 Februari 2016
MAKALAH ANTROPOLOGI KESEHATAN IMPLIKASI ANTROPOLOGI DALAM
PRAKTEK KEPERAWATAN

MAKALAH ANTROPOLOGI KESEHATAN

                 IMPLIKASI ANTROPOLOGI DALAM PRAKTEK KEPERAWATAN

DISUSUN OLEH      :
ROSALINDA (200.14.008)

DOSEN PEMBIMBING      :
1.      Drs. WIMPI
2.      TRILLIA., S.pd., M.Kes

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH PALEMBANG
TAHUN AKADEMIK 2014/2015
 
                                                                          BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan
setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Pemeliharaan kesehatan adalah
upaya penaggulangan dan pencegahan gangguan kesehatan yang memerlukan pemeriksaan,
pengobatan dan/atau perawatan termasuk kehamilan dan persalinan. Pendidikan kesehatan
adalah proses membantu sesorang, dengan bertindak secara sendiri-sendiri ataupun secara
kolektif, untuk membuat keputusan berdasarkan pengetahuan mengenai hal-hal yang
mempengaruhi kesehatan pribadinya dan orang lain. Definisi yang bahkan lebih sederhana
diajukan oleh Green dan para koleganya yang menulis bahwa pendidikan kesehatan adalah
kombinasi pengalaman belajar yang dirancang untuk mempermudah adaptasi sukarela
terhadap perilaku yang kondusif bagi kesehatan.
Menjadi seorang tenaga kesehatan (perawat) bukanlah hal yang mudah. Seorang
perawat harus siap fisik maupun mental, karena tugas seorang perawat sangatlah berat. Di
Indonesia ini jumlah perawat memang tidak sedikit, tetapi untuk di pelosok daerah masih
banyak masyarakat yang belum paham akan arti dari profesi tenaga medis. perawat yang siap
mengabdi di kawasan pedesaan, artinya ia juga harus siap dengan konsekuensi yang akan
terjadi. Tak mudah mengubah pola pikir ataupun kebiasaan masyarakat. Apalagi, masalah
proses pertolongan atau penyembuhan. Kehadiran tenaga medis dengan spesialisasi melayani 
masyarakat  di beberapa daerah terpencil  merupakan hal yang baru dan tidak mudah ubtuk
beradtasi dengan budaya dan kebiasaan masyarakat.
Pembangunan kesehatan yang cenderung urban-based harus terus diimbangi dengan
upaya-upaya pelayanan kesehatan yang bersifat rujukan, bersifat luar gedung maupun yang
bersifat satelit pelayanan.  Dengan demikian, pembangunan kesehatan dapat menjangkau
kantong-kantong penduduk risiko tinggi yang merupakan penyumbang terbesar kejadian sakit
dan kematian.  Kelompok-kelompok penduduk inilah yang sesungguhnya lebih
membutuhkan pertolongan karena selain lebih rentan terhadap penyakit, kemampuan
membayar mereka jauh lebih sedikit.
RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dari latar belakang di atas adalah sebagai berikut:
1.      Apa pengertian keperawatan?
2.      Apa pengertian implikasi?
3.      Apa pengertian Transkultural?
4.      Bagaimana implikasi transkultural dalam praktek keperawatan?
TUJUAN
1.      Untuk mengetahui pengertian keperawatan.
2.      Untuk mengetahui pengertian implikasi.
3.      Untuk mengetahui pengertian transkultural.
4.      Untuk mengetahui bagaiman implikasi transkultural dalam praktek keperawatan.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN KEPERAWATAN


Florence Nightingale (1895)
          Keperawatan adalah suatu proses menempatkan pasien dalam kondisi paling baik untuk
beraktivitas.
Martha Roger (1970)
          Keperawatan adalah pengetahuan yang ditujukan untuk mengurangi kecemasan
terhadap pemeliharaan dan peningkatan kesehtan, pencegahan penyakit, perawatan dan
rehabilitasi penderita sakit serta penyandang cacat.

Dorothea Orem (1971)


          Keperawatan ialah proses aksi dan interaksi untuk membantu individu dari berbagai
kelompok umur dalam memenuhi kebutuhannya dan menangani status kesehatan mereka
pada saat tertentu dalam suatu siklus kehidupan.

Callista Roy (1976)


          Keperawatan merupakan disiplin ilmu yang berorientasi kepada praktik keperawatan
berdasarkan ilmu keperawatan, yang ditujukan untuk memberikan pelayanan kepada klien.

Virginia Henderson (1978)


            Perawatan adalah upaya membantu individu baik yang sehat maupun sakit untuk
menggunakan kekuatan, keinginan dan pengetahuan yang dimilikinya sehingga individu
tersebut mampu melaksanakan aktivitas sehari-hari, sembuh dari penyakit atau meninggal
dunia dengan tenang. Tenaga perawat berperan menolong individu agar tidak
menggantungkan diri pada bantuan orang lain dalam waktu secepat mungkin.

Lokakarya Keperawatan (1983)


          Perawatan adalah pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari
pelayanan kesehatan berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-
sosial-spiritual yang menyeluruh ditunjukkan kepada individu, kelompok dan masyarakat
baik sehat maupun sakit yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia.
          Pelayanan keperawatan diberikan akibat adanya kelemahan fisik dan mental,
keterbatasan pengetahuan, sertakurangnya kemauan untuk melaksanakan kegiatan hidup
sehari-hari. Kegiatan dilakukan dalam upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit,
penyembuhan, pemulihan serta pemeliharaan kesehatan dengan penekanan pada upaya
pelayanan kesehatan utama (PHC) sesuai dengan wewenang, tanggung jawab dan kode etik
keperawatan.

International Council of Nursing (1965)


              Perawat adalah seseorang yang telah menyelesaikan program pendidikan
keperawatan, berwenang di negara bersangkutan untuk memberikan pelayanan dan
bertanggung jawab dalam peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit serta pelayanan
terhadap pasien.

V. Henderson (1980)
            Perawat mempunyai fungsi yang unik yaitu, membantu individu baik yang sehat
maupun yang sakit, dari lahir hingga meninggal agar dapat melaksanakan aktivitas sehari-hari
secara mandiri, dengan menggunakan kekuatan, kemauan, atau pengetahuan yang dimiliki.
Oleh sebab itu, perawat berupaya menciptakan hubungan yang baik dengan pasien untuk
menyembuhkan/meningkatkan kemandiriannya. apabila kemandirian tidak berhasil
diciptakan maka perawat membantu mengatasi hambatan. apabila penyakit tidak dapat
disembuhkan dan akhirnya meninggal dunia, maka perawat berusaha agar pasien dapat
meninggal dengan tenang.

Taylor C. Lilis C. Lemone (1989)


                  Perawat adalah seseorang yang berperan dalam merawat dan membantu seseorang
dengan melindunginya dari sakit, luka dan proses penuaan.

Undang-Undang RI. No.23 tahun 1992 Tentang kesehatan


                   Perawat adalah mereka yang memiliki kemampuan dan kewenangan melakukan
tindakan keperawatan berdasarkan ilmu yang dimilikinya, yang diperoleh melalui pendidikan
perawatan.

Undang-Undang RI No.20 tahun 2014 Tentang Praktik Keperawatan 


                 Perawat adalah seseorang yang telah menyelesaikan program pendidikan
keperawatan baik di dalam maupun di luar negeri yang diakui oleh Pemerintah Republik
Indonesia sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

                Perawat vokasional adalah seseorang yang telah lulus pendidikan Diploma III
Keperawatan dan Sekolah Perawat Kesehatan yang terakreditasi dan diakui oleh pejabat yang
berwenang.
        
2.2 PENGERTIAN IMPLIKASI
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
  keterlibatan atau keadaan terlibat (nomina)
Contoh:
~ manusia sbg objek percobaan atau penelitian semakin terasa manfaat dan kepentingannya;
sumber: kbbi3
  yg termasuk atau tersimpul; yg disugestikan, tetapi tidak dinyatakan
Implikasi berfungsi membandingkan antara hasil penelitian yang lalu dengan hasil penelitian
yang baru dilakukan.
Macam-macam implikasi:
1.      Implikasi Teoritis
Pada bagian ini peneliti menyajikan gambar lengkap mengenai implikasi teoretikal
dari penelitian ini.Bagian ini bertujuan untuk meyakinkan penguji pada mengenai kontribusi
terhadap ilmu pengetahuan dalam teori-teori yang digunakan untuk memecahkan masalah
penelitian, tetapi juga implikasinya bagi teori-teori yang relevan dengan bidang kajian utama
yang disajikan dalam model teoretis.
2.      Implikasi Manajerial
Pada bagian ini peneliti menyajian bergagai implikasi kebijakan yang dapat
dihubungkan dengan temuan-temuan yang dihasilkan dalam penelitian ini.Implikasi
manajerial memberikan kontribusi praksis bagi manajemen.

3.      Implikasi Metodologi
Bagian ini bersifat opsional dan menyajikan refleksi penulis mengenai metodologi
yang digunakan dalam penelitiannya.Misalnya pada bagian ini dapat disajikan penjelasan
mengenai bagian-bagian metode penelitian mana yang telah dilakukan dengan sangat baik
dan bagian mana yang relatif sulit serta prosedur mana yang telah dikembangkan untuk
mengatasi berbagai kesulitan itu yang sebetulnya tidak digambarkan sebelumnya dalam
literatur mengenai metode penelitian. Peneliti dapat menyajikan dalam bagian ini
pendekatan-pendekatan yang dapat digunakan dalam penelitian lanjutan atau penelitian
lainnya untuk memudahkan atau untuk meningkatkan mutu dari penelitian

2.3 PENGERTIAN TRANSKULTURAL


Transcultural nursing adalah suatu area/wilayah keilmuwan budaya pada proses
belajar dan praktek keperawatan yang fokus memandang perbedaanh dan kesamaan diantara
budaya dengan menghargai asuhan, sehat, sakit didasarkan pada nilai budaya manusia,
kepercayaan dan tindakan, dan ilmu ini digunakan untuk memberikan asuhan keperawatan
khususnya budaya atau keutuhan budaya kepada manusia (leininger, 2002)

2.4 TRANSKULTURAL DALAM PRAKTEK KEPERAWATAN


A. KONSEP PERILAKU

         Perilaku merupakan basil hubungan antara perangsang (stimulus) dan respon Skinner,
cit. Notoatmojo 1993). Perilaku tersebut dibagi lagi dalam 3 domain yaitu kognitif, afektif
dan psikomotor. Kognitif diukur dari pengetahuan, afektif dari sikap psikomotor dan tindakan
(ketrampilan). 
        Pengetahuan diperoleh dari pengalaman, selain guru, orangtua, teman, buku, media
massa (WHO 1992). Menurut Notoatmojo (1993), pengetahuan merupakan hasil dari tabu
akibat proses penginderaan terhadap suatu objek. Penginderaan tersebut terjadi sebagian
besar dari penglihatan dan pendengaran. Pengetahuan yang cakap dalam koginitif
mempunyai enam tingkatan, yaitu : mengetahui, memahami, menggunakan, menguraikan,
menyimpulkan dan evaluasi. 
        Menurut Notoatmojo (1993) sikap merupakan reaksi yang masih tertutup, tidak dapat
terlihat langsung. Sikap hanya dapat ditafsirkan dari perilaku yang nampak. Azwar (1995)
menyatakan sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek dengan cara
tertentu, bentuk reaksinya dengan positif dan negatif sikap meliputi rasa suka dan tidak suka,
mendekati dan menghindari situasi, benda, orang, kelompok, dan kebijaksanaan social
(Atkinson dkk, 1993). Menurut Harvey & Smith (1997) sikap, keyakinan dan tindakan dapat
diukur. Sikap tidak dapat diamati secara langsung tetapi sikap dapat diketahui dengan cara
menanyakan terhadap yang bersangkutan dan untuk menanyakan sikap dapat digunakan
pertanyaan berbentuk skala. 
        Tindakan dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu predisposisi yang terwujud dalam
pengetahuan, sikap dan kepercayaan (cit. Notoatmojo 1993). Menurut Sarwono (1993)
perilaku manusia merupakan pengumpulan dari pengetahuan, sikap dan tindakan, sedangkan
sikap merupakan reaksi seseorang terhadap stimulus yang berasal dari luar dan dari dalam
dirinya. 
        Perubahan perilaku dalam diri seseorang dapat terjadi melalui proses belajar. Belajar
diartikan sebagai proses perubahan perilaku yang didasari oleh perilaku terdahulu.Dalam
proses belajar ada tiga unsur pokok yang saling berkaitan yaitu masukan (input), proses, dan
keluaran (output) (Notoatmojo 1993). lndividu atau masyarakat dapat merubah perilakunya
bila dipahami faktor-faktor yang berpengaruh terhadap berlangsungnya dan berubahnya
perilaku tersebut. 
        Ada beberapa hal yang mempengaruhi perilaku seseorang, sebagian terletak di dalam
individu sendiri yang disebut faktor intern dan sebagian terletak diluar dirinya yang disebut
faktor ekstern, yaitu faktor lingkungan. 

Azwar (1995) menyatakan bahwa sekalipun diasumsikan bahwa sikap merupakan


predisposisi evaluasi yang banyak menentukan cara individu bertindak, akan tetapi sikap dan
tindakan seringkali jauh berbeda. Hal ini karena tindakan nyata ditentukan tidak hanya oleh
sikap, akan tetapi oleh berbagai faktor eksternal lainnya. Sikap tidaklah sama dengan
perilaku, dan perilaku tidaklah selalu mencerminkan sikap seseorang, sebab seringkali terjadi
bahwa seseorang memperlihatkan tindakan yang bertentangan dengan sikapnya. Sikap
seseorang dapat berubah dengan diperolehnya tambahan informasi tentang objek tersebut,
melalui persuasi serta tekanan dari kelompok sosialnya (Sarwono 1993). 

B. PERILAKU SEHAT DAN PERILAKU SAKIT

Berdasarkan batasan perilaku dari Skiner tersebut, maka perilaku kesehatan adalah suatu
respons seseorang (organisme) terhadap stimulus objek yang berkaitan dengan sakit dan
penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan dan minuman, serta lingkungan. dari batasan
ini, perilaku kesehatan dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

1. Perilaku pemeliharaan kesehatan (health maintanance).

Adalah perilaku atau usaha-usaha seseorang untuk memelihara atau menjaga kesehatan agar
tidak sakit dan usaha untuk penyembuhan bilamana sakit. oleh sebab itu perilaku
pemeliharaan kesehatan ini terdiri dari tiga aspek.
a. Perilaku pencegahan penyakit, dan penyembuhan penyakit bila sakit, serta pemulihan
kesehatan bilamana telah sembuh dari penyakit.
b. Perilaku peningkatan kesehatan, apabila seseorang dalam keadaan sehat. perlu dijelaskan
di sini, bahwa kesehatan itu sangat dinamis dan relatif, maka dari itu orang yang sehatpun
perlu diupayakan supaya mencapai tingkat kesehatan yang seoptimal mungkin.
c. Perilaku gizi (makanan dan minuman). makanan dan minuman dapat memelihara dan
meningkatkan kesehatan seseorang, tetapi sebaliknya makanan dan minuman dapat menjadi
penyebab menurunnya kesehatan seseorang, bahkan dapat mendatangkan penyakit. hal ini
sangat tergantung pada perilaku orang terhadap makanan dan minuman tersebut.

2. Perilaku pencarian dan penggunaan sistem atau fasilitas pelayanan kesehatan, atau sering
disebut perilaku pencairan pengobatan (health seeking behavior) Perilaku ini adalah
menyangkut upaya atau tindakan seseorang pada saat menderita penyakit dan atau
kecelakaan. tindakan atau perilaku ini dimulai dari mengobati sendiri (self treatment) sampai
mencari pengobatan ke luar negeri.

a. Perilaku kesehatan lingkungan 

Adalah bagaimana seseorang merespons lingkungan, baik lingkungan fisik maupun sosial
budaya, dan sebagainya. sehingga lingkungan tersebut tidak mempengaruhi kesehatannya.
dengan perkataan lain, bagaimana seseorang mengelola lingkungannya sehingga tidak
mengganggu kesehatannya sendiri, keluarga, dan masyarakatnya.
Seorang ahli lain (Becker, 1979 : 214) membuat klasifikasi l ain tentang perilaku kesehatan
ini.

b. Perilaku hidup sehat


Adalah perilaku-perilaku yang berkaitan dengan upaya atau kegiatan seseorang untuk
mempertahankan dan meningkatkan kesehatannya. perilaku ini mencakup antara lain :
1) Makan dengan menu seimbang (appropriate diet). menu seimbang di sini dalam arti
kualitas (mengandung zat-zat gizi yang diperlukan tubuh), dan kuantitas dalam arti
jumlahnya cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh (tidak kurang, tetapi juga tidak
lebih). Secara kualitas mungkin di Indonesia dikenal dengan ungkapan empat sehat
lima sempurna.
2) Olahraga teratur, yang juga mencakup kualitas (gerakan), dan kuantitas dalam arti
frekuensi dan waktu yang digunakan untuk olahraga. dengan sendirinya kedua aspek
ini akan tergantung dari usia, dan status kesehatan yang bersangkutan.
3) Tidak merokok. merokok adalah kebiasaan jelek yang mengakibatkan berbagai
macam penyakit. Ironisnya kebiasaan merokok ini, khususnya di Indonesia seolah-
olah sudah membudaya. Hampir 50% penduduk Indonesia usia dewasa merokok.
bahkan dari hasil suatu penelitian, sekitar 15% remaja kita telah merokok. inilah
tantangan pendidikan kesehatan kita.
4) Tidak minum-minuman keras dan narkoba. Kebiasaan minuman keras dan
mengkonsumsi narkoba (narkotik dan bahan-bahan berbahaya lainnya) juga
cenderung meningkat. Sekitar 1% penduduk Indonesia dewasa diperkirakan sudah
mempunyai kebiasaan minuman keras ini.
5) Istirahat cukup. dengan meningkatnya kebutuhan hidup akibat tuntutan untuk
penyesuaian lingkungan modern, mengharuskan orang untuk bekerja keras dan
berlebihan, sehingga kurang waktu istirahat. hal ini dapat juga membahayakan
kesehatan.
6) Mengendalikan stres. Stres akan terjadi pada siapa saja, dan akibatnya bermacam-
macam bagi kesehatan. Lebih-lebih sebagai akibat dari tuntutan hidup yang keras
seperti diuraikan di atas. Kecenderungan stres akan meningkat pada setiap orang. stres
tidak dapat kita hindari, maka yang penting agar stres tidak menyebabkan gangguan
kesehatan, kita harus dapat mengendalikan atau mengelola stres dengan kegiatan-
kegiatan yang positif.
7) Perilaku atau gaya hidup lain yang positif bagi kesehatan, misalnya : tidak berganti-
ganti pasangan dalam hubungan seks, penyesuaian diri kita dengan lingkungan, dan
sebagainya
c. Perilaku sakit (illness behavior)
Perilaku sakit ini mencakup respons seseorang terhadap sakit dan penyakit,
persepsinya terhadap sakit, pengetahuan tentang : penyebab dan gejala penyakit,
pengobatan penyakit, dan sebagainya.
d. Perilaku peran sakit (the sick role behavior)
Dari segi sosiologi, orang sakit (pasien) mempunyai peran, yang mencakup hak-hak
orang sakit (right) dan kewajiban sebagai orang sakit (obligation). Hak dan kewajiban
ini harus diketahui oleh orang sakit sendiri maupun orang lain (terutama keluarganya),
yang selanjutnya disebut perilaku peran orang sakit (the sick role). Perilaku ini
mliputi :
1) Tindakan untuk memperoleh kesembuhan.
2) Mengenal / mengetahui fasilitas atau sarana pelayanan penyembuhan penyakit yang layak.

Mengetahui hak (misalnya : hak memperoleh perawatan, memperoleh pelayanan kesehatan,


dsb) dan kewajiban orang sakit (memberitahukan penyakitnya kepada orang lain terutama
kepada dokter/petugas kesehatan, tidak menularkan penyakit kepada orang lain, dan
sebagainya)

IMPLIKASI TRANSKULTURAL DALAM PRAKTEK KEPERAWATAN

Keperawatan
Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan pada praktik
keperawatan yang diberikan kepada klien sesuai dengan latar belakang  budayanya. Asuhan
keperawatan ditujukan memnadirikan individu sesuai dengan budaya klien.
Strategi yang digunakan dalam asuhan keperawatan adalah perlindungan/
mempertahankan budaya, mengakomodasi/ negoasiasi budaya dan mengubah/ mengganti
budaya klien (Leininger, 1991).

Mempertahankan budaya
Mempertahankan budaya dilakukan bila budaya pasien tidak bertentangan dengan
kesehatan. Perencanaan dan implementasi keperawatan diberikan sesuai dengan nilai-nilai
yang relevan yang telah dimiliki klien sehingga klien dapat meningkatkan atau
mempertahankan status kesehatannya, misalnya budaya berolahraga setiap pagi

Negosiasi budaya
Intervensi dan implementasi keperawatan pada tahap ini dilakukan untuk membantu
klien beradaptasi terhadap budaya tertentu yang lebih menguntungkan
kesehatan. Perawat membantu klien agar dapat memilih dan menentukan budaya
lain yang lebih mendukung peningkatan kesehatan, misalnya klien sedang hamil mempunyai
pantang makan yang berbau amis, maka ikan dapat diganti dengan  sumber
protein hewani yang lain.

Restrukturisasi budaya
Restrukturisasi budaya klien dilakukan bila budaya yang dimiliki merugikan status
kesehatan. Perawat berupaya merestrukturisasi gaya hidup klien yang biasanya merokok
menjadi tidak merokok. Pola rencana hidup yang dipilih biasanya yang lebih menguntungkan
dan sesuai dengan keyakinan yang dianut

Proses keperawatan
Model konseptual yang dikembangkan oleh Leininger dalam menjelaskan asuhan
keperawatan dalam konteks budaya digambarkan dalam bentuk matahari
terbit (Sunrise Model). Geisser (1991). menyatakan bahwa proses keperawatan ini digunakan
oleh perawat sebagai landasan berfikir dan memberikan solusi terhadap masalah klien
(Andrew and Boyle, 1995). Pengelolaan asuhan keperawatan dilaksanakan dari mulai tahap
pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
A.    Pengkajian
Pengkajian adalah proses mengumpulkan data untuk mengidentifikasi masalah
kesehatan klien sesuai dengan latar belakang budaya klien. Pengkajian
dirancang berdasarkan 7 komponen yang ada pada "Sunrise Model" yaitu :
1.      Faktor teknologi (tecnological factors)
Teknologi kesehatan memungkinkan individu untuk memilih atau mendapat
penawaran menyelesaikan masalah dalam pelayanan kesehatan. Perawat perlu mengkaji :
persepsi sehat sakit, kebiasaan berobat atau mengatasi masalah kesehatan, alasan mencari
bantuan kesehatan, alasan klien memilih pengobatan alternatif dan persepsi klien tentang
penggunaan dan pemanfaatan teknologi untuk mengatasi permasalahan kesehatan saat ini.
2.      Faktor agama dan falsafah hidup (religious and philosophical factors)
Agama adalah suatu simbol yang mengakibatkan pandangan yang amat realistis bagi
para pemeluknya. Agama memberikan motivasi yang sangat kuat untuk menempatkan
kebenaran di atas segalanya, bahkan di atas kehidupannya sendiri. Faktor agama yang harus
dikaji oleh perawat adalah : agama yang dianut, status pernikahan, cara pandang klien
terhadap penyebab penyakit, cara pengobatan dan kebiasaan agama yang berdampak positif
terhadap kesehatan.
3.      Faktor sosial dan keterikatan keluarga (kinship and social factors)
Perawat pada tahap ini harus mengkaji faktor-faktor : nama lengkap, nama panggilan,
umur dan tempat tanggal lahir, jenis kelamin, status, tipe keluarga, pengambilan keputusan
dalam keluarga, dan hubungan klien dengan kepala keluarga.
4.      Nilai-nilai budaya dan gaya hidup (cultural value and life ways)
Nilai-nilai budaya adalah sesuatu yang dirumuskan dan ditetapkan oleh penganut
budaya yang dianggap baik atau buruk. Norma-norma budaya adalah suatu kaidah yang
mempunyai sifat penerapan terbatas pada penganut budaya terkait. Yang perlu dikaji pada
faktor ini adalah: posisi dan jabatan yang dipegang oleh kepala keluarga, bahasa yang
digunakan, kebiasaan makan, makanan yang dipantang dalam kondisi sakit, persepsi sakit
berkaitan dengan aktivitas sehari-hari dan kebiasaan membersihkan diri.
5.      Faktor kebijakan dan peraturan yang berlaku (political and legal factors)
Kebijakan dan peraturan rumah sakit yang berlaku adalah segala sesuatu yang
mempengaruhi kegiatan individu dalam asuhan keperawatan lintas budaya (Andrew and
Boyle, 1995). Yang perlu dikaji pada tahap ini adalah : peraturan dan kebijakan yang
berkaitan dengan jam berkunjung, jumlah anggota keluarga yang boleh menunggu, cara
pembayaran untuk klien yang dirawat
6.      Faktor ekonomi (economical factors)
Klien yang dirawat di rumah sakit memanfaatkan sumber-sumber material yang
dimiliki untuk membiayai sakitnya agar segera sembuh. Faktor ekonomi yang harus dikaji
oleh perawat diantaranya : pekerjaan klien, sumber biaya pengobatan, tabungan yang dimiliki
oleh keluarga, biaya dari sumber lain misalnya asuransi, penggantian biaya dari kantor atau
patungan antar anggota keluarga
7.      Faktor pendidikan (educational factors)
Latar belakang pendidikan klien adalah pengalaman klien dalam menempuh jalur
pendidikan formal tertinggi saat ini. Semakin tinggi pendidikan klien maka keyakinan klien
biasanya didukung oleh buktibukti ilmiah yang rasional dan individu tersebut dapat belajar
beradaptasi terhadap budaya yang sesuai dengan kondisi kesehatannya. Hal yang perlu dikaji
pada tahap ini adalah : tingkat pendidikan klien, jenis pendidikan serta kemampuannya untuk
belajar secara aktif mandiri tentang pengalaman sakitnya sehingga tidak terulang kembali.
B.     Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah respon klien sesuai latar belakang
budayanya yang dapat dicegah, diubah atau dikurangi melalui intervensi
keperawatan. (Giger and Davidhizar, 1995). Terdapat tiga diagnosa
keperawatan yang sering ditegakkan dalam asuhan keperawatan transkultural
yaitu : gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan perbedaan kultur,
gangguan interaksi sosial berhubungan disorientasi sosiokultural dan
ketidakpatuhan dalam pengobatan berhubungan dengan sistem nilai yang
diyakini.
C.    Perencanaan dan Pelaksanaan
Perencanaan dan pelaksanaan dalam keperawatan trnaskultural adalah suatu proses
keperawatan yang tidak dapat dipisahkan. Perencanaan adalah suatu proses memilih strategi
yang tepat dan pelaksanaan adalah melaksanakan tindakan yang sesuai denganlatar belakang
budaya klien (Giger and Davidhizar, 1995). Ada tiga pedoman yang ditawarkan dalam
keperawatan transkultural (Andrew and Boyle, 1995) yaitu : mempertahankan budaya yang
dimiliki klien bila budaya klien tidak bertentangan dengan kesehatan, mengakomodasi
budaya klien bila budaya klien kurang menguntungkan kesehatan dan merubah budaya klien
bila budaya yang dimiliki klien bertentangan dengan kesehatan.
a.      Cultural  care preservation/maintenance
1.      Identifikasi perbedaan konsep antara klien dan perawat
2.      Bersikap tenang dan tidak terburu-buru saat berinterkasi dengan klien
3.      Mendiskusikan kesenjangan budaya yang dimiliki klien dan perawat
b.        Cultural careaccomodation/negotiation
1.      Gunakan bahasa yang mudah dipahami oleh klien
2.      Libatkan keluarga dalam perencanaan perawatan
3.      Apabila konflik tidak terselesaikan, lakukan negosiasi dimana kesepakatan berdasarkan
pengetahuan biomedis, pandangan klien dan standar etik.
c.         Cultual care repartening/reconstruction
1.     Beri kesempatan pada klien untuk memahami informasi yang
diberikan dan melaksanakannya
2.      Tentukan tingkat perbedaan pasien melihat dirinya dari budaya kelompok
3.      Gunakan pihak ketiga bila perlu
4.     Terjemahkan terminologi gejala pasien ke dalam bahasa kesehatan yang di pahami oleh
klien dan orang tua.
5.      Berikan informasi pada klien tentang sistem pelayanan kesehatan
Perawat dan klien harus mencoba untuk memahami budaya masing -     masing
melalui proses akulturasi, yaitu proses mengidentifikasi persamaan dan perbedaan budaya
yang akhirnya akan memperkaya budaya budaya mereka.
Bila perawat tidak memahami budaya klien maka akan timbul rasa tidak
percaya sehingga hubungan terapeutik antara perawat dengan klien akan
terganggu. Pemahaman budaya klien amat mendasari efektifitas keberhasilan
menciptakan hubungan perawat dan klien yang bersifat terapeutik.
D.  Evaluasi
Evaluasi asuhan keperawatan dilakukan terhadap keberhasilan klien tentang mempert
ahankan budaya yang sesuai dengan kesehatan, mengurangi budaya klien yang tidak
sesuai dengan kesehatan atau beradaptasi dengan budaya baru yang mungkin sangat
bertentangan dengan budaya yang dimiliki klien. Melalui evaluasi bisa diketahui latar
belakang budaya pasien.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Perawat adalah seseorang yang telah menyelesaikan program pendidikankeperawatan,
berwenang di negara bersangkutan untuk memberikan pelayanan dan bertanggung jawab
dalam peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit serta pelayanan terhadap  pasien.
Implikasi berfungsi membandingkan antara hasil penelitian yang lalu dengan hasil
penelitian yang baru dilakukan.
Transcultural nursing adalah suatu area/wilayah keilmuwan budaya pada proses
belajar dan praktek keperawatan yang fokus memandang perbedaanh dan kesamaan diantara
budaya dengan menghargai asuhan, sehat, sakit didasarkan pada nilai budaya manusia,
kepercayaan dan tindakan, dan ilmu ini digunakan untuk memberikan asuhan keperawatan
khususnya budaya atau keutuhan budaya kepada manusia (leininger, 2002).
Transculturasi dalam praktek keperawatan meliputi
1.      Keperawatan
2.      Mempertahankan budaya
3.      Perilaku sehat-sakit
4.      Negosiasi budaya
5.      Restrukturisasi
6.      Budaya
7.      Proses keperawatan ( pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan dan pelaksanaan dan
evaluasi ).

SARAN
Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca untuk perbaikan di
makalah-makalah selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Cultural Diversity in Nursing, Transcultural Nursing ; Basic Concepts and Case Studies,
Tim penyusun kamus pusat bahasa. 2005. Kamus besar bahasa indonesia. Jakarta: Balai pustaka
Ditelusuri tanggal 09 November 2015
”http://www.google.com/rnc.org/transculturalnursing”
http://Transcultural NursingModels ; Theory and Practice,
http://faizalbnu.blogspot.co.id/2014/10/makalah-implikasi-penggunaan.html
http://ners.unair.ac.id/materikuliah/Keperawatan%20Transkultural-SP.pdf
http://wwwpusink.blogspot.co.id/p/hubungan-antara-lingkungan-dan-perilaku.html
http://dokumen.tips/documents/transkultural-nursing-55c1ea59e1c89.html
Diposting oleh rosa Linda di 05.07 
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
Pinterest
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Posting Lebih BaruPosting LamaBeranda
Langganan: Posting Komentar (Atom)
Mengenai Saya

rosa Linda 
Lihat profil lengkapku
Arsip Blog
 ▼  2016 (43)
o ▼  Februari (43)
 KONSEP DASAR ILMU KOMUNIKASI DALAM
KEPERAWATAN
 MAKALAH SISTEM INFORMASI KESEHATAN
 ASUHAN KEPERAWATAN PADA KASUS CA MAMMAE
 CONTOH PROPOSAL WIRAUSAHA PROGRAM PANGAN
SEHAT PE...
 MAKALAH ANTROPOLOGI KESEHATAN IMPLIKASI
TRANSKULTU...
 MAKALAH ANTROPOLOGI KESEHATAN IMPLIKASI
ANTROPOLOG...
 DIAGNOSA NANDA TOSILITIS
 ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN TONSILITIS
 CONTOH KASUS DALAM KEPERAWATAN BESERTA
JAWABAN
 pengertian dokumentasi keperawatan dan jenis-jenis...
 BENTUK DOKUMENTASI KEPERAWATAN
 PENGERTIAN, SYARAT-SYARAT PEDOKUMENTASIAN
KEPERAW...
 EXAMPLE CORVERSIATION ABOUT SICKNESS CONSULT
 FORMAT PATIENTS FORM
 SISTEM KADERISASI DALAM MUHAMMADIYAH
 PERMUSYAWARATAN DALAM MUHAMADIYAH
 STRUKTUR ORGANISASI DAN KEPEMIMPINAN
MUHAMMADIYAH...
 MUHAMMADIYAH SEBAGAI GERAKAN ISLAM
 PEMENUHAN KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT
 PRINSIP- PRINSIP KOMUNIKASI TERAUPETIK (Damaiyanti...
 KONSEP OKSIGENISASI
 PERUMUSAN DIAGNOSA KEPERAWATAN
 KDM (KEBUTUHAN DASAR MANUSIA) KONSEP
KEBUTUHAN RAS...
 LAPORAN PENDAHULUAN (LP) DHF (Dengue Haemorraghic ...
 ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN AN “ N “DENGAN
KASUS...
 DIAGNOSA KEPERAWATAN Nyeri b.d Radang Pada Parenk...
 Makalah kebutuhan dasar manusia
 KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN KASUS
INTOLERANS...
 Konsep dasar dalam Berbicara untuk presentasi
 konsep Nyeri dan Radang dalam ILmu Patologi
 KONSEP DASAR PATOLOGI
 Etika dalam penerapan ilmu keperawatan
 Menu-menu pada Microsoft word 2007
 Pengertian masyarakat madani
 Paradigma keperawatan
 Bagaimana perencanaan tindakan keperawatan
 Evaluasi dan Validasi keperawatan
 Berpikir Kritis dalam keperawatan
 KONSEP ELIMINASI URINE
 ASUAHAN KEPERAWATAN pada MASALAH KEBUTUHAN
ELIMINA...
 KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN KASUS
INTOLERANSI...
 Artikel Ilmiah (karya ilmiah, tesis dan disertasi)...
 jenis dan topik karangan
Tema PT Keren Sekali. Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai